Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Kepala Desa

30 e. Membina kehidupan masyarakat desa; f. Membina perekonomian desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan dalam melaksanakan tugas dan wewenang, Kepala Desa mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; d. Melaksanakan kehidupan demokrasi; e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme; f. Menjalin hubungan kerja sama dengan seluruh peraturan perundang-undangan; g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan; h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik; i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan desa; j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa; k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa; l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa; 31 m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat- istiadat; n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

4. Pemberhentian Kepala Desa

Dalam Pasal 17 PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa, menyebutkan bahwa: a. Kepala Desa berhenti, karena: 1. Meninggal dunia; 2. Permintaan sendiri; 3. Diberhentikan. b. Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksu pada ayat 1 huruf c karena: 1. Berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pejabat yang baru; 2. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut salama 6 enam bulan; 3. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa; 4. Dinyatakan melanggar sumpahjanji jabatan; 5. Tidak melaksanakan kewajiban kepala; danatau 6. Melanggar larangan bagi kepala desa. 32

BAB III PEMBAHASAN

A. Sistem Pemilihan Kepala Desa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

1. Pemilihan Umum Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945

Dalam sejarah Pemilihan Umum yang dilakukan di Indonesia, terdapat perbedaan dasar hukum yang dipergunakan sebagai landasan yuridisnya, meskipun secara substansial mengatur hal yang sama, yakni Pemilihan Umum. Pemilihan Umum pada tahun 1955 menggunakan dasar hukum Undang-undang nomor 7 tahun 1953 Lembaran Negara 1953 no. 29.Undang-undang ini merujuk pada Pasal 1 ayat 2 dan Pasal 35 Undang-undang Dasar 1950 UUDS. Sementara Pemilihan Umum berikutya sudah berlandaskan UUD NRI Tahun 1945. 19 Setelah dilakukan amandemen III terhadap UUD NRI Tahun 1945, yang disahkan pada tanggal 10 Nopember 2011, Pemilihan Umum diatur dalam Bab VIIB Pasal 22E. Dalam Pasal 22E ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa: “Pemilihan Umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali”. 20 Ketentuan ini menunjukkan tentang asas yang dianut dalam Pemilihan Umum di Indonesia adalah asas LUBER-JURDIL. Disamping itu, pada ayat ini juga diatur tentang jenjang waktu dari Pemilihan Umum, yakni setiap 19 Khairul Fahmi, Pemilihan Umum Kedaulatan Rakyat, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012, hlm. 144. 20 UUD NRI Tahun 1945.