BAB IV PEMBAHASAN BAB V PENUTUP
tersebut serta relatif dapat menghidupi dirinya sendiri.
31
Dalam pandangan lain masyarakat tidak dilihat sebagai kesatuan organis atau badan yang berdiri sendiri, melainkan kejamakan
plurality yang
terdiri dari
banyak individu
yang dalam
penampakannya merupakan kesatuan. Kesatuan mereka bersifat semu, sesungguhnya masyarakat terdiri dari kemauan-kemauan individu yang
mampu memilih hidup bersama atau hidup sendirian.
32
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari berbagai kesibukan dan aktivitas yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial artinya
manusia tidak dapat hidup sendiri dan pasti membutuhkan bantuan orang lain sejak lahir hingga meninggal tidak terbatas pada keluarga,
saudara, teman. Oleh karena itu, manusia diciptakan dengan kemampuan, keahlian dan keterampilan masing-masing yang berbeda
untuk saling melengkapi dan saling menolong. Perlu diketahui bahwa masyarakat tidak mampu berevolusi dan tidak maju, melainkan
individu. Karena masyarakat bergerak atas kemauan dari kesatuan individu. Jika individu tidak melakukan perubahan maka tidak akan
terjadi perkembangan dan kemajuan dalam masyarakat.
31
Burhan Bungin, Pornomedia ; Konstruksi Sosial Teknologi Telematika Perayaan Seks di Media Massa, Bogor : Kencana, 2003, hlm. 31.
32
K.J Veeger, Realitas Sosial ; Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan Individu- Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, hlm. 66.