Pengertian Penyesuaian Diri PENYESUAIAN DIRI

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan lingkungannya serta memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani sesuai dengan keadaan lingkungan. Seperti hal yang dikemukaka n oleh Mustofa Fahmi bahwa: “Tidak hanya mengubah kelakuannya dalam menghadapi kabutuhan-kebutuhan dirinya dari keadaan diluar, dalam lingkungan dimana dia hidup, akan tetapi dia juga dituntut menyesuaikan diri dengan adanya orang lain dan macam- macam kegi atan mereka.” 40 Dengan demikian kehidupan di masyarakat secara tidak langsung harus mampu mensiasati dan mengerti akan adanya lingkungan di sekitar kita. Di antaranya lingkungan kejiwaan dari individu demi kelangsungan hidup kita kini dan masa yang akan datang.

2. Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri

Menurut Singgih D. Gunarsa dalam bukunya Sobur, ada dua kelompok bentuk-bentuk penyesuaian diri antara lain : a. Adaptive Bentuk penyesuaian diri yang adaptive sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk penyesuaian diri ini bersifat badani, artinya perubahan- perubahan dalam proses badani untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. 41 40 Mustofa Fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, h. 41-42 41 Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 529 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pada dasarnya, penelitian luas mengenai proses penyesuaian itu terbentuk sesuai dengan hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Yang dituntut dari individu tidak hanya mengubah sikapnya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya dari dalam dan keadaan di luar serta dalam lingkungan tempat ia hidup, tetapi ia juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan adanya orang lain dan macam-macam kegiatan. Maka, orang yang ingin menjadi anggota kelompok, ia berada dalam posisi dituntut untuk menyesuaikan diri dengan kelompok itu. 42 b. Adjustive Bentuk penyesuaian diri yang lain bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku terhadap lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma. Karena tersangkutnya kehidupan psikis dalam penyesuaian yang adjustive ini, dengan sendirinya penyesuaian diri berhubungan dengan tingkah laku. Sebagaimana kita ketahui, tingkah laku manusia sebagian besar dilatar belakangi oleh hal-hal psikis ini, kecuali tingkah laku tertentu dalam bentuk gerakan-gerakan yang sudah menjadi kebiasaan atau gerakan-gerakan reflex. 43 42 Ibid., h. 530 43 Ibid., h. 531 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Aspek-aspek Penyesuaian Diri

Menurut Enung dalam bukunya menyebutkan bahwa pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu: penyesuaian pribadi dan penyesuain sosial. Untuk lebih jelasnya kedua aspek tersebut akan diuraikan sebagai berikut: a. Penyesuaian pribadi Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangan dan mampu bertindak objektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau taggungjawab, dongkol, kecewa atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri. 44 b. Penyesuaian Sosial Setiap individu hidup di dalam masyarakat, di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan jumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan- persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan peroses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berintraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas masyarakat diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu. 45 Apa yang diserap atau dipelajari individu dalam proses interaksi dengan masyarakat masih belum cukup untuk menyempurnakan 44 Enung F, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: CV Pustaka Setia, 2008, h. 207 45 Ibid., h. 208