c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia; d.
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat di daerah; e.
menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat; f.
mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan; g.
memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggota DPRD sebagai wujud tanggung jawab moral dan politis terhadap daerah pemilihannya;
h. menaati Peraturan Tata Tertib, Kode Etik dan sumpahjanji anggota DPRD;menjaga
norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.
4. Tahapan atau Proses Penyusunan Peraturan Daerah Perda
Dalam penyusunan suatu peraturan daerah terdapat serangkaian langkah utama yang perlu dilalui agar perda dapat dirumuskan dengan baik dan pelaksanaannya dapat efektif.Proses
pembentukanperaturan perundang-undangan daerah dapat dibagi ke dalam beberapa tahapansebagai berikut
6
: 1.
Perencanaan Perencanaan penyusunan perda dilakukan dalam suatu prolegda.
2. Perancangan Raperda
Raperda dapat dirancang oleh Pemerintahan Daerah atau DPRD. 3.
Pengajuan Raperda
6
A, Djojosoekarto, dkk,
Meningkatkan Kinerja Fungsi Legislasi DPRD
. Saint Communication, Jakarta: 2004, hal.38-40
a Raperda yang dirancang oleh Pemerintahan Daerah disampaikan oleh Kepala
Daerah kepada pimpinan DPRD dengan surat pengantar. b
Raperda yang diajukan oleh anggota, komisi-komisi, atau alat kelengkapan khusus yang menangani bidang legislasi dibahas terlebih dahulu di DPRD untuk
mendapatkan persetujuan DPRD. c
Raperda yang telah dipersiapkan oleh DPRD disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Kepala Daerah.
4. PembahasanRaperda a Pembahasan raperda di DPRD dilakukan oleh DPRD bersama Kepala Daerah.
bPembahasan bersama dilakukan melalui tingkat pembicaraan dalam rapat komisi panitiaalat kelengkapan dewan yang khusus menangani bidang legislasi dan rapat
paripurna; c Raperda yang belum dibahas dapat ditarik kembali;
dRaperda yang sedang dibahas hanya dapat ditarik apabila berdasarkan persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah.
1. Penetapan Raperda
a Raperda yang telah disetujui bersama disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Kepala Daerah paling lambat tujuh hari sejak tanggal persetujuan untuk ditetapkan
menjadi Perda; bRaperda ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan membubuhkan tanda tangan dalam
jangka waktu 30 harisejak raperda disetujui bersama; cApabila tidak ditandatangani dalam jangka waktu yang ditentukan, maka Raperda sah
menjadi perda dan wajib diundangkan dengan tambahan kalimat pengesahan “
Perda ini dinyatakan sah
”.
6. Pengundangan Raperda diundangkan didalam lembaran daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh
Sekretariat Daerah. 7.
Penyebarluasan Perda Pemda wajib menyebarluaskan perda yang telah diundangkan.
Proses pembentukanperaturan perundang-undangan daerah diatur juga dalam Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
selanjutnya disebut UU No. 12 Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah selanjutnya disebut Permendagri No.
53 Tahun 2011. Pasal 1 angka 1 UU No. 12 Tahun 2011 danPasal 1 angka 1 Permendagri No. 53 Tahun
2011 menentukan tahapan pembentukan Perda Provinsi sebagai berikut: 1.
Tahap Perencanaan a.
Pasal 32 dan Pasal 39 UU No.12 Tahun 2011 danPasal 8 Permendagri No. 53 Tahun 2011menentukan bahwa setiap Perda yang dibentuk sebelumnya harus dimuat dalam
Prolegda. b.
Prolegda merupakan instrumen perencanaan program pembentukan Perda Provinsi dan Perda KabupatenKota yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.
c. Pasal 8 Permendagri No. 53 Tahun 2011 menentukan bahwa penyusunan Prolegda
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi. 2.
Tahap Penyusunan Pasal 15 Permendagri No. 53 Tahun 2011 menentukan bahwa penyusunan rancangan
peraturan daerah Raperda dapat dilakukan berdasarkan Prolegda. 3.
Tahap Pembahasan
a. Pasal 34 ayat 1Permendagri No. 53 Tahun 2011 menentukan bahwa Rancangan
Perda sebagaimanayang berasal dari DPRD atau kepala daerah dibahas oleh DPRD dan kepala daerah untuk mendapatkan persetujuan bersama.
b. Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1Permendagri No. 53 Tahun 2011 ,
dilakukan melalui 2 dua tingkat pembicaraan, yaitu pembicaraan tingkat I dan pembicaraan tingkat II.
4. Tahap pengesahanPenetapan
a. Pasal 40 ayat 1Permendagri No. 53 Tahun 2011 menentukan bahwa Rancangan
Perda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan kepala daerah disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada kepala daerah untuk ditetapkan menjadi Perda.
b. Ayat 2Permendagri No. 53Tahun 2011Penyampaian Rancangan Perda sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 7 tujuh hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.
5. Tahap Pengundangan
a. Pasal 55 Permendagri No. 53 Tahun 2011 menentukan bahwa Perda yang telah
disahkanditetapkan, diundangkan dalam lembaran daerah yang merupakan penerbitan resmi pemerintah daerah.
b. Pengundangan dalam lembaran daerah merupakan pemberitahuan secara formal suatu
Perda, sehingga mempunyai daya ikat kepada masyarakat. c.
Sedangkan berdasarkan Pasal 56 Permendagri No. 53 Tahun 2011 menentukan bahwa penjelasan Perda dimuat dalam tambahan lembaran daerah.
B. Hasil Penelitian dan Analisis