IMPLIKASI HARGA PRODUK, KETIDAKPUASAAN KONSUMEN, IKLAN PRODUK, DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK MOBIL

(1)

ABSTRACT

THE IMPLICATIONS OF THE PRICE OF PRODUCTS, CONSUMER DISSATISFACTION, PRODUCT ADVERTISING, AND CONSUMER CONFIDENCE IN THE DECISION OF THE BRAND SWITCHING IN A

CAR BRAND.

By

ANDREAS WILLIAM MANIK

The purpose of this study was to determine The implications of the price of products, consumer dissatisfaction, product advertising and Consumer confidence in the decision of the brand switching in a car brand. Respondents in this research are consumers of cars in the city of Bandar Lampung who've been to shift the car brand. The sample in this study were selected using accidental sampling. The research data analysis using multiple regression techniques to test equipment SPSS 16. Results of this study indicate that the price of products (X1), consumer dissatisfaction (X2), product advertising (X3), and Consumer confidence (X4) influential in decisions on the brand switching in a car brand (Y). F test showed simultaneous of the price of products, consumer dissatisfaction, product advertising and Consumer confidence influence on the brand switching in a car brand.

Keywords: price of products, consumer dissatisfaction, product advertising, consumer confidence, and brand switching.


(2)

ABSTRAK

IMPLIKASI HARGA PRODUK, KETIDAKPUASAAN KONSUMEN, IKLAN PRODUK, DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN DALAM

KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK MOBIL.

Oleh

ANDREAS WILLIAM MANIK

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga produk, ketidakpuasaan konsumen, iklan produk, dan kepercayaan konsumen dalam keputusan perpindahan merek mobil. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen mobil di wilayah kota Bandar Lampung yang sudah pernah melakukan perpindahan merek mobil. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik regresi berganda dengan alat uji SPSS 16. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa harga produk (X1), ketidakpuasaan konsumen (X2), iklan produk (X3), dan kepercayaan konsumen (X4) berpengaruh dalam keputusan perpindahan merek mobil (Y). Hasil uji F menunjukkan secara simultan harga produk, ketidakpuasaan konsumen, iklan produk, dan kepercayaan konsumen memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan perpindahan merek mobil.

Kata Kunci: harga produk, ketidakpuasaan konsumen, iklan produk, kepercayaan konsumen, dan perpindahan merek.


(3)

IMPLIKASI HARGA PRODUK, KETIDAKPUASAAN

KONSUMEN, IKLAN PRODUK, DAN KEPERCAYAAN

KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK

MOBIL

(Skripsi)

Disusun oleh

ANDREAS WILLIAM MANIK 1116051008

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

IMPLIKASI HARGA PRODUK, KETIDAKPUASAAN KONSUMEN,

IKLAN PRODUK, DAN KEPERCAYAAN KONSUMEN

DALAM KEPUTUSAN PERPINDAHAN

MEREK MOBIL

(Skripsi)

Oleh

Andreas William Manik

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(5)

(6)

(7)

(8)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ………. 22

Tabel 3.2 Skala Likert ...………...………… 33

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 36

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden ………... 36

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ………….. 37

Tabel 4.4 Distribusi Berdasarkan Pendapatan Perbulan ……….…….... 37

Tabel 4.5 Distribusi Berdasarkan Frekuensi Perpindahan Merek Mobil ……... 38

Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Merek Mobil Yang Digunakan Sebelumnya 39 Tabel 4.7 Distribusi Berdasarkan Merek Mobil Yang Digunakan Sekarang .... 39

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Harga Mobil Yang Digunakan Saat Ini Lebih Murah Dibandingkan Dengan Harga Mobil Merek Sebelumnya ……….. 40

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Harga Onderdil Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini Lebih Terjangkau ………... 41

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Fasilitas Yang Didapat Dari Merek Mobil Di Gunakan Saat Ini Sesuai Dengan Harga Yang Dibayarkan ……….... 42

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini Potongan Harganya Tinggi ……….... 42

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Merek Mobil Yang Digunakan Sebelumnya Boros Bahan Bakar ………... 43

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Mesin Merek Mobil Yang Digunakan Sebelumnya Kurang Baik ………... 44

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Onderdil Merek Mobil Yang Digunakan Sebelumnya Sulit Didapat ………... 44

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Layanan Pasca Pembelian Mobil Merek Yang Sebelumnya Kurang Memuaskan ... 45

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Iklan Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini Sering Dilihat ………... 46

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pesan Iklan Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini Jelas ………... 46

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Iklan Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini Menarik ……… 47


(9)

v

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Iklan Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini Menggunakan Artis Terkenal Sebagai

Bintang Iklannya ………... 48

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini Terkenal ……….. 49

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Layanan Pasca Pembelian Mobil Merek Yang Digunakan Saat Ini Memuaskan …… 49

Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Percaya Pada Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini ………...…………... 50

Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Merekomendasikan Merek Mobil Yang Digunakan Saat Ini Kepada Orang Lain ..……... 50

Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tidak Ingin Terikat Pada Satu Merek Mobil ………...……….... 51

Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Selalu Ingin Mencoba Merek-Merek Mobil Yang Baru ………... 52

Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ketidakpuasaan Dengan Merek Mobil Yang Digunakan Sebelumnya ….………... 52

Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ingin Mencari Merek Mobil Yang Perawatannya Mudah ………... 53

Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Bosan Dengan Merek Mobil Yang Digunakan Sebelumnya …….………... 54

Tabel 4.29 Uji Validitas Variabel Harga Produk ………... 55

Tabel 4.30 Uji Validitas Variabel Ketidakpuasaan Konsumen ………. 55

Tabel 4.31 Uji Validitas Variabel Iklan Produk ……….... 56

Tabel 4.32 Uji Validitas Variabel Kepercayaan Konsumen ………. 56

Tabel 4.33 Uji Validitas Variabel Perpindahan Merek ………. 57

Tabel 4,34 Pedoman Interpretasi Koefisien Penentu ……….... 57

Tabel 4.35 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ………... 58

Tabel 4.36 Tabel Uji Multikolinearitas ………... 59

Tabel 4.37 Tabel Koefisien Regresi Harga Produk, Ketidakpuasaan Konsumen, Iklan Produk, Dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Perpindahan Merek ……….. 63

Tabel 4.38 Uji R2 ……….. 64

Tabel 4.39 Hasil Uji F ……….. 65


(10)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian ………....……… 19 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………..……... 60 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas …...………... 61


(11)

MOTTO

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah

perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang

mendengarnya, beroleh kasih karunia.

(Efesus 4:29)

Siapa memberi kepada orang miskin tak akan berkekurangan.

(Amsal 28:27a)

“Di dunia i

ni ada banyak orang baik, jika kamu tidak bisa menemukan salah

satunya, jadilah salah satunya.”

(Unknown)

Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan

kaya.


(12)

PERSEMBAHAN

Kubersyukur kepada TUHAN, sebab Ia baik

!

Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Kupersembahkan karyaku ini kepada:

Ayah dan ibuku yang terkasih, yang selalu

mendukungku dan yang menjadi inspirasiku untuk

terus maju.

Abang-abang dan Kakak-kakakku yang kusayangi,

kalian yang terbaik.

Keluarga besarku yang selalu memberikan

motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini

Dosen pembimbing dan dosen penguji yang sangat

berjasa, serta seluruh sahabat-sahabatku dan


(13)

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ………. 1

1.2Rumusan Masalah ……… 5

1.3Tujuan Penelitian ………. 5

1.4Manfaat Penelitian ……….. 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Konsep Merek ………..…..…….. 7

2.1.1 Perpindahan Merek ………..…...…….. 8

2.1.2 Loyalitas Merek ………...…... 9

2.1.3 Harga Produk ………... 10

2.1.4 Ketidakpuasaan Konsumen ………... 11

2.1.5 Iklan Produk ………..…... 13

2.1.6 Kepercayaan Konsumen ………..……….... 15

2.2Penelitian Terdahulu ………..……... 17

2.3Kerangka Pemikiran ………..…... 19

2.4Hipotesis ………..…... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian ……… 21

3.2Variabel Penelitian ………... 21

3.3Definisi Operasional ………..……….... 22

3.4Populasi dan Sampel Penelitian ……….... 24

3.4.1 Populasi Penelitian ……… 24

3.4.2 Sampel Penelitian ………. 24

3.5Jenis dan Sumber Data ……….. 25

3.6Metode Pengumpulan dan Analisis Data ………...……... 25

3.6.1 Metode Pengumpulan Data ………... ……… 25

3.6.2 Metode Analisis Data ……….... 26

1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas ……….. 27


(14)

ii

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Asumsi Multikolinearitas ……… 28

b. Uji Asumsi Heteroskidastisitas ………. 29

c. Uji Normalitas ………..…….………. 29

d. Analisis Regresi Linear Berganda ……… 30

1. Uji R2 ………..………….………. 31

2. Uji t ………..……....………...……. 31

3. Uji F ………..………..……….. 32

3.7Skala Pengukuran ………..………. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum ………..………..…… 34

4.2Hasil Analisis Data ………..…………...…. 36

1. Analisis Deskriptif a. Karakteristik Responden ……….……. 36

b. Distribusi Jawaban responden ……….…… 40

1. Variabel Haraga Produk ...………...…… 40

2. Variabel Ketidakpuasaan Konsumen ………... 43

3. Variabel Iklan Produk ...………....… 46

4. Variabel Kepercayaan Konsumen ………....… 48

5. Variabel Perpindahan Merek ...………....… 51

2. Uji Validitas dan Raliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas ………...……. 54

2. Uji Reliabilitas ………...………. 57

3. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikoliniaritas ………....……… 59

2. Uji Heterokedastisitas ………. 60

3. Uji Normalitas ………...……….. 61

4. Uji Regresi Linier Berganda ………..…. 63

5. Uji R2 ………..………… 64

6. Uji F .. ……… 65

7. Uji t ………...…… 65

4.3Pembahasan ………... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………. 74

B. Saran ……… 75 DAFTAR PUSTAKA


(15)

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada TUHAN Yesus, karena atas segala kebaikan-Nya dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implikasi Harga Produk, Ketidakpuasaan Konsumen, Iklan Produk, dan

Kepercayaan Konsumen Dalam Keputusan Perpindahan Merek Mobil”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Administrasi Bisnis (S.AB) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung. Selesainya penulisan skripsi ini juga berkat motivasi dan pengarahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Agus Hadiawan,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. A.Efendi, M.M. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Pairulsyah, M.H. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(16)

5. Bapak Dr. Suripto, S.Sos. M.AB selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

6. Bapak Ahmad Rifai, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

7. Bapak Hartono S.Sos. M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi, terimakasih atas kesediannya untuk membimbing dan memberikan masukan serta kritik yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini, semoga kesuksesan selalu menyertai Bapak.

8. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos. M.Sc selaku Dosen Penguji Skripsi, terimakasih untuk bimbingan, kritik dan sarannya selama penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Drs. Dian Komarsyah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik Perkuliahaan, terimakasih sudah banyak menyempatkan waktunya untuk selalu memberikan motivasi sehingga saya selalu bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Ibu Mertayana, selaku staf Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Terimakasih telah menyemangati kami untuk menyelesaikan proses skripsi dari awal pengajuan judul sampai akhir ujian kompre.

11.Seluruh Dosen dan Karyawan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Terimakasih sudah banyak memberikan saya inspirasi sehingga saya dapat bersemangat dalam menyelesaikan sarjana di jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.


(17)

12.Terimakasih kuucapkan untuk kedua orang tuaku tercinta, Bapak T. Manik dan Ibu Y. Br. Sidauruk, terimakasih buat kasih saying yang begitu besar, perhatian, motivasi, dan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku selama ini.

13.Terimakasih buat Abang-abang dan Kakak-kakakku, buat setiap wejangan dan petuah-petuah yang telah kalian berikan kepadaku selama ini.

14.Seluruh Keluarga Besar Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terimakasih atas dukungannya selama ini dalam menyelesaikan skripsi ini, tetap pertahankan kekompakan dan solidaritas kita demi nama baik Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis.

15.Terimakasih kepada Bang Yos yang selama ini sudah memberikan banyak petuah-petuah tentang kehidupan kepada saya.

16.Terimakasih kepada teman-teman dari Klan Kantin Silir: Agung, Habibi, Mawan, Willi, juga Angga dan Paksi, Mbak Kiki, Mas Kliwon, Hendro. 17.Terimakasih kepada teman-teman satu angkatan 2011: Ade, Agnes, Juned,

Rio, Baya, Annisa Rahmadini, Annisa Ramadhini, Bambang, Bekti, Tina, Damar, Danis, David, Desi, Ega, Eka, Ena, Erika, Erizha, Inggrid, Adin, Fenika, Fitri Soraya, Heral, Enong, Heri, Hilda, Hotma, Gede, Ahwa, Intan, Ivone, Umen, Kurni, Lailatul, Linda, Loli, Iam, Oci, Fadhil, Maul, Meitha, Jufri, Mutia, Nabilla, Nadir, Nanda, Made, Niko, Achan, Ogi, Rafi, Ratih, Ratu, Resti, Ridho, Putri, Bung Issal, Rika, Riko, Rinda, Rohani, Sendy, Mutia, Balqis, Suhe, Supri, Yuki, Tommee, Vera, Vito, Vivi, William, Yai, Iyoy, Yudha, Ronok, Zeva.


(18)

18.Terimakasih untuk senior dan alumni Ilmu Administrasi Bisnis yang telah banyak memberikan pelajaran positif selama ini.

19.Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi besar harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 19 Juni 2015 Penulis


(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ketatnya persaingan di dunia bisnis otomotif khususnya mobil, membuat para produsen mobil harus memutar otak untuk membuat strategi yang tepat, serta harus memahami benar apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan bagaimana cara memuaskan konsumen agar tercipta konsumen yang loyal. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin dinamis, perusahaan-perusahaan otomotoif dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah (Kotler, 2000).

Dalam dunia bisnis, loyalitas konsumen merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan, karena dengan memuaskan konsumen perusahaan akan mampu bersaing dan mengungguli perusahaan pesaingnya. Mulyana dalam Dharmmesta (2002) berpendapat bahwa mengukur sejauh mana kepuasan yang dirasakan konsumen tidaklah mudah, sehingga perlu cara-cara yang tepat dan diperlukan strategi yang tepat agar mampu memuaskan konsumen yang pada akhirnya akan menciptakan hubungan yang baik antara perusahaan dengan konsumennya.


(20)

2

Dalam bisnis otomotif terutama di bidang kendaraan roda empat persaingan pun tidak bisa dihindari. Banyaknya perusaahan otomotif yang berkembang di Indonesia seperti Honda, Toyota, Daihatsu, Nissan, Mazda, membuat konsumen cenderung ingin mencoba sesuatu yang baru dengan berpindah dari merek yang satu ke merek yang lain.

David Aaker (1997) menegaskan, tujuan utama dari upaya branding adalah untuk menanamkan merek sebagai identitas ke sistem memori konsumen. Merek merupakan nama, istilah, tanda, atau simbol desain, atau paduan dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk identitas bagi barang atau jasa yang dibuat atau disediakan suatu penjual atau kelompok penjual serta untuk membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan pesaing (Kotler, 2005). Begitu banyak merek mobil yang beredar di pasar Indonesia dan bukan hanya itu saja, mobil-mobil yang beredar di Indonesia juga dapat dibagi-bagi menjadi berberapa kategori, seperti Sedan, SUV (Sporty Utility Vehicle), MPV (Multi Purpose Vehicle), dan masih banyak lagi.

Bandarlampung sebagai ibu kota provinsi Lampung juga tidak ketinggalan diekspansi oleh perusahaan–perusahaan penyedia kendaraan roda empat. Saat ini banyak sekali bermunculan merek kendaraan roda empat dengan berbagai model, desain, memberikan kualitas yang bagus dan harga produk yang cukup bersaing. Banyaknya dealer mobil seperti Honda, Suzuki, Toyota, Nissan, Mazda, membuat konsumen di Bandarlampung semakin mudah dalam melakukan pembelian kendaraan roda empat.


(21)

3

Selain itu, beragamnya merek produk yang ditawarkan kepada konsumen membuat konsumen memiliki kesempatan untuk beralih dari satu merek ke merek lainnya. Menurut Peter dan Olson (1999), perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain. Hoyer Van Trijp dalam Dharmmesta (2002) berpendapat bahwa perpindahan merek yang dilakukan konsumen disebabkan oleh pencarian variasi.

Banyaknya merek mobil yang beredar di pasar saat ini memberikan kesan tersendiri pada konsumen. Kemudahan untuk mendapatkan alat transpotasi jenis roda empat saat ini sudah sangat mudah karena program pemberian kredit bisa dilakukan dengan uang muka yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Harga produk bervariasi yang ditawarkan juga menjadi salah satu penunjuang konsumen untuk melakukan perpindahan merek. Menurut Kotler dan Armstrong (2010) harga produk merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan sangat penting dalam perpindahan merek, harga produk adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk sebuah barang atau jasa.

Bukan hanya harga produk, ketidakpuasaan konsumen dan iklan produk juga dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan perpindahan merek. Jika tingkat kepuasaan yang diterima oleh konsumen melebihi yang diharapkan, hal itu akan membuat konsumen untuk konsisten bersikap positif dan melakukan pembelian ulang yang mengarah pada loyaliats merek. Semakin tinggi tingkat kepuasaan yang dicapai konsumen, maka akan semakin tinggi frekuensi pembelian ulang. Sebaliknya jika tidak tercapainya harapan yang diinginkan


(22)

4

konsumen akan membentuk sikap yang merupakan intensitas perasaaan negatif yang dapat mengakibatkan perilaku berubah merek. Kotler (2000) mengatakan bahwa ketidakpuasaan konsumen merupakan perasaan kecewa seorang konsumen yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja produk yang lebih rendah dari harapannya.

Ketika seorang konsumen dihadapkan oleh gencarnya iklan yang dilakukan oleh suatu perusahaan penyedia barang dan jasa, maka konsumen bisa saja tertarik pada produk yang disediakan oleh perusahaan tersebut. Menurut Jeffkins (1996) iklan produk merupakan pesan–pesan penjualan yang persuasif yang dilakukan oleh perusahaan penyedia produk, yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas barang atau jasa tertentu.

Kepercayaan konsumen juga menjadi faktor penentu seorang konsumen akan loyal terhadap suatu produk atau akan melakukan pencarian variasi, yang berdampak pada perpindahan merek. Kepercayaan seorang konsumen akan terbangun saat suatu perusahaan berjanji untuk menyediakan pelayanan berkualitas kepada konsumen dan mereka berhasil menyediakan pelayanan tersebut, dari situlah kepercayaan itu bisa terbangun (Nawaz dan Usman dalam Widyasari, 2008). Menurut Morgan dan Hunt dalam Djan dan Ruvendi (2006) kepercayaan bisa membuat konsumen menjadi lebih dekat dengan perusahaan. Hal ini tentu saja bisa menguntungkan bagi pihak perusahaan penyedia produk.


(23)

5

Berdasarkan kondisi dan fenomena tersebut, maka penulis berpendapat perlu dilakukan penelitian mengenai “IMPLIKASI HARGA PRODUK,

KETIDAKPUASAAN KONSUMEN, IKLAN PRODUK, DAN

KEPERCAYAAN KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK MOBIL”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah harga produk mempunyai implikasi dengan keputusan perpindahan merek ?

2. Apakah ketidakpuasan konsumen mempunyai implikasi dengan keputusan perpindahan merek ?

3. Apakah iklan produk mempunyai implikasi dengan keputusan perpindahan merek ?

4. Apakah kepercayaan konsumen mempunyai implikasi dengan keputusan perpindahan merek ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implikasi harga produk terhadap keputusan perpindahan merek.

2. Mengetahui implikasi ketidakpuasan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek.

3. Untuk mengetahui implikasi iklan produk terhadap keputusan perpindahan merek.

4. Mengetahui implikasi kepercayaan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek.


(24)

6

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai dasar yang objektif dalam mengambil keputusan serta sebagai pedoman untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh perusahaan di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan penulis di bidang pemasaran khususnya tentang perilaku konsumen, disamping itu penulis diharapkan mengetahui masalah yang dihadapi oleh perusahaan dengan mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti berikutnya yang berminat di bidang perilaku konsumen.


(25)

7

II. LANDASAN TEORI

2.1Konsep Merek

Merek (brand) merupakan nama, istilah, tanda, atau simbol desain, atau paduan dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk identitas bagi barang atau jasa yang dibuat atau disediakan suatu penjual atau kelompok penjual serta untuk membedakannya dari barang atau jasa yang disediakan pesaing (Kotler, 2005). Sedangkan menurut David Aaker (1997) merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu.

Definisi lain dari merek yang dinyatakan oleh American Marketing Association adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh pesaing. Rangkuti dalam Dharmmesta (2002) berpendapat bahwa ada beberapa pengertian merek, yaitu:

a. Brand name (nama merek) yang merupakan sebagian dari merek yang dapat diucapkan. Misalnya: pepsodent, BMW, Toyota dan sebagainya. b. Brand mark (tanda merek) yang merupakan sebagian dari merek yang

dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti, desain huruf atau nama khusus. Misalnya: Mitsubishi, gambar tiga berlian.


(26)

8

c. Trade mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek.

d. Copyright (hak cipta) merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

2.1.1 Perpindahan Merek (Brand Switching)

Menurut Peter dan Olson (1999), perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain. Perpindahan merek dapat muncul karena adanya variety seeking. Tapi, keputusan konsumen untuk berpindah merek tidak hanya dipengaruhi oleh variety seeking, namun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti strategi keputusan (decision strategy), faktor situasional dan normatif, ketidakpuasan terhadap merek sebelumnya, dan strategi pemecahan masalah (Hoyer dan Ridgway dalam Dharmmesta, 2002). Keputusan untuk berpindah dari merek satu ke merek lain merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku tertentu, skenario persaingan, dan waktu (Srinivasan dalam Dharmmesta, 2002).


(27)

9

Perilaku perpindahan merek dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan, misalnya adanya keinginan untuk mencoba merek baru. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar, misalnya adanya diskon atau harga yang lebih murah. Bitner dalam Mulyono (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor seperti waktu, ada atau tidaknya uang, sedikitnya alternatif, switching cost, dan kebiasaan dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek dan sebagai akibatnya adalah terjadi perpindahan merek.

2.1.2 Loyalitas Merek

Loyalitas merek merupakan suatu perilaku positif terhadap suatu merek yang mendorong konsumen untuk secara konsisten membeli merek tersebut ketika mereka membutuhkan kategori produk tersebut (Ferrel, 2002). Sering kali perusahaan melupakan satu hal kecil yang sangat penting dilakukan oleh para pemasar yaitu menjaga dan mempertahankan merek. Untuk membangun dan mempertahankan loyalitas konsumen akan suatu merek, perlu juga dilakukan interkasi antara produsen dan konsumen baik lewat telepon, internet maupun sarana yang lainnya.

Berikut ini beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyality kepada perusahaan:

a) Mengurangi Biaya Pemasaran. b) Meningkatkan Perdagangan. c) Menarik Minat Pelanggan Baru.


(28)

10

2.1.3 Harga Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2010) harga produk merupakan salah satu faktor yang memiliki peranan sangat penting dalam perpindahan merek, harga produk adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk sebuah barang atau jasa. Harga produk terbentuk dari kesepakatan antara pembeli dan penjual dalam proses tawar menawar. Banyak perusahaan yang tidak mampu menangani penetapan harga produk dengan baik, padahal harga produk merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran dimana harga produk dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk karena berbagai alasan.

Setelah harga suatu produk ditetapkan maka harga produk tersebut dapat dimodifikasi agar menarik konsumen dengan cara:

1. Diskon, yaitu pengurangan harga karena perbedaan jumlah produk yang dibeli, waktu pembelian dan pembayaran.

2. Harga Geografis, yaitu penetapan harga karena ongkos angkut yang disampaikan kepada pembeli.

3. Harga Promosi, yaitu harga dibawah daftar harga yang bertujuan untuk menarik pelanggan baru atau menghabiskan persediaan.

4. Harga Psikologis, yaitu pembelian harga dengan menggunakan angka ganjil atau tidak utuh dengan harapan memberi kesan murah.

5. Harga Produk Baru, yaitu penetapan harga yang akan dipengaruhi oleh daur hidup suatu produk.


(29)

11

Saat suatu perusahaan kehilangan seorang konsumen, mereka tidak hanya akan kehilangan pendapatan dan mengeluarkan biaya untuk mencari konsumen baru, namun perusahaan tersebut kemungkinan akan kehilangan konsumen yang loyal. Hal ini berarti perusahaan tersebut melewatkan peluang besar. Konsumen dengan sukarela berpindah merek karena ketidakpuasan mereka dengan harga produk yang harus dibayar. Ketidakpuasan ini timbul ketika konsumen merasa harga produk tidak wajar atau lebih tinggi dibanding dengan alternatif pilihannya.

Menurut Price dalam Widyasari (2008) perbedaan harga produk antar merek dapat mempengaruhi perilaku berpindah merek. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan harga salah satu atau beberapa merek pada kelas produk yang sama dapat mempengaruhi perilaku berpindah merek pada konsumen, karena dengan perubahan harga suatu produk maka terjadi perbedaan harga antar merek. Walaupun harga produk sangat mahal tetapi jika manfaat yang didapat konsumen sesuai atau sebanding, maka konsumen akan tetap membeli dan tidak berpindah kemerek lain.

2.1.4 Ketidakpuasaan Konsumen

Ketidakpuasaan konsumen merupakan perasaan kecewa seorang konsumen yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja produk yang lebih rendah dari harapannya (Kotler, 2000). Ketidakpuasan yang dialami oleh konsumen produk otomotif akan menimbulkan perilaku berpindah merek. Seperti yang dikemukakan oleh Dharmmesta (2002), bahwa penentu utama dari kemampuan diterimanya merek oleh konsumen adalah kepuasaan ulang yang dirasakan oleh konsumen tersebut didalam pembelian sebelumnya.


(30)

12

Ketidakpuasan konsumen ini muncul karena pengharapan konsumen tidak sama atau lebih tinggi daripada kinerja yang diterimanya dipasar. Konsumen yang tidak puas akan mengambil satu dari dua tindakan berikut: mereka mungkin akan berusaha mengurangi ketidakpuasan tersebut dengan membuang atau mengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang bisa memperkuat nilai tinggi produk tersebut. Jika produsen otomotif melebih-lebihkan manfaat dari suatu produknya dan tingkat ekspektasi atau harapan konsumen tidak tercapai akan mengakibatkan ketidakpuasan konsumen (Kotler, 2000).

Shimp dalam Widyasari (2008) berpendapat bahwa pada dasarnya kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan. Penilaian terhadap kepusaan konsumen dapat dibedakan menjadi:

a. Positive disconfirmation, dimana hasil yang diterima lebih baik dari yang diharapkan.

b. Simple confirmation, diaman hasil yang diterima sama dengan hasil yang diharapkan.

c. Negative disconfirmation, dimana hasil yang diterima lebih buruk dari hasil yang diharapkan.


(31)

13

Pada akhirnya konsumen yang merasa terpuaskan kebutuhan dan keinginannya akan menindaklanjutinya dengan melakukan pembelian ulang dan melakukan word of mouth terhadap merek tersebut. Sedangkan konsumen yang mangalami ketidakpuasaan cenderung merubah perilaku pembeliannya dengan melakukan perpindahan merek. Ketidakpuasaan konsumen dapat membawa konsumen pada sikap kecewa bahkan lebih marah pada produk tersebut dan memiliki pertimbangan lebih lanjut untuk memutuskan atau meninggalkan produk tersebut (Stephens dan Gwinnen, 1998).

2.1.5 Iklan Produk

Aktivitas promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdiri atas lima variabel, yaitu: periklanan, promosi penjualan, penjualan pribadi, penerbitan, pemasaran langsung (Kotler, 1997). Periklanan merupakan alat promosi yang paling banyak digunakan. Periklanan merupakan sarana untuk membantu pemasaran yang efektif untuk menjalin komunikasi dalam usahanya untuk menghadapi pesaing. Dengan iklan pemasar dapat membeli ruang iklan dimajalah, koran, billboard, atau membeli jam tayang televisi atau radio untuk produk atau layanannya.

Kartajaya dalam Junaidi (2002) berpendapat bahwa iklan merupakan bentuk promosi non personal terhadap suatu ide produk atau layanan yang dilakukan oleh pengiklan yang jelas identitasnya. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi, maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi.


(32)

14

Iklan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya

Manfaat dari penggunaan iklan adalah:

1. Bagi konsumen, memperluas alternatif, artinya dengan iklan konsumen dapat mengetahui adanya berbagai produk yang pada gilirannya menimbulkan pilihan bagi konsumen.

2. Bagi produsen, menumbuhkan kepercayaan kepada konsumen. Iklan yang tampil secara mantap diharapkan konsumen dengan ukuran besar dan logo yang menarik akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan tersebut bonafid dan produknya bermutu.

3. Membuat orang terkenal, ingat dan percaya pada produk yang ditawarkan. 4. Memuaskan keinginan konsumen dalam pembelian produk.

Menurut Jeffkins (1996) iklan produk merupakan pesan–pesan penjualan yang persuasif yang dilakukan oleh perusahaan penyedia produk, yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas barang atau jasa tertentu. Lu-Hsu dan Chang dalam Rosi et al (2008), berpendapat bahwa periklanan memberikan rangsangan dan dorongan bagi konsumen untuk berpindah merek dan menyatakan bahwa konsumen dengan tingkat persepsi yang berbeda mempunyai berbagai macam kemungkinan untuk berpindah merek.


(33)

15

Iklan mempunyai pengaruh pada konsumen terhadap keputusan perpindahan merek mobil karena iklan yang sering muncul di media akan memberikan hasil yang lebih baik. Khan dan Loui dalam Rosi et al (2008) melakukan penelitian tentang adanya pengaruh perubahan dalam pemilihan merek dari sebelum adanya iklan dengan sesudah adanya iklan, dimana adanya iklan dilakukan dapat mengubah pemilihan terhadap merek lama yang dulunya telah dipilih konsumen berganti dengan merek yang telah mereka iklankan.

2.1.6 Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan seorang konsumen adalah faktor penting dalam membangun komitmen antara perusahaan dan pelanggan. Kepercayaan juga menjadi faktor penentu seorang konsumen akan loyal terhadap suatu produk atau akan melakukan pencarian variasi, yang berdampak pada perpindahan merek. Kepercayaan konsumen akan terbangun saat suatu perusahaan berjanji untuk menyediakan pelayanan berkualitas kepada konsumen dan mereka berhasil menyediakan pelayanan tersebut, dari situlah kepercayaan itu bisa terbangun (Nawaz dan Usman dalam Widyasari, 2008).

Menurut Morgan dan Hunt (1994) kepercayaan bisa membuat konsumen menjadi lebih dekat dengan perusahaan. Hal ini tentu saja bisa menguntungkan bagi pihak perusahaan penyedia produk. Namun, saat konsumen merasa kecewa atau tidakpuas akan suatu produk, konsumen akan menjadi tidak percaya pada produk tersebut. Ketidakpercayaan ini bisa membuat konsumen untuk mencoba merek lain, dan mencoba untuk membangun kembali kepercayaannya pada merek tersebut.


(34)

16

Seperti yang dikemukakan oleh Garbarino dan Johnso (1999), kepercayaan terhadap merek pada benak pelanggan terbentuk dari pengalaman masa lalu serta interaksi sebelumnya. Menurut teori Trust Commitment (Morgan dan Hunt, 1994), kepercayaan merupakan kunci untuk menjaga dan memelihara hubungan jangka panjang. Hubungan jangka panjang akan meningkatkan tingkat trust pelanggan terhadap harapan yang akan diterima dari perusahaan sehingga akan mengurangi kegelisahan pelanggan terhadap pelayanan yang diterima. Dengan kata lain kepercayaan pelanggan dipengaruhi dengan apa yang telah diterima dan dialami pelanggan (customer perceived value).

Selain itu, untuk memperoleh suatu kepercayaan dari konsumen juga diperlukan persepsi yang baik mengenai perusahaan itu. Kepercayaan atas merek tertentu akan berpengaruh terhadap loyalitas merek dikarenakan kepercayaan menciptakan suatu hubungan timbal balik yang bernilai tinggi. Dengan kata lain, loyalitas merupakan proses yang berkesinambungan sebagai akibat dari terbentuknya kepercayaan atas merek.

Gwinner et al dalam Singh dan Sabol (2002) menyatakan bahwa rasa percaya pelanggan pada perusahanan dapat mempengaruhi loyalitas karena rasa percaya tersebut mempengaruhi persepsi yang sejalan dengan nilai yang diberikan oleh perusahaan. Bisa dikatakan bahwa loyalitas pelanggan dapat terbentuk bila pelanggan tersebut telah percaya pada perusahaan, kepercayaan pada tenaga penjual dan kualitas hubungan pelanggan. Untuk itu perusahaan harus berusaha untuk menumbuhkan kepercayaan pada benak konsumen agar konsumen tersebut terus menggunakan produk mereka.


(35)

17

2.2Penelitian Terdahulu

Sebelumnya penelitian mengenai keputusan perpindahan merek sudah banyak dilakukan, antara lain oleh Ribhan (2007) berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Brand Switching pada pengguna SIM Card di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung” meneliti pengaruh atribut produk, harga, pormosi dan distribusi produk terhadap brand switching pengguna SIM Card pada mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Hasil pengujian model regresi berganda menggunakan 115 mahasiswa dengan metode stratified random sampling dapat dibuktikan bahwa atribut produk, promosi dan distribusi produk mempunyai hubungan positif dengan brand switching, sedangkan harga mempunyai hubungan yang negatif dengan brand switching.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Dyah Ayu (2008) pada skripsinya dengan judul “Pengaruh Harga, Iklan, dan Ketidakpuasan Pascakonsumsi Terhadap Perpindahan Merek Shampo” (Studi Kasus pada Mahasiswa FE UNDIP), di mana jumlah sampel yang diambil adalah 100 orang responden mahasiswa FE UNDIP dengan metode pengambilan sampel adalah non probability sampling berupa Purposive Sampling, dan alat analisa yang digunakan adalah Regresi Berganda. Variabel-variabel penelitian yang digunakan yaitu Harga, Iklan, Ketidakpuasan Pasca Konsumsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh yang paling dominan adalah variabel ketidakpuasan pasca konsumsi, kedua adalah variabel harga, dan yang terkecil pengaruhnya adalah varebel iklan.


(36)

18

Dari persamaan regresi yang ditampilkan juga menunjukkan bahwa nilai konstanta pada persamaan sebesar 5,136. Hal ini berarti ada pengaruh nilai selain yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan perpindahan merek shampo.

Penelitian terdahu yang selanjutnya dilakukan oleh Desvita Lestari (2011) dengan judul “Analisis Perilaku Perpindahan Merek” (Studi Pada Pengguna Produk Sampo Di Bandar Lampung). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda. Variabel yang digunakan adalah Variabel Pola Perilaku Perpindahan Merek : Kesetiaan terbagi, Perpindahan sekali-kali, Kesetiaan yang tidak stabil, Ketidaksetiaan. Variabel Faktor Ekstrinsik: Kualitas produk, Harga, Munculnya produk baru, Promosi penjualan, Promosi. Variabel Faktor Intrinsik : Ketidakpuasaan, Perilaku mencari variasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pola perilaku perpindahan merek, faktor ekstrinsik dan faktor interinsik berpengaruh signifikan terhadap perilaku perpindahan merek.


(37)

19

2.3Kerangka Pemikiran Teoritis

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga produk, ketidakpuasan konsumen, iklan produk dan kepercayaan konsumen. Sedangkan keputusan perpindahan merek sebagai variabel terikat. Kerangka pikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Harga produk (X1)

Ketidakpuasaan konsumen (X2)

Keputusan

perpindahan merek (Y)

Iklan produk (X3)

Kepercayaan konsumen(X4)


(38)

20

2.4Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta–fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2007).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Harga produk berimplikasi dalam keputusan perpindahan merek.

H2: Ketidakpuasaan konsumen berimplikasi dalam keputusan perpindahan merek.

H3: Iklan produk berimplikasi dalam keputusan perpindahan merek.


(39)

21

III. METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian explanatory research. Jenis penelitian explanatory research adalah jenis penelitian yang menyoroti hubungan antar variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Sukmadinata, 2011).

3.2Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi-informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

1. Dependent Variable (Variabel Terikat)

Variabel yang tergantung dengan variabel lain, atau variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Sering disebut variabel terikat atau variabel respon yang dilambangkan dengan Y. Dalam penelitian ini Variabel dependennya adalah Keputusan Perpindahan Merek


(40)

22

2. Independent Variable (Variabel Bebas)

Variabel bebas yang dalam hubungannya dengan variabel lain bertindak sebagai penyebab atau yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel ini sering disebut sebagai prediktor yang dilambangkan dengan X. Dalam penelitian ini Variabel independennya adalah Harga Produk, Ketidakpuasaan Konsumen, Iklan Produk dan Kepercayaan Konsumen.

3.3Definisi Operasional

Menurut Nasir (1999) definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberi suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Pemberian definisi operasional dimaksudkan untuk menjabarkan variabel tertentu yang timbul dalam suatu penelitian ke dalam indikator yang lebih terperinci, sehingga akan mempermudah dalam pengamatan maupun pengukurannya.

Adapun definisi operasional variabel yang telah diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Perpindahan Merek (Y)

Pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain.

1. Tidak ingin terikat pada satu merek. 2. Mencari variasi. 3. Ketidakpuasaan

pasca konsumsi. 4. Perawatan mudah. 5. Bosan.


(41)

23

Harga Produk (X1)

Sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk sebuah barang atau jasa.

1. Harga murah.. 2. Harga onderdil

terjangkau. 3. Kesesuaian harga

dengan kelengkapan fasilitas..

4. Potongan harga.

Skala Likert

Ketidakpuasan Konsumen (X2)

Perasaan kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi / kesannya terhadap kinerja produk yang lebih rendah dari harapannya

1. Boros bahan bakar. 2. Kualitas mesin. 3. Onderdil sulit

didapat.

4. Kualitas layanan pasca pembelian.

Skala Likert

Iklan Produk (X3)

Pesan-pesan penjualan yang persuasif yang dilakukan oleh perusahaan penyedia produk, yang

diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk tertentu.

1. Frekuensi iklan. 2. Kejelasan pesan

iklan.

3. Kemenarikan iklan.

4. Penggunaan artis terkenal sebagai bintang iklan.


(42)

24

Kepercayaan Konsumen (X4)

Kesediaan seorang konsumen untuk menggantungkan dirinya pada merek, produsen atau perusahaan tertentu.

1. Merek terkenal. 2. Kualitas layanan

pasca pembelian memuaskan. 3. Kepercayaan

merek.

4. Kesediaan untuk merekomendasikan kepada orang lain.

Skala Likert

3.4Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karateristik yang sama (Dajan, 1996). Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah konsumen mobil di kota Bandarlampung yang pernah melakukan perpindahan merek dalam pembelian mobil.

3.4.2 Sampel Penelitian

Menurut Augusty Ferdinand (2006) sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel.

Peneliti mengambil sampel sebanyak 100 orang responden dengan menggunakan rumus roscoe, dimana dalam penelitian multivariate (termasuk yang menggunakan analisis regresi) besarnya sampel ditentukan sebanyak 25 kali variabel independen. Jadi, analisis regresi dengan 4 variabel independen membutuhkan sampel sebanyak 100 sampel responden (Augusty Ferdinand, 2006).


(43)

25

Metode pengambilan sampel yang telah dilakukan dalam penelitian ini menggunakan accidential sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2007).

3.5 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer sebagai acuan. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil pengisian kuesioner yang diberikan kepada responden mengenai identitas responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan) dan tanggapan responden berkaitan dengan harga produk, ketidakpuasan konsumen, iklan produk serta kepercayaan konsumen.

3.6 Metode Pengumpulan dan Analisis Data 3.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, di mana cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon dari daftar pertanyaan tersebut.

3.6.2 Metode Analisis Data

Agar data yang dikumpulkan tersebut dapat bermanfaat, maka harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.


(44)

26

1. Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian. Dimana data-data statistik tersebut bisa diperoleh dari hasil sensus, survei, jajak pendapat atau pengamatan lainnya umumnya masih bersifat acak, dan tidak terorganisir dengan baik. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Penelitian ini menggunakan olah data statistik deskriptif, dimana analisis data deskriptif bertujuan untuk menjelaskan data mengenai karakteristik responden. 2. Analisis Kuantitatif

Analisis data kuantitatif adalah analisis yang digunakan terhadap data yang berwujud angka–angka dan cara pembahasannya dengan uji statistik. Analisis kuantitatif ini dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions).

Menurut Hermawan (1992) pengolahan data dengan analisis kuantitatif melalui tahapan–tahapan sebagai berikut:

a. Editing, yaitu memilih dan mengambil data yang diperlukan serta membuang data yang dianggap tidak diperlukan untuk memudahkan perhitungan dalam penyajian hipotesis. Proses ini bertujuan agar data yang dikumpulkan dapat memberikan kejelasan, dapat dibaca, konsisten dan komplit.

b. Coding, yaitu kegiatan memberikan tanda berupa angka pada jawaban responden yang diterima. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan jawaban.


(45)

27

c. Scoring, yaitu kegiatan yang berupa penelitian atau pengharapan yang berupa angka – angka kuantitatif yang diperlukan dalam penghitungan hipotesis.

d. Tabulasi, yaitu suatu kegiatan pengelompokkan atas jawaban-jawaban yang dilakukan secara teliti dan teratur, kemudian data tersebut dihitung dan dijumlahkan sampai terwujud dalam bentuk tabel yang bermanfaat dan berdasarkan tabel ini pula akan dipakai untuk membuat data tabel yang berguna untuk mendapatkan hubungan atas variabel yang ada.

Adapun tahap-tahap analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Kualitas Data

a) Uji Validitas, digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Santoso, 2002). Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n - k dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pernyataan tersebut dinyatakan valid.


(46)

28

b) Uji Reliabilitas, dilakukan untuk mengukur konsistensi konstruk atau variabel penelitian. Kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach’s Alpha > 0,60 (Imam Ghozali, 2001).

Adapun rumus untuk menghitung Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut:

Keterangan:

α = Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha K = Jumalh item pertanyaan yang diuji ∑�2= Jumlah varians skor item

SX2= Varians skor tes (seluruh item K)

2 Uji Asumsi Klasik

a) Uji Asumsi Multikolinieritas, bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika ada korelasi, maka terdapat problem Multikolinieritas (multiko).

Pedoman model regresi yang bebas multiko, yaitu: - Mempunyai angka tolerance mendekati angka 1 - Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1


(47)

29

b) Uji Asumsi Heteroskedastisitas, digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance residual pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda heteroskedastisitas. Cara mendeteksinya adalah dengan cara melihat grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). - Jika ada pola tertentu seperti titik–titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyemoit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik–titik yang menyebar diatas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c) Uji Normalitas, bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Maka regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Caranya melihat probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk 1 garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis normalnya.


(48)

30

d) Analisis Regresi Linier Berganda, digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara harga produk, ketidakpuasan konsumen, iklan produk, dan kepercayaan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek mobil. Persamaan regresi linier berganda adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Y = Keputusan Perpindahan Merek X1 = Variabel Harga Produk

X2 = Variabel Ketidakpuasan Konsumen X3 = Variabel Iklan Produk

X4 = Variabel Kepercayaan Konsumen a = Konstanta

b1,b2,b3,b4 = Koefisien masing – masing factor e = Kesalahan atau error

Dari hasil regresi yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang diperoleh mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak, baik secara simultan atau parsial dan mengetahui pula seberapa besar pangaruhnya.


(49)

31

Dalam melakukan pengolahan data dengan regresi perlu dilakukan beberapa pengujian antara lain:

1) Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui prosentasi perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Dimana hal tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien R² antara 0 sampai dengan 1. Koefisien determinasi 0 berarti variabel bebas (harga produk, ketidakpuasan konsumen, iklan produk, dan kepercayaan konsumen) sama sekali tidak berhubungan atau mempengaruhi variabel terikat (keputusan perpindahan merek) apabila koefisien determinasi mendekati 1 maka semakin berhubungan.

2) Pengujian Hipotesis a) Uji t

Uji t statistik untuk menguji pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara parsial dengan mengasumsikan bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun tahap pengujiannya adalah: a. Menentukan formula null hipotesis statistik yang akan duji:

Ho: Ba < 0, artinya tidak ada pengaruh X1, X2, X3, X4 terhadap Y. Ha: Bo > 0, artinya ada pengaruh X1, X2, X3, X4 terhadap Y. b. Menentukan t tabel dan t hitung

t tabel dengan tingkat = 5 % (0,05)


(50)

32

c. Menentukan kriteria pengujian

Bila probabilitas > 0,05, maka Ho diterima Bila probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

b) Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Keterangan :

R2 = Koefisien Determinan k = Banyaknya Perubah Bebas n = Jumlah Data

3.7Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2007) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga akan menghasilkan data kuantitatif. Data yang dihasilkan dari penyebaran berskala interval, sehubungan dengan kuesioner yang disebar pada penelitian ini menggunakan skala likert. Dimana skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.


(51)

33

Skala likert merupakan skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap objek yang akan diukur. Adapun gambaran skala likert yang telah diberi bobot nilai adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Likert

Alternatif Jawaban Responden Nilai Positif

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2


(52)

74

V. PENUTUP

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat implikasi yang signifikan antara harga produk dengan keputusan perpindahan merek mobil. Semakin rendah harga yang ditawarkan oleh produsen mobil, hal itu dapat menyebabkan konsumen berpindah ke merek tersebut. Dan sebaliknya, jika harga yang ditawarkan oleh produsen mobil tinggi dengan fasilitas yang minim, maka konsumen tidak akan tertarik untuk berpindah ke merek tersebut.

2. Terdapat implikasi yang signifikan antara ketidakpuasaan konsumen dengan keputusan perpindahan merek mobil. Semakin tinggi tingkat ketidakpuasaan konsumen terhadap suatu merek mobil, maka konsumen akan mencoba untuk mencari merek mobil lain yang bisa lebih memberikan kepuasaan kepada konsumen tersebut.

3. Terdapat implikasi yang signifikan antara iklan produk dengan keputusan perpindahan merek mobil. Semakin sering seorang konsumen melihat iklan dari suatu merek mobil dan iklan itu menarik, hal itu akan membuat konsumen penasaran dan ingin mencoba merek mobil tersebut.


(53)

75

4. Terdapat implikasi yang signifikan antara kepercayaan konsumen dengan keputusan perpindahan merek mobil. Semakin tinggi tingkat kepercayaan seorang konsumen terhadap suatu merek mobil, akan membuat konsumen tersebut loyal terhadap merek tersebut. Namun, jika tingkat kepercayaan konsumen terhadap suatu merek itu rendah, hal itu akan membuat konsumen berpindah kepada merek lain yang lebih bisa dipercaya.

5.2Saran

Berdasarkan hasil pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para produsen mobil sebaiknya bisa lebih memperhatikan kesesuaian antara harga mobil dengan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan. Tidak lupa juga produsen mobil bisa memberikan keringanan kepada para konsumen dengan memberikan hadiah bonus atau potongan harga kepada para konsumen yang membeli mobil. Selain itu, para produsen mobil juga harus terus berinovasi serta meningkatkan kualitas mobilnya dan juga meningkatkan kualitas pelayanan pasca pembelian agar konsumen merasa puas dan tidak berniat untuk berpindah merek. Untuk iklan produk, sebaiknya para produsen mobil perlu lebih meningkatkan frekuensi iklannya dan membuat iklan semenarik mungkin agar dapat bersaing dengan merek-merek mobil yang lain. Dan yang terakhir untuk membangun ataupun untuk meningkatkan keperccayaan konsumen, setiap merek mobil harus bisa menepati setiap janji-janji yang diumbar saat mempromosikan produknya.


(54)

76

Jika penyedia produk mampu memenuhi setiap janji-janjinya, maka kepercayaan konsumen itu akan terbangun dan saat kepercayaan konsumen itu telah terbangun, konsumen tidak akan ragu untuk merekomendasikan merek yang sekarang digunakan kepada orang lain.

2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah atau menggunakan responden dengan teknik sampling dan metode yang berbeda, seperti dengan menggunakan teknik Non-Probability Sampling dan metode pengambilan sampelnya menggunakan Purposive Sampling. Serta bisa juga menggunakan variabel-variabel independen lainnya yang lebih potensial memberikan kontribusi terhadap keputusan perpindahan merek mobil.


(55)

34

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Mitra Utama.

Dharmmesta, Basu Swastha. 2002. “Perilaku Beralih Merek Konsumen dalam Pembelian Produk Otomotif.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 17, No. 3, p. 288-303.

Djan, Ismulyana dan Ruvendi, Ramlan. 2006. “Prediksi Perpindahan Penggunaan Merek Handphone Di Kalangan Mahasiswa.” Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol. 02, No. 1.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.

Ferrel, Engel et al. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.

Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate Dengan SPSS. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan (Advertising). Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, Basu Swastha. 2002. “Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi terhadap Keputusan Perpindahan Merek.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 17, No.1, p. 91-104.

Kotler, Philip. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhalindo.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gery. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid I, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gery. 2010. Dasar-Dasar Pemasaran (Principles of Marketing). Edisi 13. Jakarta: Intermedia.


(56)

35

Mowen, John, C dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 1, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Mulyono, Fransisca et al. 2013. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 9, No. 1. FISIP-Unpar.

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peter, Paul dan Olson, Jerry. 1999. Consumer Behaviour, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Rosi, Janatien, Farida, Naili, & Budianto, Agung. 2008. “Pengaruh

Ketidakpuasan Dan Iklan Produk Pesaing Terhadap Perilaku Brand Switching Dengan Kebutuhan Mencari Variasi Sebagai Variabel Moderatingnya.” Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Semarang: UNDIP. Sarwat, Afzal, et. al. 2013. “Factors Behind Brand Switching In Cellular

Networks.” International Journal of Asian Social Science, Vol. 3, No. 2, p. 299-307.

Singgih, Santoso. 2000. SPSS Versi 10: Mengelola Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Computindo.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: CV Alvabeta.

Widyasari, Suzy. 2008. "Analisis Perilaku Brand Switching Konsumen Dalam Pembelian Produk Sepeda Motor." Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September 2008, Vol. 15, No.2, p. 107 – 127.


(1)

Skala likert merupakan skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap objek yang akan diukur. Adapun gambaran skala likert yang telah diberi bobot nilai adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Likert

Alternatif Jawaban Responden Nilai Positif

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2


(2)

V. PENUTUP

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat implikasi yang signifikan antara harga produk dengan keputusan perpindahan merek mobil. Semakin rendah harga yang ditawarkan oleh produsen mobil, hal itu dapat menyebabkan konsumen berpindah ke merek tersebut. Dan sebaliknya, jika harga yang ditawarkan oleh produsen mobil tinggi dengan fasilitas yang minim, maka konsumen tidak akan tertarik untuk berpindah ke merek tersebut.

2. Terdapat implikasi yang signifikan antara ketidakpuasaan konsumen dengan keputusan perpindahan merek mobil. Semakin tinggi tingkat ketidakpuasaan konsumen terhadap suatu merek mobil, maka konsumen akan mencoba untuk mencari merek mobil lain yang bisa lebih memberikan kepuasaan kepada konsumen tersebut.

3. Terdapat implikasi yang signifikan antara iklan produk dengan keputusan perpindahan merek mobil. Semakin sering seorang konsumen melihat iklan dari suatu merek mobil dan iklan itu menarik, hal itu akan membuat konsumen penasaran dan ingin mencoba merek mobil tersebut.


(3)

4. Terdapat implikasi yang signifikan antara kepercayaan konsumen dengan keputusan perpindahan merek mobil. Semakin tinggi tingkat kepercayaan seorang konsumen terhadap suatu merek mobil, akan membuat konsumen tersebut loyal terhadap merek tersebut. Namun, jika tingkat kepercayaan konsumen terhadap suatu merek itu rendah, hal itu akan membuat konsumen berpindah kepada merek lain yang lebih bisa dipercaya.

5.2Saran

Berdasarkan hasil pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para produsen mobil sebaiknya bisa lebih memperhatikan kesesuaian antara harga mobil dengan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan. Tidak lupa juga produsen mobil bisa memberikan keringanan kepada para konsumen dengan memberikan hadiah bonus atau potongan harga kepada para konsumen yang membeli mobil. Selain itu, para produsen mobil juga harus terus berinovasi serta meningkatkan kualitas mobilnya dan juga meningkatkan kualitas pelayanan pasca pembelian agar konsumen merasa puas dan tidak berniat untuk berpindah merek. Untuk iklan produk, sebaiknya para produsen mobil perlu lebih meningkatkan frekuensi iklannya dan membuat iklan semenarik mungkin agar dapat bersaing dengan merek-merek mobil yang lain. Dan yang terakhir untuk membangun ataupun untuk meningkatkan keperccayaan konsumen, setiap merek mobil harus bisa menepati setiap janji-janji yang diumbar saat mempromosikan produknya.


(4)

Jika penyedia produk mampu memenuhi setiap janji-janjinya, maka kepercayaan konsumen itu akan terbangun dan saat kepercayaan konsumen itu telah terbangun, konsumen tidak akan ragu untuk merekomendasikan merek yang sekarang digunakan kepada orang lain.

2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah atau menggunakan responden dengan teknik sampling dan metode yang berbeda, seperti dengan menggunakan teknik Non-Probability Sampling dan metode pengambilan sampelnya menggunakan Purposive Sampling. Serta bisa juga menggunakan variabel-variabel independen lainnya yang lebih potensial memberikan kontribusi terhadap keputusan perpindahan merek mobil.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Mitra Utama.

Dharmmesta, Basu Swastha. 2002. “Perilaku Beralih Merek Konsumen dalam Pembelian Produk Otomotif.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 17, No. 3, p. 288-303.

Djan, Ismulyana dan Ruvendi, Ramlan. 2006. “Prediksi Perpindahan

Penggunaan Merek Handphone Di Kalangan Mahasiswa.” Jurnal Ilmiah

Binaniaga Vol. 02, No. 1.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian

Untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang:

Badan Penerbit-UNDIP.

Ferrel, Engel et al. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.

Ghozali, Imam. 2001. Analisis Multivariate Dengan SPSS. Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan (Advertising). Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Junaidi, Shellyana dan Dharmmesta, Basu Swastha. 2002. “Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen, Karakteristik Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi terhadap Keputusan Perpindahan Merek.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 17, No.1, p. 91-104.

Kotler, Philip. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhalindo.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis Perencanaan,

Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gery. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid I, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Kotler, Philip dan Armstrong, Gery. 2010. Dasar-Dasar Pemasaran (Principles


(6)

Mowen, John, C dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 1, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Mulyono, Fransisca et al. 2013. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 9, No. 1. FISIP-Unpar.

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peter, Paul dan Olson, Jerry. 1999. Consumer Behaviour, Perilaku Konsumen dan

Strategi Pemasaran. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Rosi, Janatien, Farida, Naili, & Budianto, Agung. 2008. “Pengaruh

Ketidakpuasan Dan Iklan Produk Pesaing Terhadap Perilaku Brand Switching Dengan Kebutuhan Mencari Variasi Sebagai Variabel

Moderatingnya.” Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Semarang: UNDIP.

Sarwat, Afzal, et. al. 2013. “Factors Behind Brand Switching In Cellular

Networks.” International Journal of Asian Social Science, Vol. 3, No. 2, p. 299-307.

Singgih, Santoso. 2000. SPSS Versi 10: Mengelola Data Statistik Secara

Profesional. Jakarta: PT Elex Media Computindo.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: CV Alvabeta.

Widyasari, Suzy. 2008. "Analisis Perilaku Brand Switching Konsumen Dalam

Pembelian Produk Sepeda Motor." Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September


Dokumen yang terkait

Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen Melakukan Pembelian Produk Levi’s Pada Pengunjung Plaza Medan Fair

22 377 108

Kepuasan dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Gadget Apple Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan

2 31 111

Pengaruh Kepuasan Dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi USU

5 40 121

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Promosi, Kepercayaan Merek, dan Kepuasan Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul (Studi pada pengguna Yamaha Mio Soul di wilayah Ciputat

1 10 152

Analisis pengaruh iklan tv, mencari variasi dan ketersediaan produk terhadap keputusan perpindahan merek ke pembalut wanita charm: studi kasus pada pengguna charm di Tangerang Selatan

0 4 167

Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Harga, Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian serta dampaknya pada Loyalitas Pelanggan Merek Mie Sedap (Studi Kasus pada Masyarakat di Wilayah Kec. Cinangka Depok)

0 6 228

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA PADA KEPERCAYAAN MEREK DAN EFEKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA PADA KEPERCAYAAN MEREK DAN EFEKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG KONSUMEN PRODUK AIR MINERAL AQUA.

0 2 18

PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK PRODUK SMARTPHONE DARI NOKIA KE BLACKBERRY SURABAYA.

1 5 94

PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN VARIASI PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK MOTOR SUZUKI.

1 2 94

PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK PRODUK SMARTPHONE DARI NOKIA KE BLACKBERRY SURABAYA

0 0 21