Teknik Analisis Data Kuantitatif

mahasiswa UINSA di lokasi KKN yang mana keterampilan tersebut dipengaruhi dengan adanya pelaksanaan KKN. Melalui wawancara, observasi dan studi kepustakaan maka diperoleh hasil data kualitatif, kemudian hasil penelitian dianalisis secara tepat agar simpulan yang diperoleh tepat pula. Proses analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman 29 yang melalui beberapa tahap sebagai berikut : 1. Reduksi Data Data Reduction Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Proses analisis data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, setelah itu membuat rangkuman setiap pertemuan dengan responden dan kemudian peneliti melakukan reduksi data. 2. Penyajian Data Data Display Sajian data adalah suatu susunan informasi yang memungkinkan kesimpulan dapat ditarik. Melihat suatu sajian data, penganalisis akan dapat memahami apa yang terjadi, serta memberikan peluang bagi penganalisis untuk mngerjakan sesuatu pada analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. 29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatf Kualitatif dan R D, Bandung : Alfabeta, 2015, hlm. 246. 3. Penarikan Simpulan Verification Verifikasi penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penting lainnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap menjadi lebih jelas. Untuk dapat menggambarkan dan menjelaskan kesimpulan yang memiliki makna, peneliti pada umumnya dihadapkan pada dua kemungkinan strategi atau taktik yaitu: a memaknai analisis spesifik b menarik serta menjelaskan kesimpulan. Sebuah simpulan dinyatakan kredibel apabila telah didukung oleh data-data maupun bukti yang mantap. Maka dari itu simpulan yang ditarik perlu diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali.

J. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mudah, jelas dan dapat dimengerti, maka di dalam skripsi ini secara garis besar akan penulis uraikan pembahasan pada masing-masing bab sebagai berikut : Penelitian ini terdiri dari lima bab. Masing-masing bab memiliki sub bab dengan penulisan sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mencakup tentang gambaran umum yang memuat pola dasar penulisan skripsi ini, meliputi : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Hasil Penelitian Terdahulu, Definisi Operasional, Kerangka Pikir Penelitian, Kerangka Teori dan Hipotesis, Metode Penelitian pendekatan dan jenis penelitian, subyek, objek, dan lokasi penelitian, teknik sampling, variable dan indikator, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Sistematika Pembahasan.

2. BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini terdiri dari kajian teori dan kajian pustaka. Pada sub bab kajian pustaka meliputi pembahasan mengenai Perilaku dan Kebutuhan Individu Dalam Masyarakat, Keterampilan Komunikasi, Komunikasi Sosial, Komunikasi Verbal dan Non Verbal, Program KKN UIN Sunan Ampel Surabaya. pada sub bab kajian teori meliputi pembahasan mengenai teori akomodasi dan teori adaptasi interaksi.

3. BAB III HASIL PENELITIAN

Bab ini memuat paparan data temuan penelitian di lapangan yang meliputi Deskripsi Subyek dan Lokasi Penelitian, dan Deskripsi Data Penelitian.

4. BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini memuat penyajian dan analisis data yang berupa pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. Temuan yang didapat di lapangan diklasifikasikan sesuai tema kemudian menganalisis keterkaitan temuan penelitian dengan teori akomodasi dan teori adaptasi interaksi.

5. BAB V PENUTUP

Bab ini terdiri dari simpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi terkait hasil penelitian yang telah didapatkan. Kemudian diikuti bagian terakhir daftar pustaka dan lampiran-lampiran. 42

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Perilaku dan Kebutuhan Individu Dalam Masyarakat

a. Individu

Individu b erasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. 30 Manusia disebut sebagai makhluk individu karena manusia tercipta dengan kepribadian, keunikan serta kekurangan dan kelebihan masing-masing antara satu individu dengan individu lainnya. Manusia memiliki pola pikir, kehendak, dan kemauan masing-masing yang seringkali bertentangan dengan orang lain. 31 Sejak lahir manusia berinteraksi dengan orang lain. Misalnya saja seorang bayi yang baru lahir berinteraksi dengan Ibunya dengan menangis yang menunjukkan makna tertentu, hingga melewati berbagai masa perkembangannya seorang anak membutuhkan orang di sekitarnya. 30 Materi Ilmu Sosial Dasar ; Individu, Keluarga dan Masyarakat, hlm. 2. 31 Suranto AW, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010, hlm 22.