PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lam

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM

PENCERNAAN MANUSIA

(Studi Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

WAHID PRIYONO

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIIB dan VIIID SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan yang dipilih dari populasi secara Purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji-U pada taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa deskripsi aktivitas kerjasama siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Terjadi

peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata Gain 0,58 dengan kriteria sedang. Selain itu, pada kelas eksperimen rata-rata Gain indikator


(2)

Wahid Priyono

iii

kognitif hasil belajar siswa C1 sebesar 0,81 dan C2 sebesar 0,44. Rata-rata

persentase aktivitas kerjasama siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen memiliki kriteria cukup yaitu 67,18 %. Dengan demikian,

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan aktivitas kerjasama siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidoharjo I pada 15 November 1990, beralamat rumah di Jalan Negararatu, Sidoharjo 1 Natar Lampung Selatan, yang merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Saliwon dan Ibu Palilah. Adapun nomor telepon penulis adalah 081272625203.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Negararatu (1997-2003), SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan (2003-2006), SMA Yadika Natar (2006-2009). Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Unila.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi Dasar, serta aktif di berbagai organisasi kampus seperti di English SOciety (ESO) Unila periode 2009/2010 sebagai anggota tim tutorial SCRABBLE. Sebagai Abid bidang Penerbitan dan Media Islam (PMI) UKM-F FPPI FKIP Unila (2010/2012) dan diorganisasi yang sama juga pernah menjabat sebagai ketua bidang Penerbitan dan Media Islam (PMI) UKM-F FPPI FKIP Unila 2011/2012. Anggota bidang


(8)

ix

Anggota Bidang Kaderisasi UKM BIROHMAH Unila 2010/2011, serta ketua bidang MCU (Media Center Unila) BIROHMAH (2012/2013).

Tidak hanya di lingkup internal kampus, penulis juga pernah terlibat dalam organisasi eksternal kampus seperti KAMMI Komisariat Unila sebagai anggota bidang sosial masyarakat. Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Palas Kabupaten Lampung Selatan dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan (Tahun 2012), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2014).


(9)

xi

MOTO

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari

main-main dan senda

gurau

belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi

orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya

(QS:Al-

An’a

m;32)

ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang

diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya....

(QS:Al-Baqoroh; 286)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,

sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan..

(QS:Al-Insyirah; 5-6)

Jangan mau menyerah sebelum menang

. Libatkan Allah dalam segala

urusan, yakin bisa dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya

yang mau berusaha dan berdoa

(Wahid Priyono)


(10)

x

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung…

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW… Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Yang tercinta emak dan ayahku , keluargaku semuanya yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayangnya, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Guru dan murobbi serta teman-teman ngaji (BBQ – Bimbingan Belajar dan Baca Al-Qur’an kampus Unila), terimakasih atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan. Benar-benar dahsyat, dengan mengaji kehidupan akademik di kampus akan semakin berwarna dengan nilai-nilai islam. Ngaji bikin gaul dan trendy.

Rekan-rekanku di organisasi kemahasiswaan (Eso Unila, UKM Birohmah Unila, UKM-F FPPI FKIP Unila, KAMMI Komisariat Unila atas kekeluargaan, kebersamaan, ukhuwah islamiyah, ini adalah kesempatan paling berharga untuk berjuang bersama kalian. Sahabat-sahabatku di Pendidikan Biologi FKIP Unila (Rizki Faya Islami, Soni Satriansyah, Istighfar Romadhon, Feri Fernando, Yudi Saputra,dkk) serta Almamater tercinta Universitas Lampung.


(11)

xii SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “ PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi

Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,

Pembimbing I, juga sekaligus sebagai pembimbing akademik yang telah memberi motivasi dan bimbingan hingga selesainya skripsi ini;

4. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang sudah memberi bimbingan dan motivasi terdahsyatnya;


(12)

xiii

5. Dr. Tri Jalmo M.Si., selaku pembahas serta ayah yang telah memberikan bimbingan, saran-saran dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 6. Drs. Hi. L. Maulana, M. Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1 Natar Lampung

Selatan dan Wiwik Marliyah, S. Pd. selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIIB dan VIIID SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan atas kerjasama yang baik selama penelitian

berlangsung;

8. Orangtua dan keluargaku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangi;

9. Sahabat-sahabatku di UKMF-FPPI FKIP Unila dan UKM BIROHMAH Unila atas semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga saat ini; para guru, murobbi dan teman-teman ngajiku atas motivasi dan

arahannya;

10.Rekan-rekan Keluarga Besar Mahasiswa Pendidikan Biologi 2009, kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

11.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga ALLAH senantiasa membalas kebaikan mereka dan sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, Juni 2014 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ... 8

B. Aktivitas Belajar dan Kerjasama Siswa ... 13

C. Hasil Belajar ... 17

III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Desain Penelitian ... 20

D. Prosedur Penelitian... 21

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 32

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 35


(14)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN 1. Silabus ... 51

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 53

3. Lembar Kerja Siswa ... 65

4. Lembar Handout Siswa ... 79

5. Soal-Soal Pretes dan Postes ... 82

6. Kisi-Kisi Soal Pretes dan Postes ... 87

7. Rubrik Soal Pretes-Postes dan LKS ... 92

8. Data Hasil Penelitian ... 95

9. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 107


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sintaks Pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 11

2. Evaluasi hasil belajar oleh Bloom ... 19

3. Kriteria Gain ... 28

4. Lembar observasi aktivitas kerjasama siswa... 30

5. Kriteria persentase aktivitas kerjasama siswa ... 32

6. Aktivitas kerjasama siswa kelas kontrol dan eksperimen ... 35

7. Hasil uji statistik terhadap nilai pretes, postes, dan Gain hasil belajar siswa ... 36

8. Hasil uji statistik terhadap rata-rata Gain indikator kognitif C1 dan C2 ... 37

9. Data peningkatan indikator kognitif C1 dan C2 ... 38

10.Hasil peningkatan tiap indikator hasil belajar siswa ... 38

11.Nilai pretes, postes, dan Gain pada kelas eksperimen ... 95

12.Nilai pretes, postes, dan Gain pada kelas kontrol ... 96

13.Analisis butir soal per indikator hasil belajar aspek kognitif pada soal pretest dan posttest kelas eksperimen ... 97

14.Analisis butir soal per indikator hasil belajar aspek kognitif pada soal pretest dan posttest kelas kontrol ... 99

15.Analisis perindikator hasil belajar aspek kognitif pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 101

16.Analisis perindikator hasil belajar aspek kognitif pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 102


(16)

xvii

17.Analisis Data Observasi Aktivitas Kerjasama Siswa Kelas

Eksperimen ... 103

18.Analisis Data Observasi Aktivitas Kerjasama Siswa Kelas Kontrol ... 105

19.Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 107

20.Uji Mann-Whitney U Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 108

21.Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 108

22.Uji Mann-Whitney U Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 109

23.Uji normalitas data Gain kelas eksperimen dan kontrol ... 110

24.Uji Mann-Whitney U Gain kelas eksperimen dan kontrol ... ... 110

25.Uji Normalitas Gain C1 kelas eksperimen dan kontrol ... 111

26.Uji Mann-Whitney U Gain C1 kelas eksperimen dan kontrol ... ... 112

27.Uji normalitas Gain C2 kelas eksperimen dan kontrol ... 113


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 7

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 21

3. Contoh jawaban siswa untuk indikator C1 (soal LKS pertemuan 2 soal nomor 4 ... 42

4. Contoh jawaban siswa untuk indikator C1 (soal LKS pertemuan 1 soal nomor 5. ... 43

5. Contoh jawaban siswa pada indikator C2 (soal LKS pertemuan 2 pada materi struktur dan fungsi organ serta proses yang terjadi pada setiap organ pencernaan makanan. ... 43

6. Contoh jawaban siswa pada indikator C2 (soal postes pada materi gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan manusia ... 44

7. Siswa mengerjakan soal-soal pretes di kelas ... 115

8. Siswa sedang berdiskusi kelompok bersama anggotanya ... 115

9. Presentasi kelompok... 116

10.Pemberian hadiah bagi kelompok terbaik ... 116

11.Siswa mengerjakan soal-soal postes ... 116

12.Siswa mengerjakan soal-soal pretes ... 117

13.Siswa mendengar dan menyimak penyampaian materi dari guru ... 117


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Mata pelajaran biologi berdasarkan Standar Isi (SI) bertujuan agar peserta didik dapat memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain, (BNSP,2006:1-2). Sementara itu, berdasarkan Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab I, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas, 2003:1). Lebih lanjut, dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 19 ayat (1), dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kenyataan di lapangan, masih adanya kendala-kendala untuk mewujudkan proses pembelajaran ideal seperti yang telah dipaparkan di paragraf


(19)

2

di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan, diketahui bahwa selama proses pembelajaran biologi kelas VIII pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia guru masih menggunakan metode ceramah dan latihan soal. Metode-metode seperti ini diduga sangat kurang memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan kemampuannya dalam menerima materi secara luas dan kreatif. Metode ceramah menyebabkan siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru. Latihan soal tidak optimal karena siswa hanya mengerjakan soal-soal latihan di buku ajar biologi dengan cara memindahkan jawaban yang sudah tersedia di buku tersebut. Kurang efektifnya pembelajaran tersebut, maka berimbas terhadap aktivitas kerjasama siswa kurang tergali optimal sebab siswa kurang dilibatkan dalam diskusi-diskusi kelompok. Akibatnya, hasil belajar siswa tidak berkembang sesuai yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil nilai ulangan harian siswa terkait materi Sistem Pencernaan

Manusia tahun ajaran 2012/2013. Rata-rata nilai siswa yang mengikuti materi pokok ini yaitu 61,65 dan 60% siswa tidak tuntas. Ini tentu belum mencapai target yang diharapkan sekolah. Ketuntasan siswa bilamana siswa

memperoleh nilai di atas 71 (KKM sekolah tersebut).

Solusi dari permasalahan di atas, maka diperlukan model pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, berfokus pada siswa, menyenangkan bagi siswa, meningkatkan kepekaan sosial, dan mendorong siswa mengkonstruksikan dibenak mereka sendiri berdasarkan pengalaman belajar yang mereka alami. Melalui proses pembelajaran yang demikian ini, diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga lambat laun hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam


(20)

3

mengajar pokok bahasan Sistem Pencernaan Manusia adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Berdasarkan hasil penelitian Yolida (2012:2) bahwa aktivitas belajar

mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. Karuru (2003:789) mengungkapkan bahwa hasil belajar yang diajar dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan

pembelajaran kooperatif. Penelitian lain yang dipublikasikan oleh Van Wyk (2012:1) mengungkapkan bahwa STAD dibandingkan dengan instruksi langsung akan memberikan sikap positif terhadap siswa. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. Dengan alasan inilah, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berpengaruh terhadap aktivitas kerjasama siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan ?


(21)

4

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap aktivitas kerjasama siswa di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan

2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Peneliti, yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.

2. Guru, yaitu dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD sebagai alternatif pembelajaran dalam usaha meningkatkan aktivitas kerjasama dan hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia.

3. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam

pembelajaran materi pokok Sistem Pencernaan Manusia melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(22)

5

4. Sekolah, yaitu memberikan langkah prospektif untuk mengoptimalkan penggunaan model pembelajaran tipe STAD dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII semester ganjil di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu STAD, dengan langkah-langkah berikut: (1) menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa; (2) menyajikan/menyampaikan informasi; (3) mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar; (4)

membimbing kelompok bekerja dan belajar; (5) evaluasi; (6) memberikan penghargaan.

3. Hasil belajar diperoleh dari hasil tes awal-tes akhir aspek kognitif.

4. Peningkatan aktivitas kerjasama siswa ditinjau melalui kemampuan siswa untuk mengemukakan gagasan berdasarkan permasalahan yang ada pada LKS, bertukar informasi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan mengajukan pertanyaan.

5. Materi pokok yang diteliti adalah SK 1 dan KD 1.4 yaitu

“mendeskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan”.


(23)

6

F. Kerangka Pikir

Biologi merupakan mata pelajaran yang unik tidak hanya dikembangkan dalam segi penguasaan konsep dan berpikir kritis saja. Aktivitas kerjasama siswa menjadi peranan penting terkait dengan apa saja yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Semakin aktif siswa, maka aktivitas belajar siswapun dapat dikatakan positif. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang siswa dapat berkoordinasi dengan siswa lainnya, mampu

berkomunikasi lebih dari satu arah sehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran terkesan hidup. Aktivitas juga memegang peranan penting dimana aktivitas ini mempengaruhi sisi yang lain diantaranya terhadap hasil belajar siswa nantinya. Oleh karena itu, model pembelajaran yang diterapkan guru harus tepat dan terencana.

Pada tahap pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD, siswa dikoordinasikan dalam kelompok-kelompok kecil. Masing-masing siswa saling berdiskusi dengan kelompoknya untuk mengerjakan soal-soal yang ada di LKS. Tugas guru memberi motivasi juga membimbing kelompok untuk bekerja dan belajar. Setelah diskusi secara kelompok lalu dilanjutkan dengan presentasi kelompok. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain. Melalui presentasi kelompok, diharapkan siswa mampu memperkaya wawasan, saling bertukar informasi,

mengemukakan gagasan, mengajukan pertanyaan melalui berbagai upaya aktif dan mandiri untuk dapat memecahkan suatu persoalan sehingga proses belajar individu maupun kelompok terjadi secara langsung.


(24)

7

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel X sebagai variabel bebas (model pembelajaran tipe STAD). Y1 merupakan variabel terikat untuk aktivitas kerjasama siswa dan Y2 sebagai variabel bebas untuk hasil belajar siswa. Berikut ini disajikan hubungan antara variabel:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X = Model pembelajaran kooperatif tipe STAD; Y1= Aktivitas kerjasama siswa; Y2= Hasil belajar siswa

G. Hipotesis Penelitian

1. Ho= Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

H1= Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan Manusia di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

Y1

Y2

X


(25)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok, (Trianto, 2009: 68).

1. Ciri-Ciri Umum Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif tipe STAD secara umum yaitu melibatkan 4-5 orang siswa dalam pembagian kelompok, penyelesaian tugas kelompok oleh siswa melalui panduan guru, serta terakhir pemberian doorprize atau hadiah bagi kelompok terbaik. 2. Sintaks dan Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Sintaks suatu pembelajaran yang diterapkan oleh guru berisi tentang langkah-langkah praktis yang diterapkan ke siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Trianto (2009: 69-70) Seperti halnya model pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persipan tersebut antara lain:


(26)

9

a. Perangkat pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu

dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran (RP), Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), beserta lembar jawabannya.

b. Membentuk Kelompok Kooperatif

Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila di dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu:

1. Siswa dalam kelas terlebih dahulu diranking sesuai kepandaian dalam pelajaran tertentu. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuan sainsnya dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok.

2. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan


(27)

10

atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah.

c. Menentukan Skor Awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.

d. Pengaturan Tempat Duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.

e. Kerja Kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok.

Sementara itu, menurut Ibrahim, dkk (dalam Trianto, 2009: 70-71) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase yaitu:


(28)

11

Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2

Menyajikan/menyampaikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6

Memberikan penghargaan

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009:56) mengatakan bahwa dengan belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk bekerjasama dalam menguasai materi yang diberikan guru. Tujuan diberikan kelompok tersebut adalah untuk

memberikan kesempatan kepada semua siswa supaya dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

Dalam kemampuan akademis, kelompok pembelajaran Cooperative Learning biasanya terdiri satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok


(29)

12

Menurut Arends (2008:4) Cooperative Learning dapat menguntungkan bagi siswa berprestasi rendah maupun tinggi yang mengerjakan bersama-sama; toleransi dan penerimaan yang lebih luas terhadap orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial atau kemampuannya; mengajarkan keterampilan kerjasama atau kolaborasi pada siswa. Sistem penilaian pada pembelajaran kooperatif dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan atau (reward) jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.

Adapun komponen STAD menurut Slavin (2009:143) meliputi presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.

Sementara itu, menurut Roger (dalam Suprijono, 2009:58) lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif, antara lain:

1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif); 2. Personal responsibility (tanggungjawab perseorangan); 3. Face to face promotive interaction (interaksi promotif); 4. Interpersonal skill (komunikasi antar anggota); dan 5. Group processing (pemprosesan kelompok).

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA menurut Vygotsky (dalam Karuru,2003:791-792) yaitu memberikan implikasi utama dalam pembelajaran menghendaki setiap kelas berbentuk pembelajaran kooperatif, dengan siswa berinteraksi dan saling

memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif pada masing-masing zona perkembangan terdekat mereka. Selain itu,

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama,


(30)

13

berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya, karena siswa yang rendah hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan materi pelajaran yang lebih lama. Sedangkan menurut Davidson (dalam Asma,2006:26) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meliputi:

1. Meningkatkan kecakapan individu; 2. Meningkatkan kecakapan kelompok; 3. Meningkatkan komitmen;

4. Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya; 5. Tidak bersifat kompetitif;

6. Tidak memiliki rasa dendam.

Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (dalam Asma, 2006:27) yaitu kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang, serta siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.

B. Aktivitas Belajar dan Kerjasama Siswa

Pembelajaran aktif diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang menyenangkan sehingga aktivitas belajar dapat dimaksimalkan, (Zaini, et al., 2008). Menurut teori kognitif (Dimyati, 1999: 44), belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja


(31)

14

tanpa mengadakan transformasi. Dalam teori tersebut anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang telah

diperolehnya.

Sardiman (2001: 93) menjelaskan bahwa: "pada dasarnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar". Selain itu, Slameto (2003:36) mengatakan bahwa dalam

pembelajaran guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran dengan aktivitas akan membuat siswa berpikir dan kemudian mengeluarkan kembali dalam bentuk berbeda.

Senada dengan hal di atas, Gie (1985: 6) menyatakan bahwa: "Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan".

Menurut Hanafiah (2009:23-24) mengatakan bahwa aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (add value) bagi peserta didik, berupa hal-hal berikut:

1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.


(32)

15

2. Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral.

3. Peserta didik belajar dengan menurut minat dan kemampuannya. 4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang

demokratis di kalangan peserta didik.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya.

Sardiman (2007:100) mengungkapkan bahwa belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin

berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat,

mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

Berikut ini adalah daftar macam-macam aktivitas belajar dan kerjasama siswa menurut Diendrich (dalam Sardiman, 2007:101) sebagai berikut:

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listeningactivities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.


(33)

16

5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, charta, poster.

6. Motor activities, yang masuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh, misalnya: mencari informasi, menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tegang, gugup.

Kerjasama merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh suatu kelompok sehingga terdapat hubungan erat antar tugas pekerjaan anggota kelompok lain, demikian penyelesaiannya (Poerwadadarminta:2007:492). Siswa adalah jenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama. Kerjasama sangat menguntungkan perkembangan dan pertumbuhan siswa, baik secara jasmani maupun rohani, mental, spiritual dan fisikal (Ihsan: 2005:92).

Menurut Johnson (2008:163) dengan bekerjasama, para anggota kelompok kecil akan mampu mengatasi berbagai rintangan, bertindak mandiri dan penuh tanggungjawab, mengandalkan bakat setiap anggota kelompok, mempercayai orang lain dalam mengeluarkan pendapat dan mengambil keputusan. Sementara itu, Burton (dalam Rohani, 2004:25) berpendapat

bahwa “group processatau proses kelompok” yaitu cara individu

mengadakan relasi dan kerjasama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama. Sementara itu, Lie (2007:43) mengatakan bahwa kemampuan bekerjasama sangat diperlukan karena kita merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk saling tolong


(34)

17

menolong. Kemampuan bekerjasama ini akan sangat bermanfaat dalam dunia kerja dan kehidupan masyarakat nanti.

Menurut Rohmawati (2013:28) indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui model kooperatif tipe STAD adalah: a. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran (kegiatan-kegiatan

visual);

b. Siswa mendengarkan informasi dari guru (kegiatan-kegiatan mendengarkan);

c. Siswa aktif dalam berdiskusi kelompok (kegiatan-kegiatan metrik); d. Siswa menyajikan hasil kerja kelompok (kegiatan-kegiatan lisan); e. Siswa menanggapi hasil diskusi yang disajikan kelompok lain

(kegiatan-kegiatan emosional);

f. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran (kegiatan-kegiatan menulis); g. Siswa menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah

(kegiatan-kegiatan mental).

C. Hasil Belajar

Djamarah dan Zain (2006:121) menyatakan bahwa setiap proses

mengajar menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Sukardi (2008: 2) menyatakan hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran. Sementara itu, Hamalik (2009: 159) menyatakan bahwa hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Sementara itu, menurut Asyhar (2011: 8) menegaskan bahwa hasil belajar juga dilihat dari proses interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar


(35)

18

dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2010: 3) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Lebih lanjut, Dimyati dan Mudjiono (2010: 3) menegaskan bahwa:

“Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan

suatu pencapaian tujuan pengajaran.”

Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa, yaitu:

a) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) meliputi kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan cara belajar.

b) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Daryanto (2010: 100) ada tiga ranah yang menjadi sasaran dalam

evaluasi hasil belajar yaitu “ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotor”. Lebih lanjut Daryanto juga menjelaskan bahwa aspek

kognitif dibedakan atas enam jenjang diantaranya: pengetahuan

(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi penilaian


(36)

19

(evaluation). Sementara itu, evaluasi hasil belajar yang dikembangkan oleh Bloom (dalam Faishall, 2012: 1) meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai berikut:

Tabel 2. Evaluasi hasil belajar oleh Bloom Taksonomi

Bloom Penjelasan

C1

(Pengetahuan /Knowledge)

Pengetahuan mencakup kemampuan mengenali, mengetahui dan mengingat hal-hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta atau istilah-istilah, peristiwa, pengertian, kaidah, teori dan metode

C2

(Pemahaman/

Comprehensi on)

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap pengertian dari hal-hal yang telah dipelajari.

Kemampuan memahami terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:

1. 1. Menerjemahkan adalah kemampuan merubah konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang memahaminya. 2. 2. Mengintepretasikan adalah kemampuan mengenal

dan memahami ide utama suatu komunikasi, seperti gambar-gambar, diagram, tabel, dan grafik. 3. Mengeksplorasi adalah kemampuan menafsirkan,

menarik kesimpulan berdasarkan hasil terjemahan dan interpretasi.

C3

(Penerapan/

Aplication)

Penerapan merupakan kemampuan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam kegiatan pembelajran untuk menghadapi situasi baru yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

C4 (Analisis/

Analysis)

Analisis merupakan upaya memisahkan suatu kesatuan mejadi komponen-komponen/unsur-unsur bagian, sehingga jelas hiearkinya/eksplisit unsur-unsurnya, meliputi unsur-unsur, analisis hubungan dan analisis prinsip yang terorganisir.

C5 (Sintesis/

Syntesis)

Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian menjadi satu kesatuan yang menyeluruh. Sintesis selalu menyatukan unsur-unsur baru,

sehingga menyatukan unsur-unsur dari hasil analisis tidak dapat disebut sintesis.

C6 (Evaluasi/

Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan memberi keputusan tentang nilai sesuatu yang ditetapkan dengan sudut pandang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, metode dan materi.


(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 12 kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIIIB sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelompok kontrol yang dipilih dengan teknik cluster random sampling (Noor, 2011:153).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimental semu (quasi eksperiment) dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelompok eksperimen (Kelas VIIIB) diberi perlakuan dengan STAD, sementara itu kelompok kontrol (Kelas VIIID) dengan metode ceramah.


(38)

21

Berikut ini desain penelitian:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen Keterangan: I= Kelompok eksperimen; II= Kelompok kontrol; X= Perlakuan di kelas eksperimen dengan STAD; C=

Perlakuan di kelas kontrol dengan metode ceramah; O1= Pretes; O2= Postes (Purwanto, 2008:90).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut diantaranya yaitu: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakan

penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian. Tujuannya yaitu untuk memperoleh informasi berkaitan dengan keadaan kelas yang dijadikan subjek penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran, termasuk Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrumen lain yang mendukung penelitian.


(39)

22

e. Membuat instrumen penelitian yaitu soal-soal prestes/postes, lembar observasi aktivitas siswa, dan instrumen lain yang mendukung penelitian

f. Melakukan uji ahli dan validitas soal-soal pretes/postes.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model

pembelajaran tipe STAD untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol. Penelitian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a) Kelas Eksperimen Pertemuan 1:

Kegiatan Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama berupa soal uraian mengenai materi sistem pencernaan manusia.

b) Siswa mendengar penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran. c) Apersepsi dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan guru:

“Apa yang kalian ketahui tentang menu makanan seimbang?” Lalu

terdiri dari zat gizi apa sajakah menu makanan seimbang tersebut?”

d) Siswa mendapatkan motivasi dari guru,

“Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui fungsi zat gizi dalam makanan bagi tubuh serta hubungannya dengan

kesehatan”.

e) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran dengan model pembelajaran tipe STAD yang dilakukan.


(40)

23

Kegiatan Inti

a) Siswa dalam tiap kelompok menerima LKS dari guru

b) Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan pendukung dalam kegiatan diskusi

c) Siswa berdiskusi untuk menjawab LKS

d) Setiap kelompok mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan e) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas

sehingga terjadi diskusi kelas

f) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari

b) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya

Pertemuan 2:

Kegiatan Pendahuluan

a) Siswa mendengar penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran. b) Apersepsi dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan guru:

Guru bertanya kepada siswa ”Apa yang terjadi jika lambung kelebihan HCl? Apakah ada pengaruhnya terhadap kesehatan sistem pencernaan pada manusia?”.

c) Siswa mendapatkan motivasi dari guru,

“Setelah mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui struktur dan fungsi organ-organ penyusun sistem pencernaan manusia, enzim


(41)

24

yang terlibat dalam pencernaan makanan, mekanisme pencernaan makanan serta hubungannya dengan kesehatan”.

d) Guru menjelaskan tentang proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan. Setiap kelompok memperoleh LKS untuk didiskusikan.

Kegiatan Inti

a) Siswa dalam tiap kelompok menerima LKS tentang struktur dan fungsi organ penyusun sistem pencernaan manusia, enzim yang terlibat dalam pencernaan makanan, mekanisme pencernaan makanan serta hubungannya dengan kesehatan di depan kelas secara interaktif. Siswa menyimak penjelasan dari guru

b) Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan penjelasan dan pendukung dalam kegiatan diskusi

c) Siswa berdiskusi untuk menjawab LKS

d) Setiap kelompok mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan

e) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas sehingga terjadi diskusi kelas

f) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami kepada guru KegiatanPenutup

a) Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari

b) Siswa mengerjakan postes yang sama dengan soal pretes Pertemuan ke I


(42)

25

b) Kelas Kontrol Pertemuan 1:

Kegiatan Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan pertama berupa soal uraian mengenai materi sistem pencernaan manusia.

b) Siswa mendengar penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran. c) Apersepsi dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan guru:

“Apa yang kalian ketahui tentang menu makanan seimbang?” Lalu

terdiri dari zat gizi apa sajakah menu makanan seimbang

tersebut?”

d) Siswa mendapatkan motivasi dari guru, berupa:

“Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui fungsi zat gizi dalam makanan bagi tubuh serta hubungannya dengan

kesehatan”.

e) Guru memberikan pengarahan & intruksi langsung kepada siswa ketika pembelajaran dimulai. Siswa menyimak pengarahan dari guru

g) Guru memastikan kembali bahwa siswa sudah siap belajar dan masuk ke materi inti

Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan materi tentang fungsi zat makanan, keterkaitan antara zat makanan dan hubungannya dengan kesehatan manusia di depan kelas secara interaktif. Siswa fokus menyimak penjelasan dari guru


(43)

26

b) Guru membuka kesempatan bagi siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang dipahami

c) Di akhir pembelajaran, guru membagikan hand out tentang fungsi zat makanan, keterkaitan antara zat makanan dan hubungannya dengan kesehatan manusia kepada masing-masing siswa. Tiap siswa menerima hand out dari guru

Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari

b) Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan 2:

Kegiatan Pendahuluan.

a). Siswa mendengar penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran. b). Apersepsi dilakukan siswa dengan menjawab pertanyaan guru:

”Apa yang terjadi jika lambung kelebihan HCl? Apakah ada

pengaruhnya terhadap kesehatan sistem pencernaan manusia?”. c). Siswa mendapatkan motivasi dari guru, berupa:

“Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui struktur

dan fungsi organ-organ penyusun sistem pencernaan manusia, enzim yang terlibat dalam pencernaan makanan, mekanisme pencernaan makanan serta hubungannya dengan kesehatan”. d). Guru memastikan kembali bahwa siswa sudah siap belajar dan


(44)

27

Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan materi tentang struktur dan fungsi organ penyusun sistem pencernaan manusia, enzim yang terlibat dalam pencernaan makanan, mekanisme pencernaan makanan serta hubungannya dengan kesehatan di depan kelas secara interaktif. Siswa menyimak penjelasan dari guru

b) Guru membuka kesempatan bagi siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang dipahami

c) Di akhir pembelajaran, guru membagikan hand out tentang fungsi zat makanan, keterkaitan antara zat makanan dan hubungannya dengan kesehatan manusia kepada masing-masing siswa. Tiap siswa menerima hand out dari guru

Kegiatan Penutup

a). Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari.

b). Siswa mengerjakan soal-soal postes yang sama dengan soal pretes pada awal pertemuan I.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.


(45)

28

1. Jenis Data a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa skor siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Skor siswa ditinjau berdasarkan perbandingan gain yang dinormalisasi atau gain (g) dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

gain =

Keterangan: Spost = rata-rata skor postes; Spre = rata-rata skor pretes; Smax = skor maksimum.

Tabel 3. Kriteria gain.

Gain Kriteria

g > 0,7 0,7 > g > 0,3

g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah (Loranz dalam Suwandi, 2010: 30).

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah aktivitas kerjasama siswa. Jenis data aktivitas kerjasama siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas kerjasama siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Spost – Spre Smax– Spre


(46)

29

a) Pretes dan Postes

Data kemampuan siswa dalam penguasaan materi adalah berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes di akhir pertemuan kedua setiap kelas. Soal yang diberikan adalah 5 butir soal essay. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

S = x 100

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b) Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa di kedua kelas selama proses pembelajaran. Kelas eksperimen menggunakan LKS dengan model kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol hanya mendengarkan penyampaian materi dari guru.

c) Lembar Observasi Aktivitas Kerjasama Siswa

Lembar observasi aktivitas kerjasama siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi

tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah

ditentukan.

R N


(47)

30

Tabel 4. Lembar observasi aktivitas kerjasama siswa.

No Nama

Skor Aspek Aktivitas Kerjasama Siswa A B C D 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 1

2 3 4 Dst

Jumlah Skor Skor

Maksimum Persentase Kriteria

(dimodifikasi dari Suwandi, 2010: 32).

Keterangan Aspek Aktivitas Kerjasama Siswa: (A) Mengemukakan ide/gagasan

0. Tidak mengemukakan ide/gagasan (diam saja).

1. Mengemukakan ide/gagasan namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok sistem pencernaan manusia. 2. Mengemukakan ide/gagasan sesuai dengan pembahasan pada

materi pokok sistem pencernaan manusia. (B) Bertukar informasi

0. Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

1. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada materi pokok sistem pencernaan manusia dalam LKS.


(48)

31

2. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS pada materi pokok sistem pencernaan manusia.

(C) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

0. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan pada materi pokok sistem pencernaan manusia. 1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab

pertanyaan pada materi pokok sistem pencernaan manusia. 2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi

secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar pada materi pokok sistem pencernaan manusia.

(D) Mengajukan pertanyaan

0. Tidak mengajukan pertanyaan pada materi pokok sistem pencernaan manusia.

1. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada

permasalahan pada materi pokok sistem pencernaan manusia. 2. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan


(49)

32

F. Teknik Analisis Data

Data Kuantitatif yang diperoleh berupa hasil belajar kognitif siswa berupa nilai pretes, postes, dan gain pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data. Sementara itu, data kualitatif berupa aktivitas kerjasama siswa. Data aktivitas kerjasama siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase aktivitas kerjasama siswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menghitung persentase aktivitas kerjasama siswa dengan menggunakan rumus:

Persentase = x 100%

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas kerjasama siswa sesuai kriteria pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria persentase aktivitas kerjasama siswa. Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99

0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang (dimodifikasi dari Hidayati, 2011:17).

Skor perolehan Skor maksimum


(50)

33

1. Uji Prasyarat

(A) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan program SPSS versi 17.

฀ Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal H1 = Sampel tidak berdistribusi normal ฀ Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

(B) Uji Homogenitas (Uji Kesamaan Dua Varians) Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

฀ Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda ฀ Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).


(51)

34

2. Uji Lanjut (Pengujian Hipotesis)

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

(A) Uji Kesamaan Dua Rata-rata ฀ Hipotesis

H0 = Rata-rata gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata gain kedua sampel tidak sama ฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

(B) Uji Perbedaan Dua Rata-rata ฀ Hipotesis

H0 = rata-rata gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).


(52)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas kerjasama siswa pada materi pokok sistem pencernaan manusia.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipeSTAD berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan manusia.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.

1. Saat kegiatan diskusi berlangsung, guru harus memberikan arahan, bimbingan kepada seluruh kelompok secara tegas sehingga nantinya siswa mampu bertanggung jawab terhadap tugasnya dan menyelesaikannya tepat waktu. 2. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat digunakan

oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas kerjasama oleh siswa pada materi pokok sistem pencernaan manusia.


(53)

47

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I..2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asma, N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Depdiknas. Jakarta.

Asni. 2012. Pengaruh Penggunaan Model STAD terhadap Aktivitas Siswa dan Penguasaan Materi. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada

Press. Jakarta.

BSNP. 2006. Standar dan Kompetensi DasarUntuk SMA/MA Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. PT. Gava Media. Yogyakarta. Depdiknas. 2003. Pendidikan Menurut Undang-Undang. Jakarta. Dalam

http://www.depdiknas.co.id. (8 Mei 2014: 10.47 WIB).

Dimyati, Dr. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S.B. 2000. Gurudan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka

Cipta. Jakarta.

Djamarah S.B & Aswan Z. 2006. Eds. Revisi. Strategi Belajar dan Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Faishall, M. 2012. Deskripsi Tingkat Kesulitan Soal (C1,C2,C3,C4,C5,C6). Dalam http://mirzafaishall.wordpress.com/2012/05/27/deskripsi-tingkat-kesulitan-soal-c1-c2-c3-c4-c5-c6/#more-1004 (3 Mei 2013: 21.06 WIB).


(54)

48

Gie, T. L. 1985. Cara Belajar Yang Efisien. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Dalam http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 (14 April 2013: 10.16 WIB) Hanafiah, N. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung. Hidayati, A.N., dkk. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order

Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Ihsan, F. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Johnson, E.B. 2008. Contextual Teaching and Learning Menjadkan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. MLC. Bandung. Karuru, P. 2003. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Seting

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. No.045 Th.9. Lie, A. 2002. Cooperative Learning:Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. PT.Grasindo. Jakarta.

Noor, J. 2011. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang: Standar Nasional Pendidikan. [Online] 19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan.pdf. (8 Mei 2014: 09:45 WIB).

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.


(55)

49

Rohimah, I.T. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa.Skripsi. UPI. Bandung. Diakses dari http://repository.upi.edu/s_fis_1009025_chapter2.pdf pada Selasa, 4 Februari 2014 pukul 16.00 WIB.

Rohmawati, H.A. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN Sendang Batang. UNNES. Semarang. Diakses dari http://lib.unnes.ac.id/18159/1/1401911009.pdf

pada Sabtu, 3 Mei 2014 pukul 13.45 WIB.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin R.E. 2009. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media. Bandung.

Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara. Jakarta.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Suwandi, T. 2010. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati (2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media. Jakarta.

Van Wyk, M.M. 2012. The Effects of the STAD-Cooperative Learning Method on Student Achievement, Attitude and Motivation in Economics Education.

Education Journal. Vol J.Soc.Sci,33(2):261-270(2012).

Yolida, B. 2012. Meningkatkan Aktivitas Belajar Melalui Model Pembelajaran STAD. (Prosiding Seminar Lesson Study diselenggarakan di Aula K FKIP Unila tanggal 14 November 2012). FKIP Unila. Bandar Lampung. Zaini, H., et al. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.


(1)

1. Uji Prasyarat

(A) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan program SPSS versi 17.

฀ Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal H1 = Sampel tidak berdistribusi normal ฀ Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

(B) Uji Homogenitas (Uji Kesamaan Dua Varians) Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

฀ Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda ฀ Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).


(2)

34

2. Uji Lanjut (Pengujian Hipotesis)

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

(A) Uji Kesamaan Dua Rata-rata ฀ Hipotesis

H0 = Rata-rata gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata gain kedua sampel tidak sama ฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

(B) Uji Perbedaan Dua Rata-rata ฀ Hipotesis

H0 = rata-rata gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas kerjasama siswa pada materi pokok sistem pencernaan manusia.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem pencernaan manusia.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Saat kegiatan diskusi berlangsung, guru harus memberikan arahan, bimbingan

kepada seluruh kelompok secara tegas sehingga nantinya siswa mampu bertanggung jawab terhadap tugasnya dan menyelesaikannya tepat waktu. 2. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat digunakan

oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas kerjasama oleh siswa pada materi pokok sistem pencernaan manusia.


(4)

47

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R.I..2008. Learning to Teach Belajar untuk Mengajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asma, N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Depdiknas. Jakarta.

Asni. 2012. Pengaruh Penggunaan Model STAD terhadap Aktivitas Siswa dan Penguasaan Materi. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada

Press. Jakarta.

BSNP. 2006. Standar dan Kompetensi DasarUntuk SMA/MA Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Budiningsih, C.A. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. PT. Gava Media. Yogyakarta. Depdiknas. 2003. Pendidikan Menurut Undang-Undang. Jakarta. Dalam

http://www.depdiknas.co.id. (8 Mei 2014: 10.47 WIB).

Dimyati, Dr. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Rineka

Cipta. Jakarta.

Djamarah S.B & Aswan Z. 2006. Eds. Revisi. Strategi Belajar dan Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Faishall, M. 2012. Deskripsi Tingkat Kesulitan Soal (C1,C2,C3,C4,C5,C6). Dalam http://mirzafaishall.wordpress.com/2012/05/27/deskripsi-tingkat-kesulitan-soal-c1-c2-c3-c4-c5-c6/#more-1004 (3 Mei 2013: 21.06 WIB).


(5)

Gie, T. L. 1985. Cara Belajar Yang Efisien. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Dalam http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 (14 April 2013: 10.16 WIB) Hanafiah, N. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung. Hidayati, A.N., dkk. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order

Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Ihsan, F. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung.

Johnson, E.B. 2008. Contextual Teaching and Learning Menjadkan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. MLC. Bandung. Karuru, P. 2003. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Seting

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP. Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. No.045 Th.9. Lie, A. 2002. Cooperative Learning:Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. PT.Grasindo. Jakarta.

Noor, J. 2011. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang: Standar Nasional Pendidikan. [Online] 19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan.pdf. (8 Mei 2014: 09:45 WIB).

Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.


(6)

49

Rohimah, I.T. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa.Skripsi. UPI. Bandung. Diakses dari http://repository.upi.edu/s_fis_1009025_chapter2.pdf pada Selasa, 4 Februari 2014 pukul 16.00 WIB.

Rohmawati, H.A. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN Sendang Batang. UNNES. Semarang. Diakses dari http://lib.unnes.ac.id/18159/1/1401911009.pdf pada Sabtu, 3 Mei 2014 pukul 13.45 WIB.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin R.E. 2009. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media. Bandung.

Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Bumi Aksara. Jakarta.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Suwandi, T. 2010. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati (2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media. Jakarta.

Van Wyk, M.M. 2012. The Effects of the STAD-Cooperative Learning Method on Student Achievement, Attitude and Motivation in Economics Education. Education Journal. Vol J.Soc.Sci,33(2):261-270(2012).

Yolida, B. 2012. Meningkatkan Aktivitas Belajar Melalui Model Pembelajaran STAD. (Prosiding Seminar Lesson Study diselenggarakan di Aula K FKIP Unila tanggal 14 November 2012). FKIP Unila. Bandar Lampung. Zaini, H., et al. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap T

0 11 72

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Terbanggibesar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 14 68

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS

3 7 66

PENGARUH PENGGUNAAN ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TEHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI POKOK SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA

0 8 93

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI PADA MATERI POKOK FUNGI (Kuasi Eksperimen Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah

2 6 57

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA (Studi Quasi Eksperimen Kelas VII SMP Negeri 2 Tegineneng Tahun Ajaran 2012/2013 )

0 9 38

PENGARUH MEDIA VIDEO DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 2 Jati Agung Lampung Selatan

0 5 52

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lam

0 8 55

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Natar Lam

0 3 56

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PADA SISWA SMP

0 0 8