kepentingan.Pembicaraan tahap ketiga ini untuk menemukan kesepakatan baik mengenai materi muatan maupun rumusan-rumusannya.
Di dalam praktik perbicaraan tahap ketiga inilah secara rill membuat Peraturan daerah. Pada pembicaraan tahap ketiga wakil-wakil fraksi dan pemerintah merumuskan kembali
semua kesepakatan yang akan disetujui DPRD dan pada pembicaraan tahap ketiga peranan individual anggota DPRD menonjol. Diskusi, perdebatan, dan permusyawaratan
sangat intensif dan mendalam. 4. Pembicaraan Tahap Keempat sidang paripurna
Pembicaraan tahap keempat merupakan terakhir yang diadakan dalam rangka pengambilan keputusan persetujuan DPRD atas rancangan peraturan daerah, dalam
sidang ini akan didengar: a. Laporan hasil kerja komisi, atau gabungan komisi atau panitia khusus;
b. Pendapat akhir fraksi sebagai pengantar persetujuan dewan; dan c. Sambutan kepala daerah.
Prinsip utama yang dianut oleh semua sistem hukum adalah hukum itu dapat dikomunikasikan terhadap masyarakat.Apabila suatu aturan hukum dalam bentuk
peraturan daerah tersebut tidak dapat dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat, berarti peraturan daerah tersebut tidak dapat memengaruhi tingkah laku masyarakat.
3. Tahap Pengundangan Peraturan Daearah
Perda yang telah ditetapkan, selanjutnya diundangkan dengan menempatkan dalam Lembaran Daerah oleh Sekretaris Daerah, sedangkan Penjelasan Peraturan daerah dicatat dalam
Tambahan Lembaran Daerah oleh Sekretaris Daerah atau oleh Kepala Bagian hukum. Pengundangan Peraturan daerah dalam Lembaran Daerah dimaksudkan sebagai syarat hukum
agar setiap orang mengetahuinya. Lembaran daerah adalah penerbitan resmi yang digunakan untuk mengundangkan peraturan daerah dan Keputusan Kepala Daerah, sedangkan Berita
Daerah adalah penerbitan resmi pemerintah daerah yang digunakan untuk mengumumkan peraturan daerah, keputusan kepala daerah dan keputusan kepala daerah tertentu.
Pengundangan Peraturan Daerah dilakukan dalam Lembaran Daerah.Sekretaris Daerah menandatangani pengundangan Perda dengan membubuhkan tanda tangan pada naskah
Peraturan Daerah tersebut. Pengundangan ini penting karena Peraturan Perundang-undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal diundangkan, kecuali ditentukan
lain dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan. Pengundangan Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Barat dilakukan Sekretaris Daerah dan
DPRD tidak ikut serta melakukan pengundangan Peraturan Daerah tersebut. Serupa yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Lele L. Ari selaku Wakil Ketua Pansus DPRD Kabupaten Sumba
Barat menyatakan: “Dalam hal pengundangan suatu Peraturan Daerah, DPRD tidak ikut serta karena pengundangan
tersebut merupakan tugas dari Sekretaris Daerah”.
4. Tahap Sosialisasi Peraturan Daerah
Meskipun Peraturan daerah telah diundangkan dalam Lembaran Daerah, namun belum cukup menjadi alasan untuk menganggap bahwa masyarakat telah mengetahui eksistensi
Peraturan daerah tersebut.Oleh karena itu peraturan daerah yang telah disahkan dan diundangkan tersebut harus pula disosialisasikan.Penyebarluasan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan
Daerah KabupatenKota yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara dilakukan bersama oleh DPRD dan Pemerintah Daerah KabupatenKota. Metode Sosialisasi dapat dilakukan dengan
cara:
1. Pengumuman melalui berita daerah RRI, TV daerah oleh oleh Kepala Bagian HukumKabupatenKota.
2. Sosialisasi secara langsung oleh Kepala Biro HukumKepala Bagian Hukum atau dapat puladilakukan oleh unit kerja pemrakarsa, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya
Masyarakat yang berkompeten. 3. Sosialisasi melalui seminar dan lokakarya Seminola.
4. Sosialisasi melalui sarana internet.Untuk ini Pemerintah Daerah dan DPRD hendaknya memiliki fasilitas web site agar masyarakat mudah mengakses segala perkembangan
kegiatan kedua lembaga. Dalam prakteknya sosialisasi peraturan daerah yang telah diundangkan dilakukan oleh
DPRD Kabupaten Sumba Barat dengan bantuan sekretariat DPRD Kabupaten Sumba Barat bersama-sama Kepala Bagian Hukum pada Sekretariat Daerah Kabupaten Sumba Barat atau
perwakilannya. Sosialisasi dilakukan di setiap Kantor Kecamatan Kabupaten Sumba Barat dengan mengundang Ketua RT, Ketua RW, Kepala DesaLurah, dan tokoh-tokoh
masyarakat.Sosialisasi yang demikian ternyata belum efektif untuk menjamin agar masyarakat mengetahui peraturan daerah yang baru. Kenyataan saat ini banyak masyarakat Kabupaten
Sumba Barat yang tidak mengetahui peraturan daerah apa saja yang telah dihasilkan oleh DPRD Kabupaten
Sumba Barat
meskipun masyarakat tersebut
juga sebagai
pemangku kepentingan.Namun hal ini berdasarkan pengamatan dan wawancara bersama Agustinus Kaka,
SH, Anggota DPRD Komisi C sebagai Ketua Badan Legislasi DPRD Kabupaten Sumba Barat, di Kantor DPRD Kabupaten Sumba Barat, 23 Agustus 2013 mengakui ketentuan itu dijalankan
secara tidak maksimal
11
.
11
Wawancara dengan Agustinus Kaka, SH, Anggota DPRD Komisi C sebagai Ketua Badan Legislasi DPRD Kabupaten Sumba Barat, 23 Agutus 2013
Ini menandakan tidak efektifnya sosialisasi peraturan daerah yang dilakukan pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Sumba Barat. Salah satu penyebab lain adalah kurangnya kesadaran
politik masyarakat yang rendah karena tingkat pendidikan atau karena prioritas hidup sebagian besar masyarakat yang lebih tersita untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, sehingga
kepekaan masyarakat terhadap proses pembentukan suatu peraturan daerah sangat rendah Sifat Aphatis Masyarakat.
5. Tahap Evaluasi Peraturan Daerah