Analisis Kinerja Dan Pengelolaan Anggaran Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Ambar teguh sulistiani (2003:223) penerbit rineka cipta judul sumber daya
manusia 2003
Anwar Prabu Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Cushway Barry. 1996. The Fast-Track BMA Series, Human Resources
Management. PT Elex Media Computindo Gramedia. Jakarta.
https://sites.google.com/site/ Penganggaran Perusahaan/pengertian-Defenisi-Manfaat-Tujuan anggaran. 29 Mei 2014.05.37 A.M
Malayu S.P Hasibuan. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Gunung Agung. Jakarta
Sanusi, Anwar, 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Cetakan Pertama. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Whitmore John. 1997. Coaching For Performance (Seni Mengarahkan Untuk
Mendongkrak Kinerja). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
(2)
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.Para atasan atau manajer sering tidak
memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja telah
merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi krisis yang serius.Kesan –
kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda – tanda
peringatan adanya kinerja yang merosot.
1. Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) : Kinerja (
prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
2. Menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) : Kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”.
3. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja)
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas
tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta waktu
(3)
4. Menurut John Whitmore (1997 : 104) : Kinerja adalah pelaksanaan
fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang,kinerja adalah suatu perbuatan, suatu
prestasi, suatu pameran umum ketrampilan
5. Menurut Barry Cushway (2002 : 1998) : Kinerja adalah menilai
bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah
ditentukan”.
6. Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :
merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya
dalam perusahaan”.
7. Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson Terjamahaan Jimmy
Sadeli dan Bayu Prawira (2001 : 78) : menyatakan bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan
8. Menurut John Witmore dalam Coaching for Perfomance (1997 : 104) :
kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau
suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan
9. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan
dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban
suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan operasional.
10.Mink (1993 : 76) : mengemukakan pendapatnya bahwa individu yang
memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu
(4)
(a) berorientasi pada prestasi
(b) memiliki percaya diri
(c) berperngendalian diri
(d) kompetensi.
3.2 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
1. Menurut Bernardin dan Russel ( 1993 : 379 ) : A way of measuring the contribution of individuals to their organization “. Penilaian kinerja adalah cara mengukur konstribusi individu ( karyawan) kepada organisasi tempat mereka bekerja
2. Menurut Cascio ( 1992 : 267 ) : penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok
3. Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja / jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya
(5)
4. Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan
3.3 Faktor-Faktor Kinerja
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2001 : 82) : faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1. Kemampuan mereka 2. Motivasi
3. Dukungan yang diterima
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan 5. Hubungan mereka dengan organisasi
Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa
kinerjamerupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu
maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh
kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta
keinginan untuk berprestasi. menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa
faktor yang memengaruhi kinerja antara lain :
1. Faktor kemampuan Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai
terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan).
Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahlihannya
2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai
(6)
yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.
Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal
David C. Mc Cleland (1997) seperti dikutip Mangkunegara (2001 : 68),
berpendapat bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan
pencapaian kerja”. Motif berprestasi dengan pencapaian kerja. Motif berprestasi
adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau
tugas dengan sebaik baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja (kinerja)
dengan predikat terpuji
Selanjutnya Mc. Clelland, mengemukakan 6 karakteristik dari seseorang yang
memiliki motif yang tinggi yaitu :
1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi
2. Berani mengambil risiko
3. Memiliki tujuan yang realistis
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan
5. Memanfaatkan umpan balik yang kongkrit dalam seluruh kegiatan kerja
yang dilakukan
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan
Menurut Gibson (1987) ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja :
1. Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga,
(7)
2. Faktor psikologis : persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan
kepuasan kerj
3. Faktor organisasi : struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan,
sistem penghargaan (reward system).
Menurut Kopelman (1988), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah: individual characteristics (karakteristik individual), organizational
charasteristic (karakteristik organisasi), dan work characteristics (karakteristik
kerja). Lebih lanjut oleh Kopelman dijelaskan bahwa kinerja selain dipengaruhi
oleh faktor lingkungan juga sangat tergantung dari karakteristik individu seperti
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, motivasi, norma dan nilai. Dalam
kaitannya dengan konsep kinerja, terlihat bahwa karakteristik individu seperti
kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan suku bangsa, keadaan
sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi sehingga
hal tersebut akan menimbulkan kepuasan bagi pelanggan atau pasien.
3.4 Pengertian Anggaran
1. Glenn A Welsch mendefenisikan anggaran sebagai berikut: Profit
planning and control may be broadly as de fined as sistematic and formalized approach for accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management
2. Dari pengertian di atas, anggaran dikaitkan dengan fungsi-fungsi dasar
manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, koordinasi dan
(8)
mengorganisasi dan mengawasi setiap satuan dan bidang-bidang
organisasional didalam badan usaha.
3. Menurut Gomes (1995, p.87-88) : Anggaran merupakan dokumen yang
berusaha untuk mendamaikan prioritas-prioritas program dengan
sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan. Anggaran menggabungkan suatu
pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka
waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan
untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut
4. Menurut Mulyadi (2001, p.488) : Anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter
standar dan satuan ukuran yang lain yang menvakup jangka waktu satu
tahun
5. Menurut Supriyono (1990, p.15) : Penganggaran merupakan perencanaan
keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar pengendalian
(pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang
6. Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun
berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam
proses penyusunan program. Dimana anggaran disusun oleh manajemen
untuk jangka waktu satu tahun, yang nantinya akan membawa perusahaan
kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber daya yang
ditentukan.
Karakteristik individu selain dipengaruhi oleh lingkungan, juga dipengaruhi oleh:
1. karakteristik orgnisasi seperti reward system, seleksi dan pelatihan,
(9)
2. karakteristik pekerjaan, seperti deskripsi pekerjaan, desain pekerjaan dan
jadwal kerja.
3.5 Tujuan, Manfaat, dan Kelemahan Anggaran
Pada dasarnya bahwa tujuan pokok anggaran adalah memprediksi
transaksi dan kejadia finansial serta nonfinansial dimasa yang akan datang, dan
mengembangkan setiap informasi yang akurat dan bermakna bagi penerima
anggaran.
3.5.1 Tujuan Anggaran
Nafarin (2009:19) tujuan anggaran :
1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan
investasi dana;
2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan;
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat mempermudah pengawasan;
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal;
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran
menjadi lebih jelas dan nyata terlihat;
6. menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
(10)
3.5.2 Manfaat Anggaran
Nafarin (2004:15) Manfaat :
2. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama;
3. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai;
4. Dapat memotivasi pegawai;
5. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai;
6. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu;
7. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan
seefesien mungkin;
3.5.3 Kelemahan Anggaran
1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggaran mengandung
unsur ketidakpastian;
2. Menyusun anggaran yang cermat membutuhkan waktu, uang dan
tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu
menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat;
3. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran
tidak akan efektif.
3.6 Jenis-Jenis Anggaran
Di bawah ini jenis-jenis anggaran beserta pengertiannya secara singkat dan jelas:
1. Anggaran Penjualan
Anggaran ini memuat mengenai rencana penjualan selama periode/waktu anggaran (pada umumnya satu tahun), yang dinyatakan dalam satuan uang
(11)
dan juga kuantitas penjualan.Anggaran ini disusun berdasarkan Proyeksi Penjualan yang dibuat oleh perusahaan. Anggaran Penjualan sering disebut juga sebagai anggaran kunci dalam proses penyusunan anggaran, sebab anggaran tersebut merupakan dasar dari penyusunan jenis-jenis anggaran yang lain, diantaranya yaitu: Anggaran Produksi, Anggaran Kas , Anggaran Biaya Nonproduksi, serta Anggaran Rugi-Laba.Definisi dari anggaran penjualan adalah suatu anggaran yang menerangkan secara terperinci dan juga teliti tentang penjualan perusahaan dimasa dating, dimana didalamnya terdapat rencana tentang jenis-jenis barang, jumlah, harga, waktu maupun tempat penjualan barang tersebut.
2. Anggaran Produksi
Anggaran ini memuat mengenai rencana-rencana unit yang diproduksi selama periode anggaran.Taksiran produksi ini ditentukan berdasarkan rencana penjualan maupun persediaan yang diharapkan. Anggaran produksi merupakan dasar dari penyusunan anggaran biaya produksi, diantaranya yaitu anggaran: biaya overhead pabrik, biaya bahan baku dan juga biaya tenaga kerja langsung. Anggaran produksi dapat juga dipakai sebagai dasar penyusunan Anggaran Persediaan ataupun sebaliknya.
3. Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran ini mengenai taksiran bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi, yang dinyatakan dalam satuan uang dan kuantitas bahan baku. Lalu dari anggaran ini akan diketahui pembelian bahan baku yang dianggarkan,
(12)
4. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran ini mengenai taksiran biaya tenaga kerja langsung selama waktu (priode) anggaran, yang selanjutnya dipakai sebagai dasar dalam penyusunan Anggaran Kas dan Rugi-Laba.Biasanya untuk menyusun perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini dikenal 2 (dua) macam dasar perhitungan, diantaranya upah per unit produk, serta upah per jam.
5. Anggaran overhead pabrik
Anggaran ini mengenai taksiran biaya overhead pabrik selama periode anggaran yang dipakai dalam penyusunan Anggaran kas dan Rugi-Laba.
6. Anggaran Persediaaan
Anggaran ini mengenai persediaan perusahan dalam satu periode (waktu) tertentu. Anggaran persediaan yaitu merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci dan jelas berapa nilai persediaan ada periode yang akan datang. Sedangkan pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu persediaan material persediaan barang setengah jadi, dan juga persediaan barang jadi.
7. Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya pemasaran dan juga anggaran biaya administrasi serta umum yang masing-masing memuat mengenai taksiran biaya pemasaran, biaya administrasi dan juga umum. Anggaran ini juga dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran kas dan rugi-laba.
(13)
8. Anggaran Program
Adalah anggaran operasi yang disusun berdasarkan berbagai program utama perusahaan yang berupa jenis ataupun keluarga produk (misalkan program penelitian dan juga pengembangan).Anggaran program pada umumnya dipakai untuk menganalisis keselarasan diantara berbagai program perusahaan.
9. Anggaran Pertanggung Jawaban
Adalah anggaran operasi yang disusun berdasarkan pusat pertanggung jawaban yang terdapat di dalam perusahaan.Program pertanggung jawaban ini digunakan sebagai alat pengendalian setiap manajer dan juga sebagai pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya.
10. Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran ini berisi mengenai rencana perubahan aktiva tetap perusahaan selama periode (waktu) anggaran. Anggaran ini disusun berdasarkan dari proyeksi penjualan, serta dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran: kas, biaya overhead pabrik, dan biaya nonproduksi.
11. Anggaran Kas
Anggaran ini memuat taksiran sumber dan juga penggunaan kas selama periode (waktu) anggaran.Anggaran ini disusun dari anggaran operasi dan pengeluaran modal, dan juga dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran Neraca.Serta penyusunan anggaran kas bagi suatu perusahaan sangatlah penting sekali, artinya bagi penjagaan likuiditas perusahaan itu.
(14)
12. Anggaran Rugi-Laba
Anggaran ini berisi mengenai taksiran rugi maupun laba perusahaan selam periode (waktu) anggaran.Anggaran rugi-laba ini disusun dari anggaran operasi, danjuga dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran neraca.
13. Anggaran Neraca
Anggaran yang berisi mengenai rencana posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal) perusahaan pada awal dan akhir periode anggaran.Anggaran neraca ini disusun dari anggaran kas dan anggaran rugi-laba, dan dipakai untuk dasar penyusunan anggaran perubahan posisi keuangan.
14. Anggaran Perubahan Posisi Keuangan
Anggaran ini isinyat mengenai rencana perubahan utang, aktiva, modal perusahaan selama periode (waktu) anggaran.Anggaran ini disusun dari anggaran neraca.
3.7 Anggaran sebagai Alat Perencanaan dan Pengawasan
Perencanaan merupakan proses pemanfatan fakta-fakta yang berhubungan
dan asumsi-asumsi masa yang akan datang guna merumuskan langkah- lankah
yang perlu diikuti dalam rangka upaya mencapai tujuan-tujuan yang spesifik.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dengan adanya suatu kita dapat
mengetahui apa yang harus kita lakukan, bagaimana acaranya, kapan waktu yang
tepat untuk melakukannya dan siapa yang harus melakukannya.
Setiap Perusahaan mempunyai tujuan masing-masing.Tujuan ini
bertingkat-tingkat, adanya tujuan jangka pendek dan ada tujuan jangka panjang.Perusahaan harus mempunyai perencanaan yang baik untuk mencapai
(15)
tujuannya, dalam hal ini untuk memperoleh laba yang maksimal. Dengan kata lain
perencanaan merupakan fungsi yang paling utama selain fungsi pelaksanaan dan
fungsi pengawasan.
Dengan adanya perencanaan kita dapat mengawasi pelaksanaan dari suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan bagian yang penting dari proses perencanaan karena anggaran
menentukan kepastian mengenai pengelolaan sumber daya yang ada menuju
pencapaian tujuan.
Anggaran yang direncanakan dengan baik menyelaraskan strategi dari
struktur organisasi, manajemen dan personilnya serta tugas-tugas yang perlu
diselaraskan.Anggaran yang angkanya terlalu tinggi sering kali merupakan tanda
awal bahwa aktifitas tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan.Apabila anggaran menjadi terlalu besar, maka seluruh rencana anggaran mungkin perlu
diperbaik.
Dengan kata lain anggaran merupakan kompas yang menjadi arah dan pedoman
kerja bagi perusahaan untuk mencapai tujuan.
Adapun fungsi anggaran sektur publik dikemukakan oleh Mardiasmo
(2009:63-66) yaitu :
1. Anggaran sebagai alat perencanaan (planning tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai
tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan
tindakan apa yang dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang
dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah
(16)
2. Anggaran sebagai alat pengendalian (control tool)
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana atas
pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan dapat
dipertanggung jawabkan kepada publik.Tanpa anggaran, pemerintah
tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan
pengeluaran.Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa presiden,
menteri, gubernur, bupati, dan manajer publik lainnya dapat
dikendalikan melalui anggaran.Anggaran sektor publik dapat
digunakan untuk mengendaliakan (membatasi kekuasaan) kaum
eksekutif.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal (fiscal tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.Melalui
anggaran tersebut arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi.Anggaran dapat
digunakan untuk mendorong, memfasilitasi, dan mengkoordinasi
kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik (political tool)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan
kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut. Pada sektor publik,
anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen
(17)
untuk kepentingan tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah teknis
akan tetapi lebih merupakan alat politik (political tool)
5. Anggaran sebagai alat Koordinasi dan Komunikasi (coordination and communication tool)
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam proses penyusunan
anggaran. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian
dalam pemerintahan. Anggaran publik yang disusun dengan baik akan
mampu mendeteksi terjadinya ikonsistensi suatu unit kerja dalam
pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu, anggaran publik juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan
eksekutif.Anggaran harus dikomunikasikan keseluruh bagian
organisasi untuk dilaksanakan.
6. Anggaran sebagai alat penilaian Kinerja (performance measurement tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder (eksekutif)
kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran. Kinerja publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil
dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan.Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kerja.
7. Anggaran sebagai alat Motivasi (motifation tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat motivasi bagi manajer dan para
(18)
mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar
dapat memotifasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat challenging
but attainable atau demanding but achieveable. Maksudnya adalah
target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat
dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah
untuk dicapai.
8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik (public sphere)
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan
DPR/DPRD, Masyarakat, LSM, Perguruan tinggi, dan berbagai
organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran
publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba
mempengaruhi anggaran pemerintah untuk kepentingan mereka.
8. Berdasarkan objek
Anggaran disusun berdasarkan jenis pendapatan dan
belanja.Pendapatan terdiri dari penerimaan dalam negeri yang terdiri atas penerimaan pajak dan non pajak. Pendapatan lain adalah
pendapatan hibah dan sebagainya. Belanja diklasifikasikan dalam
belanja pegawai, balanja barang, belanja pemeliharaan, dan
sebagainya.Klasifikasi ini sering digunakan karena relatif sangat
mudah. Akan tetapi, didalam klasifikasi ini tidak diketahui
pertanggungjawaban setiap unit(responsibility centers) dan tingkat
(19)
9. Berdasarkan Organisasi
Anggaran diklasifikasikan berdasarkan unit pemerintah seperti
anggaran departemen pertahanan, anggaran departemen luar negeri dan
seterusnya termasuk unit organisasi dibawahnya. Klasifikasi ini
memungkinkan untuk melihat besar anggaran setiap unit, pencapaian,
serta efisiensi dan efektitasnya akan tetapi klasifikasi tidak untuk
melihat pengalokasian anggaran kepada sasaran-sasaran pembangunan
secara nasional. Kedua,di setiap dapertemen/lembaga negara tidak
memiliki karakteristik yang sama. Ada departemen yang
pendapatannya lebih banyak dan belanja relatif lebih sedikit, seperti
departemen keuangan. Di sisi lain, ada unit yang belanjanya relatif
besar sedangkan pendapatan kecil.
10. Berdasarkan fungsi
Anggaran disusun berdasarkan fungsi belanja di dalam negara seperti didalam sektor pendidikan, sektor sosial, dan seterusnya.Sektor
pendidikan bisa terdapat diberbagai departemen/lembaga Negara, tidak
hanya di departemen pendidikan.Klasifikasi ini umumnya hanya untuk
belanja.
11. Berdasarkan Sifat/Karakter
Anggaran disusun berdasarkan sifat/karakter pendapatan dan belanja
seperti pendapatan dan belanja rutin (current) serta pendapatan dan
(20)
12. Berdasarkan Kehematan
Anggaran disusun berdasarkan skala ekonomisnya.Prioritas belanja
disusun berdasarkan tingkat kebutuhan sesuai dengan kebijakan
nasional mengingat terbatasnya pendapatan Negara.Untuk itu,
didahulukan pendapatan rutin dan belanja rutin kemudian pendapatan
pembagunan (pembiayaan) dan belanja pembangunan sesuai tingkat
dengan tingkat.
Pengawasan harus disadari oleh semua pihak, baik yang mengawasi dan
oleh yang diawasi maupun oleh masyarakat umum.Lebih tegasnya lagi
pengawasan merupakan salah satu unsur penting dalam rangka peningkatan
perdayagunaan aparatur Negara dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah
yang bersih dan wibawa.
Secara umum yang dimaksud dengan pengawasan adalah segala kegiatan
dan tindakan untuk menjamin penyelenggaraan suatu kegiatan yang tidak menyimpang dari tujuan serta rencana yang telah digariskan.“Pengawasan
bertujuan mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan pemerintah dan pembangunan”.
Arif (2007:17) mengemukakan secara umum tujuan pengawasan adalah
untuk menjamin agar pemerintahan daerah berjalan sesuai dengan rencana dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna menciptakan
aparatur pemerintah yang bersih, bebas, korupsi, kolusi dan Nepotisme,
(21)
1. Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
2. Menilai kesesuaian dengan pedoman akuntansi yang berlaku;
3. Menilai apakah kegiatan dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan
efektif;
4. Mendeteksi adanya kecurangan.
3.8 Penyusunan Anggaran Kas Pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Bagan organisasi dan bagan perkiraan perusahaan merupakan kerangka
dasar bagi penyusunan sistem perencanaan dan pengendalian anggaran yang
terkoordinasi dan efisien. Bagan organisasi merumuskan tanggung jawab
fungsional dari para pelaksana dan dengan demikian merupakan dasar untuk
menilai anggaran yang ditetapkan.
Meskipun tanggung jawab terakhir atas anggaran terletak pada manajemen pelaksana atau eksekutif, namun setiap kepala bidang bertanggung jawab atas
penyiapan dan pelaksanaan anggaran departemen masing-masing. Agar sistem
pengendalian anggaran bisa berhasil, maka semua kepala bidang harus dapat
bekerjasama dan memahami perannya bagi keberhasilan sistem anggaran tersebut.
Anggaran yang disusun harus merupakan usaha bersama dari banyak orang yang
bekerjasama dan dokumen yang menjadi dasar untuk bertindak.
Guna mencapai tujuan-tujuan tersebut Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Provinsi Sumatera Utara mengelola anggaran kas yang merupakan penjabaran
program kerja secara lebih terperinci dari masing-masing rencana kerja yang
(22)
oleh bagian program keuangan berdasarkan data setiap bagian. Selanjutnya
program tersebut dijabarkan dengan keadaan rencana kegiatan dan kerja.
Anggaran kas yang dikelolaakan digunakan sebagai pedoman operasi
badan tersebut tentunya tidak akan terlepas dari perencanaan jangka panjang atau
sudah tertuang dalam anggaran strategi yang berangkutan. Pedoman-pedoman
umum yang tertera akan dipergunakan sebagai dasar penyusunan kebijaksanaan
jangka pendek yang akan dirumuskan secara tertulis didalam anggaran statis.
Untuk pengelolaan anggaran kas pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Provinsi Sumatera Utara, terlebih dahulu disusun anggaran penerimaan yang
disusun berdasarkan anggaran pemasukan dan anggaran pengeluaran kas yang
disusun berdasarkan anggaran kebutuhan, anggaran biaya administrasi serta
anggaran biaya lainnya. Pada anggaran penerimaan terdiri dari kas yang diterima
oleh masing-masing bagian.
Sedangkan pada anggaran pengeluaran terdiri dari
pengeluaran-pengeluaran uang kas guna membiayai kegiatan-kegiatan modal kerja,pembayaran
(23)
3.9 Proses Perencanaan dan Pengendalian Penyusunan Anggaran pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Perencanaan Pengendalian
Gambar 3. 9 Struktur Proses Perencanaan dan Pengendalian Pada
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utra
Perencanaan Strategik
Monitoring Aktivitas Sesungguhnya
Anggaran
Investigasi Pembandingan Realisasi dengan
Anggaran Tujuan Jangka
Panjang
Perencanaan Jangka Pendek
Feedback
(24)
3.10 Proses Pengelolaan dan Penyusunan Anggaran pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Gambar 3. 10 Struktur Proses Penyusunan Anggaran Pada
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara Anggaran Pengeluaran
dan Biaya
Rincian Anggaran Pengeluaran dan Biaya
Implementasi Anggaran
(25)
Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial adalah
dengan cara memperbadingkan antara anggaran dan realisasinya dilapangan
apakah berjalan sesuai dengan rencana atau tujuan awal kegiatan yang telah
ditentukan oleh masing-masing bagian, lalu dianalisa apakah program kerja atau
rencana kerja tersebut berhasil atau tidaknya dengan membandingkan dan
mengambil kesimpulan dari apa yang telah terjadi dilapangan.
Realisasi anggaran kas yang disusun oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial
menurut penulis sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari struktur
organisasi yang ada di Dinas Kesejahteraan dan Sosial sudah tersusun dengan
efektif dan efisien.Jika ditinjau dari beberapa keterlibatan beberapa bagian dalam
penyusunan anggaran kas, meurut penulis sudah cukup baik, hal ini sesuai dengan
yang telah diuraikan sebelumnya dimana penysunan anggaran kas dimulai dari
yang paling bawah atau orang yang langsung terjun dalam pelaksanaannya.
Keterlibatan beberapa bagian dalam penyusunan anggaran kas tentunya akan memberikan hasil yang optimal.
Dengan adanya anggaran kas sebagai alat pengawasan, anggaran kas juga
digunakan juga dijadikan sebagai pemacu pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam hal
ini anggaran yang disusun oleh kepala bidang dijadikan sebagai alat penilaian
prestasi kerja atau mendorong setiap bidang untuk meningkatkan keberhasilan
(26)
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan dan Saran
4.1.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang
telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:
.
1. Tingkat Kinerja Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan fungsi berada dalam taraf berkinerja sedang
2. Efisiensi organisasi Dinas Kesejahteraan dan Sosial Sumatera Utara dalam mencapai fungsi pengelolaan Anggaran berada dalam taraf baik
3. Fungsi Anggaran sebagai alat perencanaan benar-benar fungsi dengan baik, karena Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
melakukan banyak pertimbangan dan analisa dalam penyusunan rencana
anggarannya
4. Peran utama Anggaran sebagai alat pengendalian di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah untuk mengontrol seluruh
kegiatan yang dilakukan organisasi agar apa yang telah di rencanakan dan
ditargetkan dapat tercapai, selain itu juga untuk menemukan
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi agar dapat segera
(27)
4.1.2 Saran
1. Untuk meningkatkan efisiensi Dinas dalam pelayanan Sosial perlu
rasionalisasi pegawai dan penataan kembali struktur organisasi Dinas yang ada sekarang yang disesuaikan berdasarkan tuntutan kebutuhan tugas Dinas
2. Sebaiknya Pengelolaan Anggaran yang telah dibuat Perusahaan terbuka
bagi seluruh pegawai, sehingga pegawai juga termotivasi untuk mencapai
target yang telah dianggarkan
3. Analisa yang digunakan dalam memperoleh pendapatan untuk Pengelolaan
dan Penyusunan Anggaran sebainya dilakukan secara seksama, sehingga
setiap kegiatan dapat berjalan dengan baik dan perubahan yang terjadi
dapat direspon dengan cepat dan tepat
4. Penelitian ini belum komprensif, karena hanya melihat kinerja organisasi
dari segi pendekatan proses, maka untuk kebutuhan penelitian berikutnya bagi yang berminat meneliti kinerja dan Pengelolaan Anggaran organisasi dapat menggunakan pendekatan output, yaitu mengukur produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh pemerintah berdasarkan tingkat kepuasaan dan ekspektasi masyarakat yang dilayani.
(28)
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Ringkas Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur
pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di
bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera Utara melalui
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara yang mempunyai tugas pokok
merumuskan kebijakan operasional di bidang Kesejahteraan Sosial dan
melaksanakan sebagian kewenangan dekonsentrasi yang dilimpahkan kepada
Gubernur serta Tugas Pembantuan. Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Provinsi Sumatera Utara beralamat di Jalan Sampul No. 138 Medan.
Pada mulanya, sebelum terbitnya PP Nomor : 5 Tahun 1958 tanggal 28
Januari 1958 (Tentang penyerahan di Lapangan Bimbingan dan Perbaikan Sosial),
Instansi Sosial yang ada di daerah Sumatera Utara adalah Inspeksi Sosial
Republik Indonesia (ISORI). Penyerahan secara nyata tugas di Lapangan
Bimbingan dan Perbaikan Sosial dilakukan pada tanggal 28 Juli 1958 berdasarkan
instruksi bersama Menteri Sosial dan Dewan Pemerintahan Daerah Sumatera
(29)
Selaras dengan PP Nomor : 5 Tahun 1958. Kepala Daerah diserahkan
(dengan status diperbantukan) semua Pegawai Negeri, Tanah, Bangunan dan
Inventaris lainnya dalam lingkup kerja/dikuasai oleh jawatan bimbingan dan
perbaikan sosial (ISORI).
Provinsi Sumatera Utara menjadi Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah.
Perlu dikemukakan bahwa bidang tugas Departemen Sosial pada saat terbit PP.
No. 5 tahun 1958 adalah sebagai berikut:
- Research
- Rehabilitasi Penyandang Cacat
- Urusan Korban Perang
- Urusan Perumahan
- Urusan Transmigrasi
- Urusan Bimbingan dan Perbaikan Sosial
Dengan diterbitkannya PP Nomor : 5 Tahun 1958, urusan yang diserahkan adalah
:meliputi urusan bimbingan dan perbaikan sosial. Penyerahan tugas tersebut
diserahkan berdasarkan “Azas Desentralisasi atau Azas Tugas Pembantuan.
Tugas yang diserahkan atas azas desentralisasi yang menjadi wewenang dan
tanggungjawab daerah sepenuhnya (tugas otonom) adalah:
a. Penyelenggaraan pusat-pusat penampungan bagi anak-anak terlantar
(30)
b. Penyelenggaraan panti asuhan bagi bayi terlantar.
c. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat pertama bagi anak yatim piatu
danterlantar
d. Penyelenggaraan panti asuhan tingkat lanjutan bagi anak yatim piatu yang
terlantar.
e. Penyelenggaraan pusat penampungan bagi orang dewasa terlantar dan
gelandangan (untuk observasi dan seleksi).
f. Penyelenggaraan panti karya tingkat pertama.
g. Penyelenggaraan panti karya tingkat lanjutan.
h. Penyelenggaraan rumah perawatan bagi orang jompo.
i. Memberi bantuan kepada korban bencana alam.
j. Penyelenggaraan usaha sosial ke arah pemberantasan kemiskinan.
k. Pengawasan/bimbingan serta pemberian bantuan/subsidi kepada organisasi masyarakat yang menyelenggarakan usaha tersebut di atas
Tugas yang diserahkan atas Azas Bantuan dalam bidang bimbingan dan perbaikan
sosial tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penyuluhan sosial.
b. Penyelenggaraan bimbingan sosial tahap pemberian pengertian, kesadaran
dan tuntutan teknis pengembangan swadaya masyarakat.
c. Penyelenggaraan pendidikan tenaga sosial, rehabilitasi berkas hukuman.
d. Pengawasan/bimbingan kepada organisasi-organisasi masyarakat yang
menyelenggarakan usaha tersebut di atas.
(31)
Dalam Pelaksanaan Tugas Bimbingan Sosial, selaras keputusan Menteri Dalam
Negeri No.363/1977 tentang susunan organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
2.2 Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap instansi pemerintah tentu mempunyai visi dan misi yang harus
dijalankan dengan tujuan instansi tersebut, butuh waktu untuk mencapai itu
semua, begitu juga pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara,
terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh instansi dapat terwujud.
Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras
yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan oleh
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah
menyelenggarakan program Penyediaan Sarana & Prasarana untuk memperlancar
(32)
2.3 MAKNA LOGO DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PROVINSI SUMATERA UTARA
Gambar 2.3 Logo Pemprov Sumatera Utara
a. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai
beserta perisainya, adalah lambang kebulatan tekad perjuangan rakyat
Provinsi Sumatera Utara melawan imperialisme, kolonialisme, feodalisme
dan komunisme.
b. Batang bersudut lima, perisai dan rantai, melambangkan kesatuan
masyarakat di dalam membela dan mempertahankan Pancasila.
c. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun
padi dan tulisan “SUMATERA UTARA”, melambangkan daerah yang
indah permai, mashur dengan kekakayaan alamnya yang
(33)
d. Tujuh belas, kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat
puluh lima butir padi menggambarkan tanggal, bulan dan tahun
kemerdekaan RI.
e. Tongkat di bawah kepalan tangan, melambangkan watak kebudayaan yang
mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pencinta dan pembela
keadilan.
f. Bukit barisan yang berpuncak lima, melambangkan tata kemasyarakatan
yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan, kegotong-royongan yang dinamis.
g. Motto Daerah , adalah Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia
Berbudaya.
2.4 VISI DAN MISI
Visi dan Misi dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
adalah :
a. Meningkatkan pelayanan sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS).
b. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional dalam bidang
kesejahteraan sosial.
c. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan sosial.
(34)
penyelenggaraan pelayanan sosial dasar.
e. Meningkatkan fasilitasi dan koordinasi pembangunan kesejahteraan sosial.
f. Melestarikan Nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan dan Kejuangan.
g. Meningkatkan upaya pengurangan resiko bencana.
Terwujudnya Masyarakat Sumatera Utara yang Sejarah,,Mandiri” Tujuan
Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara: Membantu Pemerintah
Provinsi Sumatera Utara untuk melaksanakan tugas pembantuan dan
(35)
GAMBAR 2.5
Struktur Organisasi Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Sumber : Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara KEPALA DINAS KESEJAHTERAAN DAN
SOSIAL PROVSU SEKRETARIAT KASUBBAG. KEUANGAN KASUBBAG. UMUM KASUBBAG. PROGRAM KABID. PELAYANAN
REHABILITASI SOSIAL KABID. BANTUAN DAN JAMINAN SOSIAL
KASIE. PELAYANAN REHABILITASI ANAK
DAN LANJUT USIA
KASIE. PEMBINAAN SUMBANGAN SOSIAL KASIE. PELAYANAN REHABILITASI KASIE. PELAYANAN REHABILITASI TUNA SOSIAL KASIE. FASILITASI KORBAN BENCANA KASIE. TINDAK KEKERASAN PEKERJA MIGRAN UPT
( UNIT PELAYANAN TEKNIS ) KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KABID. POTENSI SUMBER KESEJAHTERAAN KABID. PEMBERDAYAAN SOSIAL KASIE. KESETIAKAWANAN KASIE. PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN KASIE. REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH
DAN PEMBERDAYAAN KELUARGA KASIE. KEPAHLAWANAN DAN KEPERINTISAN KASIE. PENYULUHAN SOSIAL KASIE. KELEMBAGAAN SOSIAL MASYARAKAT
(36)
2.6 DESKRIPSI PEKERJAAN ( JOB DESCRIPTION )
Berikut ini adalah Job Description dari setiap Bidang pada Dinas Kesejahteraan
dan Sosial Provinsi Sumatera Utara:
2.6.1 Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial, mempunyai uraian tugas : a. Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan
disiplin, pegawai dilingkungan Dinas
b. Menyelenggarakan pembinaan, sinkronisasi dan pengendalian
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas
c. Menyelenggarakan penetapan perencanaan dan program kegiatan
Dinas, sesuai ketentuan yang berlaku
d. Menyelenggarakan pengkajian dan menetapkan pemberian dukungan
tugas atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang
Kesejahteraan dan Sosial
e. Menyelenggarakan fasilitasi penyelenggaraan program Potensi sumber kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial, pemberdayaan
sosial, pelayanan dan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial
f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi/lembaga
terkait
g. Menyelenggarakan pengkoordinasian penyusunan tugas-tugas teknis
serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, Potensi
sumber kesejahteraan sosial, Pelayanan dan rehabilitasi social.
h. Menyelenggarakan penetapan penyusunan standar, norma-norma dan
(37)
i. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan di bidang kesejahteraan dan sosial
j. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan dengan dinas/lembaga
kesejahteraan dan sosial lintas Kabupaten/Kota
k. Menyelenggarakan tugas lain, yang diberikan Gubernur sesuai tugas
dan fungsinya
l. Menyelenggarakan penetapan penyusunan laporan dan pertanggung
jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah
2.6.2 Sekretariat, menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai
pada lingkup Sekretariat
b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas lingkup Sekretariat.
c. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian
administrasi umum Dinas
d. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian aset Dinas
e. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian
administrasi Kepegawaian Dinas
f. Penyelenggaraan, pengelolaan, penataan, dan pengendalian
administrasi Keuangan Dinas
g. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan
pelaksanaan program dan kegiatan Dinas
h. Penyelenggaraan dan pengkoordinasian kegiatan administrasi UPT
(38)
Sekretaris dibatu oleh :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Program
2.6.3 Kepala Sub Bagian Umum, mempunyai uraian tugas :
a. Melaksanakan pembimbingan dan arahan keada pegawai pada lingkup
SubBagian Umum
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dalam bidang urusan
umum
c. Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada
SubBagian Umum
d. Melaksanakan persiapan dan meneliti, mengadakan dan
mendistribusikan konsep surat dan bahan rancangan perundang-
undangan
e. Melaksanakan pengendalaian dan pemeliharaan kebersihan, keamanan
kantor dan pengelolaan perpustakaan
f. Melaksanakan pengendalian dan fasilitasi rapat, keprotokalan dan
hubungan masyarakat dan pengelolaan perpustakaan mini pada dinas
g. Melaksanakan koordinasi perncanaan kebutuhan asset, perlengkapan
dan peralatan barang bergerak dan tidak bergerak pada dinas
h. Melaksanakan persiapan dan tindak lanjut kelengkapan administrasi,
(39)
gaji berkala, pensiunurusan karpeg, karis/karsu, dan kesejahteraan
pegawai lainnya
i. Melaksanakan pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial dan
penyuluh sosial
j. Melaksanakan persiapan usulan pegawai dalam mengikuti diklat teknis
dan fungsional
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai dengan
tugasnya
l. Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan
2.6.4 Kepala Sub Bagian Keuangan, mempunyai uraian tugas:
a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada pegawai pada
lingkup Sub Bagian Keuangan
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/ bahan dalam bidang urusan keuangan
c. Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada
Sub Bagian Keuangan
d. Melaksanakan penyusunan rencana anggaran Dinas, sesuai ketentuan
yang berlaku
e. Melaksanakan penyusunan satuan biaya kegiatan, sesuai ketentuan
yang berlaku
f. Melaksanakan penelitian kelengkapan dokumen pencairan anggaran
(40)
g. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuang
Dinas
h. Melaksanakan pembukuan, verivikasi dan penghitungan anggaran
Dinas
2.6.5 Kepala Sub Bagian Program, mempunyai uraian tugas :
a. Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada Pegawai pada
lingkup Sub Bagian Program
b. Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data/bahan dalam bidang
urusan program
c. Melaksanakan penyusunan rencana kerja dan program kegiatan pada
Sub Bagian Program
d. Melaksanakan koordinasi persiapan dan pelaksanaan pendataan, analisis data, penyajian data, penyiapan bahan dan pengembangan
sistem informasi potensi kesejahteraan sosial, pemberdayaan sosial,
pelayanan rehabilitasi sosial, bantuan dan jaminan sosial
e. Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyususnan rencana kerja
tahunan, Rencana strategis, Grand design Dinas, kebijakan operasional
dinas
f. Melaksanakan koordinasi penyiapan bahan penyusunanKebijakan
Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara, Rencana Kerja
Anggaran
g. Melaksanakan penyiapan bahan pengembangan sistem informasi
(41)
rehabilitas sosial, bantuan dan jaminan sosial.
h. Melaksanakan persiapan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan
pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan program dan
kegiatan, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
bahan LKPJ dan LPPD Dinas
i. Melaksanakan penyusunan statistik penyelenggaraan kegiatan
perencanaan pada Dinas
j. Melaksanakan pengkoordinasian penyususnan laporan monitoring dan
evaluasi pada Dinas
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris, sesuai bidang
tugasnya
l. Melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan
2.6.6 BidangPotensi Sumber Kesejahteraan Sosial, menyelenggarakan fungsi
a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakan
disiplin pegawai pada lingkup bidang Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial
b. Penyelenggaraan penyusunan standar teknis dalam penyelenggaraan
norma, pedoman, kriteria dan prosedur dalal penggalian,
pengembangan dan pemberdayaan dibidang kepahlawanan,
keperintisan, penyuluhan sosial dan pemberdayaan kelembagaan sosial
(42)
c. Penyelenggaraan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan penggalian
nilai-nilai kepahlawanan dan keperintisan, pengembangan dan
pendayagunaan penyuluhan sosial serta pemberdayaan kelembagaan
sosial masyarakat
d. Penyelenggaraan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan kebijakan teknis
dalam penyelenggaraan Kepahlawanan dan keperintisan penyuluhan
sosial dan kelembagaan sosial masyarakat
e. Penyelenggaraan Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh
Kepala Dinas, sesuai bidang tugas dan fungsinya
f. Penyelenggaraan pemberian masukan yang perlu dalam
penyelenggaraan tugasnya kepada Kepala Dinas, sesuai bidang tugas
dan fungsinya
g. Penyelenggaraan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas, sesuai standar yang ditetapkan
Kepala Bidang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial, dibantu oleh :
a. Seksi Kepahlawanan dan Keperintisan
b. Seksi Penyuluhan Sosial
c. Seksi Kelembagaan Sosial Masyarakat
2.6.7 Bidang Pemberdayaan Sosial, menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, arahan dan penegakkan
(43)
b. Penyelenggaraan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang
Kesejahteraan Sosial, pemberdayaan kesetiakawanan, permberdayaan
fakir miskin dan rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan
keluarga
c. Penyelenggaraan penyusunan standar teknis, norma, pedoman, kriteria
dan prosedur pemberdayaan kesetiakawanan, permberdayaan fakir
miskin dan rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan
keluarga pada Kab./Kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara
d. Penyelenggaraan pembinaan organisasi sosial/ lembaga-lembaga
sosial Kab/kota dalam kegiatan pemberdayaan kesetiakawanan, fakir
miskin dan rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan
keluarga
e. Penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan kesetiakawanan, fakir
miskin dan rehabilitasi sosial daerah kumuh serta pemberdayaan
(44)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang masalah
Pergantian kepemimpinan di pemerintahan Indonesia, sebagian besar banyak
mengalami perubahan di berbagai bidang. Salah satu yang terjadi adalah
perubahan dari pemerintahan yaitu sentralistik, yaitu pemerintahan yang bertujuan
menjadikan bangsa Indonesia lebih maju dan sejahtera secara merata dengan
melakukan analisis kenerja dan pengelolaan anggaran, merubah seluruh tatanan
kehidupan bangsa telah membawa kehidupan bangsa Indonesia kearah perubahan
paradigma secara multi kompleks, termasuk perubahan paradigma dari tatanan
keuangan negara yang transparan, profesional dan akuntabel. Reformasi
pengelolaan keuangan negara ini mencakup adanya keleluasaan di dalam
pengurusan keuangan negara, baik pengurusan keuangan negara di pusat dan
khususnya lebih terasa bagi pemerintahan daerah dalam rangka mengelola sumber
pendapatan.
Berdasarkan keleluasaan dalam pengelolaan keuangan negara maka terjadi
pula perubahan paradigma pengawasan yang semula dilakukan secara vertikal dan
bercirikan sentralistis, hirarkis maka berubah menjadi horizontal kontrol dimana
pengawasan dilakukan secara horizontal oleh DPR dan DPRD, dan berdasarkan
Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang pengelolaan keuangan negara
(45)
dan tanggung jawab agar pengelolaan keuangan negara dapat berjalan sesuai
prosedur dan harapan yang ada.
Pengertian keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun beruapa
barang yang dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan
kewajiban tersebut.
Pada prinsipnya pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah pusat
maupun pemeintah daerah harus dikelola secara tertib, taat para peraturan
perundang-undangan , profresional, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Pengelolaan keuangan negara sebagaimana yang dimaksud adalah mencakup keseluruhan kegiatan mulai
dari perencanaan anggaran, penetapannya, penguasaannya, pengelolaan,
penggunaannya, pengawasan dan pertanggungjawabannya.
Anggaran pendapatan dan belanja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dikelola oleh pemerintah
pusat dan Anggaran pendapatan dan belanja Daerah (APBD) yang dikelola oleh
pemerintah daerah. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat RI., sedangkan APBD adalah
rencana tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD.
APBN dan APBD serta perubahannya dan pertanggungjawaban dari pelaksanaannya setiap tahun ditetapkan dengan Undang-undang.Disamping itu
(46)
semua penerimaan dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam tahun
anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN/APBD.
Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran
negara tahun anggaran berikutnya, atau pada tahun yang bersangkutan engan
catatan adanya revisi anggaran bila memungkinkan. Dalam hal surplus
penerimaan negara sebagaimana dimaksud di atas yang akan digunakan untuk
membentuk dana cadangan atau penyertaan pada perusahaan negara, atau
digunakan untuk pembayaran hutang, ataupun untuk program kemakmuran rakyat
yang memberikan prospektif bagi regenerasi pelaksanaannya harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari DPR/DPRD.
1.2. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam hal ini penulis membuat perumusan
masalah yaitu sebagai berikut :
A. Masalah pokok yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah : “apakah anggaran yang disusun dan digunakan oleh dinas kesejahteraan dan sosial
Provinsi Sumatera Utara, telah berfungsi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti adalah sebagai berikut :
A. Menambah pengetahuan dan wawasan pemikiran penulis tentang
Analisis Kinerja dan Pengelolaan Anggaran pada Dinas Kesejahteraan
(47)
B. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan anggaran pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi
Sumatera Utara
C. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi peneliti (rekan-rekan
mahasiswa) yang akan membahas masalah denga topik yang sama.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah :
A. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat memberikan referensi dalam
bidang keuangan khususnya mengenai pengukuran kinerja pengelolaan
anggaran Dinas Kesejahteraan dan Sosial PemProv Sumatera Utara
B. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dalam bidang keuangan serta
meningkatkan kemampuan analisis kinerja pengelolaan anggaran Dinas Kesejahteraan dan Sosial PemProv Sumatera Utara.
C. Bagi pemerintahan dalam hal ini untuk bagian keuangan Dinas
Kesejahteraan dan Sosial di harapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran didalam menentukan kebijakan pengelolaan dan peningkatan
kinerja dalam pengelolaan anggaran PemProv Sumatera Utara.
1.5 Metode Penelitian Laporan Tugas Akhir
Untuk mendapatkan mengumpulkan data sesuai dengan metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:
(48)
Pada tahapan ini penulis melakukan berbagai persiapan mulai dari
penentuan judul, penentuan tempat Penelitian Laporan Tugas Akhir,
mencari bahan untuk pembuatan proposal dan juga konsultasi dengan
dosen.
B. Studi Literatur
Dalam hal ini penulis mengumpulkan alat-alat dan bahan yang
dibutuhkan seperti buku- buku yang berhubungan dengan Analisis
Kinerja dan Pengelolaan anggaran.
C.Observasi Lapangan
Melakukan peninjauan dan pengamatan yang sesuai dengan data-data
yang ada pada instansi bersangkutan mengenai judul dari Laporan
Tugas Akhir.
D. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data mengenai
Analisis Kinerja dan Pengelolaan Anggaran.
E. Analisis dan Evaluasi data
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data-data yang
(49)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALISIS KINERJA DAN PENGELOLAAN ANGGARAN DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PEMERINTAH PROVINSI
SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan oleh :
ANWAR 122101023
DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(50)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : ANWAR
NIM : 122101023
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS KINERJA DAN PENGELOLAAN
ANGGARAN DINAS KESEJAHTERAAN DAN SOSIAL PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA
Tanggal : November 2015 DOSEN PEMBIMBING
Dra. Lucy Anna, M.Si
NIP. 19510421 197603 2 003
Tanggal : November 2015 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Syafrizal Helmi Situmorang, S.E., M.Si
NIP. 19760214200501 1 002
Tanggal : November 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS
Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001
(51)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan ridhaNya
kepada penulis sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kinerja dan
Pengelolaan Anggaran pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara” dapat terselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Studi Pendidikan
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat
dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Azhar maksum, M.Ec,Ac Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumtera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si Dosen pembimbing Magang dan Ketua
Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program
Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(52)
4. Ibu Dra. Lucy Anna M,Si, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pengajar Program Studi Diploma
III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
6. Teristimewa Keluarga penulis, Hamdan Lubis dan Nursaidah Nasution,
Muhibbah Lubis S.Pd, Rizky Anisya Lubis, Azis Akbar Lubis yang selama ini telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
7. Nurcahyani Amanda Putri yang selama ini telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat penulis Dirga Anugrah, Rahmat Saleh Hsb, Septian Abdi Pratama, Madi Tumanggor, Rendo Y Sinulingga, Fikram Arianta SK, Frisky Agashi S, Arif mulia Darma HSB, Moses Sirait, yang selama ini telah memberikan semangat dukungan dan motivasi
kepada penulis
9. Bapak Kepala Dinas dan seluruh pegawai Dinas Kesejahteraan dan
Sosial Provinsi Sumatera Utara yang telah membantu penulis selama melakukan magang dan riset di perusahaan tersebut.
(53)
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan, maka dengan kerendahan hati penulis
menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan Tugas
Akhir ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, November 2015
Anwar
(54)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ...i
DAFTAR ISI ... ...iii
DAFTAR GAMBAR ... ...v
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah ... 1
1.2
Perumusan Masalah ... 3
1.3
Tujuan Penelitian ... 4
1.4
Manfaat Penelitian ... 4
1.5
Metode Penelitian Laporan Tugas Akhir ... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Ringkas Perusahaan/Instansi ... 6
2.2 Kinerja Kegiatan Terkini... 9
2.3 Makna Logo Perusahaan/Instansi ... 10
2.4 Visi dan Misi ... 11
2.5 Struktur Organisasi... 13
2.6 Deskripsi Pekerjaan ( Job Description ) ... 14
2.6.1 Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial ... 14
2.6.2 Sekertariat ... 15
2.6.3 Kepala Kasubag Umum ... 16
2.6.4 Kepala Kasubag Keuangan ... 17
2.6.5 Kepala Kasubag Program ... 18
2.6.6 Bidang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ... 19
(55)
Halaman
2.6.7 Bidang Pemberdayaan Sosial ... 20
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Kinerja ... 22
3.2 Penilaian Kinerja ... 24
3.3 Faktor-Faktor Kinerja... 25
3.4 Pengertian Anggaran ... 28
3.5 Tujuan, Manfaat, dan Kelemahan Anggaran ... 29
3.5.1 Tujuan Anggaran ... 30
3.5.2 Manfaat Anggaran ... 30
3.5.3 Kelemahan Anggaran ... 31
3.6 Jenis-Jenis Anggaran ... 31
3.7 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan ... 35
3.8 Penyusunan Anggaran Kas Pada Instansi ... 42
3.9 Proses Penyusunan Anggaran ... 44
3.10 Struktur Proses Penyusunan Anggaran ... 45
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan dan Saran ... 47
4.1.1 Kesimpulan ... 48
(56)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 2.3 LOGO DINAS KESEJHTERAAN DAN SOSIAL ... 10
GAMBAR 2.5 STRUKTUR ORGANISASI ... 13
GAMBAR 3.9 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN ... 44
GAMBAR 3.10 STRUKTUR PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN ... 45
(1)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan ridhaNya kepada penulis sehingga Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Kinerja dan Pengelolaan Anggaran pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Pemerintah Provinsi Sumatera Utara” dapat terselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Studi Pendidikan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr. Azhar maksum, M.Ec,Ac Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumtera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si Dosen pembimbing Magang dan Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(2)
4. Ibu Dra. Lucy Anna M,Si, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pengajar Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 6. Teristimewa Keluarga penulis, Hamdan Lubis dan Nursaidah Nasution,
Muhibbah Lubis S.Pd, Rizky Anisya Lubis, Azis Akbar Lubis yang selama ini telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
7. Nurcahyani Amanda Putri yang selama ini telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis.
8. Sahabat-sahabat penulis Dirga Anugrah, Rahmat Saleh Hsb, Septian Abdi Pratama, Madi Tumanggor, Rendo Y Sinulingga, Fikram Arianta SK, Frisky Agashi S, Arif mulia Darma HSB, Moses Sirait, yang selama ini telah memberikan semangat dukungan dan motivasi kepada penulis
9. Bapak Kepala Dinas dan seluruh pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara yang telah membantu penulis selama melakukan magang dan riset di perusahaan tersebut.
(3)
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan, maka dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Medan, November 2015
Anwar
(4)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... ...i
DAFTAR ISI ... ...iii
DAFTAR GAMBAR ... ...v
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 4
1.4Manfaat Penelitian ... 4
1.5Metode Penelitian Laporan Tugas Akhir ... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Ringkas Perusahaan/Instansi ... 6
2.2 Kinerja Kegiatan Terkini... 9
2.3 Makna Logo Perusahaan/Instansi ... 10
2.4 Visi dan Misi ... 11
2.5 Struktur Organisasi... 13
2.6 Deskripsi Pekerjaan ( Job Description ) ... 14
2.6.1 Kepala Dinas Kesejahteraan dan Sosial ... 14
2.6.2 Sekertariat ... 15
2.6.3 Kepala Kasubag Umum ... 16
2.6.4 Kepala Kasubag Keuangan ... 17
2.6.5 Kepala Kasubag Program ... 18
2.6.6 Bidang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ... 19
(5)
Halaman
2.6.7 Bidang Pemberdayaan Sosial ... 20
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Kinerja ... 22
3.2 Penilaian Kinerja ... 24
3.3 Faktor-Faktor Kinerja... 25
3.4 Pengertian Anggaran ... 28
3.5 Tujuan, Manfaat, dan Kelemahan Anggaran ... 29
3.5.1 Tujuan Anggaran ... 30
3.5.2 Manfaat Anggaran ... 30
3.5.3 Kelemahan Anggaran ... 31
3.6 Jenis-Jenis Anggaran ... 31
3.7 Anggaran Sebagai Alat Perencanaan ... 35
3.8 Penyusunan Anggaran Kas Pada Instansi ... 42
3.9 Proses Penyusunan Anggaran ... 44
3.10 Struktur Proses Penyusunan Anggaran ... 45
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan dan Saran ... 47
4.1.1 Kesimpulan ... 48
(6)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 2.3 LOGO DINAS KESEJHTERAAN DAN SOSIAL ... 10
GAMBAR 2.5 STRUKTUR ORGANISASI ... 13
GAMBAR 3.9 PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN ... 44