12
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan membahas dan memaparkan beberapa teori yang relevan dengan penelitian. Beberapa hal yang dapat dipaparkan dalam bab ini
antara lain adalah pengertian analisis, pengertian nilai moral, nilai moral dalam pendidikan moral anak, analisis nilai moral dalam karya sastra, wujud nilai moral
dalam karya sastra, teknik penyampaian nilai moral, pengertian cerita pendek, karakteristik cerita pendek, unsur pembangun cerita pendek, Majalah Bobo,
analisis nilai moral dalam cerita pendek pada Majalah Bobo, kerangka pikir, dan pertanyaan peneliti.
A. Hakikat Analisis Nilai Moral dalam Karya Sastra
1. Pengertian Analisis
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, 2005: 43-44 merupakan penyelidikan untuk mengetahui suatu hal. Di
dalam analisis khususnya analisis pada bidang bahasa, kegiatan yang dilakukan yaitu dengan mengkaji yang berhubungan dengan teks. Dalam
hal ini analisis dilakukan untuk mengurai, membedakan, dan memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria
tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Oleh sebab itu, analisis di dalam penelitian ini berarti menyelidiki atau mengkaji
sesuatu yang berhubungan dengan teks bacaan yang diteliti kemudian dilakukan penguaraian dan pengelompokan sesuai dengan hal yang ingin
diteliti.
13
2. Pengertian Nilai Moral
Nilai merupakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia. Sjarkawi 2009: 29 mengungkapkan bahwa nilai merupakan suatu
kualitas yang menjadikan hal tersebut menjadi sesuatu yang dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai dan dapat menjadi objek
kepentingan. Menurut Sjarkawi tersebut, nilai tentu saja merupakan hal yang tidak dapat dilihat jumlahnya, tetapi dilihat dari bagaimana isinya
sehingga dapat berguna bahkan akan dihargai oleh orang yang mengetahuinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kabul 2007: 70 yang
menegaskan bahwa nilai merupakan sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan dimana sesuatu tersebut apabila mengandung nilai
maka sifat atau kualitas itu melekat pada sesuatu hal tersebut. Jadi nilai disini merupakan suatu kualitas yang memang sudah ada di dalam sebuah
obyek, bukan karena obyek tersebut mengandung nilai maka akan ada kualitas di dalamnya.
Menurut Bambang 1988: 20, nilai merupakan sesuatu yang mengandung harapan dan diinginkan manusia sehingga bersifat normatif
dan menjadi suatu keharusan untuk diwujudkan dalam tingkah laku. Dengan adanya nilai, maka harapan-harapan yang ada dalam diri
manusia dapat dilakukan. Oleh sebab itu, nilai merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia karena hal tersebut berharga yang berguna
di dalam kehidupan manusia.
14 Berbagai macam nilai tumbuh di dalam kehidupan manusia. Salah
satunya moral. Moral pada kenyataannya merupakan suatu hal yang menyangkut tentang persoalan yang benar dan salah. Hal ini berarti
menunjukkan dengan adanya apa yang perlu dilakukan dan apa yang perlu ditinggalkan atas hal-hal tertentu yang nantinya tidak dapat
mengakibatkan adanya suatu hukuman yang ada di masyarakat. Moral dalam diri seseorang tergantung pada suasana dan keadaan yang
membentuk individu tersebut karena pada dasarnya setiap tindakan seseorang dibebani oleh tanggung jawab moral yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan. Secara etimologis kata “moral” berasal dari kata Latin “mos”
yang berarti tata cara, adat istiadat, atau kebiasaan, sedangkan jamaknya adalah “mores”. Dalam arti adat-istiadat atau kebijaksanaan, kata
“moral” mempunyai arti yang sama dengan Yunani “ethos” yang menurunkan kata “etika”. Dalam suatu masyarakat, moral merupakan
sesuatu yang dijadikan aturan dan disepakati untuk dijadikan norma. Dalam hal ini berarti moral merupakan sesuatu yang berkenaan dengan
norma mengenai apa yang baik dan benar dalam kehidupan masyarakat. Menurut pendapat K. Bertens 2002: 7, moral adalah nilai-nilai
dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral ini nantinya dapat
dijadikan sebagai pegangan manusia dalam menjalankan kehidupannya. Dengan moral, maka tingkah laku manusia dapat berjalan sesuai dengan
15 yang berlaku di masyarakat. Bambang 1988: 23 juga mengungkapkan
bahwa seseorang dikatakan bermoral apabila seseorang tersebut bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dengan
menggunakan prinsip-prinsip moral yang berlaku di umum. Sehingga secara tidak langsung, seseorang dalam bertingkah laku dapat
menjalankan prinsip yang sudah ditetapkan dan berlaku juga di masyarakat. Moral menurut P.J. Bouman Bambang, 1988: 22
merupakan suatu perbuatan dan tingkah laku manusia yang timbul karena adanya interaksi antara individu di dalam pergaulan. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa moral merupakan suatu hal yang menunjukkan ukuran yang berlaku di masyarakat karena interaksi
sosial. Jadi di dalam interaksi sosial pasti ada hal-hal yang berkaitan dengan moral.
Rini 2007: 46 mengungkapkan jika moral sebagai kata sifat merupakan suatu tindakan dan tingkah laku yang baik dan buruk. Konsep
tentang moral ini biasanya dapat dijadikan untuk membedakan bagaimana tingkah laku yang baik dan yang buruk. Sedangkan menurut
Muh. Nur 2005: 158, moral adalah sikap dan kepercayaan yang dipegang oleh anak-anak dewasa yang membantu mereka menentukan
mana yang benar dan mana yang salah. Secara umum moral merupakan ajaran tentang baik dan buruk tentang tingkah laku seseorang atau
masyarakat agar sesuai dengan nilai dan norma yang belaku. Jadi di
16 dalam moral terdapat adanya kesesuaian ukuran tentang baik-buruknya
tingkah laku. Nilai moral merupakan segala nilai yang berhubungan dengan
konsep baik buruk yang timbul dari suara hati nurani diri sendiri sebagai suatu hal yang terbaik Sjarkawi, 2009: 30-31. Oleh sebab itu, seseorang
dalam setiap mengambil tindakan harus disesuaikan dengan konsep baik buruknya karena seseorang tersebut nantinya dapat menjadi sumber nilai
moral untuk dirinya sendiri. Nilai moral dipandang sebagai sikap dan perbuatan seseorang terhadap orang lain, dalam hal ini nilai moral dapat
terlihat pada anak apabila bisa membedakan antara baik dan buruk Wiwit, 2003: 3. Jadi di dalam diri anak dapat dikatakan telah
mempunyai nilai moral karena anak tersebut sudah dapat membedakan mana perilaku yang baik dan buruk. Secara pribadi hal itu akan
memberikan berbagai pertimbangan dalam mengambil suatu tindakan. Lickona 2013: 62 mengungkapkan bahwa nilai-nilai moral
dibagi menjadi menjadi dua kategori yaitu universal dan nonuniversal. Nilai-nilai moral universal seperti memperlakukan orang lain dengan
baik, menghormati pilihan hidupnya, dan dapat menyatukan semua orang dimana pun mereka berada karena menjunjung tinggi dasar-dasar nilai
kemanusiaan dan penghargaan diri. Sebaliknya dengan nilai moral universal, nilai moral nonuniversal merupakan nilai moral yang tidak
menjunjung tinggi dasar-dasar nilai kemanusiaan karena tidak membawa tuntutan moral universal.
17
3. Nilai Moral dalam Pendidikan Moral Anak