USING HAND OUT WITH AUDIO VISUAL ACCOUNTANCY TO IMPROVE STUDENTS’ MOTIVATION AND BOOKEEPING SKILLED ON ACCOUNTANCY SUBJECT AT XI IPS 1 SMA STATE 1 METRO PEMANFAATAN HAND OUT DENGAN AUDIO VISUAL AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN PEMBUK
ABSTRACT
USING HAND OUT WITH AUDIO VISUAL ACCOUNTANCY TO IMPROVE STUDENTS’ MOTIVATION AND BOOKEEPING SKILLED
ON ACCOUNTANCY SUBJECT AT XI IPS 1 SMA STATE 1 METRO
By Hurustiati
This research that applied on accountancy subject was backed by the problem of students’ low motivation in learning and bookkeeping skilled. The aim of this research is to increase students motivation and bookkeeping skilled by using hand out audio visual accountancy. The method that used in this research is Class Action Research (CAR) that consist of three cycles. Every cycles covered by planning, implementation, observation and reflection. The technique of data aggregation by using test is to assess cognitive aspects and observation for affective aspects. The result of this research indicated there are increasing on (1) the students’ motivation, the indicators reached on third cycles; (2) the students’ bookkeeping skilled on second cycles, the indicators has reached, on the third cycles more increase and reached ≥ 95%.
Key words : audio visual , motivation, bookkeeping skilled
(2)
iv ABSTRAK
PEMANFAATAN HAND OUT DENGAN AUDIO VISUAL AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN
PEMBUKUAN Oleh Hurustiati
Penelitian ini pada mata pelajaran akuntansi, latar belakang masalahnya adalah rendahnya motivasi belajar dan keterampilan pembukuan. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan peserta didik dengan menggunakan hand out audio visual akuntansi. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk menilai aspek kognitif dan observasi untuk aspek afektif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada : (1) motivasi belajar peserta didik, indikator tercapai pada siklus ketiga; (2) keterampilan pembukuan peserta didik pada siklus kedua indikatornya sudah tercapai selanjutnya pada siklus ketiga semakin meningkat dan mencapai ≥ 95%
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
iv
Penulis dilahirkan di Kota Metro pada tanggal 30 Juli 1965. Penulis anak ketiga dari tujuh bersaudara dari Pasangan Bapak Tukino dan Ibu Saminah. Penulis dibesarkan di Desa Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat Provinsi Lampung. Riwayat pendidikan penulis yaitu pendidikan tingkat dasar di Sekolah Dasar Negeri No.8 di Desa Yosomulyo, lulus pada tahun 1978. Kemudian melanjutkan sekolah tingkat pertama di Sekolah Menengah Pertama Yos Sudarso Metro, di Desa Yosodadi, lulus pada tahun 1981. Pada pendidikan tingkat atas , penulis melanjutkan di Sekolah Menengah Tingkat Atas Yos Sudarso Metro, lulus pada tahun 1984. Pada tingkat perguruan tinggi , penulis melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah Metro pada jurusan Pendidikan Dunia Usaha, dan lulus pada tahun 1990. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan studi ke Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan san Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.
(8)
iv
Moto
Sungguh pada hari ini aku memberi balasan kepada mereka, karena kesabaran mereka, sungguh mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan
(9)
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya yang kecil dan sederhana ini untuk suamiku tercinta Suyatno yang selalu memberikan motivasi selama menyelesaikan karya ini.
Untuk anak-anakku tersayang Muhammad Zainuri dan Tri Wahyu Prasetyo yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan selama proses menyelesaikan karya ini.
(10)
x
Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, hanya karena rahmat dan karunianya-Nya, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan tesis dengan judul”PEMANFAATAN HAND OUT
DENGAN AUDIO VISUAL AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN KETERAMPILAN PEMBUKUAN”.
Karya ilmiah ini disusun dalam rangka melengkapi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Selama proses penyusunan tesis ini, disadari sepenuhnya akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini, peneliti menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat Bapak Dr. Hi. Darsono M.Pd. selaku Pembimbing I serta Ketua Program Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dan Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd. selaku pembimbing II. Dalam kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada.
1. Bapak Prof.Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Direktur Pascasarjana Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Dr. Hi. Pargito, M.Pd. selaku Ketua Program Pascasarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila
(11)
xi
6. Ibu Dra. Muryati selaku kolaborator dalam penelitian 7. Peserta didik Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro
8. Seluruh dewan guru dan staf tata usaha di SMA Negeri 1 Metro yang memberikan dukungan dan memberikan motivasi dalam penelitian ini. 9. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Pendidikan IPS yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
10.Seluruh keluargaku yang selalu memberikan do’a dan dukungan serta motivasi kepada penilis.
Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin.
Bandar Lampung, Mei 2014 Penulis
(12)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvii
DAFTAR LAMPIRAN xviii
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 8
1.3 Pembatasan Masalah 8
1.4 Rumusan Masalah 9
1.5 Tujuan Penelitian 9
1.6 Manfaat Penelitian 10
1.7 Ruang Lingkup 10
1.7.1 Ruang lingkup penelitian 10 1.7.1.1 Pembelajaran dengan memanfaatkan
Hand Out Audio Visual Akuntansi 11 1.7.1.2 Motivasi belajar peserta didik 11 1.7.1.3 Keterampilan pembukuan akuntansi 11 1.7.1.4 Ruang lingkup ilmu/kajian IPS 11
II KAJIAN TEORI 15
2.1 Konsep belajar dan pembelajaran 15
2.1.1 Teori belajar kognitif menurut Piaget 16
(13)
xiii
Audio Visual 23
2.1.6 Pembelajaran Akuntansi dalam IPS 24 2.1.7 Pembelajaran Akuntansi di SMA 29 2.1.8 Pembelajaran akuntansi dengan memanfaatkan
Hand Out Audio Visual Akuntansi 32 2.1.9 Metode diskusi dalam proses pembelajaran Akuntansi 34 2.1.10 Motivasi peserta didik pada proses pembelajaran
Akuntansi 35
2.1.11 Keterampilan Pembukuan 40
2.2 Kerangka Pemikiran 42
2.2.1 Kondisi awal, Tindakan dan Kondisi Akhir 43
III METODE PENELITIAN 44
3.1 Setting Penelitian 44
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 49
3.2.1 Subjek penelitian 49
3.2.2 Objek penelitian 50
3.3 Operasional Tindakan 51
3.3.1 Pembelajaran dengan memanfaatkan Hand Out Audio
Visual Akuntansi 51
3.3.2 Motivasi belajar akuntansi 54
3.3.3 Keterampilan pembukuan akuntansi 57
3.4 Desain Penelitian 59
3.5 Teknik Pengumpulan data 63
3.5.1 Observasi 64
3.5.2 Tes 64
3.5.3 Catatan lapangan 65
3.6 Pengolahan dan Analisis Data 66
3.6.1 Pengolahan data 66
3.6.2 Analisis data 68
3.7 Tindak Lanjut 69
3.8 Indikator keberhasilan 70
3.8.1 Indikator keberhasilan pembelajaran dengan
menggunakan hand out audio visual akuntansi 70 3.8.2 Indikator keberhasilan motivasi belajar peserta didik 70
(14)
xiv
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 72
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 72
4.2 Hasil Penelitian 76
4.2.1 Deskripsi awal penelitian 76
4.2.2 Pelaksanaan penelitian 78
4.2.2.1 Siklus I 78
4.2.2.1.1 Kegiatan perencanaan 79 4.2.2.1.2 Kegiatan pelaksanaan tindakan 80 4.2.2.1.3 Kegiatan observasi 88 4.2.2.1.4 Kegiatan refleksi 98 4.2.2.2 Siklus II 101
4.2.2.2.1 Kegiatan perencanaan 101 4.2.2.2.2 Kegiatan pelaksanaan pembelajaran 103 4.2.2.2.3 Kegiatan observasi 110 4.2.2.2.4 Kegiatan refleksi 120
4.2.2.3 Siklus III 122
4.2.2.3.1 Kegiatan perencanaan 123 4.2.2.3.2 Kegiatan pelaksanaan tindakan 124 4.2.2.3.3 Kegiatan observasi 130 4.2.2.3.4 Kegiatan refleksi 140
4.2.3 Pembahasan hasil penelitian 142
4.2.3.1 Perencanaan pelaksanaan pembelajaran 144 4.2.3.2 Motivasi belajar peserta didik 145 4.2.3.3 Keterampilan pembukuan peserta didik 147 4.2.3.4 Pembahasan antar variable penelitian 152
V SIMPULAN DAN SARAN 159
5.1 Simpulan 159
5.2 Saran 160
DAFTAR PUSTAKA 162
(15)
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil ujian blok semester genap tahun pelajaran 2012/2013 peserta
didik kelas XI IPS SMA Negeri 1 Metro mata pelajaran akuntansi ... 5
3.1 Kisi-kisi observasi perencanaan dan pelaksanaan tindakan pembelajaran . 52 3.2 Kisi-kisi observasi motivasi belajar peserta didik ... 55
3.3 Instrumen observasi motivasi peserta didik ... 56
3.4 Kisi-kisi tes keterampilan pembukuan ... 58
4.1 Tenaga pendidik dan kependidikan... 72
4.2 Jumlah peserta didik tahun 2013/2014 ... 73
4.3 Rekapitulasi penilaian perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan hand out audio visual akuntansi diam pada siklus I ... 88
4.4 Rekapitulasi penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan hand out audio visual akuntansi pada siklus I ... 90
4.5 Rekapitulasi hasil pengamatan motivasi peserta didik pada siklus I ... 93
4.6 Persentase hasil tes keterampilan pembukuan peserta didik pada siklus I ... 97
4.7 Tabel siklus silang siklus I ... 98
4.8 Rekapitulasi perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual akuntansi pada siklus II ... 111
4.9 Rekapitulasi penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan hand out audio visual akuntansi pada siklus II ... 112
4.10 Rekapitulasi hasil pengamatan motivasi belajar peserta didik siklus II... 115
(16)
v
memanfaatkan hand out audio visual akuntansi pada siklus III ... 131 4.14 Rekapitulasi penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan
memanfaatkan hand out audio visual akuntansi pada siklus III... 133 4.15 Rekapitulasi hasil pengamatan motivasi peserta didik pada siklus III ... 135 4.16 Persentase hasil tes keterampilan pembukuan peserta didik pada
siklus III ... 139 4.17 Tabel silang siklus III ... 141 4.18 Tabel ketercapaian pembuatan perencanaan pelaksanaan
pembelajaran siklus III ... 144 4.19 Persentase motivasi belajar peserta didik pada siklus I, II, dan III... 146 4.20 Persentase ketercapaian keterampilan pembukuan peserta didik ... 148 4.21 Ketuntasan peserta didik berdasarkan hasil tes pada tiap siklus
penelitian (KKM. 77) ... 149 4.22 Motivasi peserta didik dan ketuntasan belajar pada pelaksanaan proses
pembelajaran siklus I, II, dan III ... 151 4.23 Persentase ketercapaian antar variable penelitian dan antar siklus
(17)
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Peserta didik sedang mengikutin pelaksanaan tes siklus I ... 87
4.2 Tingkat pencapaian keterampilan pembukuan pada siklus I ... 97
4.3 Peserta didik sedang mengikuti pelaksanaan tes siklus II...109
4.4 Diagram motivasi peserta didik siklus ...118
4.5 Persentase hasil tes keterampilan pembukuan peserta didik siklus II ...119
4.6 Peserta didik sedang mengikuti pelaksanaan tes siklus III ...130
4.7 Motivasi belajar peserta didik siklus III ...138
4.8 Persentase ketercapaian keterampilan pembukuan peserta didik ...140
4.9 Persentase ketercapaian pembuatan perencanaan pelaksanaan pembelajaran ...145
4.10 Diagram batang persentase motivasi belajar peserta didik pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, II, dan III ...146
4.11 Persentase ketercapaian keterampilan pembukuan peserta didik ...148
4.12 Persentase ketercapaian antar variable penelitian dan antar siklus penelitian ...153
4.13 Alur penelitian tindakan ...154
(18)
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Ijin Penelitian dari FKIP Universitas Lampung ...165
2. Surat Ijin Penelitian dari SMA Negeri 1 Metro ...166
3. Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2013/2014 SMAN 1 Metro ...167
4. Silabus Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS ...168
5. Kisi-kisi Pre-Test Siklus I ...174
6. Soal Pre-Tes Siklus Pertama ...175
7. Lembar Jawaban Soal Pre- Tes Siklus Pertama ...178
8. Kunci Jawaban Soal Pre- Tes Siklus Pertama ...179
9. Data Pemeriksaan Hasil Pre- Tes Siklus Pertama ...180
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Pertama ...184
11. Lembar Kegiatan Peserta Didik Siklus Pertama ...192
12. Hand Out Pembelajaran Siklus Pertama ...196
13. Kisi-kisi Tes Siklus Pertama ...217
14. Soal Tes Siklus Pertama ...218
15. Lembar Jawaban Soal Tes Siklus Pertama ...221
16. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus Pertama ...222
17. Data Pemeriksaan Soal Tes Siklus Pertama ...223
18. Instrumen Penilaian Perencanaan Tindakan Guru Siklus Pertama ...225
(19)
v
22. Soal Tes Siklus Kedua ...260
23. Lembar Jawaban Soal Tes Siklus kedua ...264
24. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus kedua ...265
25. Data Pemeriksaan Hasil Tes Siklus Kedua ...266
26. Instrumen Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Guru Siklus Kedua ...268
27. Instrumen Observasi Motivasi Peserta Didik Siklus Kedua ...273
28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ketiga ...282
29. Kisi-kisi Tes Siklus ketiga ...301
30. Soal Tes Siklus Ketiga ...302
31. Lembar Jawaban Soal Tes Siklus Ketiga ...305
32. Kunci Jawaban Soal Tes Siklus Ketiga ...306
33. Data Pemeriksaan Soal Tes Siklus Ketiga ...307
34. Instrument Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Guru Siklus Ketiga ...309
35. Instrumen Observasi Motivasi Peserta didik Siklus Ketiga ...314
36. Rekapitulasi Penilaian Perencanaan Tindakan Guru antar Siklus 1, 2, dan 3 ...321
(20)
I. PENDAHULUAN
Pembahasan pada bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup. Pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah
Kota Metro adalah kota pendidikan, terdapat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA) yang diberi nama SMA Negeri 1 Metro. Pada awal berdirinya SMA Negeri 1 Metro berstatus sebagai Sekolah Persiapan Tingkat Atas. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Bagian Kursus Sekolah Nomor: 22/SK/B.III/1959 tanggal 11 Juni 1959, menjadi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Metro
Untuk mendukung proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Metro, sudah disiapkan koneksi internet dilengkapi free hotspot internet connection. Hal ini dimaksudkan agar seluruh warga sekolah dapat melakukan koneksi internet, baik menggunakan, notebook, netbook, ipad, handphone, serta komputer yang tersedia di laboratorium komputer dan perpustakaan. Di SMA Negeri 1 Metro peserta didik dibagi menjadi 2 jurusan. Yaitu (1) jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tahun pelajaran 2012/2013 jurusan IPA sebanyak 8 kelas dan jurusan IPS 2 kelas dengan jumlah peserta didik 21 orang di kelas XI IPS 1 dan 10
(21)
orang peserta didik di kelas XI IPS 2. Pada jurusan IPS mata pelajaran akuntansi adalah termasuk di dalam pelajaran inti.
Tujuan program pengajaran akuntansi di SMA adalah untuk membekali tamatan SMA/MA dalam berbagai kompetensi dasar agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip, dan prosedur akuntansi yang benar. Meskipun di SMA Negeri 1 Metro sudah dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung dalam proses pembelajaran, khususnya untuk mata pelajaran akuntansi belum ada media pembelajaran yang tepat untuk mendukung proses pembelajaran akuntansi di kelas. Program pembelajaran akuntansi berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap rasional, teliti, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan transaksi keuangan sampai menyusun laporan keuangan yang berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK).
Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang merupakan kajian dari ilmu sosial dan humanities (antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, politik, filsafat, psikologi, agama, dan sosiologi) untuk memperkenalkan kompetensi warga masyarakat (Maryani, 2011: 11). Untuk mencapainya dapat dilakukan melalui: (1) proses pembelajaran: dalam menyampaikan materi guru mempergunakan berbagai metode misalnya bertanya, diskusi, bermain peran, investigasi, kerja kelompok, atau penugasan, dengan sumber pembelajaran mempergunakan lingkungan sekitar; (2) pelatihan: guru selalu membiasakan
(22)
peserta didik untuk selalu memenuhi aturan main yang telah ditentukan, misalnya memberi salam, berbicara dengan sopan, mengajak mengunjungi orang yang kena musibah/sakit atau kena bencana, datang kepanti asuhan, dan sebagainya; (3) penilaian portofolio atau kinerja: penilaian diperoleh tidak hanya melalui hasil tes tetapi juga dari hasil perilaku dan budi pekerti peserta didik (Maryani, 2011: 20).
Pembelajaran akuntansi selama ini masih menggunakan metode konvensional, guru masih sebagai sentral dalam menyampaikan materi pembelajaran dan peserta didik mendengarkan dan mencatat materi pelajaran. Dengan kondisi pembelajaran seperti ini tentu akan membuat motivasi peserta didik terhadap mata pelajaran akuntansi menjadi sangat rendah, sehingga keterampilan pembukuan yang diharapkan juga rendah. Pembelajaran mata pelajaran akuntansi selama ini kurang kondusif karena peserta didik banyak yang melakukan berbagai aktifitas di dalam kelas. Diantaranya ada peserta didik yang bermain handphone, ada peserta didik yang mengantuk, ada peserta didik yang mengobrol dengan temannya yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran, ada juga yang keluar masuk dengan berbagai alasan. Ada sebagian peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran dengan baik (on task). Peserta didik yang mendukung dalam proses pembelajaran hanya beberapa orang yaitu peserta didik yang memperhatikan saat guru menjelaskan, bertanya tentang materi pelajaran dan menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh guru.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dipergunakan media yang tepat dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran akuntansi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya mempengaruhi juga perkembangan
(23)
dalam pembelajaran akuntansi. Dengan penggunaan hand out dengan audio visual akuntansi memungkinkan proses pembelajaran akuntansi akan semakin menyenangkan dan cepat difahami oleh peserta didik. Karena dalam proses belajar mengajar di kelas dapat di lakukan dengan menggunakan notebook dan LCD proyektor.
Dengan fasilitas yang tersedia disekolah, peneliti sebagai salah satu guru mata pelajaran akuntansi di SMA N 1 Metro menggunakan fasilitas koneksi internet, dapat ditemukan situs dan program yang diharapkan bisa dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran di kelas yaitu hand out dengan audio visual akuntansi. Alasan peneliti menggunakan hand out dengan audio visual akuntansi adalah sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran akuntansi. Karena hand out dengan audio visual akuntansi dapat diakses melalui internet. Peserta didik lebih kreatif dan berusaha untuk meningkatkan keterampilan pembukuannya.
Motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran sangat penting. Menurut Syaodhih (2003: 61) motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk kegiatan penciptaan suatu tujuan.
Wahjosumijo (1997: 50) mengatakan motivasi adalah pemberi daya penggerak yang menciptakan gairah kerja seseorang. Motivasi timbul karena adanya faktor intrinsik dan ekstrisik.
Berdasarkan refleksi peneliti, pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat masih merupakan masalah yang belum dapat terselesaikan oleh guru
(24)
khususnya guru mata pelajaran akuntansi. Dengan pemilihan hand out dengan audio visual akuntansi diharapkan proses pembelajaran akuntansi akan semakin menarik, karena peserta didik dengan mudah melihat dan memahami materi pelajaran melalui hand out dengan audio visual akuntansi disekolah.
Hand out dengan audio visual akuntansi merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran, sehingga membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Pada kenyataannya keterampilan pembukuan peserta didik pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro masih rendah. Berdasarkan daftar nilai peserta didik tersebut dilihat dalam tabel ujian blok semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro pada mata pelajaran akuntansi pada Kompetensi Dasar Jurnal Khusus perusahaan dagang sebagai berikut.
Tabel 1.1 Hasil ujian blok semester Genap tahun pelajaran 2012/2013 peserta didik Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro mata pelajaran akuntansi
NO Ketuntasan Belajar Jumlah peserta didik Prestasi
1 Tuntas 10 48%
2 Tidak Tuntas 11 52%
Jumlah 21 100%
Catatan : KKM = 77
Sumber : dokumen penelitian tahun pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan hasil ujian blok semester genap tahun pelajaran 2012/2013 peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro pada mata pelajaran akuntansi pada Kompetensi Dasar jurnal khusus perusahaan dagang dengan ketuntasan minimal
(25)
77, hanya 10 dari 21 peserta didik yang sudah mencapai KKM atau 48 % dan sisanya sebanyak 11 orang dari 21 orang atau 52% belum mencapai KKM.
Banyaknya peserta didik yang belum mencapai ketuntasan, menunjukkan motivasi dan keterampilan pembukuan peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro, pada mata pelajaran akuntansi masih rendah. Pelaksanaan proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro pada umumnya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan ceramah tanpa menggunakan media pembelajaran yang memadai. Ketuntasan dalam pembukuan disini yang dimaksudkan adalah kemampuan peserta didik untuk membukukan jurnal khusus perusahaan dagang. Transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang pada satu periode di bukukan kedalam jurnal khusus.
Dalam pembelajaran akuntansi juga selain membuat pembukuan yang dituntut dengan keterampilan pembukuan peserta didik, juga ditentukan dengan kemampuan peserta didik untuk memahami tentang 1) Jurnal khusus pembelian, 2) Jurnal khusus pengeluaran kas, 3) Jurnal khusus penjualan, dan 4) Jurnal khusus penerimaan kas
Proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru, tetapi peserta didik juga diharuskan berfikir kreatif, menggali lebih dalam materi jurnal khusus perusahaan dagang yang diberikan oleh guru.
Upaya yang tepat dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi pada proses pembelajaran akuntansi. Menggunakan hand out dengan audio visual
(26)
akuntansi diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta didik dikelas dan juga dapat meningkatkan keterampilan pembukuan bila dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Menurut Gordon (1994: 55) pengertian keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat.
Proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro pada umumnya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan ceramah didepan kelas tanpa menggunakan media pembelajaran yang memadai. Dengan metode pembelajaran yang masih terpusat pada guru menyebabkan motivasi peserta didik yang mendukung proses pembelajaran masih rendah sehingga keterampilan pembukuan peserta didik juga rendah.
Dengan memanfaatkan media pembelajaran secara tepat diharapkan dapat terjadi proses transfer pengetahuan melalui penyampaian materi yang dilaksanakan seefisien mungkin dengan menggunakan waktu belajar di kelas dan memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi yang didapatkan dari notebook, netbook, ipad, dan handphone yang terkoneksi internet. Sehingga pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi dapat meningkatkan motivasi peserta didik dibandingkan dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pemanfaatan Hand Out Dengan Audio Visual Akuntansi Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Keterampilan Pembukuan Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
(27)
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan beberapa masalah yang ada di SMAN 1 Metro sebagai berikut.
- Proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional.
- Proses pembelajaran tidak terjadi umpan balik, sehingga cenderung peserta didik malas belajar.
- Banyaknya peserta didik yang mengobrol, keluar masuk kelas dengan berbagai alasan, bermain hand phone dan mengantuk. Sehingga menunjukkan hasil belajar banyak yang tidak mencapai ketuntasan (KKM).
- Motivasi belajar masih rendah
- Kurangnya media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. - Keterampilan pembukuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas masih
rendah.
1.3Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada kajian tentang.
1. Pemanfaatan hand out audio visual akuntansi pada proses pembelajaran akuntansi.
2. Motivasi belajar peserta didik pada proses pembelajaran akuntansi masih rendah.
3. Keterampilan pembukuan peserta didik masih rendah. 1.4 Rumusan Masalah
(28)
Berdasarkan uraian identifikasi dan pembatasan masalah di atas, selanjutnya masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana pemanfaatan hand out dengan audio visual akuntansi pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro? 2. Apakah pemanfaatan hand out dengan audio visual akuntansi pada proses
pembelajaran akuntansi dapat meningkatkan keterampilan pembukuan akuntansi bagi peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan Hand Out dengan Audio Visual Akuntansi dalam meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan peserta didik pada mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro. Secara operasional tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pemanfaatan hand out dengan audio visual akuntansi dalam meningkatkan motivasi belajar pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro.
2. Mengetahui efektivitas pemanfaatan hand out dengan audio visual akuntansi pada proses pembelajaran akuntansi dalam meningkatkan keterampilan pembukuan peserta didik di SMA Negeri 1 Metro.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagaii pihak, antara lain.
(29)
1. Bagi guru, agar dapat memanfaatkan Hand Audio dengan Visual Akuntansi pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Khususnya dalam meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan akuntansi.
2. Bagi peserta didik , penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan pada proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
4. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas pembelajaran disekolah melalui pelatihan bagi guru tentang media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
1.7 Ruang Lingkup
1.7.1 Ruang lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini akan membahas tentang proses pembelajaran dengan memanfaatkan Hand Out Audio Visual Akuntansi, motivasi belajar , keterampilan pembukuan dan ruang lingkup kajian ilmu IPS.
1.7.1.1 Pembelajaran dengan memanfaatkan Hand Out Audio Visual Akuntansi
Pada penelitian ini peneliti melaksanakan tindakan pada proses pelaksanaan pembelajaran akuntansi di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro dengan
(30)
memanfaatkan Han Out dengan Audio Visual Akuntansi. Pemanfaatan media ini adalah salah satu media yang dapat diterapkan di SMA Negeri 1 Metro karena telah disediakan fasilitas yang lengkap dan internet .
1.7.1.2 Motivasi belajar peserta didik
Pada penelitian ini, peneliti berusaha agar proses pembelajaran akuntansi dengan memanfaatkan Hand Out dengan Audio Visual Akuntansi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
1.7.1.3 Keterampilan pembukuan akuntansi
Pada penelitian ini , peneliti berusaha meningkatkan keterampilan pembukuan peserta didik. Untuk lebih meningkatkan keterampilan pembukuan pada pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Metro, peneliti memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi.
1.7.1.4 Ruang lingkup ilmu/kajian IPS
Ruang lingkup ilmu/ kajian IPS ditinjau dari aspek-aspeknya meliputi hubungan sosial, budaya, ekonomi/akuntansi, sejarah, geografi, psikologi sosial dan politik. Berdasarkan ruang lingkup tersebut, mata pelajaran akuntansi termasuk dalam ruang lingkup ilmu/kajian IPS. Pendidikan IPS disekolah merupakan mata pelajaran atau bidang yang mendudukan konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis , serta kebermaknaannya bagi peserta didik dalam kehidupannya baik dari tingkat SD sampai SMA atau membekali dan mempersiapkan peserta didik untuk dapat
(31)
melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dibidang ilmu sosial di Perguruan Tinggi.
Menurut Pargito (2010: 40), tujuan utama pendidikan IPS pada dasarnya adalah mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara agar dapat mengambil keputusan secara reflektif dan partisipasi sepenuhnya dalam kehidupan sosial sebagai pribadi, warga masyarakat, bangsa dan warga dunia. Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS, maka dalam pembelajaran pendidikan IPS diterapkan dengan 5 tradisi pendidikan IPS.
1. IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (social studies as citizenship transmission)
IPS sebagai transmisi kewarganegaraan akhir-akhir ini di Indonesia menjadi dasar perlunya pekerjaan dan sejarah sebagai mata pelajaran terpisah dari IPS, karena untuk memudahkan dalam program citizenship transmission.
IPS dalam tradisi ini sebagai program pendidikan pelestarian kebudayaan suatu bangsa, pendidikan nilai-nilai idelistik dan manusia.tujuan instruksional citizenship transmission menyiapkan warga Negara yang baik dengan pengetahuan dan apresiasi terhadap sejarah bangsa.
2. IPS sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial (social studies as social sciences) Tradisi IPS sebagai pendidikan ilmu-ilmu sosial menjadi alasan yang sangat kuat terhadap perlunya pendidikan IPS karena mengajarkan ilmu-ilmu sosial secara terpisah-pisah memberatkan sekolah secara kurikuler. Pendidikan ilmu sosial tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga harus mengajarkan makna dan nilai-nilai
(32)
atas ilmu pengetahuan sosial itu untuk kepentingan kehidupannya kearah lebih baik. Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan kemasan pengetahuan sosial yang telah dipertimbangkan secara psikologis untuk kepentingan pendidikan.
3. IPS sebagai pendidikan Reflektif (social studies as reflective inquiry) Pendidikan reflektif bukan sekedar mengajarkan disiplin ilmu pengetahuan dan pemindahan nilai secara akumulatif, tetapi kurikulum sekolah mampu memenuhi kebutuhan-kebutiuhan dan minat peserta didik.Peserta didik hendaknya tidak sekedar menghafal materi pelajaran,tetapi peserta didik bisa mendapat pengalaman-pengalaman edukatif pada proses pembelajaran pendidikan IPS dan dapat mempraktikkan pengambilan keputusan (decision making) dalam kehidupan sehari-hari.
4. IPS sebagai kritik kehidupan sosial (social studies as social criticism) Pendidikan IPS sebagai pendidikan kritisme peserta didik. Pendidikan IPS mengutamakan pengembangan kemampuan pengetahuan dan memupuk keberanian mengemukakan pendapat atau argument. Untuk itu pendidikan IPS harus dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis dengan berbagai metode pemecahan masalah.
5. IPS sebagai pengembangan pribadi seseorang (social studies as personal development of the individual)
Pengembangan pribadi seseorang melalui pendidikan IPS tidak langsung tampak hasilnya, tetapi setidaknya melalui pendidikan IPS akan membekali kemampuan seseorang dalam pengembangan diri melalui berbagai keterampilan sosial dalam kehidupan (social life skill).
(33)
Pendidikan IPS disini harus membekali peserta didik tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai, sehingga semua itu dapat membentuk citra diri peserta didik menjadi manusia yang memiliki jati diri yang mampu hidup ditengah masyarakat dengan damai, dan dapat menjadi contoh teladan serta memberikan kelebihannya kepada orang lain.
Penelitian ini dalam kajian Ilmu Pengetahuan Sosial sangat berkaitan, karena mata pelajaran akuntansi adalah termasuk didalam rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial dan di pelajari di SMA jurusan IPS. Selain mengajarkan nilai-nilai ilmu pengetahuan sosial kepada peserta didik, mengembangkan cara berfikir kritis dengan berbagai metode pemecahan masalah, dan membekali keterampilan dan sikap, sehingga membentuk peserta didik menjadi manusia yang berguna ditengah masyarakat.
(34)
II. KAJIAN TEORI
2.1 Konsep belajar dan pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman individu dan bukan karena proses pertumbuhan fisik. Menurut Slameto (2003: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Gagne (1988: 3) belajar adalah perubahan pada diri manusia atau kemampuan yang berlangsung selama satu masa waktu yang tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan pertumbuhan. Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar disini meliputi tingkah laku setelah individu mendapatkan berbagai pengalaman yang diperoleh pada proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran sering didefinisikan sebagai perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang disebabkan oleh latihan atau pengalaman.
Berdasarkan pengertian tentang belajar tersebut di atas, terlihat bahwa belajar melibatkan tiga hal pokok, yaitu:. pertama, belajar mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku, kedua, perubahan terjadi karena belajar bersifat relatif permanen atau tetap, ketiga perubahan tersebut disebabkan oleh hasil latihan atau pengalaman, bukan oleh proses pertumbuhan.
(35)
Menurut Slameto (2003: 54-72) ada dua faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal terdiri dari tiga faktor, yaitu: (a) faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. (b) faktor psikologi yang meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan. (c) Faktor kelelahan.
Faktor eksternal juga terdiri dari tiga faktor, yaitu: (a) faktor keluarga yang meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. (b) faktor sekolah yang meliputi: metode guru mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi antar peserta didik dengan peserta didik lain, disiplin sekolah, alat atau media pembelajaran waktu sekolah dan lain-lain.(c) faktor masyarakat yang meliputi: kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media, tempat bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Ada beberapa ahli yang menyampaikan tentang teori-teori belajar yang bersumber dari aliran psikologi, tetapi pada penelitian ini hanya dibatasi pada teori-teori yang relevan dengan judul penelitian. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
2.1.1 Teori belajar kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget dalam ( Woolfolk, 2004: 32) bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu: (1)
(36)
Sensory motor, yaitu usia 0-2 tahun, (2) pre operational usia 2-7 tahun, (3) concrete operational usia 7-11 tahun dan (4) formal operational.usia 11 tahun keatas. Pada tahap ini kemampuan peserta didik sudah berada pada tahap berfikir abstrak. Peserta didik di SMA termasuk pada tahap formal operational.
Dikemukakannya pula belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungannya secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungannya.
Implikasi dari teori perkembangan kognitif Woolfolk (2004: 40-44) dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
2. Anak- anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3. Bahan yang akan dipelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. 4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya.
(37)
2.1.2 Teori konstruktivisme
Model pembelajaran konstruktivisme merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan yang akan dibangun sendiri oleh peserta didik melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Konflik kognitif tersebut terjadi pada saat interaksi antara konsep awal yang telah dimiliki para peserta didik dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan, sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur kognitif untuk mencapai keseimbangan.
Menurut Herpratiwi (2009: 71) tentang teori belajar dan pembelajaran menyatakan teori belajar konstruktivisme (contructivisttheories of learning) bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan –aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologikognitif yang lain.
Pendekatan konstruktivisme menurut Piaget mempunyai beberapa konsep umum sebagai berikut :
1. Peserta didik aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
(38)
2. Dalam konteks pembelajaran, peserta didik seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh peserta didik sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
4. Unsur terpenting dalam teori ini adalah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahaman yang sudah ada,
5. Ketidak seimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini belaku apabila seorang peserta didik menyadari gagasan- gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah. 6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai keterkaitan dengan
pengalaman peserta didik untuk menarik minatnya.
Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah pada proses pembelajaran, peserta didiklah yang harus mendapat penekanan. Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan orang lain. Merekalah yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar peserta didik secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreatifitas dan keaktifan peserta didik akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif peserta didik.
Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian disimpulkan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru.
(39)
2.1.3 Media Pembelajaran
Pengertian hand out audio visual, maka terlebih dahulu kita mengetahui arti kata hand out itu sendiri. Kata hand out adalah termasuk media cetak karena hand out berbasis teks atau tulisan dalam lembaran (Arsyad, 2011: 29). Hand out biasanya merupakan bahan ajar tertulis dan cetak yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru, maksudnya sebagai perantara atau alat untuk menyampaikan sesuatu (Salahudin, 1986: 3).
Menurut Prastowo (2011: 79) hand out adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literature yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik.Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran.
Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2010: 15) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besarnya adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
Dengan demikian bahan ajar berupa hand out ini tentunya bukanlah sesuatu bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis dan mempermudah siswa serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sipembelajar, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran yang disengaja, bertujuan dan dikendalikan. Dengan menggunakan media internet akan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik yang akhirnya akan
(40)
meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan peserta didik di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Metro pada proses pembelajaran akuntansi.
Audio Visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar (Rohani, 1997: 97-98).
Hand Out Audio Visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat peserta didik termotivasi, sehingga mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pemakaian media pembelajaran pada proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan merangsang keinginan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan hand out audio visual akuntansi dalam pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran. Selain dapat membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran.
Teknologi audio visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visul. Pengajaran melalui audio visual bercirikan pemakaian notebook dan LCD selama proses pembelajaran.
(41)
2.1.4 Bentuk-bentuk Media Audio Visual
Media mempunyai sebagaimana dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas menurut Rohani (1977: 117) yaitu:
1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnya seperti kaset program, piringan dan sebagainya. 2. Media visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik
dengan suara.
3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose dan media board 4. Media visual gerak contoh, film bisu.
5. Media visual diam contoh, microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan dan sebagainya.
6. Media seni gerak
7. Media audio contoh, radio, telepon, tape dan sebagainya. 8. Media cetak contoh, Koran dan lain-lain.
Berdasarkan bermacam-macam media di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar. Memberikan suatu alternatif dalam memilih dan menggunakan media pengajar sesuai dengan karakteristik peserta didik.. Media sebagai alat bantu auditif, visual dan audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dari guru mata pelajaran.
(42)
2.1.5 Faktor- faktor yang mempengaruhi penggunaan hand out audio visual
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kriteria pemilihan media pengajaran
antara lain.”Tujuan pengajaran yang ingin dicapai, ketepat gunaan, kondisi peserta didik, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis dan biaya” (Bachdar W.Harsja, 1984: 15). Oleh karena itu beberapa pertimbangan yang sesuai dalam pemilihan media pembelajaran sebagai berikut.
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2. Tepat untuk mendukung isi materi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,prinsip yang generalisasi,agar dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.
3. Aspek materi, dengan menggunakan hand out dengan audio visual berdampak pada hasil pembelajaran.
4. Ketersediaan media di sekolah memungkinkan guru mendesain sendiri media yang akan digunakan.
5. Pengelompokan sasaran.media yang efektif untuk kelompok yaitu media yang tepat untuk kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.
6. Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu misalnya visual, pada slide harus jelas dan informasi pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang (Arsyad, 2002: 72)
Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat difahami bahwa pemilihan media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa,
(43)
pemilihan hand out dengan audio visual akuntansi dapat membantu peserta didik dalam menyerap isi materi pelajaran akuntansi. Hand out dengan audio visual akuntansi adalah media yang dapat dilihat dan bersuara. Hand out audio visual akuntansi yang berisi materi pembelajaran diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan keterampilan pembukuan peserta didik, khususnya pada kompetensi dasar Jurnal Khusus. Pengertian keterampilan peserta didik disini yang dimaksudkan adalah keterampilan dalam pembukuan transaksi kedalam jurnal khusus.
Menurut Gordon (1994: 55) pengertian keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini biasanya cenderung pada aktivitas psikomotor. Sedangkan menurut Nadler (1986: 73) pengertian keterampilan (skill) adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas
2.1.6 Pembelajaran Akuntansi Dalam IPS
Sapriya (2009: 10) memberikan definisi IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dan pendidikan disiplin ilmu sosial sebagai suatu batang tubuh disiplin yang menyeleksi konsep, generalisasi, dan teori dari struktur disiplin ilmu pendidikan yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah-psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang diorganisasikan secara ilmiah - psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UU Sisdiknas.
(44)
Ilmu Pengetahuan sosial, biasa disingkat IPS adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia dimasa kini dan masa lalu. IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat. Karena sifatnya yang merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk peserta didik Sekolah Dasar (SD) dan SMP, Sedangkan untuk tingkat SMA dan Perguruan Tinggi IPS dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut, khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.
Kawasan dan lingkup social studies (Pendidikan IPS) baik sebagai bahan kajian ilmiah (akademik) maupun bidang kajian praktik pendidikan berkembang sesuai dengan pemahaman dan latar belakang keahlian masing-masing. Munculnya faham tentang pendidikan IPS ini merupakan hal yang sangat lumrah, karena pemahaman seseorang atau sekelompok masyarakat tertentu tentang ilmu dan pengetahuan sangat diwarnai oleh latar belakang dan lingkungan yang membentuk manusia itu sendiri. Kenyataan ini terjadi pada kajian ilmu apapun ,sebagai contoh suatu ilmu tertentu memiliki batasan dan pengertian yang beraneka ragam antara orang satu atau kelompok masyarakat tertentu dengan lainnya.
IPS sebagai kajian akademik merupakan perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan bidang praktik pendidikan.Akuntansi merupakan bidang ilmu pengetahuan yang langsung dipraktikkan dalam masyarakat. Komitmen
(45)
kelompok masyarakat yang ingin mengembangkan pengetahuan sosial dan humaniora yang dikemas secara psikologis untuk tujuan pendidikan, melahirkan IPS. Jadi disini IPS merupakan sinthesa kajian pendidikan dan kajian sosial serta humaniora untuk program pendidikan ditingkat sekolah. IPS bukan mengembangkan keilmuan sosial sebagaimana yang dilakukan oleh para ahli ilmu-ilmu sosial tetapi lebih pada tataran pratik pendidikan ilmu-ilmu sosial baik secara menyeluruh, sederhana, terpadu, maupun secara terpisah berhubungan untuk tujuan ditingkat sekolah.
IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dengan identitas bidang kajian yang
dinamakan” an integrated system of knowledge, synthetic discipline, multidimensional, dan kajian konseptual sistemik”, merupakan kajian yang baru yang berbeda dari kajian monodisiplin atau disiplin ilmu tertentu. Pemikiran tentang IPS sebagai kajian akademik (disiplin ilmu) oleh para ahli tentang semakin banyak dan kompleksnya permasalahan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta ketidak menentuan masa depan yang sulit di prediksi, sehingga diperlukan pendekatan pengetahuan terpadu (integrated approach). Tidak ada suatu disiplin ilmu yang mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan manusia.
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
(46)
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS diperlukan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani untuk tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan guru didalam memilih dan menggunakan metode, model, dan strategi pembelajaran yang tepat agar pembelajaran pendidikan IPS benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan bagi peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengkondisian suasana belajar yang merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan IPS tersebut, maka ilmu-ilmu sosial harus dikaitkan dengan konsep atau tema-tema pendidikan IPS. Menurut NCSS ada 10 tema (konsep) social studies, yaitu: (1) Culture,(2) time, continuity and change (3) people, plece and environsments,(4) individual development and identity,(5) individuals, group and institution,(6) power, authority and governance, (7) production, distribution and consumptions,(8) science, technology and society, (9) global connection,(10) civicideal and practices.(http:www.social studies.org.standart exec.html).
Berdasarkan kesepuluh tema tersebut, ada beberapa tema yang menjadi fokus dalam pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Tema tersebut antara lain:
(1) Culture (Budaya)
Dalam konsep budaya akan menjadikan peserta didik dapat menjawab apa yang dimaksud dengan budaya? apa yang tidak memainkan peran budaya dalam pembangunan manusia dan sosial? apakah cirri-ciri lintas budaya? apa peran keanekaragaman dan bagaimana cara dipertahankan didalam suatu budaya? Bagaimana berbagai aspek kebudayaan seperti system kepercayaan, keyakinan
(47)
agama, atau cita-cita politik? Bagaimana pengaruh bagian lain dari budaya seperti institusi atau sastra,musik dan seni? Bagaimana perubahan budaya dari waktu kewaktu untuk mengakomodasi ide yang berbeda? Bagaimana difusi budaya terjadi di dalam dan dikomunitas, daerah dan bangsa?
Melalui pengalaman , observasi dan refleksi peserta didik akan mengidentifikasi unsur-unsur budaya serta persamaan dan perbedaan antara kelompok-kelompok budaya diseluruh waktu dan tempat. Peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan pemahaman budaya melalui beberapa mode, pertemuan dan berbicara dengan orang-orang dilatar belakang yang berbeda dan menyelesaikan penelitian kompleksitas system budaya yang berbeda
(2) People, places and envrironments ( orang, tempat dan lingkungan) Dalam pembelajaran akuntansi berkaitan dengan konsep yang keterkaitan dengan orang, tempat dan lingkungan. Studi tentang orang, tempat dan lingkungan memungkinkan kita untuk memahami hubungan antara populasi manusia dan dunia fisik. Peserta didik belajar dimana orang-orang dan tempat yang berlokasi dan mengapa mereka ada. Mereka mempelajari penyebab, pola, efek dari pemukiman manusia terhadap lingkungan. Hal ini memungkinkan mendapatkan pengetahuan dasar yang berguna untuk informasi pengambilan keputusan mengenai isu-isu yang timbul dilingkungan.
Disekolah peserta didik mengidentifikasi karakteristik kunci sosial, ekonomi dan budaya penduduk yang berbeda karena mereka memperluas pengetahuan tentang masyarakat yang berbeda. Ketika mereka menganalisis proses kompleks perubahan dalam hubungan antara orang, tempat dan lingkungan, peserta didik
(48)
mengembangkan keterampilan mereka mengevaluasi dan merekomendasikan ke publik.
(3) Science, technology, and society (ilmu, teknologi dan masyarakat)
Dalam pembelajaran IPS berkaitan dengan konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat Program studi sosial harus mencakup pengalaman yang memberikan studi hubungan antara ilmu pengetahuan , teknologi dan masyarakat. Sains dan teknologi memiliki pengaruh besar pada perubahan sosial dan budaya, dan tentang cara-cara orang berinteraksi dengan dunia. Kemajuan teknologi telah mempengaruhi kehidupan selama berabad-abad, seperti yang kita ketahui , tidak mungkin tanpa teknologi dan ilmu yang mendukungnya.
Bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi moralitas dan rasa pada diri kita? Bagaimana budaya yang berbeda secara geografis terpisah tetapi dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa global yang disatukan oleh teknologi yang memberitahu kita tentang kejadian, dan menawarkan harapan oleh ilmu pengetahuan yang dapat meringankan masalah global? Bagaimana kesenjangan dalam akses terhadap manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi dijembatani? Tema ini muncul dalam unit yang berhubungan dengan sejarah, geografi, ekonomi, dan kewarganegaraan juga pemerintahan. Hal ini berdasarkan beberapa kerangka ilmiah dan fisik dari ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora untuk contoh spesifik isu-isu serta basis pengetahuan untuk mempertimbangkan tanggapan terhadap masalah sosial yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(49)
2.1.7 Pembelajaran Akuntansi di SMA
Akuntansi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegiatan pencatatan, pengikhtisaran, pelaporan dan penginterpretasian terhadap seluruh transaksi keuangan yang terjadi pada suatu rumah tangga, perusahaan atau organisasi pada suatu periode tertentu dengan cara tertentu.
Mata pelajaran akuntansi adalah salah satu mata pelajaran di SMA jurusan IPS dan termasuk dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS), yang merupakan kajian dari ilmu sosial dan humanities (antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, politik, filsafat, psikologi, agama, dan sosiologi) untuk memperkenalkan kompetensi warga masyarakat (Maryani, 2011: 11).
Pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran akuntansi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan kemampuan untuk bersikap, bertindak cerdas dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah sosial, ekonomi. Pada tingkat pendidikan dasar mata pelajaran IPS diberikan sebagai bagian integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sedangkan pada tingkat pendidikan menengah mata pelajaran IPS diberikan tersendiri (Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri,memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.
(50)
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.
Menurut Isroah (2007: 3) pengertian akuntansi sering disebut sebagai bahasa dunia usaha atau the language of business. Dari segi bahasa, akuntansi berasal dari to account yang berarti menghitung atau mempertanggungjawabkan sehingga menjadi accounting. Istilah account diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi perkiraan atau rekening.
Definisi akuntansi menurut AICPA (American Institut of Certified Publik Accountants) sebagai berikut.
Accounting is the art of recording, classifying and summarizing in a significant manner and in term of money: transactions and events which are, in part at least, of financialcharacter, and interpreting the results thereof.
Artinya, akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang signifikan (bermakna) dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut. Definisi akuntansi menurut AAA (American Accounting Association) sebagai berikut.
1. Akuntansi merupakan suatu proses merubah data yang belum siap menjadi informasi yang siap dipakai.
(51)
2. Akuntansi merupakan kegiatan yang terdiri atas mengumpulkan, mengidentifikasikan, mengukur, mencatat, dan mengikhtisarkan data keuangan.
3. Data pengikhtisaran disebut informasi ekonomi, kemudian informasi tersebut disampaikan kepada para pemakai dalam bentuk laporan.
4. Akuntansi merupakan suatu teknik atau seni (art) mencatat dan menggolongkan transaksi atau kejadian yang bersifat keuangan, kemudian melaporkannya kepada pemakai informasi tersebut.
Pada penelitian ini , peneliti memfokuskan pada mata pelajaran akuntansi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) jurusan IPS. Karena itu, pengajaran konsep-konsep , materi pokok dan sub materi pokoknya harus disesuaikan dan diserasikan dengan tingkat pengalaman dan perkembangan mental peserta didik pada jenjang pendidikan yang bersangkutan.
2.1.8 Pembelajaran akuntansi dengan memanfaatkan Hand Out Audio Visual Akuntansi
Dalam proses pembelajaran di kelas, secara psikologis peserta didik ada yang merasa takut atau segan terhadap gurunya. Memanfaatkan Hand Out dengan Audio Visual Akuntansi, diharapkan peserta didik dapat termotivasi dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan keterampilan pembukuan akuntansi. Hand Out dengan audio visual yang di gunakan pada proses pembelajaran pada siklus pertama. Salah satu ruang lingkup pembelajaran akuntansi di SMAN 1 Metro adalah pengetahuan dan keterampilan dasar tentang transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang dan pencatatannya kedalam jurnal khusus. Pada
(52)
proses pembelajaran akuntansi sebelumnya guru menggunakan metode ceramah, belum memanfaatkan media pembelajaran, sehingga cenderung pembelajaran tidak menarik.
Untuk mengatasi masalah tersebut dalam proses pembelajaran perlu diuji coba menggunakan media pembelajaran yang baru, yaitu memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi. Memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi diharapkan peserta didik lebih termotivasi untuk belajar, sehingga dapat meningkatkan keterampilan pembukuan pada mata pelajaran akuntansi.
Keunggulan pembelajaran memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi baik bagi guru maupun peserta didik antara lain.
1.Guru lebih aktif dalam proses pembelajaran 2.Suasana belajar lebih menyenangkan 3.Peserta didik menjadi lebih aktif 4.Peserta didik menjadi tidak mengantuk 5.Peserta didik menjadi lebih kreatif
6.Peserta didik selalu bertanya tentang materi yang belum difahami 7.Peserta didik lebih teliti mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Kekurangan dalam menggunakan hand out dengan audio visual akuntansi diataranya.
1.Tidak semua peserta didik mempunyai notebook
2.Membutuhkan kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik
3.Jika listrik mati proses pembelajaran terganggu 4.Jika disekolah kadangkala internet tidak lancar.
(53)
2.1.9 Metode diskusi dalam proses pembelajaran Akuntansi
Menurut Suprihadi Saputro (2004: 14) proses pembelajaran sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan instruksional, jenis dan prosedur kegiatannya membutuhkan rangkaian pemikiran yang cermat. Rangkaian pemikiran yang cermat itu diperlukan agar jenis dan prosedur kegiatan yang dipilih dan ditetapkan nantinya mempunyai nilai fungsional yang tinggi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Terlebih lagi, faktor-faktor yang ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran sangat beraneka ragam, maka kecermatan itu diperlukan, agar hubungan antar faktor tersebut dapat sinergis dalam mencapai tujuan. Kegiatan guru yang berkenaan dengan penelusuran, pemilihan jenis dan prosedur kegiatan serta lain-lain pendukung kegiatan pembelajaran tersebut, lazimnya disebut kegiatan pemilihan setrategi pembelajaran.
Setrategi pembelajaran sacara substansial berwujud jenis dan prosedur kegiatan serta lain-lain yang merupakan implikasi dari jenis dan prosedur yang menyertainya. Maka strategi tidak dimasukkan dalam jenis dan prosedur kegiatan, tetapi ada pada nilai strategi fungsional. Berkenaan dengan fungsinya sebagai alat dan wahana pencapaian tujuan pembelajaran.
Salah satu setrategi pembelajaran adalah dengan menggunakan metode diskusi. Dengan menggunakan metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran, informasi/pengalaman, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan tersebut para siswa dapat saling beradu argumentasi . Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian dicatat sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya dipergunakan sebagai bagian yang
(54)
tak terpisah dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti: ceramah, diskusi kelompok, dan lain-lain.
Dengan menggunakan metode diskusi dapat diterapkan dalam proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi. Pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi juga dapat memanfaatkan media berbasis informasi teknologi, khususnya Hand Out dengan Audio Visual Akuntansi.
2.1.10 Motivasi peserta didik pada proses pembelajaran akuntansi
Dalam proses pembelajaran sangat diharapkan adanya motivasi. Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama melalui latihan pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara merespon sesuatu. Jadi pada proses pembelajaran harus ada motivasi untuk merubah perilaku. Motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran sangat penting. Menurut Syaodhih (2003: 61) Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu tersebut. Kekuatan tersebut menunjukkan kondisi dalam diri individu yang mendorong individu tersebut melakukan kegiatan penciptaan sesuatu tujuan.
Malayu S.P. Hasibuan (2003: 95) mendefinisikan “ motivasi adalah pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, efektif dan terintergrasi dengan segala upaya untuk mencapai
kepuasan”. Wahjosumidjo (1997: 50) mengemukakan” motivasi dapat diartikan
sebagai suatu proses psikologis yang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang”. Proses
(55)
psikologi timbul akibat oleh faktor didalam diri kepribadian, sikap, pengalaman,dan pendidikan atau berbagai harapan, cita-cita yang menjangkau kemasa depan. Sedang faktor dari luar diri dapat timbul oleh berbagai faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi faktor-faktor ekstrinsik maupun intrinsik motivasi timbul karena adanya rangsangan.
Menurut Winkel (2004: 27) Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kepada kegiatan belajar itu sendiri mencapai suatu tujuan. Menurut Sardiman A.M.(2006: 75) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri sendiri siswa yang memberikan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.
Motivasi belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrisik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrisiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik Hamzah B. Uno (2006 :23).
Motivasi pada diri seseorang dapat dilihat dari perilakunya. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang baik akan memiliki sikap yang berbeda pula di
(56)
bandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki motivasi belajar. Sardiman A.M (2006: 83) menyatakan bahwa cirri-ciri orang yang memiliki motivasi belajar yang baik yaitu tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan atau tidak lekas putus asa, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapat apabila sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah. David McClelland menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam
buku”The Achieving Society”:
1. Motivasi untuk berprestasi (n-ACH) 2. Motivasi untuk berkuasa (n-pow)
3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil)
Model Kebutuhan Berbasis Motivasi McCelland
David McCelland (Robbins, 2001 : 173) dalam teorinya Mc.Celland’s Achievment Motivation Theory atau teori motivasi prestasi. Dalam teorinya Mc Celland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energy ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
A. Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongsn untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat dengan sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri- cirri individu yang
(57)
menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relative tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan untuk mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah
B. Kebutuhan akan kekuasaan (n- pow )
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu.tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau sesuatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McCelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.N-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan.
C. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat ( n-affil)
Kebutuhan akan Affiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksi keinginan untuk mempunyai hubungan erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menggerakkan peserta didik untuk belajar dan juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas peserta didik kepada tujuan belajar, baik bersumber dari dalam individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
(58)
Abin Syamsudin Makmun (2003: 40) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
1) Durasi kegiatan 2) Frekuensi kegiatan 3) Presistensi pada kegiatan
4) Ketabahan, keuletan, dan kemampuan dalam menghadapirintangan dan kesulitan
5) Devonasi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6) Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan 7) Tingkat kualitas prestasi/produk yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan.
8) Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Teori-teori motivasi
Secara garis besar, teori motivasi dikelompokkan kedalam tiga kelompok yaitu Teori motivasi dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan pendekatan proses (process theory), dan teori motivasi dengan pendekatan penguat (reinforcement theory)
Instrumen untuk mengukur motivasi belajar peserta didik bertujuan mencari alternatif dalam meningkatkan motivasi peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Sedangkan bentuk instrument yang digunakan adalah skala sikap. Petunjuk pengisiannya dimaksudkan untuk mengetahui tentang motivasi belajar peserta didik.
(59)
Hakikat motivasi belajar Hamzah B. Uno (2012: 31) adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.
Indikator motivasi belajar meliputi: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
2.1.11 Keterampilan pembukuan
Menurut Gordon (1994: 55) Pengertian keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan cermat. Pengertian ini cenderung pada aktifitas psikomotor. Menurut Nadler (1986: 73) pengertian keterampilan (skill) adalah kegiatan yang memerlukan praktik atau dapat diartikan sebagai implikasi dari aktivitas. Menurut Dunnette (1976: 33) pengertian keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembukuan dari beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman yang didapat. Menurut Iverson (2001: 133) mengatakan bahwa selain training yang diperlukan yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan juga membutuhkan kemampuan dasar (basic ability) untuk melakukan pekerjaan
(60)
secara mudah dan tepat. Menurut Robbins (2000: 494-495) keterampilan dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu.
1. Basic literacy skill
Keahlian dasar merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang, seperti membaca, menulis,dan mendengar.
2. Technical skill
Keahlian seseorang dalam pengembangan tehnik yang dimiliki, seperti menghitung secara tepat, mengoperasikan komputer
3. Interpersonal skill
Keahlian interpersonal merupakan kamampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim.
4. Problem solving.
Menyelesaikan masalah adalah proses aktifitas untuk menajamkan logika, berargumentasi dan penyelesaian masalah serta kemampuan untuk mengetahui penyebab, mengembangkan alternative dan menganalisa serta memilih penyelesaian yang baik.
Secara umum keterampilan dasar pelaksanaan pembelajaran (teaching skills) dapat diartikan sebagai kemampuan peserta didik yang bersifat khusus (the most specific instructional behaviours) sebagai modal dasar pelaksanaan tugas pembelajaran.
(61)
Pelaksanaan keterampilan pembukuan dalam proses pembelajaran diperlukan indikator-indikator yang diperlukan agar peserta didik mampu merencanakan, melaksanakan dan mengatur waktu yang diperlukan. Sumantri (1999: 45) indikator keterampilan sebagai berikut. a) Bertanya mengapa, apa , dan bagaimana
b) Bertanya untuk meminta penjelasan c) Bertanya untuk menyelesaikan tugas.
2.2 Kerangka Pemikiran.
Hand out dengan audio visual merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat peserta didik termotivasi dan mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Ada beberapa bentuk hand out audio visual yang merupakan gambaran media sebagai sumber belajar diantaranya sebagai berikut.
1. Media audio visual bergerak contoh televisi
2. Media visual diam contoh, slide bersuara, komik dengan suara 3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose dan media board. 4. Media visual gerak contoh, film bisu.
5. Media seni gerak
6. Media audio, contoh radio, telephone dan sebagainya. 7. Media cetak contoh koran., majalah dan lain-lain.
Berbagai macam media di atas, dapat di fahami bahwa pemilihan media harus sesuai dengan materi pembelajaran. Hand out dengan audio visual akuntansi dapat
(1)
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan pembahasan dapat disimpulkan
1. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi. Melalui tahapan siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dimana setiap siklus terbukti adanya perubahan dari masing-masing siklus. Hal ini dapat dilihat dari penurunan motivasi belajar peserta didik yang tidak mendukung proses pembelajaran (off task) pada siklus 1 sebanyak 17% mengalami penurunan menjadi 9% pada siklus 2, dan pada siklus 3 sudah tidak ditemukan lagi (0%) peserta didik yang tidak mendukung proses pembelajaran (off task) dan terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik yang mendukung proses pembelajaran (on task), terbukti 7% peserta didik pada siklus 1 atau 55% , pada siklus 2 meningkat 11% menjadi 66%, dan pada siklus 3 meningkat menjadi 100% mendukung proses pembelajaran.
2. Terdapat peningkatan keterampilan pembukuan melalui pemanfaatan hand out audio visual akuntansi. Dari ketuntasan klasikal 48% pada siklus pertama, meningkat menjadi 71% pada siklus kedua, dan meningkat lagi
(2)
menjadi 95% pada siklus ketiga hanya 5% atau 1 orang peserta didik yang tidak tuntas pada siklus 3
.
5.2 Saran
Hasil penelitian tindakan dan kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan peserta didik pada mata pelajaran akuntansi khususnya pada standar kompetensi pencatatan siklus akuntansi perusahaan dagang dan pada kompetensi dasar jurnal khusus di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Metro. Oleh karena itu peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut.
1. Bagi guru mata pelajaran akuntansi perlu dibudayakan menggunakan pertalatan IT (Information and Technology),sehingga sangat mudah memanfaatkan hand out dengan audio visual akuntansi melalui internet untuk pelaksanaan proses pembelajaran dikelas, selain untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan pembukuan peserta didik juga guru mendapatkan informasi lebih banyak lagi, sehingga dapat meningkatkan kopetensi professional.
2. Bagi peserta didik, lebih aktif, kreatif, sehingga dapat mendukung guru mata pelajaran akuntansi. Karena dapat memanfaatkan hand out audio visual akuntansi pada proses pembelajaran akuntansi di kelas.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung agar guru dapat meningkatkan pembelajaran dengan menggunakan media IT(information technology) Bagi peneliti, diharapkan
(3)
161
dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai informasi dasar dalam rangka pengembangan penelitian lebih lanjut.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.dkk. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto, Suharsimi.dkk, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, Kepala
Sekolahdan Pengawas. Bumi Aditya Media. Yogyakarta.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran PT. Rajawali Persada. Jakarta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. PT. Rajawali Persada. Jakarta Bachdar W.Harsja. 1984. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Rajawali. Jakarta.
David McClelland. 2012. Teori Motivasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Dunnette. 1976. Keterampilan Pembukuan. PT. Grapindo Persada. Jakarta. Gagne, Robert. 1988, Prinsip-prinsip Belajar untuk Pemngajaran. Terjemahan
Abdillah Hamid,dkk.Usaha Nasional.. Surabaya.
Gerlach dan Ely. 1977. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Gordon. 1994. Keterampilan Pembukuan. PT. Grapindo Persada. Jakarta.
Hamzah B Uno. 2006. Teori Motivasi & Pengukurannya. Bumi Aksara. Jakarta Herpratiwi. 2009. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Universitas Lampung.
Bandar Lampung
Isroah. 2007. Kompetensi Dasar Akuntansi 1. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo.
Iverson. 2001. Keterampilan Dasar. PT. Grapindo Persada. Jakarta.
Kemmis & Mc Taggart. 1990. The Action Research Planner. Australia: Deakin University.
(5)
163
Kusumah. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Malayu. S.P.Hasibuan. 2003. Motivasi Pembelajaran. PT. Raja Grapindo. Jakarta. Maryani . 2011. Pengembangan Program Pembelajaran IPS Untuk Peningkatan
Keterampilan Sosial. Penerbit Alfabeta Bandung.
McClelland, D.C. 2001. The Achieving Society. New Jersey: Van Nostrand Reinhold.
Nadler. 1986. Keterampilan dan Jenisnya. PT. Grapindo Persada. Jakarta. Nurgiyantoro, Burhan.1987. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra..
Yogyakarta. BPFE UGM.
Pargito. 2010. Penelitian Bagi Tindakan Bagi Guru dan Dosen, AURA Printing& Publishing, Lampung.
Pargito. 2010, Dasar-Dasar IPS , FKIP Universitas Lampung.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standart Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendiknas No 46 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Prastowo. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, DIVA Press. Yogyakarta.
R. Ibrahim. 2003. Media Pembelajaran. Raja Grafindo. Jakarta
Rohani Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif, PT. Rineka Cipta. Jakarta. Robbins. 2000. Keterampilan Dasar. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Raja Grafindo. Jakarta
Syamsudin Abin. 2003. Psikologi Kependidikan.Rosda. Jakarta
Sapriya, Syaiful Mikdar, Lim Siti Masyitoh, 2003, Strategi Pembelajaran IPS, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS, Konsep dan Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.
Salahudin, 1986. Pengertian Audio Visual Dalam Pembelajaran, PT. Raja Grafindo. Jakarta
(6)
Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Cetakan ke 19, PT. Raja Grfindo Persada. Jakarta.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Cetakan ke 19. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta. Jakarta.
Suprihadi Saputro. 2004. Strategi Pembelajaran. PT. Bumi Aksara. Jakarta Wahjosumijo. 1997. Kepemimpinan dan Motivasi. Gralia Indonesia. Jakarta. Woolfolk. 2004. Educational Psycology, 9th ed. Pearson Education Inc.United
States Of America.
Winkel. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia. Jakarta