PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS VI SDN 2 LEMATANG KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS VI SDN 2 LEMATANG

KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

Bambang Vernando

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah meningkatkan ativitas dan hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran Make A Match di kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS di kelas VI dengan menggunkan model pembelajaran Make A Match di SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian tindakan kelas ini, terdiri dari dua siklus, dimana setiap siklusnya terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Alat pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS di kelas VI. Hal ini ditunjukan pada siklus I dari jumlah siswa yaitu 20 siswa diperoleh persentase aktivitas belajar siswa mencapai 70% siswa atau 14 siswa yang dinyatakan aktif. Pada siklus II diperoleh persentase aktivitas belajar siswa mencapai 90% siswa atau 18 siswa yang dinyatakan aktif. Untuk perolehan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 80% siswa atau 16 siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Pada siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 90% siswa atau 18 siswa yang dinyatakan tuntas belajar.

Kata Kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, dan model pembelajaran Make A Match


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Maret 1985 di Banyumas Kabupaten Pringsewu Lampung. Penulis mulai mengenyam pendidikan pada tahun 1992 di SDN 3 Banyumas dan lulus pada tahun 1998. Kemudian penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke SLTP N 1 Sukoharjo dan lulus pada tahun 2001. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMK YPT Pringsewu dengan mengambil jurusan Otomotif dan lulus pada tahung 2004. Penulis kemudian melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2006 di Universitas Lampung dengan mengambil program studi D2 PGSD dan penulis lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) SKGJ (Sarjana Kependidikan Guru dalam Jabatan) Universitas Lampung.

Bandar Lampung, 15 Desember 2014 Penulis,


(7)

MOTO

Kesakitan membuat kita berpikir. Pikiran membuat kita bijaksana.

Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam hidup. (John Pattrick).

Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri agar tidak tertidur.

(Richard Wheeler)

Hidup adalah hari ini, bukan hari kemarin dan bukan pula esok hari.

Maka manfaatkanlah hari ini dengan sebaik-baiknya. (Penulis)


(8)

P E R S E M B A H A N

Dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya ini kepada orang-orang yang kukasihi dan kucintai.

1. Ibuku tercinta Supriyatini dan ayahku tercinta Giri Hardono yang telah memberikan kasih sayangnya dengan tulus dan mengajarkanku akan arti perjuangan dalam hidup.

2. Istriku tercinta Dewi Nila Sari dan anaku tercinta Aqilla Zein, yang telah memahamiku dengan penuh cinta kasih dan memberikan motivasi dalam setiap langkah hidupku.

3. Adik-adiku tercinta Bayu dan Aji, agar bersemangat dalam meraih keberhasilan dalam hidup.

4. Para Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang terbaik untuk penulis.

5. Para teman-teman seperjuangan dalam menempuh pendidikan strata 1, agar selalu bersemangat dan tak mengenal lelah dalam mencapai keberhasilan. 6. Seluru Dewan Guru SD Negeri 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang

Kabupaten Lampung Selatan.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skirpsi Penelitian Tindakan Kelas di SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang kabupaten Lampung Selatan, Tahun Ajaran 2014/2015. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi S1 PGSD.

4. Bapak Drs. Riyanto MT, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

5. Bapak Dr. Supomo, M.S, selaku Dosen Pembahas yang senantiasa memberi saran dan arahan yang terbaik buat kami.

6. Bapak/Ibu Dosen FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Bapak Suparman, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN 2 Lematang. 8. Seluruh Dewan guru, staf, karyawan, tata usaha SDN 2 Lematang.

9. Suamiku tercinta yang telah memberikan kasih sayang serta perhatiannya dengan tulus dan ikhlas serta selalu memberikan motivasi demi keberhasilan penulis.


(10)

10.Teman-teman S1 PGSD SKGJ yang telah memberikan dukungan moral. 11.Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan amal yang baik dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekuranganya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 15 Desember 2014 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFATAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Rumusan Masalah ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 4

1.5. Manfaat / Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran ... 6

2.1.1. Pengertian Belajar ... 6

2.1.2. Pengertian Pembelajaran ... 7

2.2. Teori Belajar dan Pembelaajaran ... 8

2.3. Pengertian Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar ... 8

2.3.1. Pengertian Aktivitas Belajar ... 8

2.3.2. Pengertian Hasil Belajar ... 9

2.4. Pembelajaran IPS ... 10

2.4.1. Pengertian IPS ... 10

2.4.2. Tujuan IPS ... 10

2.5. Model Pembelajaran Make A Match ... 11

2.5.1. Pengertian Model Pembelajaran Make A Match ... 11

2.5.2. Langkah – langkah Model Make A Match ... 13

2.5.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Make A Match.. .. 13

2.6. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 14

2.7. Kerangka Pikir Penelitian ... 15

2.8. Hipotesis Tindakan ... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 17

3.2. Setting Penelitian ... 17

3.2.1 Waktu Penelitian ... 17

3.2.2 Tempat Penelitian ... 17

3.3. Subjek Penelitian ... 18

3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 18

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 18


(12)

3.5. Analisis Data ... 20

3.5.1 Analisis Kuantitatif ... 20

3.6. Prosedur Penelitian ... 21

3.7. Pelaksanaan Tindakan ... 22

3.8. Indikator Keberhasilan ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 26

4.2. Deskripsi Kondisi Awal ... 27

4.3. Deskripsi Siklus I ... 28

4.4. Deskripsi Siklus II ... 38

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

4.6. Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 56

5.2. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1.Aktivitas Siswa pada Kondisi Awal ... 27

4.2.Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal ... 28

4.3.Aktivitas Siswa Siklus I pada Pertemuan Pertama ... 34

4.4.Aktivitas Siswa Siklus I pada Pertemuan Kedua ... 34

4.5.Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama ... 35

4.6.Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua ... 35

4.7.Hasil Belajar Siklus I ... 36

4.8.Aktivitas Siswa Siklus II pada Pertemuan Pertama ... 43

4.9.Aktivitas Siswa Siklus II pada Pertemuan Kedua ... 44

4.10 Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Pertama ... 44

4.11 Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan Kedua ... 45

4.12 Hasil Belajar Siklus II ... 48

4.13 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 48

4.14 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 49

4.15 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I ... 50

4.16 Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus II ... 50

4.17. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 51


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Grafik 1. Data Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa ... 53

2. Grafik 2 Data Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 54

3. Dokumentasi Siklus I ... 113


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pemetaan Standar Isi Siklus I ... 61

2. Pemetaan Standar Isi Siklus II ... 63

3. Silabus Pembelajaran Siklus I ... 65

4. Silabus Pembalajaran Siklus II ... 67

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 69

6. Pasangan Kartu Model Pembelajaran Make A Match Siklus I ... 76

7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 77

8. Pasangan Kartu Model Pembelajaran Make A Match Siklus I ... 84

9. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 85

10.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 89

11.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal ... 93

12.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 95

13.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 101

14.Lembar Analisis Hasil Belajar Siklus I ... 109


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.” Dalam Kurikulum Pengetahuan Sosial

disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan Pengetahuan Sosial. Saat ini kesejahteraan bangsa tidak hanya bersumber pada sumber daya alam dan modal yang bersifat fisik, tetapi bersumber pada modal intelektual, sosial, dan kepercayaan (kredebilitas). Dengan demikian, tuntutan untuk terus menerus memutakhirkan pengetahuan sosial menjadi suatau keharusan. Pengembangan kurikulum informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta tuntutan desentralisasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan relevansi program pembelajaran pengetahuan sosial dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi pengetahuan sosial menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan kecakapan


(17)

2

hidup, penguasaan prinsip-prinsip sosial, ekonomi, budaya dan kewarganegaraan sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak mulia.

Memperhatikan tujuan yang dikandung oleh mata pelajaran pengetahuan sosial maka seharusnya pembelajarannya di sekolah-sekolah merupakan suatu kegaiatan yang disenangi, menantang dan bermakna bagi peserta didik. Kegaiatan belajar mengajar mengandung arti interaksi dari berbagai komponen, seperti guru, murid, bahan ajar dan sarana lain yang digunakan pada saat kegiatan berlangsung.

Kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan proses belajar mengajar adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komukikasi yang edukatf antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut hingga tercapai tujuan pengajaran.”

Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran pengetahuan sosial mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal, dan bermoral semenjak dini (usia SD). Namun untuk mewujudkan semua itu pada kenyataanya di lapangan, masih banyak ditemui kendala dalam pembelajaran pengetahuan sosial. Seperti halnya di SDN 2 Lematang kecamatan Tanjung Bintang kabupaten Lampung Selatan. Masih banyak kendala dalam penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang antara lain adalah kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan sosial dengan metode yang menarik, menantang,


(18)

3

dan menyenangkan. Guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan sosial apa adanya (konvensional), sehingga pembelajaran pengetahuan sosial cenderung membosankan dan kurang menarik. Hal itu pun menjadikan aktivitas siswa dalam pembelajaran pengetahuan sosial masih rendah. Setidaknya ada tiga indiktor yang menunjukan hal ini. Pertama, siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain. Kedua, siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri. dan ketiga, siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain. Masalah – masalah tersebut akhirnya berujung pada hasil belajar siswa menjadi rendah. hal ini dapat dilihat dari tabel hasil nilai mid semester mata pelajaran IPS di kelas VI SDN 2 Lematang berikut ini. Tabel 1.1. Tabel Data Mid Semester Mata Pelajaran IPS kelas VI

No. Nilai (x) Frekuensi

(f) Fx fx/ f*100 Kriteria

1. 30 3 90 4,5 Belum Tuntas

2. 40 7 280 14 Belum Tuntas

3. 50 4 200 10 Belum Tuntas

4. 60 4 240 12 Tuntas

5. 70 2 140 7 Tuntas

Jumlah 20 950 47,5

Persentase Ketuntasan 30 % 6 siswa Tuntas 70% 14 siswa Belum Tuntas Sumber: Rekap Data Nilai Mid Semester

Berdasarkan KKM yang ditetapkan di SDN 2 Lematang yaitu 60, terdapat 14 siswa (70%) yang masih dibawah KKM dan hanya 6 siswa (30%) yang mencapai diatas KKM. Tentunya hal tersebut menyatakan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang masih rendah.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlu adanya tindakan. Salah satu tindakan yang cukup efektif adalah melalui penerapan model pembelajaran


(19)

4

kooperatif dengan tipe Make A Match. Model Make A Match siswa mencari pasangan kartu yang berisi konsep soal dan jawaban. Dengan model ini, aktivitas siswa sangatlah ditekankan. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar IPS kelas VI SDN 2 Lematang kecamatan Tanjung Bintang kabupaten Lampung Selatan.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kondisi yang ada saat ini adalah : 1. Kurang dikemasnya pembelajaran pengetahuan sosial dengan metode

yang menarik, menantang, dan menyenangkan.

2. Guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan sosial apa adanya 3. Pembelajaran pengetahuan sosial kurang menarik aktivitas belajar siswa 4. Hasil belajar siswa rendah.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, Indentifikasi masalah tersebut diatas diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan penggunaan Model Pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan?

2. Bagaimana cara penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan?


(20)

5

1.4.Tujuan Penelitan

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VI menggunakan model pembelajaran Make A Match di SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI menggunakan model pembelajaran Make A Match SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

1.5.Manfaat/Kegunaan Penelitian 1.5.1. Manfaat Bagi Siswa

1. Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Meningkatnya kreatifitas belajar siswa.

1.5.2. Manfaat Bagi Guru

1. Guru lebih mempunyai daya kreasi dalam mengolah pembelajaran.

2. Meningkatnya kualitas guru dalam menentukan stategi pembelajaran yang tepat dalam mengajar.

1.5.3. Manfaat Bagi Sekolah

1. Merupakan sumbangsih bagi pengembangan praktek pembelajaran yang inovatif di SDN 2 Lematang kecamatan Tanjung Bintang kabupaten Lampung Selatan.

2. Memotivasi sekolah untuk lebih meningkatkan layanan terhadap peningkatan mutu para guru di SDN 2 Lematang kecamatan Tanjung Bintang kabupaten Lampung Selatan.


(21)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Sri Anita W. (2009:2.5), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. selain itu juga dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi denga lingkungannya.

Sardiman (2008 : 7 ) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, menulis dan sebagainya serta belajar itu akan lebih baik jika si subjek mengalami dan melakukannya.

Berdasarkan pengertian tentang belajar menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan


(22)

7

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Menurut Asep Herry Hernawan (2013:9.4), pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau unsur : tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru.

Nana Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Berdasarkan pengertian pembelajaran menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik pada suasana proses belajar mengajar dalam rangka untuk mendapatkan perubahan tingkah laku siswa atau untuk mencapai tujuan yang diharapkan.


(23)

8

2.2.Teori Belajar dan Pembelajaran Teori Behavioristik

Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).

(Sumber: aristwn.staff.stainsalatiga.ac.id)

Sesuai dengan Teori Behavioristik, peneliti akan menerapkan model pembelajaran Make A Match untuk memberikan stimulus kepada siswa, sedangkan terciptanya respon dari siswa inilah yang akan diamati, diukur dan dinilai secara konkret melalui observasi dan tes.

2.3.Aktivitas dan Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

Hal senada juga disampaikan oleh Oemar Hamalik (2011: 171), yang mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Dengan bekerja tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 114) keaktifan siswa dalam pembelajaran memiliki bentuk yang beraneka ragam, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati diantaranya adalah kegiatan dalam bentuk membaca, mendengarkan, menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh kegiatan psikis diantaranya adalah seperti mengingat


(24)

9

kembali isi materi pelajaran pada peremuan sebelumnya, menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah, menyimpulkan hasil eksperimen, membandingkan satu konsep dengan konsep yang lain, dan lainnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian aktivitas belajar yang dikemukakan para ahli, maka penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran yang membawa perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa.

2.3.2 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sri Anita W. (2009:2.19) hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.

Oemar Hamalik (2008:59) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Menurut Bloom (dalam Sardiman, 2004:23) menyatakan dalam pencapaian hasil belajar harus mencakup 3 ranah tujuan pendidikan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat diukur dan diamati.


(25)

10

2.4.Pembelajaran IPS 2.4.1 Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. (Udin S. Winataputra, 2012 : 1.4)

Menurut Arnie Fajar (2013 : 10) menyatakan bahwa IPS adalah merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan dan didaktif untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah disiplin-displin ilmu sosial ataupun integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial.

2.4.2 Tujuan IPS

Mata pelajaran IPS di sekolah dasar marupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan


(26)

11

tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara baik.

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa tujuan IPS adalah :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memilki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global.

(sumber: oktaseiji.wordpress.com)

Sedangkan tujuan khusus pengajaran IPS disekolah dapat dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu:

1. Memberikan kepada Siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa akan datang.

2. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari dan mengolah informasi.

3. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai / sikap demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian / berperan serta dalam bermasyarakat.

(sumber: oktaseiji.wordpress.com)

2.5.Model Pembelajaran

2.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Make A Match

Model pembelajaran Make A Match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Abdul Wahab, 2007 : 59).

Menurut Rusman (2014:145) Model Make A Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa


(27)

12

disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Teknik metode pembelajaran Make A Match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model Make A Match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran Make A Match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Anita Lie, 2003:27). Model Make A Match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.

Model pembelajaran Make A Match adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada permainan. Menurut Suyatno (2009 : 102) Prinsip-prinsip model Make A Match antara lain :

a. Anak belajar melalui berbuat b. Anak belajar melalui panca indera c. Anak belajar melalui bahasa d. Anak belajar melalui bergerak

Tujuan dari pembelajaran dengan model Make A Match adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Fachrudin, 2009 : 168). Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial. Model pembelajaran Make A Match merupakan model yang menciptakan hubungan baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang-senang dalam permainan. Kesenangan tersebut pun mengenai materi dan siswa dapat belajar secara langsung.


(28)

13

2.5.2 Langkah-langkah ModelMake A Match

Menurut Anita Lie (2003:28), menyatakan bahwa langkah-langkah penerapan model Make A Match adalah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.

b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. d. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

f. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. g. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat

kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.

i. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

j. Waktu minimal 1 x 45 menit. Sebab model ini membutuhkan waktu lebih untuk permainan mencocokkan kartu dan membahasnya satu persatu dan menarik kesimpulan. Persiapan yang perlu dilaksanakan untuk pembelajaran Make A Match harus cukup karena harus membuat soal atau jawaban yang berbeda dan ditempel di kartu sebanyak jumlah siswa.

2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Make-A Match

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari model Make A Match adalah sebagai berikut: 1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan

kepadanya melalui kartu.

2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa.

3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.


(29)

14

4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru.

Sedangkan kekurangan model ini adalah:

1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi palajaran.

2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran

3. Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja. 4. Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi.

2.6.Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Penelitian terdahulu yang relevan yang pertama Judul Penelitian

“Meningkatkan Minat dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SDN 5 Pringsewu Barat Melalui Metode Pembelajaran Make A Match Pada Mata Pelajaran IPS” Oleh Sudarwati

Tujuan Penelitiannya

Meningkatkan Minat dan Aktivitas Belajar siswa kelas V SDN 5 Pringsewu.

Hasil penelitian

Hasil peneilitian menunjukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Pringsewu. Hal ini dapat dilihat dari persentase aktivitas belajar pada siklus I (65%), siklus II (74%) dan siklus III (86%) dan persentase hasil belajar pada siklus I (66%), siklus II (75%) dan siklus III (87%).

2. Penelitian terdahulu yang relevan yang kedua Judul Penelitian

“Penerapan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Bandaran II Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan.” oleh Lutvia Chusni

Tujuan Penelitiannya

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Bandaran II Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan


(30)

15

Hasil penelitian

Hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: aktivitas belajar siswa pada siklus I skor rata-ratanya 73,52 dan pada siklus II skor rata-ratanya 81,1. Hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-ratanya 73,91 dengan ketuntasan belajar kelas sebesar 75% (12 siswa) dan siklus II nilai rata-rata hasil belajarnya 75,94 dengan ketuntasan belajar kelas sebesar 87,5% (14 siswa).

2.7.Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang ada, maka dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa, diperlukan pemahaman dari sistem-sistem pembelajaran yang diantaranya mencakup belajar dan pembelajarn, serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pada kondisi awal yang terlihat di SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Guru dalam penyampaian materi masih apa adanya. Tidak ada kegiatan yang memacu timbulnya aktivitas siswa. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Kegiatan siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru.

Berdasarkan kondisi awal di SDN 2 Lematang, maka dilakukan tindakan dalam strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. Pada model pembelajaran Make A Match, siswa disajikan proses

pembelajaran dengan permainan mencari pasangan kartu. Model pembelajaran Make A Match sangat menekankan keaktifan siswa dengan cara melakukan interaksi antar siswa dalam mencari pasangan kartu. Oleh sebab itu, maka diharapkan dengan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.


(31)

16

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

2.8.Hipotesis Tindakan

Menurut Sutrisno Hadi (2004:210), menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya.

Pada penelitian ini hipotesisnya adalah

1. Melalui penggunaan Model Pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

2. Melalui penggunaan Model Pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.

Kondisi Awal Guru/Peneliti Belum memanfaatkan model pembelajaran Siswa/yang diteliti Aktivitas dan Hasil

belajar siswa rendah

Memanfaatkan Model Pembelajaran Make A Match

Memanfaatkan model pembelajaran

Make A Match, siswa mencari pasangan kartu pertanyaan atau jawaaban dan menyimpulkan Tindakan kelas Diharapkan melalui pemanfaatan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VI Kondisi


(32)

17

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1.Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggambarkan suatu model pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai.

Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif, dimana peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah model Spiral Kemmis Mc Taggart. Menurut Kemmis Mc Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2006 : 92-93) menyatakan bahwa pelaksanaan PTK diawali dengan melakukan perencanaan kemudian melaksanakan tindakan, pengamatan atau obersevasi dan refleksi.

3.2.Setting Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.


(33)

18

3.3.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Dengan jumlah siswa adalah 20 siswa yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki.

Subjek penelitian ini dapat juga disebut populasi. Maka populasi pada penelitian ini berjumlah 20 siswa.

3.4.Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu tes dan non tes. Dengan instrumennya sebagai berikut :

a. Tes

Tes tertulis

Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kognitif siswa. Pada penelitian ini, tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Make A Match.

b. Non Tes Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam sebuah penelitan. Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Make A Match.


(34)

19

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

Karena teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan observasi maka alat pengumpulan datanya adalah :

1. Tes Formatif

Menurut M. Ngalim Purwanto (2010:110), tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program satuan pelajaran. Fungsinya untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran. Pada penelitian ini, tes formatif digunakan untuk mengetahui penyerap

2. Lembar Observasi (Chek List)

Pada penelitian ini, untuk mengamati aktivitas siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Make A Match, peneliti menggunakan lembar observasi chek list. Dengan

lembar observasi, aktivitas siswa di beri chek list pada indikator aktivitas siswa yang dilakukan oleh siswa sesuai dengan tingkat kriteria penilaian. Beriktu ini adalah contoh lembar observasi :

Lembar Observasi Satuan Pendidikan =

Kelas =

Mata pelajaran = Hari, tanggal =


(35)

20

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Skor Nilai Kriteria

Siswa mampu menemukan pasangan kartu sesuai dengan waktu yang ditentukan. Siswa cermat dalam memahami soal atau jawaban pada kartu Siswa mampu berpikir cepat dan mengahafal cepat suatu materi. Siswa mampu bekerja sama dan berinteraksi dengan siswa lain.

KA C A KA C A KA C A KA C A

Keterangan : A = Aktif C = Cukup KA = Kurang Aktif

3.5.Analisis Data

Teknik analisis data disesuaikan dengan datannya. 3.5.1 Data Kuantitatif

Data kuantitatif diambil dari lembar observasi dan tes formatif pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Make A Match. Data kuantitatif digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VI.

Rumus yang digunakan sebagai berikut :


(36)

21

Bentuk penilaian data kuantitatif menggunakan lembar observasi dengan rumus :

Keterangan :

PA : Persentase aktivitas siswa

Ns : Jumlah skor indikator aktivitas yang dilakukan siswa N : Total skor indikator aktivitas secara keseluruhan

Untuk menentukan atau menginterpretasikan taraf kemampuan aktivitas proses belajar siswa dengan nilai yang dicapai adalah menggunakan standar/kriteria penilaian sebagai berikut:

Tingkat Aktivitas (%) Kualifikasi Nilai Nilai Huruf

70 – 100 Aktif A

60 – 69 Cukup C

< 59 Kurang Aktif KA

3.6.Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas mempunyai tahapan-tahapan yaitu perencanaan, tindakan, refleksi, dan observasi. Hal ini dilihat dari model Kemmis Mc Taggart (dalam Suharsimi Arikunto, 2006 : 92-93) bahwa penelitian tindakan kelas dinyatakan dengan model sprial seperti berikut :


(37)

22

Gambar 1. Diagram kegiatan penelitian tindakan kelas (Suharsimi Arikunto, 2006 : 16).

3.7.Pelaksanaan Tindakan 1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2) Mempersiapkan media pembelajaran

3) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa Perencanaan

Tindakan

Observasi Refleksi

Perencanaan

Tindakan

Observasi Refleksi

SIKLUS I


(38)

23

b. Tindakan 1) Pendahuluan

Kegiatan pedahuluan diawali dengan alat-alat pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan menjelaskan sekilas materi pelajaran yang akan dipelajari. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan tentang kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga. Setelah guru menjelaskan materi secara sekilas, guru mulai menerapkan model pembelajaran Make A Match dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran Make A Match.

3) Penutup

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa. Pada akhir kegiatan, guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan aktivitas siswa pada proses


(39)

24

d. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus II

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2) Mempersiapkan media pembelajaran

3) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa

b. Tindakan 1) Pendahuluan

Kegiatan pedahuluan diawali dengan alat-alat pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan menjelaskan sekilas materi pelajaran yang akan dipelajari. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan tentang macam-macam benua di dunia. Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan tentang perbedaan benua-benua. Setelah guru


(40)

25

menjelaskan materi secara sekilas, guru mulai menerapkan model pembelajaran Make A Match dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran Make A Match.

3) Penutup

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa. Pada akhir kegiatan, guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran.

d. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus II yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus berikutnya.

3.8.Indikator Keberhasilan

1. Keberhasilan dalam PTK ini apabila peningkatan aktivitas belajar, hasil belajar atau perkembangan aspek lainnya telah mencapai 70% ke atas. 2. Siswa mampu bekerja sama dan berinteraksi dengan teman.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Bedasarkan proses kegiatan penelitian dan hasil pembahasan penelitian, maka penulis menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar sangat ditekankan agar dapat mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Aktivitas siswa harus mencakup segala kegiatan yang membawa perubahan terhadap pengetahuan siswa, sikap siswa dan keterampilan siswa. Oleh sebab itu interaksi guru dengan siswa harus membawa perubahan tingkah laku siswa. Tanpa adanya perubahan tingkah laku dari siswa maka siswa belum dikatakan mengalami proses belajar. Dengan adanya perubahan tingkah laku itulah maka dinyatakan bahwa siswa memperoleh hasil belajar.

Dalam penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Make A Match telah tercapai perubahan tingkah laku siswa baik dalam aktivitas

maupun hasil belajar siswa. Pada siklus I dari jumlah siswa yaitu 20 siswa diperoleh persentase aktivitas belajar siswa mencapai 70% siswa atau 14 siswa yang dinyatakan aktif. Pada siklus II diperoleh persentase aktivitas belajar siswa mencapai 90% siswa atau 18 siswa yang dinyatakan aktif. Untuk perolehan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 80% siswa atau 16 siswa yang dinyatakan


(42)

57

tuntas belajar. Pada siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 90% siswa atau 18 siswa yang dinyatakan tuntas belajar.

5.2.Saran

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat memberikan keyakinan bahwa semua materi yang diterima dapat dipelajarai. Oleh karena itu, siswa diharapkan senantiasa aktif dalam proses belajar mengajar untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru lebih meningkatkan keterampilan dalam menemukan metode-metode yang tepat untuk menyampaikan materi kepada siswa sehingga materi yang dikuasai oleh siswa dapat optimal. Usaha untuk meningkatkan kinerja dalam pembelajaran seharusnya dilakukan oleh guru dengan menyiapkan perencanaan-perencanaan pembelajaran sebaik-baiknya. Perencanaan, pelaksanaan dalam pembelajaran yang sempurna dan adanya refleksi setelah pembelajaran akan sangat menentukan hasil KBM.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan contoh untuk mendorong pihak sekolah agar selalu melakukan refleksi terhadap hasil yang telah dicapai dalam proses KBM, nantinya dari refleksi tersebut pihak sekolah dapat mengambil sebuah tindakan.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Kadir . 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Abdul Wahab. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.

Anita Lie, 2003, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Grasindo.

Asep Herry Hernawan, dkk. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Arnie Fajar. 2013. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. ___________________. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fachrudin. 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru. Jakarta: Gaung Persada. Http://www.aristwn.staff.stainsalatiga.ac.id. Teori Belajar Behavioristik. Diakses

pada tanggal, 20 Oktober 2014. Pukul 19.00 WIB.

Http://Oktaseiji.Wordpress.Com/2011/04/24/Konsep-Dasar-Ips-Dan-Ilmu-Ilmu-Sosial-Dalam-Pembelajaran. Diakses pada tanggal, 21 Oktober 2014. Pukul 20.00 WIB.

Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.


(44)

Oemar Hamalik. 2008. Porses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara _____________. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara . Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

_______. 2014. Model – Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motiviasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada

_____________.2008. Interaksi dan Motiviasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sri Anita W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syaiful Sagala. 2008. Makna dan Konsep Pembelajaran. Bandung : Alphabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sutrisno Hadi. 2004. Statisitik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka

Udin S Winataputra. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.


(1)

d. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus II

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

2) Mempersiapkan media pembelajaran

3) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa b. Tindakan

1) Pendahuluan

Kegiatan pedahuluan diawali dengan alat-alat pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi dengan mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan menjelaskan sekilas materi pelajaran yang akan dipelajari. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan tentang macam-macam benua di dunia. Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan tentang perbedaan benua-benua. Setelah guru


(2)

25

menjelaskan materi secara sekilas, guru mulai menerapkan model pembelajaran Make A Match dengan mengikuti langkah-langkah model pembelajaran Make A Match.

3) Penutup

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru memberikan tes tertulis kepada siswa. Pada akhir kegiatan, guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan datang.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk mengadakan pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran.

d. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus II yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus berikutnya.

3.8.Indikator Keberhasilan

1. Keberhasilan dalam PTK ini apabila peningkatan aktivitas belajar, hasil belajar atau perkembangan aspek lainnya telah mencapai 70% ke atas. 2. Siswa mampu bekerja sama dan berinteraksi dengan teman.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Bedasarkan proses kegiatan penelitian dan hasil pembahasan penelitian, maka penulis menyimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar sangat ditekankan agar dapat mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Aktivitas siswa harus mencakup segala kegiatan yang membawa perubahan terhadap pengetahuan siswa, sikap siswa dan keterampilan siswa. Oleh sebab itu interaksi guru dengan siswa harus membawa perubahan tingkah laku siswa. Tanpa adanya perubahan tingkah laku dari siswa maka siswa belum dikatakan mengalami proses belajar. Dengan adanya perubahan tingkah laku itulah maka dinyatakan bahwa siswa memperoleh hasil belajar.

Dalam penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Make A Match telah tercapai perubahan tingkah laku siswa baik dalam aktivitas maupun hasil belajar siswa. Pada siklus I dari jumlah siswa yaitu 20 siswa diperoleh persentase aktivitas belajar siswa mencapai 70% siswa atau 14 siswa yang dinyatakan aktif. Pada siklus II diperoleh persentase aktivitas belajar siswa mencapai 90% siswa atau 18 siswa yang dinyatakan aktif. Untuk perolehan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 80% siswa atau 16 siswa yang dinyatakan


(4)

57

tuntas belajar. Pada siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 90% siswa atau 18 siswa yang dinyatakan tuntas belajar.

5.2.Saran

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat memberikan keyakinan bahwa semua materi yang diterima dapat dipelajarai. Oleh karena itu, siswa diharapkan senantiasa aktif dalam proses belajar mengajar untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

2. Bagi Guru

Hendaknya guru lebih meningkatkan keterampilan dalam menemukan metode-metode yang tepat untuk menyampaikan materi kepada siswa sehingga materi yang dikuasai oleh siswa dapat optimal. Usaha untuk meningkatkan kinerja dalam pembelajaran seharusnya dilakukan oleh guru dengan menyiapkan perencanaan-perencanaan pembelajaran sebaik-baiknya. Perencanaan, pelaksanaan dalam pembelajaran yang sempurna dan adanya refleksi setelah pembelajaran akan sangat menentukan hasil KBM.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan contoh untuk mendorong pihak sekolah agar selalu melakukan refleksi terhadap hasil yang telah dicapai dalam proses KBM, nantinya dari refleksi tersebut pihak sekolah dapat mengambil sebuah tindakan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Kadir . 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Abdul Wahab. 2007. Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta.

Anita Lie, 2003, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Grasindo.

Asep Herry Hernawan, dkk. 2013. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Arnie Fajar. 2013. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. ___________________. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fachrudin. 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru. Jakarta: Gaung Persada. Http://www.aristwn.staff.stainsalatiga.ac.id. Teori Belajar Behavioristik. Diakses

pada tanggal, 20 Oktober 2014. Pukul 19.00 WIB.

Http://Oktaseiji.Wordpress.Com/2011/04/24/Konsep-Dasar-Ips-Dan-Ilmu-Ilmu-Sosial-Dalam-Pembelajaran. Diakses pada tanggal, 21 Oktober 2014. Pukul 20.00 WIB.

Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.


(6)

Oemar Hamalik. 2008. Porses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara _____________. 2011.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara . Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

_______. 2014. Model – Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motiviasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada

_____________.2008. Interaksi dan Motiviasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sri Anita W, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syaiful Sagala. 2008. Makna dan Konsep Pembelajaran. Bandung : Alphabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Sutrisno Hadi. 2004. Statisitik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka

Udin S Winataputra. 2012. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS VI SDN 2 LEMATANG KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

0 9 44

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 4 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 54

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD SISWA KELAS VI SDN 2 MARGODADI KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

0 8 51

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 4 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 101

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 BUMIHARJO

2 9 80

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SDN 3 TALANG KECAMATAN TELUK BETUNG SELATAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 70

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DI KELAS X SMA NEGERI 1 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 12 104

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 49

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) PADA SISWA KELAS VI SDN 2 BRANTI RAYA KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TP. 2014/2015

0 4 63

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD 1 NGEMBAL KULON KUDUS

0 0 23