46 dilakukan secara tidak langsung karena penyampaian ini dilakukan lewat
jalinan cerita dan karakter tokoh. Biasanya teknik ini akan mendorong pembaca menjadi kritis. Apabila pembaca tidak memahami cerita maka
yang ditemui hanya cerita yang dibaca saja. Tetapi apabila dipahami secara lebih dalam maka dapat ditemukan sesuatu yang berharga yaitu
nilai moral cerita. Teknik penyampaian secara tidak langsung ini biasanya ditampilkan pada cerita melalui peristiwa dan konflik.
Teknik penyampaian nilai moral melalui peristiwa dan konflik dapat dilihat dari tingkah laku tokoh dalam menghadapi peristiwa yang
ada di dalam cerita Burhan, 2010: 339. Pengarang di dalam cerita akan memunculkan berbagai peristiwa dan konflik yang harus dihadapi oleh
para tokoh. Dari hal tersebut, pembaca nantinya akan bisa tahu tentang nilai moral yang terkandung.
Menurut Burhan 2010: 339-340, dilihat dari kebutuhan pengarang, teknik penyampaian secara tidak langsung ini dianggap
kurang komunikatif. Hal ini karena pembaca belum tentu mengetahui apa yang akan disampaikan oleh pengarang. Sehingga teknik penyampaian
tidak langsung ini dapat membuat pembacanya terkadang salah menafsirkan.
B. Hakikat Cerita Pendek
1. Pengertian Cerita Pendek Cerpen
Cerita pendek atau cerpen merupakan karya sastra yang berbentuk prosa. Akan tetapi cerpen merupakan salah satu jenis sastra berbentuk
47 prosa yang berbeda dengan jenis prosa yang lain misalnya novel. Steward
Beach Hardjana, 2006: 10 mengungkapkan bahwa cerpen termasuk bentuk sederhana dari fiction. Dikatakan sebagai bentuk sederhana
karena di dalamnya ada batasan-batasan. Batasan-batasan tersebut bisa berupa jalan ceritanya, tokohnya, tempatnya atau unsur yang lainnya.
Hal di atas sejalan dengan pendapat Jakob Sumardjo dan Saini K.M 1997: 36-37, cerpen merupakan merupakan sebuah cerita yang
pendek, bersifat rekaan fiction dan berbentuk narasi. Rekaan disini berarti di dalam cerpen bukan penuturan kejadian sebenarnya yang
pernah terjadi. Akan tetapi walaupun cerpen hanya cerita rekaan, ia ditulis dengan berdasarkan kenyataan hidup. Cerpen juga bersifat narasi
bukan argumentasi ataupun deskripsi dengan penceritaan yang harus dilakukan secara ringkas sehingga di dalam cerpen hanya ada dua atau
tiga tokoh saja dan hanya ada satu peristiwa. Menurut Burhan 2005: 287, cerpen merupakan sebuah cerita
fiksi yang hanya terdiri dari beberapa halaman sehingga membaca sebuah cerpen hanya dengan sekali duduk saja untuk menyelesaikannya. Cerpen
tidak akan menyampaikan cerita yang panjang tentang peristiwa, tokoh, dan latar karena dibatasi oleh jumlah halaman. Dengan dibatasinya hal-
hal tersebut, maka cerpen harus mematuhi konsekuensi yang ada bahwa ceritanya tidak mungkin berbicara secara panjang lebar. Jadi cerpen
dapat bercerita tentang hal-hal yang penting saja dan tidak secara terperinci.
48 Jakob Sumardjo dan Saini K.M 1997: 30 mengungkapkan
bahwa cerita pendek merupakan cerita yang pendek yang hanya dibaca dalam sekali duduk dengan waktu kurang dari satu jam. Hal ini sejalan
dengan pendapatnya B. Brahmanto 1996: 88 yang menyatakan bahwa cerpen biasanya dapat dibaca sampai selesai dalam sekali jam tatap
muka. Di baca dengan waktu yang singkat karena karena pada cerpen ini hanya memiliki efek yang tunggal, dengan tokoh, setting, plot yang
terbatas dan tidak komplek. Akibat adanya batasan tersebut, maka ukuran jumlah kata untuk cerpen pun juga ditentukan. Menurut Hardjana HP
2006: 14, ukuran cerpen menggunakan 5000 kata atau maksimum sekitar 10.000 kata.
Suminto 2000: 9 mengungkapkan bahwa cerpen merupakan karya sastra fiksi yang dapat selesai dibaca dengan sekali duduk yang
dapat membangkitkan efek tertentu bagi pembacanya yaitu dapat memberikan kesan tunggal dalam sebuah cerpen. Selanjutnya Suminto
mengungkapkan bahwa sebuah cerpen dapat memberikan kesan tunggal karena biasanya cerpen memiliki plot yang diarahkan pada suatu
peristiwa tunggal. Sebuah cerpen biasanya didasarkan pada insiden tunggal yang memiliki signifikansi besar bagi tokohnya. Di samping hal
tersebut, kualitas watak tokoh dalam cerpen jarang dikembangkan secara penuh karena pengembangan seperti itu membutuhkan waktu, sementara
pengarang juga kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan hal
49 tersebut. Oleh sebab itu, tokoh dalam cerpen biasanya langsung
ditunjukan karakternya. Jadi dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
cerpen adalah suatu karya sastra fiksi dan berbentuk narasi dengan jumlah hanya beberapa ribu kata saja sehingga dapat selesai dibaca hanya
dengan sekali duduk dan waktu hanya kurang dari satu jam tetapi di dalamnya memberikan kesan tunggal yang membaca cerpen tersebut.
Cerpen untuk anak-anak tidak berbeda jauh dengan cerpen secara umum. Hanya saja di dalam cerpen anak memiliki dunia yang berbeda dengan
cerpen pada umumnya. Cerpen anak adalah cerita fiksi yang berbentuk narasi dan relatif pendek yang di dalamnya mengisahkan seputar dunia
yang berkaitan dengan kehidupan anak. Hal yang membedakan antara cerpen anak dan cerpen secara umum yaitu dunia yang nantinya akan
dibangun pada cerita yang dapat berpengaruh terhadap unsur-unsur pembangun cerita di dalamnya.
Cerpen ternyata telah berkembang dan dapat dibagi menjadi berbagai macam. Menurut Jakob Sumardjo dan Saini K.M. 1997: 30,
membagi cerita pendek menjadi tiga kelompok, yaitu cerita pendek, cerita pendek yang panjang long short story, cerita pendek yang pendek
short-short story. Henry Guntur Tarigan juga ikut membagi berbagai macam cerita pendek menjadi 2 klasifikasi. Menurut Henry 1985: 178-
179, mengklasifikasikan cerita pendek dari dua sudut pandang yaitu berdasarkan jumlah kata dan berdasarkan nilai. Dari kedua sudut
50 pandang tersebut masing dijabarkan kedalam berbagai macam cerpen.
Berdasarkan jumlah kata, cerpen terdiri dari dua macam yaitu 1 cerpen yang pendek short
–short story merupakan cerpen yang terdiri dari maksimum 5000 kata atau 16 halaman kuarto rangkap dan dibaca dengan
waktu seperempat jam; 2 cerpen yang panjang long short story merupakan pendek yang terdiri dari 5000-10.000 kata atau kira-kira 33
halaman kuarto rangkap dan dibaca selama setengah jam. Sedangkan berdasarkan nilai, cerpen juga terdiri dari dua macam yaitu cerpen sastra
dan cerpen hiburan. Pada klasifikasi ini masih susah membuat batasan yang tegas karena cerpen sastrapun terkadang bisa menjadi cerpen
hiburan.
2. Karakteristik Cerita Pendek