Pengelolaan Sekolah Berpola Asrama Seminari Menengah Petrus Van Diepen Sorong
131
Tak jauh berbeda dengan keluarga sebagai sebuah entitas, pendidikan berpola asrama juga menuntut adanya komunikasi
integratif di antara anggotanya, baik antara perfek, pamong, guru sebagai wakil dari orang tua baca: formator dengan siswa-siswi
sebagai formandi, antara sekolah dengan asrama. Kesemuanya itu sungguh memanusiakan manusia yang dapat berperan aktif dalam
pembangunan.
Dari seluruh uraian deskriptif di atas ini dapat ditelusuri beberapa keunggulan atau
best practices dalam strategi pengelolaan dan hasil dari sekolah berasrama SM PvD. Selain keunggulan-
keunggulan umum sekolah berasrama yang sudah disebut dalam bab II di atas ada 12 hal yang unggul, SM PvD memiliki keunggulan-
keunggulan yang spesifik sebagai berikut:
a. Sekolah khusus tapi terbuka untuk umum.
Pendirian sekolah SMPvD ini sebenarnya bercorak khusus, yaitu terarah pada pembentukan calon-calon pemuka dan pelayan umat
Katolik atau calon imam, sebagaimana tersurat dalam nama sekolahnya sendiri yaitu „Seminari Menengah‟. Sebagaimana lazimnya sebuah
seminari Katolik, para siswa laki-laki itu mengikuti pendidikan formal dan serentak mendapat pembinaan kehidupan dalam asrama. Tetapi
SMPvD ini menerima juga para siswa yang tidak memiliki aspirasi untuk menjadi calon imam, malahan menerima kelompok siswi
perempuan yang pasti bukan calon imam. Juga diterima para siswa yang bukan beragama Katolik.
Kebanyakan siswa itu hidup dan dibina dalam asrama, baik di asrama seminari dan di asrama putri. Dibandingkan dengan seminari
menengah lainnya di Indonesia, yang jumlahnya 32 buah, kebanyakan hanya menampung peserta didik yang ingin menjadi calon imam saja,
jadi mayoritas laki-laki. Ada beberapa seminari menengah yang mengikuti persekolahan SMA Katolik biasa dengan siswa campur:
lelaki dan perempuan, tetapi hanya calon-
calon „imam‟-lah yang tinggal di asrama seminari, sedangkan siswa-siswi lainnya tinggal di
rumah masing-masing. Sementara seminari Petrus van Diepenlah satu-
Keunggulan Pengelolaan Sekolah Berpola Asrama Seminari Menengah Petrus Van Diepen di Kabupaten Sorong
132
satunya seminari untuk para calon imam yang tinggal di asrama, bersebelahan dengan asrama putri yang dikelola para Suster, dan
semua penghuni asrama ini mengikuti pelajaran di sekolah yang sama
20
. Keterbukaan sekolah ini untuk menerima para siswa yang bukan Katolik pun memberi keunggulan tersendiri, dan para seminaris
ini dapat bersahabat dengan penganut agama lainnya.
b. Pendidikan dan pembinaan manusia seutuhnya.
Sesuai dengan tujuan sistem pendidikan nasional untuk mendidik manusia seutuhnya lihat Bab I dan Bab II di atas, penyelenggaraan
SMPvD ini memperhatikan pendidikan dan pembinaan manusia muda seutuhnya. Bilamana persekolahan lebih menekankan aspek
intelektual, maka pembinaan di asrama memperhatikan pengembangan pelbagai inteligensi manusiawi
multiple intelligence; lihat Bab I.
“
Sa senang sekolah di sini, karna ada lapangan bola kaki. Tiap hari sa su capat makang dan pi main bola. Sapa tau boleh iko
Persipura nanti”,
demikian ujar seorang siswa yang gemar main sepak bola.
21
c.
Prinsip „ non multa sed multum‟.
Prinsip untuk mementingkan mutu hidup seseorang ketimbang jumlah atau kuantitas lulusan ini dipegang teguh dalam proses seleksi
yang dijalankan pada setiap akhir semester. Hal ini sangat jelas pada kasus tingkat putus sekolah atau D.O. yang begitu tinggi setiap tahun,
terlebih bagi mereka yang tidak mampu beradaptasi dalam kehidupan asrama. Kebijakan ini menghargai setiap pribadi anak didik, karena
tidak menjadikan mereka hanya sebagai salah satu nomor dalam jumlah melainkan lebih memperhatikan minat, bakat dan kemampuan
masing-masing sesuai inteligensinya. Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara berikut:
20
Wawancara dengan Pamong Akademik, RD Yan Vaenbes Pr pada 15 Mei 2014
21
Saya senang bersekolah di sini, karena ada lapangan sepak bola. Tiap hari saya cepat- cepat makan dan pergi main sepak bola. Siapa tahu saya bisa ikut klub Persipura nanti.
Wawancara dengan Paskalis Kosay, di Aimas.
Pengelolaan Sekolah Berpola Asrama Seminari Menengah Petrus Van Diepen Sorong
133 “Setiap akhir semester dalam rapat staf pengajar dibahas
tentang perkembangan dan kemajuan para siswa seminari ini, baik untuk pencapaian hasil mata pelajaran mereka
maupun untuk penyesuaian tingkah laku mereka dengan kebiasaan dan aturan main asrama seminari ini. Biarpun
pintar tetapi tidak mau turut pada kebiasaan hidup seminari, ya terpaksa kami pulangkan ke orang tuanya,
”
22
d. Keterarahan kepada anak-anak Papua.