27
dan masih banyak Negara yang tetap mempertahankan sistem pemberian izin, sensor dan pengendalian terhadap film.
8
Film mengalami integrasi besar-besaran dengan media lainnya, terutama dengan penerbit buku, musik popular, dan bahkan
dengan televisi sendiri. Terlepas dari kenyataan menurunnya
jumlah penonton film, justru mampu mencapai kekhususan tertentu, yakni sebagai sarana pameran bagi media lain dan sebagai sumber
budaya yang berkaitan erat dengan buku, film kartun, bintang televisi dan film seri serta lagu. Dengan demikian dewasa ini film
berperan sebagai pembentuk budaya massa, bukan semata-mata mengharapkan media lainnya sebagaimana peran film pada masa
kejayaannya yang lalu. McQuail, 2005:15
2.2.2 Film sebagai Media yang Berpengaruh
Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan
pendidikan. Dalam ceramah-ceramah penerangan pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat pembantu untuk memberikan
penjelasan Effendy 1993 : 209.
8
http:mengaisilmu.blogspot.com200907sejar-perfilman.html
28
Sebagai salah satu bentuk media massa, film dinilai paling berpengaruh terhadap kejiwaan para penontonnya. Pertama-tama
disebabkan oleh suasana didalam gedung bioskop sendiri dan keduanya dikarenakan sifat dari media massa itu sendiri.
9
Suasana bioskop membuat para penonton memusatkan segenap perhatian dan mencurahkan seluruh perasaannya kepada
film itu. Tak ada pengaruh lain yang menganggu perhatiannya. Dalam keadaan bioskop yang gelap, penonton dapat tertawa
sekenanya, menangis sepuasnya, duduk senang semuanya tanpa gangguan siapapun. Tak ada orang yang melihatnya dan
menegurnya.
10
Dalam hal ini orang-orang film pandai selalu menimbulkan emosi penonton. Teknik perfilman, baik peralatannya maupun
pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar-gambar yang semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap dalam gedung
bioskop itu penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah-olah benar-benar terjadi dihadapannya.
11
9
http:icalsensei.multiply.comreviewsitem94
10
http:www.imdb.comtitlett0770710
11
http:id.wikipedia.orgwikiWikipedia:Kutip_sumber_tulisan
29
Sehubungan dengan itu dalam ilmu jiwa social terdapat gejala apa yang disebut identifikasi psikologis. Dalam melihat atau lebih
tegas lagi, dalam menghayati sebuah film kerap kali penonton menyamakan mengidentifikasikan seluruh pribadinya dengan salah
seorang pemegang peranan dalam film itu. Ia bukan saja dapat memahami atau merasakan apa yang dipikirkan atau dialami
pemain itu dalam menjalankan peranannya, tetapi lebih lagi dari pada itu : antara pemain dan penonton hamper tidak ada lagi
perbedaan Effendy 1993 : 207.
2.2.3 Kualitas Film