UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

(1)

i ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG

BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

MANDIYAH ROHAYATI

Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran Matematika kelas IV SD Negeri I Trimulyo tahun ajaran 2014/2015 masih belum melibatkan peran siswa secara optimal. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut, melalui penelitian tindakan kelas dengan metode demonstrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri I Trimulyo, melalui implementasi metode demonstrasi. Penelitian dilaksanakan menggunakan penelitian tindakan kelas dengan tahapan: perencanaan, tindakan, Observasi/evaluasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari II siklus, setiap siklus 2 x pertemuan. Data yang diambil meliputi nilai aktivitas belajar siswa menggunakan lembar observasi, dan data hasil belajar siswa. Pengelolaan pembelajaran oleh guru menggunakan lembar observasi kinerja guru.

Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 2,3% (siklus I pert 1), 2,6% (siklus I pert 2), 3,4% (siklus II pert 1) dan 3,7% (siklus II pert 2); Nilai rata-rata kinerja guru meningkat sebesar 1,95% (siklus I pert 1),2,75% (siklus I pert 2), 2,95% (siklus II pert 1), dan 3,30% (siklus II pert 2); Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang mencapai KKM meningkat sebesar 45% (siklus I pert 1), 60% (siklus I pert 2), 80% (siklus II pert 1) dan 95% (siklus II pert 2). Artinya, pembelajaran matematika dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(2)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG

BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

OLEH

MANDIYAH ROHAYATI NPM 1013079058

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(3)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG

BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh

MANDIYAH ROHAYATI Penelitian Tindakan Kelas

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ...……….. 18

2. Siklus Penelitian tindaan Kelas …….………...23

3. Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa SD Negeri 1 Trimulyo ………….48

4. Grafik peningkatan kinerja guru dalam mengajar .………49 5. Grafik Nilai Tes Formatif Kelas IV SD Negeri I Trimulyo ..…………50

6. Foto Siklus I Pertemuan Pertama ….………...99

7. Foto Siklus I Pertemuan Kedua .….………...100

8. Foto Siklus II Pertemuan Pertama .………... 101


(5)

x LAMPIRAN

Halaman Lampiran

1. Pemetaan SK-KD Siklus I …...……… 55

2. Silabus Pembelajaran Siklus I …...………..…. 56

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I…...……….. 57

4. Panduan LKS Siklus I ...……… 60

5. Kisi-kisi Soal Matematika ...……… 62

6. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ...……. 63

7. Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan Pertama ………64 8. Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I Pertemuan Pertama .……… 65

9. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ...……….……. 66

10.Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan Pertama ………67

11.Nilai Hasil Tes Formatif Siklus I Pertemuan Kedua ……… 68

12.Analisis Hasil Ulangan Siklus I ...………. 69

13.Data observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ..………….71

14.Data observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ………. 72

15.APKG Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Pertama ..……….73

16.APKG Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kedua ………….75

17.Pemetaan SK-KD Siklus II ...………...………. 77

18.Silabus Pembelajaran Siklus II …..……….. 78

19.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II….………...79

20.Panduan LKS Siklus II ...………. 82

21.Kisi-kisi Soal Matematika Siklus II ...………..84

22.Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ...……… 85

23.Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan Pertama………86

24.Nilai Hasil Tes Formatif Siklus II Pertemuan Pertama ……….87

25.Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ... ...……….……. 88

26.Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan Kedua ..………89


(6)

xi

28.Analisis Hasil Ulangan Siklus II …..……….91 29.Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ...………. 93 30.Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua …..………. 94 31.APKG Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Pertama………. 95 32.APKG Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan Kedua ..………. 97


(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Data Nilai tes Formatif Matematika siswa kelas IV

SDN I Trimulyo ...……… 3 4.1 Keadaan guru SDN I Trimulyo Tahun Ajaran 2014/2015... 29

4.2 Hasil Nilai Tes Formatif Matematika Siswa Kelas IV SDN 1

Trimulyo Tahun 2014/2015 Siklus I Pertemuan Pertama ………….. 34 4.3 Hasil Nilai Tes Formatif Matematika Siswa Kelas IV SDN 1

Trimulyo Tahun 2014/2015 siklus 1 Pertemuan Kedua ………...… 37 4.4 Hasil Nilai Tes Formatif Matematika Siswa Kelas IV SDN 1

Trimulyo Tahun 2014/2015 Siklus II Pertemuan Pertama……..…. 43 4.5 Hasil Nilai Tes Formatif Matematika Siswa Kelas IV SDN 1

Trimulyo Tahun 2014/2015 Siklus II Pertemuan Kedua ………...46 4.6 Rekapitulasi Hasil Aktifitas Siswa Dalam Pembelajaran ....……….. 47 4.7 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran………48 4.8 Rekapitulasi Hasil Tes formatif Matematika ……… 49


(8)

Moto

“Seseorang harus tahu siapa dirinya, untuk menyadari akan

kemampuannya”.


(9)

(10)

(11)

(12)

i

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa

cinta, kasih sayang dan perwujudan rasa hormatku dan bakti

yang tulus kepada :

Ibunda kastinah dan Ayahnda M. Ma’ruf

/Tarman, BA

Selalu senantiasa memberiku segalanya dalam hidup walau

dengan cucuran keringat dan air mata tetap setia

mendukungku.

Kakak-kakakku yang selalu mendukung setiap langkah

kemajuanku dan cita-citaku.

Suami tercinta beserta anak-anakku tersayang yang selalu

memberikan semangat dan selalu mengiringi langkahku.

Serta untuk sahabat-sahabat, rekan-rekan yang selalu berbagi

suka dan duka, memberikan motivasi, bantuan dan

dukungannya.

Almamaterku tercinta Universitas Lampung semoga sukses

selalu.


(13)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Mandiyah Rohayati, dilahirkan di Cilacap Jawa Tengah pada tanggal 02 November 1967, merupakan anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan suami

istri yang bernama Muhamad Ma’ruf alias Tarman, BA dan

Kastinah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Formal di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Berhen Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 1980. Kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Ampera Berhen Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan tahun 1983. Kemudian melanjutkan Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Tanjung Karang Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 1987. Pada Tahun 2010 Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Pada Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Dalam Jabatan Universitas Lampung.


(14)

i

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan tidak ada hambatan yang berarti.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan semangat kemajuan serta dorongan untuk memajukan program studi PGSD dan membantu penelitian dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi

2. Ibu Dr, Riswanti Rini, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang memberi sumbangsih untuk memajukan program studi PGSD dan juga membantu penelitiaan dalam menyelesaikan surat-surat skripsi

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd, selaku ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung yang telah memberi banyak ilmu kepada penulis dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD serta memberi kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Hj. Cut Rohani bintai, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmu kepada penulis dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD serta memberi kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd. selaku Dosen pembahas yang telah memberi banyak

ilmu kepada penulis dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD serta menberi kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini.


(15)

ii

6. Seluruh dewan guru SD Negeri 1 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang yang telah memberi dukungan, motivasi, dan ide-ide kreatif serta memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Keluargaku tercinta yang tak henti-hentinya mendo’akan serta memberi semangat dan dukungan untuk keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis,

MANDIYAH ROHAYATI NPM 1013079058


(16)

x

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... v

MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar ... 8

2.2 Hakikat Pembelajaran ... 9

2.3 Pengertian Metode Demonstrasi ... 10

2.4 Aktivitas Belajar ... 11

2.5 Hasil Belajar ... 13

2.6 Matematika ... 15


(17)

xi

2.8.Bangun Datar ... 17

2.9 Kerangka Pikir ... 17

2.10 Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengertian Metode Penelitian ... 19

3.2 Setting Penelitian ... 19

3.3 Instrumen Penelitian ... 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 20

3.5 Alat Pengumpulan Data.. ... 21

3.6 Teknis Analisis Data... ... 21

3.7 Prosedur Penelitian ... 22

3.8 Urutan Tindakan Penelitian... 23

3.9 Indikator Keberhasilan ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.I Deskripsi Awal ... 28

4.1.1 Profil SD Negeri 1 Trimulyo Tanjung Bintang ... 28

4.1.2 Keadaan Guru... 28

4.2 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ... 30

4.2.1 Tahap Pra penelitian ... 30

4.2.2 Tahap Penelitian Siklus I ... 31

4.2.2.1 Perencanaan... 31

4.2.2.2 Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Pertama ... 32

4.2.2.3 Observasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ... 33

4.2.2.4 Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Pertama ... 34

4.2.2.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama ... 34

4.2.2.6 Refleksi Siklus I Pertemuan Pertama ... 35

4.2.3 Tahap Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Kedua ... 36

4.2.3.1 Oservasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ... 36

4.2.3.2 Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan Kedua ... 37

4.2.3.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua ... 37


(18)

xii

4.2.3.5 Rekomendasi Untuk Siklus II ... 39

4.2.4 Tahap Penelitian Siklus II ... 39

4.2.4.1 Perencanaan... 39

4.2.4.2 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Pertama ... 41

4.2.4.3 Observasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ... 42

4.2.4.4 Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Pertama ... 43

4.2.4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama ... 43

4.2.4.6 Refleksi Siklus II Pertemuan Pertama ... 44

4.2.5 Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Pertama ... 44

4.2.5.1 Observasi Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ... 45

4.2.5.2 Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Kedua ... 45

4.2.5.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua ... 45

4.2.5.4 Refleksi Siklus II Pertemuan Kedua ... 47

4.3 Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Matematika sebagai suatu mata pelajaran yang seringmenjadi perhatian bagi para siswa . siswa merasa matematika sebagai mata pelajaran yang diikuti dan tergolong sukar hal tersebut disbabkan oleh sikap guru matematika yang melakukan pembelajaran tidak memahami dasar-dasar dan konsep matematika serta siswa tidak mengerti kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa merasakan pelajaran matematika kurang bermakna akhirnya menyebabkan siswa malas belajar matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern di dunia pendidikan. Hal ini diberikan untuk mengetahui dan memakai prinsip matematika dalam kehidupan sehari–hari baik itu mengenai perhitungan, pengerjaan soal. Khusus untuk siswa pendidikan kelas awal atau pendidikan dasar di SD Negeri 1 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan, matematika sangat berguna sekali bagi mereka untuk mengembangkan proses berfikir mulai dari hal-hal yang sederhana sampai hal-hal yang rumit. Tahapan dimana siswa Sekolah Dasar sudah bisa mempraktekan matematika dalam kehidupan sehari-hari tentu ditunjang oleh berbagai cara serta metode pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tingkat perkembangan siswa Sekolah Dasar yang cenderung bermain sambil belajar. Hal ini terlihat dari 20 siswa yang ada,


(20)

2

baru 40% yang sudah mencapai KKM selebihnya yang 60% masih belum mencapai KKM.

Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar matematika, guru harus mempunyai kompetensi strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika yaitu menggunakan metode Demonstrasi dengan memakai alat peraga. Penggunaan alat peraga dalam metode Demonstrasi untuk pembelajaran matematika dapat memudahkan siswa dalam memecahkan masalah yang ditemukan pada saat pembelajaran. Hal ini didukung pendapat (Ruseffendi 2001: 72.)

Berdasarkan pengamatan penelitian pada awal Semester 2 Tahun Ajaran 2014/2015 di kelas IV SD Negeri 1 Trimulyo diketahui bahwa nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 55, siswa dalam kegiatan belajar mengajar matematika terlihat pasif, hanya duduk, diam dan dengar. Sering kali ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Bermain sendiri, tidak konsentrasi. Hal ini disebabkan metode belajar yang digunakan adalah metode konvensional seperti ceramah yang hanya menjelaskan materi dibuku dan siswa diberi tugas menghapal. Sehingga pembelajaran jadi tidak menarik dan aktivitas belajar siswa rendah.

Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan


(21)

3

penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika.

Dari hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri I Trimulyo Kecamatan Tanjungbintang Kabupaten Lampung Selatan dalam pembelajaran matematika data nilai tes formatif materi benda-benda bangun simetris dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Data Nilai Tes Formatif mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDN 1 Trimulyo Tahun Ajaran 2014/2015

No Nilai

KKM Jumlah

Siswa Persentase Keterangan 1 40-44

55

3 15 Tidak Tuntas

2 45-49 5 25 TidakTuntas

3 50-54 4 20 Tidak Tuntas

4 55-59 3 15 Tuntas

5 60-64 2 10 Tuntas

6 65-69 2 10 Tuntas

7 70-74 1 5 Tuntas

8 75-79 9 80-84 10 85-89 11 90-100

Jumlah N=20 100%

Berdasarkan table 1.1 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang Tidak tuntas atau nilai dibawah KKM sebanyak 12 siswa dengan presentase 60%, dan siswa yang tuntas nilai di atas KKM sebanyak 8 siswa dengan presentase 40%.

Keadaan tersebut berpengaruh dengan adanya guru yang dalam pembelajaran menggunakan metode konvensional seperti ceramah yang hanya menjelaskan materi dibuku dan siswa diberitugas menghapal. Guru kurang mampu


(22)

4

merangsang siswa untuk terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan baha pola pembelajaran yang dilakukan bersifat guru-sentris (Teacer Centered). Siswa kurang diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

Ketidak berhasilan siswa tersebut diduga kuat akibat motifasi, minat, dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah. Suasana belajar seperti itu, semakin menjauhkan peran pendidikan matematika dalam upaya mempersiapkan siswa yang mempunyai kemampuan dan terampil.

Dengan demikian diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif, kreaktif, mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki serta menemukan makna yang dalam, dari apa yang dipelajari.

Salah satu metode pembelajaran yang dianggap sesuai tuntutan tersebut adalah pembelajaran melalui metode demonstrasi. Metode pembelajaran ini saangat menarik banyak perhatian siswa sekolah dasar.

Metode demotrasi dengan menggunkan alat peraga benda-benda bangun datar dalam konteks pendidikan adalah benda-benda yang dapat menjadi perantara

menyampaaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa. Dipilih “benda”

adalah untuk menegaskan bahwa obyek tersebut dapat diterima langsung oleh panca indra manusia, sehingga pada sat guru membelajarkan sesuatu yang berhubungan dengan uattu benda maka ada baiknya benda tersebut ditampilkan jika memungkinkan dan apabila tidak dapat digunakaan dalam


(23)

5

bentuk miniature atau nmanipulative baik manual ataupun elektronik. Hal yang aling penting adalah siswa mampu mengimajinasikan kesan obyekti terhadap pesan yang disampaikan.

Media/alat peraga didefinisikan sebagai medium yang atinya perantara atau pengantar sehingga terjai komunikasi antara pengirim dan penerima (Heinich et al, 2002). Guru berperan sebagai komunikator dan siswa adalah komunikan sehingga proses pembelajaran termasuk salah satu proses komunikasi. Jadi media pembelajara adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, bahan minat pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengambil judul “Upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika bangun datar dengan menggunakan metode demonstrasi bagi siswa kelas IV SDN Trimulyo Tahun

Pelajaran 2014/2015”. Khususnya menggunakan metode Demonstrasi.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya minat belajar matematika materi benda-benda bangun simetris pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Trimulyo.

2. Kurangnya aktivitas siswa bertanya dan menjawab dalam kegiatan belajar dan mengajar pada pelajaraan matematika materi benda-benda bangun simetris pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Trimulyo.


(24)

6

3. Rendahnya hasil belajar matematika materi benda-benda bangun datar dengan menggunakan metode Demonstrasi di kelas IV SD Negeri 1 Trimulyo.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pembelajaran matematika bangun datar menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV di SD Negeri 1 Trimulyo?

2. Bagaimanakah pembelajaran matematika bangun datar menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1 Trimulyo?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi pada mata pelajaran matematika.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas antara lain: 1. Bagi Siswa


(25)

7

Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada semester genap sehingga tercapainya hasil belajar yang sangat memuaskan seperti yang kita harapkan.

2. Bagi Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru di Sekolah Dasar mengenai metode dan strategi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mencapai tujuan pendidikan.

3. Bagi Sekolah

Memberi masukan terhadap sekolah dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika dengan menggunakan metode demonstras.

4. Bagi Peneliti

Dapat berguna dalam meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV, sebagai alternative pembelajaran meningkatkan aktivitas belajar siswa.


(26)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Teori Belajar dan Pembelajaran 2.1Hakikat Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak sadar telah dilakukan oleh manusia. Aktualisasi potensi ini sangat berguna bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri demi pemenuhan kebutuhannya. Kebutuhan manusia makin lama makin bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Menurut Gagne belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah prilaku sebagai akibat pengalaman (dalam Winatapura dkk, 1997: 2.3). Sedangkan Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan langsung seumur hidup, sejak dari bayi sampai ke liang lahat (Sadiman, 1994: 1).

Menurut Djamarah (2002:38) :

Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak juga pernah sepi dari berbagai aktivitas, tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya dalam belajar, seseorang tidak akan


(27)

9

dapat menghindari dari sesuatu situasi, situasi akan menentukan aktivitas yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar.

Dari pernyataan di atas maka belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang langsung seumur hidup yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

2.2Hakikat Pembelajaran

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang diakui oleh masyarakat. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2007:57).

Sedangkan menurut (Dimyati dan Mudjiono, 2002:113) :

Pembelajaran bisa juga diartikan sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa agar siswa dapat belajar dengan lebih aktif.

Menurut Sagala (2007:63) :

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa untuk sekedar mendengar, mencatatkan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu akan dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.


(28)

10

Dari pernyataan di atas maka pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses belajar yang dibangun oleh guru ini diharapkan mampu membangun karakteristik mental siswa dan juga keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan yang mereka butuhkan.

2.3Pengertian Metode Demonstrasi

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang releven dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. ( Muhibbin Syah, 2000: 45) Sedangkan Djamarah (2008: 37), “Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran”. Metode ini memiliki kedudukan sebagai berikut:

a. Sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam KBM; b. Menyiasati perbedaan individual anak didik; c. Untuk mencapai tujuan pembelajaran.


(29)

11

Dalam aktivitas hasil belajar yang diharapkan dalam metode ini adalah: memberikan pengajaran kepada anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, disamping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada murid-murid yang merupakan proses belajar mengajar, itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan metode-metode tertentu.

Dari beberapa teori penulis menyimpulkan metode demonstrasi adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran dengan tujuan yang ingin dicapai setelah, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melaksanakan instruksi/perintah guru: membagi kelompok, menyusun meja kursi, menyiapkan alat peraga.

2. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama

3. Siswa lebih mudah mengerti dan lebih mudah tertarik dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.

4. Tidak membosankan siswa dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.

5. Dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, lebih banyak melakukan percobaan, sehingga siswa aktif, kreatif tidak membosankan. 6. Bersegera terhadap instruksi yang diberikan.

2.4 Aktivitas Belajar

Dalam belajar sangat diperlukanya aktivitas, tanpa aktivitas kegaiatan belajar dan mengajar tak mungkin berlangsung secara baik, keberhasilan siswa dalam


(30)

12

belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran.

Menurut Rohani (2004: 22), aktivitas belajar dilakukan oleh aktivitas fisik dan psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan dan sebagainya. Sedangkan aktivitas psikis adalah jiwanya, seperti berpikir, mengingat dan lain-lain.

Dengan demikian, aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa setelah mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru dalam KBM, kemudian siswa berlatih dengan alat peraga yang sama yang digunakan oleh guru, seperti:

1) Kegiatan visual, yaitu melihat dan mengamati demonstrasi yang di lakukan guru;

2)Kegiatan-kegiatan lisan, contohnya bertanya, dan mengemukakan pendapat; 3) Kegiatan mendengarkan, yaitu kegiatan mendengarkan apa yang diucapkan

guru;

4) Kegiatan menulis, yaitu kegiatan menulis soal-soal yang diberikan serta 5) Latihan atau praktek, siswa mempraktekan kembali demonstrasi yang

dilakukan guru.

Dari pernyataan di atas maka aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa baik jasmani maupun rohani yang menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar yang tepat dengan indikator yaitu mampu menjawab pertanyaan,


(31)

13

senang diberi tugas belajar, bertanya kepada guru/siswa lain, dan dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru.

2.5 Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang diberikan. Dengan adanya pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan ini disebut hasil belajar.

Hal di atas didukung oleh pendapat Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang setelah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut Soedijarto (1997: 49) hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Dari beberapa definisi diatas bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang

berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan dan sikap yang diperoleh seseorang setelah melakukan proses kegiatan belajar.


(32)

14

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003: 54-72).

Menurut Bloom (dalam Hermawan. Dkk. 2009) jenis–jenis hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Kognitif, domain kognitif ini memiliki enam tingkatan, yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

b. Efektif, hasil belajar efektif mengaju kepada nilai dan sikap yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran.

c. Psikomotorik, mengacu kepada kemampuan bertindak terdiri atas lima tingkatan yaitu presepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, bertidak secara mekanis, gerakan komleks.

Dari pengertian di atas hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh berkat adanya proses belajar, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik dari sebelumnya yang dialami oleh siswa. Sebagai hasil belajar siswa diharapkan mampu:

a. Mendengarkan penjelasan dengan seksama b. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru

c. Berdiskusi memecahkan masalah dalam kelompok d. Bekerja sama dalam mengerjakan lembar kerja kelompok e. Menjawab soal – soal LKS perindividu.


(33)

15

2.6Matematika

Matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sering menjadi momok bagi para siswa. Siswa merasa matematika sebagai mata pelajaran yang diikuti dan tergolong sukar. Hal tersebut di sebabkan oleh sikap guru matematika yang melakukan pembelajaran tidak memahami dasar-dasar dan konsep matematika serta siswa tidak mengerti kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa merasakan pelajaran matematika kurang bermakna, akhirnya menyebabkan siswa malas belajar matematika.

Menurut Ruseffendi (2001: 72)

Agar anak memahami dan mengerti konsep matematika seyogyanya diajarkan dengan urutan konsep murni dilanjutkan dengan konsep notasi, dan diakhiri dengan konsep terapan, untuk dapat mempelajari struktur matematika dengan baik maka referentasinya di mulai dengan benda-benda konkrit yang beraneka ragam. Misalnya anak akan lebih cepat memahami arti benda-benda bila di sajikan berbagai bentuk dan jenis. Anak-anak akan juga cepat mahami pembelajaran matematika, apabila media atau alat peraga yang digunakan tepat.

Dalam standar isi (2006:157) mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan penataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin, perhatian, dan minat dalam


(34)

16

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menyimpulkan matematika adalah ilmu yang teratur, sistematis dan eksak atau ilmu tentang struktur yang terorganisasi.

2.7Alat Peraga

Salah satu pendukung komponen keefektifitasan pembelajaran adalah alat peraga, Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar.

Menurut Ruseffendi (1994: 229)

Alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda-benda itu misalnya kotak kapur dan papan tulis untuk menerangkan konsep bilangan; kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar, dan wujud dari kubus itu sendiri; benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep pecahan; benda-benda seperti cincin, gelang, permukaan gelas, dan sebagainya untuk menerangkan konsep lingkaran dan sebagainya.

Sedangkan Rohadi (2003:10) menyatakan: Alat Peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau konkrit. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut dapat penulis simpulan bahwa alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan, fakta, konsep, prinsip, kepada siswa agar lebih nyata/konkrit.


(35)

17

2.8Bangun Datar

Bangun datar adalah bidang dua dimensi yang beraturan dan merupakan bagian dari geometri. Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh Hambali (1991: 413) bahwa bangun datar merupakan bentuk geometri yang berdimensi dua.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang di batasi oleh garis lurus atau lengkung.

2.9Kerangka Pikir

Pembelajaran matematika selama ini cenderung menghapal, mengulang dan menyebutkan definisi tanpa memahami maksud isinya. Dengan demikian pembelajaran matematika disekolah terutama sekolah dasar merupakan masalah jika konsep dasar yang diterima secara salah maka akan sangat sukar untuk mengatasinya.

Pembelajaran di sekolah dilakuan oleh guru dan siswa dengan saling berinteraksi dalam pertukaran ilmu (dari guru ke siswa) dalam melakukan interaksi guru harus menggunakan metode yang mudah ditera oleh siswa dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Melihat masalah di atas perlu diadakan pembaharuan dan penyempurnaan termasuk pemilihan metode mengajar. Kerangka berfikir penelitian ini adalah sebagai berikut:


(36)

18

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

2.10 Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran mtematikaa menggunakan metode demonstrasi dengan langkah-langkah yang benar/tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Trimulyo kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015

Guru/Peneliti Belum menggunakan Metode Demonstrasi

Siswa/yang Diteliti Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika

TINDAKAN KONDISI AWAL

KONDISI AKHIR

Dalam KBM guru menggunakan metode demonstrasi

Belajar menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran maematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2014/2015 Siklus 1 Belajar dengan menggunakan metode demonstrasi sudah meningkat Siklus II Belajar kembali menggunakan metode demonstrasi hasilnya lebih meningkat lagi


(37)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pengertian Metode Penelitian

Penelitian tindakan merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Kemmis dkk, dalam Wiriaatmaja, 2006: 66)

3.2 Setting Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri I Trimulyo Kecamatan Tanjung Bintang dengan jumlah sebanyak 20 siswa yang terdiri atas 12 (dua belas) siswa laki-laki dan 8 (delapan) siswi perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri I Trimulyo di Jalan Tanjung Sari Kecamatan Tanjung Bintang. Sekolah ini merupakan tempat tugas peneliti. 3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun ajaran 2014/2015 selama 3 (tiga) bulan, pada hari selasa tanggal 06 Januari 2015 sampai dengan Senin tanggal 06 April 2015


(38)

20

3.3 Instrumen penelitian

Selama mengadakan pengamatan dan wawancara digunakan beberapa instrument yaitu:

1. Lembar Panduan Observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi dan kinerja guru.

2. Tes Hasil Belajar

Instrument ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar atau prestasi belajar siswa khususnya mengenai pengusaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan tes dan nontes.

1)Teknik Tes

Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas tersebut, akan ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut.

2)Teknik Nontes

Teknik nontes dapat dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak langsung, dan angket ( Poerwanti, dkk, 2008: 2.26).


(39)

21

3.5 Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam peneliti ini adalah: 1. Lembar panduan observasi digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai kinerja guru selama plaksanaan pembelajaran.

2. Tes hasil belajar, instrument ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa.

3. Catatan harian, merupakan catatan peristiwa-peristiwa penting dalam pembelajaran ditulis dengan segera oleh guru setelah pembelajaran. 4. Tes formatif

Yaitu untuk memperoleh kemampuan siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda dan uraian.

3.6 Teknis Analisis Data

Dalam penelitian ini akan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif di peroleh dari aktivitas siswa dan kinerja guru.

Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar.

1)Analisis Data Aktivitas Siswa

Data hasil observasi meliputi data hasil pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru. Analisis aktivitas siswa dan kinerja guru menggunakan : Skor rata-rata = Skor total


(40)

22

2)Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar ini, digunakan untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari tiap siklus.

Nilai hasil belajar siswa dapat di hitung menggunakan rumus:

X = ∑X

∑N 3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanan penelitian yang digunakan adalah berupa rangkaian langkah–langkah berbentuk spiral yang dikemukakan Kemmis (Wiraatmadja, 2006:66)

yaitu setiap langkah/siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.


(41)

23

Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Wiraatmadja, 2006:66) 3.8 Urutan Tindakan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Siklus 1

1) Perencanaan Tindakan

a. Menentukan jadwal kegiatan PTK.

b. Menentukan standar kompetensi pada materi Perencanaan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran 1

Refleksi 1 Siklus I

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaa Tindakan Pembelajaran 2 Siklus II

Refleksi II


(42)

24

c. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar.

d. Membuat format observasi, format analisis dan refleksi serta menyiapkan sarana dan prasarana.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah di susun sebagai berikut:

Siklus pertama dilaksanakan sesuai rencana dengan Kompetensi Dasar. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesimetrian bangun datar. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Kegiatan awal

1) Mengajak siswa untuk menyebutkan berbagai macam bentuk bangun datar.

2) Guru mengajukan berbagai pertanyaan, tentang bentuk bangun datar untuk mengarahkan pemikiran dan kesiapan siswa dan mengikuti pembelajaran.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah mempelajari pokok bahasan ini di harapkan siswa dapat menjelaskan bangun datar simetri dan tidak simetri, dan memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan bangun datar.

b. Kegiatan Inti

1)Guru menunjukan gambar mengenai bentuk persegi dan persegi panjang masing-masing satu alat peraga.


(43)

25

Contoh:

a. Persegi b. Persegi panjang 2)Mengelompokan siswa dalam beberapa kelompok.

3)Guru melakukan demonstrasi tentang bangun datar simetri dan tidak simetri.

4)Guru menugaskan siswa untuk melakukan praktek sesuai dengan yang telah didemonstrasikan oleh guru dan kemudian guru membagikan lembar kerja siswa.

5)Pembahasan hasil kerja kelompok siswa. c. Kegiatan Akhir

Guru mengulas kembali materi yang telah di pelajari untuk memantapkan pemahaman siswa dan menarik kesimpulan.

3) Observasi

a. Obervasi, mengamati jalanya kegiatan belajar mengajar berdasarkan lembar observasi.

b. Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal tes. 4) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk dapat memperbaiki dalam menyusun rencana tindakan yang akan di terapkan pada siklus berikutnya.

Siklus 2

1) Perencanaan Tindakan

a. Menentukan jadwal kegiatan PTK.


(44)

26

c. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar.

d. Membuat format observasi, format analisis dan refleksi serta menyiapkan sarana dan prasarana.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah di susun sebagai berikut:

Siklus kedua dilaksanakan sesuai rencana dengan Kompetensi Dasar. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Kegiatan awal

1) Mengajak siswa untuk menyebutkan berbagai macam garis atau sumbu simetris

2) Guru mengajukan berbagai pertanyaan, tentang garis atau sumbu simetri untuk mengarahkan pemikiran dan kesiapan siswa dan mengikuti pembelajaran.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah mempelajari pokok bahasan ini di harapkan siswa dapat menunjukkan bangun-bangun simetri dan tidak simetri serta garis simetri, dan memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan kesimetrian.

b.Kegiatan Inti

1) Guru menunjukan gambar mengenai bentuk persegi dan persegi panjang masing-masing satu alat peraga.


(45)

27

a. Persegi b. Persegi panjang

2) Mengelompokan siswa dalam beberapa kelompok. 3) Guru melakukan demonstrasi membuat garis simetri.

4) Guru menugaskan siswa untuk melakukan praktek sesuai dengan yang telah didemonstrasikan oleh guru dan kemudian guru membagikan lembar kerja siswa.

5) Pembahasan hasil kerja kelompok siswa. c. Kegiatan Akhir

Guru mengulas kembali materi yang telah di pelajari untuk memantapkan pemahaman siswa dan menarik kesimpulan.

3) Observasi

a. Obervasi, mengamati jalanya kegiatan belajar mengajar berdasarkan lembar observasi.

b. Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal tes.

4) Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi seperti refleksi dalam siklus kedua. 3.9 Indikator Keberhasilan

Acuan keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari aktivitas dan tes hasil belajar yang baik. Peneliti menargetkan dalam penelitian dinyatakan aktivitas siswa berhasil apabila >75% dari total jumlah siswa telah lulus KKM (55), maka termasuk dalam kriteria siswa aktif dengan baik.


(46)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV mata pelajaran Matematika di SD Negeri I Trimulyo dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas siswa menunjukan peningkatan dari setiap siklus, siklus I pertemuan pertama yaitu 2,3% dengan kriteria kurang aktif, siklus I pertemuan Kedua diperoleh nilai 2,6% dengan kriteria cukup aktif dan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh nilai 3,4% dengan kriteria aktif. Pada siklus II pertemuan ke dua diperoleh nilai 3,7% dengan kriteria sangat aktif. Selain itu dengan adanya kolaborasi, partisipasi dan refleksi antara teman sejawat dan peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan profesional guru. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas guru mulai dari siklus I sampai siklus II. Secara berurutan persentase kinerja guru mengajar yaitu pada siklus I pertemuan pertama 1,95,% siklus I pertemuan kedua 2,75%, siklus II pertemuan pertama 2,95% dan siklus II kedua 3,30%.

2. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika, dapat meningkatkan hasil belajar siswa mulai dari siklus I sampai siklus II. Secara berurutan persentase hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 7 siswa atau 45% mencapai KKM, siklus I pertemuan kedua sebanyak 12 siswa atau 60% mencapai KKM, dan siklus II


(47)

52

pertemuan pertama sebanyak 16 siswa atau 80% mencapai KKM dan siklus II pertemuan kedua sebanyak 19 siswa atau 95% mencapai KKM. Selain itu penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru karena dalam proses pembelajarannya guru dituntut untuk dapat memotivasi siswa agar dapat berperan aktif dalam pembelajaran.

5.2 Saran

1. Bagi siswa, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama dengan siswa lain guna memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Bagi guru, sesuaikan dengan indikator yang cocok dengan pelaksanaan metode demontrasi, upayakan manfaatkan waktu yang efektif dengan menggunakan perencananan yang baik agar tidak terbuang sia-sia, menggunakan fariasi metode dalam pembelajaran untuk mencegah kejenuhan siswa dalam menerima ilmu, karena dengan adanya variasi atau hal yang baru yang tepat maka siswa akan lebih antusias dan terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran.

3. Bagi sekolah, agar melengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran guna meningkatkan prestasi siswa dan sekolah. 4. Bagi peneliti, penelitian ini hanya mengkaji perbaikan pembelajaran

materi sistem pemerintahan desa/kelurahan dan kecamatan dengan menggunakan metode demonstrasi untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan materi pada KD/indikator yang lain.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Syaeful Bahri, Aswan Zain. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah. 2002. Hubungan Belajar dan Aktivitas Belajar. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Teori Pembelajaran IPA.

http://dnoeng.wordpress.com/teori-pembelajaran-ipa/2011/07/17 Hamalik. 2007. Hubungan Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran.

http://dnoeng.wordpress.com/teori-pembelajaran-ipa/2011/07/17 Hamalik, 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hambal, & Iskandar. 1991. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud. Heinich et al. 2002. Definisi Media dalam Pembelajaran.

http://baliteacher.blogspot.com/karakteristik-siswa-media-dan-metode.html/2011/02

Hermawan, A.H dkk. 2009. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Muhibbin Syah, 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Rohadi, 2003. Media pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Rohani , Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rineka. Cipta

Ruseffendi, 2001. Materi Pokok Pendidikan Matematika III. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.

Ruseffendi, 1994. Alat Peraga Untuk Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka Sagala. 2007. Karakteristik pembelajaran.


(49)

Sadiman. 1994. Pengertian Belajar. http://www.definisionline.com/ pengertian-aktivitas-belajar.html/2011/06

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soedijarto. 1997. Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Winatapura. 1997. Hakikat Belajar. Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta Wiriaatmadja Rochiati, 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk


(1)

c. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar.

d. Membuat format observasi, format analisis dan refleksi serta menyiapkan sarana dan prasarana.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah di susun sebagai berikut:

Siklus kedua dilaksanakan sesuai rencana dengan Kompetensi Dasar. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Kegiatan awal

1) Mengajak siswa untuk menyebutkan berbagai macam garis atau sumbu simetris

2) Guru mengajukan berbagai pertanyaan, tentang garis atau sumbu simetri untuk mengarahkan pemikiran dan kesiapan siswa dan mengikuti pembelajaran.

3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu setelah mempelajari pokok bahasan ini di harapkan siswa dapat menunjukkan bangun-bangun simetri dan tidak simetri serta garis simetri, dan memecahkan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan kesimetrian.

b.Kegiatan Inti

1) Guru menunjukan gambar mengenai bentuk persegi dan persegi panjang masing-masing satu alat peraga.


(2)

27

a. Persegi b. Persegi panjang

2) Mengelompokan siswa dalam beberapa kelompok. 3) Guru melakukan demonstrasi membuat garis simetri.

4) Guru menugaskan siswa untuk melakukan praktek sesuai dengan yang telah didemonstrasikan oleh guru dan kemudian guru membagikan lembar kerja siswa.

5) Pembahasan hasil kerja kelompok siswa. c. Kegiatan Akhir

Guru mengulas kembali materi yang telah di pelajari untuk memantapkan pemahaman siswa dan menarik kesimpulan.

3) Observasi

a. Obervasi, mengamati jalanya kegiatan belajar mengajar berdasarkan lembar observasi.

b. Peneliti mengamati kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal tes.

4) Refleksi

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi seperti refleksi dalam siklus kedua. 3.9 Indikator Keberhasilan

Acuan keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari aktivitas dan tes hasil belajar yang baik. Peneliti menargetkan dalam penelitian dinyatakan aktivitas siswa berhasil apabila >75% dari total jumlah siswa telah lulus KKM (55), maka termasuk dalam kriteria siswa aktif dengan baik.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV mata pelajaran Matematika di SD Negeri I Trimulyo dapat disimpulkan bahwa:

1. Aktivitas siswa menunjukan peningkatan dari setiap siklus, siklus I pertemuan pertama yaitu 2,3% dengan kriteria kurang aktif, siklus I pertemuan Kedua diperoleh nilai 2,6% dengan kriteria cukup aktif dan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh nilai 3,4% dengan kriteria aktif. Pada siklus II pertemuan ke dua diperoleh nilai 3,7% dengan kriteria sangat aktif. Selain itu dengan adanya kolaborasi, partisipasi dan refleksi antara teman sejawat dan peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan profesional guru. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas guru mulai dari siklus I sampai siklus II. Secara berurutan persentase kinerja guru mengajar yaitu pada siklus I pertemuan pertama 1,95,% siklus I pertemuan kedua 2,75%, siklus II pertemuan pertama 2,95% dan siklus II kedua 3,30%.

2. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika, dapat meningkatkan hasil belajar siswa mulai dari siklus I sampai siklus II. Secara berurutan persentase hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 7 siswa atau 45% mencapai KKM, siklus I pertemuan kedua sebanyak 12 siswa atau 60% mencapai KKM, dan siklus II


(4)

52

pertemuan pertama sebanyak 16 siswa atau 80% mencapai KKM dan siklus II pertemuan kedua sebanyak 19 siswa atau 95% mencapai KKM. Selain itu penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru karena dalam proses pembelajarannya guru dituntut untuk dapat memotivasi siswa agar dapat berperan aktif dalam pembelajaran.

5.2 Saran

1. Bagi siswa, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja sama dengan siswa lain guna memperkaya ilmu pengetahuan dan informasi yang maksimal agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Bagi guru, sesuaikan dengan indikator yang cocok dengan pelaksanaan metode demontrasi, upayakan manfaatkan waktu yang efektif dengan menggunakan perencananan yang baik agar tidak terbuang sia-sia, menggunakan fariasi metode dalam pembelajaran untuk mencegah kejenuhan siswa dalam menerima ilmu, karena dengan adanya variasi atau hal yang baru yang tepat maka siswa akan lebih antusias dan terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran.

3. Bagi sekolah, agar melengkapi sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran guna meningkatkan prestasi siswa dan sekolah. 4. Bagi peneliti, penelitian ini hanya mengkaji perbaikan pembelajaran

materi sistem pemerintahan desa/kelurahan dan kecamatan dengan menggunakan metode demonstrasi untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan materi pada KD/indikator yang lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Djamarah, Syaeful Bahri, Aswan Zain. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah. 2002. Hubungan Belajar dan Aktivitas Belajar. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Teori Pembelajaran IPA.

http://dnoeng.wordpress.com/teori-pembelajaran-ipa/2011/07/17 Hamalik. 2007. Hubungan Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran.

http://dnoeng.wordpress.com/teori-pembelajaran-ipa/2011/07/17 Hamalik, 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hambal, & Iskandar. 1991. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud. Heinich et al. 2002. Definisi Media dalam Pembelajaran.

http://baliteacher.blogspot.com/karakteristik-siswa-media-dan-metode.html/2011/02

Hermawan, A.H dkk. 2009. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Muhibbin Syah, 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Rohadi, 2003. Media pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional. Rohani , Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rineka. Cipta

Ruseffendi, 2001. Materi Pokok Pendidikan Matematika III. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.

Ruseffendi, 1994. Alat Peraga Untuk Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka Sagala. 2007. Karakteristik pembelajaran.


(6)

Sadiman. 1994. Pengertian Belajar. http://www.definisionline.com/ pengertian-aktivitas-belajar.html/2011/06

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soedijarto. 1997. Menuju Pendidikan yang Relevan dan Bermutu. Jakarta: Balai Pustaka.

Winatapura. 1997. Hakikat Belajar. Penerbit Universitas Terbuka. Jakarta Wiriaatmadja Rochiati, 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 81

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELAS V SEMESTER 1 SD NEGERI 1 SINDANGSARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 37

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 1 SUNGAILANGKA KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 7 40

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SD N 2 TAMBAHREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 4 39

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL MENGARANG DESKRIPSI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SINDANGSARI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

1 7 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG TAHUN 2012/2013.

0 6 44

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 JATIBARU KECAMATAN TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 8 56

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 JATIBARU KECAMATAN TANJUNG BINTANG LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 4 52

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD NEGERI TANJUNG AGUNG KECAMATAN PADANG CERMIN KABUPATEN PESAWARAN

0 6 37

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI I TRIMULYO KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 49