Transducer Photo Potensiometer Perancangan Hardware Robot Avoider Menggunakan Sensor Sharp Gp2d12 Dan Inframerah Berbasis Mikrokontroler Atmega8535

Tabel 2.2 Jenis-jenis Transducer Kapasitif dan Induktif

c. Transducer Photo

Transducer photo dapat mengubah besar arus listrik jika dikenai cahaya sinar. Arus listrik inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang ingin diukur, misalnya gelap terangnya suatu ruangan. Kondisi lain yang dapat diukur adalah kondisi yang memanfaatkan sinar sebagai bagian utamanya. Ada beberapa jenis Transducer photo dan masing-masing mempunyai prinsip kerja yang berbeda-beda. Berikut ini disajikan tabel jenis jenis Transducer photo berikut prinsip kerja dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Tabel 2.3 Jenis-jenis Transducer photo Jenis Transducer Prinsip Kerja Jenis Penerapan Photoconductive Konduktivitas pada suatu bahan berubah bila terkena cahaya. Photodiode Arus reverse berubah sesuai intensitas cahaya pada diode tersebut. sakelar cahaya, Transducer cahaya. Phototransistor Intensitas cahaya yang jatuh pada transistor photo menyebabkan transistor dalam kondisi cut off atau saturasi. sakelar cahaya Optocoupler Mengubah pulsa menjadi sinar infra merah, sinar infra merah mentriger detector photo. relay, sakelar cahaya

2.1.2.2 Transducer Aktif

Transducer ini tidak memerlukan catu daya eksternal. Transducer ini malah dapat Universitas Sumatera Utara menghasilkan energi listrik. Berikut ini disajikan prinsip kerja dan penerapan Transducer aktif berdasarkan jenis jenisnya. Tabel 2.4 Jenis-jenis Transducer aktif Jenis Transducer Prinsip Kerja Jenis Penerapan Thermokopel dan Thermopile Energi listrik muncul bila sam- bungan dua jenis semikonduktor logam yang berbeda dikenai panas.. Transducer suhu, pancaran panas. Cell Photovoltaic Energi listrik atau tegangan muncul bila sebuah hubungan semikonduktor mendapat pancaran sinar. Transducer cahaya. pembangkit tegangan energi sinar solar cell.

2.2 Transducer Sensor Yang Sering Diaplikasikan Pada Robot

Terdapat berbagai macam sensor yang digunakan dalam teknik robotik. Universitas Sumatera Utara Keberagaman ini juga termasuk dalam hal cara pengukuran dan cara interfacing ke kontroler. Dari segi tipe output dan aplikasinya sensor dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 2.5 berikut ini. Tabel 2.5 Klasifikasi sensor berdasarkan tipe output Output Sensor Contoh aplikasi sensor Biner IO Sensor tactile limit switch, TX-RX infra-merah Analog, misal 0÷5V Sensor temperatur, accelerometer Pulsa, misal PWM Giroskop gyroscope digital Data serial, misal RS232 atau USB Modul Global Positioning System GPS Jalur paralelbus Kamera digital, rotary encoder dilengkapi IC HCTL20002020 Dari sudut pandang robot, sensor dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu sensor lokal on-board yang dipasang di tubuh robot, dan sensor global, yaitu sensor yang diinstall di luar robot tapi masih tapi masih dalam lingkungannya environment dan data sensor global ini dikirim balik ke robot melalui komunikasi nirkabel tanpa kabel. Dalam skala besar contoh sensor global ini adalah kamera yang terpasang pada satelit GPS yang mampu menangkap citra di lingkungan robot jauh dari atas.

2.2.1 Sensor Biner

Sensor biner menghasilkan output 1 atau 0 saja. Setiap perangkat sensor pada Universitas Sumatera Utara dasarnya dapat dioperasikan secara biner dengan menggunakan sistem threshold atau komparasi pada outputnya. Contoh yang paling dasar adalah limit switch yang dioperasikan sebagai sensor tabrakan yang biasa dipasang di bumper robot. Gambar 2.2 adalah contoh rangkaian limit switch yang dikuatkan dengan sebuah gate buffer 74HCT245. Limit switch dapat diganti dengan berbagai komponen sensor sesuai dengan fenomena yang akan dideteksi. Misalnya LDR light dependent resistor, LED infra-merah, resistor NTC Negative Temperature Coefficient atau PTC Positive Temperature Coefficient, dsb. Meskipun pada dasarnya komponen sensor- sensor ini menghasilkan output yang linier namun dapat juga dioperasikan dioperasikan secra ONOFF dengan merangkaikannnya kepada input komparator. Gambar 2.2 Rangkaian limit switch dengan buffer Gambar 2.3 adalah sebuah rangkaian sensor temperatur yang dioperasikan secara ONOFF sebagai pembatas. IC LM35 yang digunakan sebagai komponen sensor bekerja seperti transistor yang resitansi kolektor emitor akan mengecil bila temperatur meninggi. Kaki basis dapat dimanfaatkan untuk offset penguatan jika diperlukan. Dengan membiarkan kaki basis terbuka maka kalibrasi output LM35 cukup mengandalkan Universitas Sumatera Utara pengaturan resistansi pull-up variable resistor VR1. Gambar 2.3 Rangkaian sensor temperatur Contoh dalam gambar 2.4 berikut adalah rangkaian sensor berbasis transmitter-receiver TX-RX infra-merah. Sensor beroperasi secara biner yang outputnya dapat menyatakan “ada 1 atau tidak ada 0” pantulan sinar infra-merah, yang artinya ada obyekhalangan atau tidak. Gambar 2.4 Rangkaian sensor infra merah TX-RX Dengan sedikit modifikasi, rangkaian dalam gambar 2.4 dapat diubah untuk penggunaan sensor berbasis piezolectric, yaitu sensor ultrasonik. Rangkaiannya Universitas Sumatera Utara ditunjukkan dalam gambar 2.5 berikut ini. Gambar 2.5 Rangkaian sensor ultrasonik TX-RX

2.2.2 Sensor Analog

Fenomena analog yang biasa diukur di dalam sistem internal robot berhubungan dengan posisi, kecepatan, percepatan, kemiringankecondongan, dsb. Sedangkan yang diukur dari luar sistem robot banyak berhubungan dengan penetapan posisi kooordinat robot terhadap referensi ruang kerja, misalnya posisi robot terhadap lintang-bujur bumi, posisi obstacle yang berada di luar jangkauan robot, dan sebagainya. Sebagai contoh, sensor GPS yang diinstall di sistem environment yang dapat memberikan data posisi dalam representasi analog ke robot via komunikasi.

a. Potensiometer

Komponen ini adalah sensor analog yang paling sederhana namun sangat berguna untuk mendeteksi posisi putaran, misalnya kedudukan sudut poros aktuator berdasarkan nilai resistansi pada putaran porosnya. Gambar 2.6 berikut ini adalah sebuah potensiometer presisi yang dipasang pada poros sendi lengan robot tangan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6 Potensiometer sebagai sensor posisi Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan potensiometer sebagai sensor analog adalah masalah linearitas output terhadap besaran yang diukurnya. Jika yang diukur adalah sudut maka nilai perubahan resistansi yang direpresentasikan dalam perubahan tegangan output harus berbanding lurus dengan perubahan sudut yang dideteksi. Gambar 2.7 mengilustrasikan keadaan ini. k adalah konstanta konversi tegangan output potensiometer ke besaran sudut. Sebagai misal, Vout mempunyai jangkauan 0÷3V sedang sudut yang diukur adalah 0÷300°, maka perputaran 1° dan 10° adalah setara dengan perubahan tegangan output sebesar, Vout 1° = 13003V = 0,01V Vout 10° = 103003V = 0,1 V Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7 θ vs V out Sinyal output sensor posisi sudut menggunakan potensiometer ini atau komponen sensor posisi linier yang lain dapat dimanipulasi menjadi informasi kecepatan dengan persamaan, 2.1 Dalam Ekspresi untuk pemrograman dapat dituliskan sebagai, 2.2 Misal, jika waktu sampl ing Δt = 0.01 detik, θ t = 3.6 rad, dan θ t-1 = 3.65rad, Maka kecepatan sudutnya saat itu adalah, 2.3

b. Position Sensitive Device PSD