39
Gambar 4.21. Grafik beda temperatur empat TEG127 –40B disusun seri terhadap beban
15 Ω, 22 Ω, Dan 33 Ω.
Dari grafik terlihat bahwa beda temperatur yang dihasilkan stabil. Ketika sepeda motor mulai dinyalakan terjadi penambahan beda temperatur secara
bertahap hingga mencapai nilai yang konstan. Setelah sepeda motor dimatikan maka beda temperatur akan mulai menurun secara bertahap pula. Walaupun
percobaan ini dilakukan di luar ruangan seperti halnya percobaan yang memanfaatkan sinar matahari, beda temperatur tidak begitu terpengaruh
lingkungan sekitar. Hal ini disebabkan beda temperatur yang dihasilkan ketika memanfaatkan sumber panas knalpot cukup besar.
4. 3. 2. Analisis Tegangan Keluaran dan Arus Keluaran
Seperti halnya pada pembahasan yang sebelumnya, nilai tegangan keluaran dan arus keluaran dipergunakan untuk mencari nilai hambatan dalam
TEG127 –40B. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.22 sampai Gambar 4.24.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
4 5
9 1
3 5
1 8
2 2
5 2
7 3
1 5
3 6
4 5
4 5
4 9
5 5
4 5
8 5
6 3
6 7
5 7
2 7
6 5
8 1
8 5
5 9
9 4
5 9
9
P e
rb e
d a
a n
T e
m p
e ra
tu r
C
Waktu s
15 22
33
Mesin motor dimatikan
Hambatan Beban
40
Gambar 4.22. Grafik hambatan dalam satu TEG127 –40B.
Gambar 4.23. Grafik hambatan dalam empat TEG127 –40B disusun paralel.
y = -2.518x + 0.555 R² = 0.849
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
T e
g a
n g
a n
V
Arus A
y = -0.494x + 0.527 R² = 0.984
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
T e
g a
n g
a n
V
Arus A
41
Gambar 4.24. Grafik hambatan dalam empat TEG127 –40B disusun seri.
Seperti pada percobaan sebelumnya, nilai tegangan keluaran diperoleh dari pengukuran dan nilai arus keluaran dihitung menggunakan rumus.
Perkiraan nilai hambatan dalam TEG127 –40B didapat dari hubungan linear
antara tegangan keluaran dan arus keluaran. Hambatan dalam satu TEG127 –
40B seperti pada Gambar 4.22 sebesar 2, 518 Ω. Sedangkan ketika empat
TEG127 –40B disusun paralel maka hambatan dalam akan mengecil menjadi
0, 494 Ω dan saat empat TEG127–40B disusun seri maka hambatan dalam akan
membesar menjadi 7, 047 Ω. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.23 dan
Gambar 4.24. Hasil ini hampir linear sebab nilai R
2
dari grafik mendekati 1.
4. 3. 3. Analisis Daya Keluaran
Besarnya daya keluaran diperoleh melalui perhitungan sama seperti pada pembahasan sebelumnya. Setelah percobaan, untuk memperoleh daya optimal
dipilih hambatan beban sebesar 1 Ω, 0,68 Ω, dan 10 Ω berturut – turut saat satu
TEG127 –40B, empat TEG127–40B tersusun paralel, dan empat TEG127–40B
tersusun seri. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.25 sampai Gambar 4.27.
y = -7.047x + 1.934 R² = 0.993
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
T e
g a
n g
a n
V
Arus A
42
Gambar 4.25. Grafik daya keluaran satu TEG127 –40B.
Gambar 4.26. Grafik daya keluaran empat TEG127 –40B disusun paralel.
0.000000 0.005000
0.010000 0.015000
0.020000 0.025000
10 20
30 40
50 60
70 80
D a
y a
W
Beda Temperatur C
0.000000 0.020000
0.040000 0.060000
0.080000 0.100000
0.120000 0.140000
0.160000
10 20
30 40
50 60
70 80
90
D a
y a
W
Beda Temperatur C
43
Gambar 4.27. Grafik daya keluaran empat TEG127 –40B disusun seri.
Sama seperti pada percobaan yang memanfaatkan sinar matahari, pada percobaan ini ditemukan nilai daya keluaran lebih dari satu macam untuk satu
nilai beda temperatur meskipun beda temperatur lebih stabil. Pada percobaan ini jangkuan nilai daya yang dihasilkan tidak terlalu besar sebab beda
temperatur antara sisi panas dan sisi dingin themoelectic generator lebih stabil.
4. 4. Pengujian Memanfaatkan Sumber Panas Setrika Listrik