4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media
pembelajaran yang dibuat oleh guru.
Sedangkan kekurangan model ini adalah: 1.
Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi palajaran.
2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran
3. Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin
disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja. 4.
Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi. 2.6.
Penelitian Terdahulu yang Relevan 1.
Penelitian terdahulu yang relevan yang pertama Judul Penelitian
“Meningkatkan Minat dan Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SDN 5 Pringsewu Barat Melalui Metode Pembelajaran Make A Match Pada Mata
Pelajaran IPS ” Oleh Sudarwati
Tujuan Penelitiannya Meningkatkan Minat dan Aktivitas Belajar siswa kelas V SDN 5
Pringsewu. Hasil penelitian
Hasil peneilitian menunjukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Pringsewu. Hal ini dapat dilihat dari
persentase aktivitas belajar pada siklus I 65, siklus II 74 dan siklus III 86 dan persentase hasil belajar pada siklus I 66, siklus II 75
dan siklus III 87.
2. Penelitian terdahulu yang relevan yang kedua
Judul Penelitian
“Penerapan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Bandaran II Kecamatan
Winongan Kabupaten Pasuruan.” oleh Lutvia Chusni
Tujuan Penelitiannya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
Bandaran II Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan
Hasil penelitian Hasil penelitian diperoleh data sebagai berikut: aktivitas belajar siswa
pada siklus I skor rata-ratanya 73,52 dan pada siklus II skor rata-ratanya 81,1. Hasil belajar siswa pada siklus I nilai rata-ratanya 73,91 dengan
ketuntasan belajar kelas sebesar 75 12 siswa dan siklus II nilai rata- rata hasil belajarnya 75,94 dengan ketuntasan belajar kelas sebesar 87,5
14 siswa.
2.7.
Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan kajian teori yang ada, maka dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa, diperlukan pemahaman dari sistem-sistem
pembelajaran yang diantaranya mencakup belajar dan pembelajarn, serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Pada kondisi awal yang terlihat di SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung
Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Guru dalam penyampaian materi masih apa adanya. Tidak ada kegiatan yang memacu timbulnya aktivitas
siswa. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Kegiatan siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru.
Berdasarkan kondisi awal di SDN 2 Lematang, maka dilakukan tindakan
dalam strategi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match. Pada model pembelajaran Make A Match, siswa disajikan proses
pembelajaran dengan
permainan mencari
pasangan kartu.
Model pembelajaran Make A Match sangat menekankan keaktifan siswa dengan cara
melakukan interaksi antar siswa dalam mencari pasangan kartu. Oleh sebab itu, maka diharapkan dengan model pembelajaran Make A Match dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
2.8. Hipotesis Tindakan
Menurut Sutrisno Hadi 2004:210, menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan
kenyataannya. Pada penelitian ini hipotesisnya adalah
1. Melalui penggunaan Model Pembelajaran Make A Match dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.
2. Melalui penggunaan Model Pembelajaran Make A Match dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 2 Lematang
Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.
Kondisi Awal
GuruPeneliti Belum
memanfaatkan model
pembelajaran Siswayang diteliti
Aktivitas dan Hasil belajar siswa
rendah
Memanfaatkan Model
Pembelajaran Make A Match
Memanfaatkan model pembelajaran
Make A Match, siswa mencari
pasangan kartu pertanyaan atau
jawaaban dan menyimpulkan
Tindakan kelas
Diharapkan melalui pemanfaatan model
pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas VI
Kondisi akhir
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggambarkan suatu model pembelajaran diterapkan
dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif,
dimana peneliti bekerja sama dengan rekan sejawat. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Model penelitian
tindakan kelas yang digunakan pada penelitian ini adalah model Spiral Kemmis Mc Taggart. Menurut Kemmis Mc Taggart dalam Suharsimi
Arikunto, 2006 : 92-93 menyatakan bahwa pelaksanaan PTK diawali dengan melakukan perencanaan kemudian melaksanakan tindakan, pengamatan atau
obersevasi dan refleksi.
3.2. Setting Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 20142015
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas VI SDN 2 Lematang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.