Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Harga, Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian serta dampaknya pada Loyalitas Pelanggan Merek Mie Sedap (Studi Kasus pada Masyarakat di Wilayah Kec. Cinangka Depok)

(1)

ANALISIS PENGARUH IKLAN TELEVISI, HARGA, KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA

DAMPAKNYA PADA LOYALITAS PELANGGAN MEREK MIE SEDAAP (Studi Kasus pada Masyarakat Di Wilayah Kecamatan Cimanggis, Depok)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Budi Raharjo

109081000156

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGARUH IKLAN TELEVISI, HARGA, KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA

DAMPAKNYA PADA LOYALITAS PELANGGAN MEREK MIE SEDAAP (Studi Kasus pada Masyarakat di Wilayah Kecamatan Cimanggis, Depok)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Budi Raharjo NIM: 109081000156

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Muniaty Aisyah,Ir., MM

NIP.19490602 197803 1 001 NIP. 19780307 201101 2003

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA 1434


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Selasa tanggal 7 Mei 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Budi Raharjo

2. NIM : 109081000156

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Harga, Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Merek Mie Sedaap (Studi kasus pada masyarakat Di Wilayah Kecamatan Cimanggis, Depok)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka diputuskan bahwa mahasiswa dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Mei 2013

1. Dr. Lukman, M.Si ( )

NIP. 19640607 200302 1 001 Ketua

2. Indo Yama Nasaruddin, MBA ( )

NIP. 19741127 2001121 1 002 Sekretaris

3. Adhitya Ginanjar, SE., M.Si ( )


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 23Mei 2013 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Budi Raharjo

2. NIM : 109081000156

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Iklan Televisi, Harga, Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Merek Mie Sedaap

(Studi Kasus pada Masyarakat Di sekitar Wilayah Kecamatan Cimanggis).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Juli 2013

1. Prof.Dr. Abdul Hamid, MS ( )

NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua

2. Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA ( )

NIP. 19700106 2003 12 1 001 Sekretaris

3. Dr. Yahya Hamja, MM ( )

NIP.19490602 197803 1 001 Pembimbing 1

4. Muniaty Aisyah, Ir., MM ( )

NIP. 19780307 201101 2 003 Pembimbing 2

5. Ela Patriana, MM., AAAIJ ( )


(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Budi Raharjo

No. Induk Mahasiswa : 109081000156

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 24 juni 2013 Yang Menyatakan


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Budi Raharjo

2. Tempat tanggal lahir : Jakarta, 10 Juni 1991

3. Alamat : Jl. Pondok Baru 1 No.3 RT 07 RW 11 Kel. Cijantung, Kec. Pasar Rebo, JakTim

4. Telepon : 082310332723

5. E-mail : budiraharjo58@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SDN Cijantung 10 Petang Tahun 1997-2003

2. SMP Dharma Bakti Tahun 2003-2006

3. SMAN 106 Jakarta Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2013

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Santoso

2. Ibu : Suboni

3. Alamat : Jl. Pondok Baru 1 No.3 RT 07 RW 11 Cijantung, Pasar Rebo, Jaktim

IV. PENGALAMAN ORGANISASI 2010 : Magang Di PT. Indo Digital


(7)

ABSTRACT

INFLUENCE OF TELEVISION ADVERTISING, PRICE, PRODUCT QUALITY ON PURCHASE DECISION AND THEIRS IMPACT ON CUSTOMER LOYALTY

This study aims to analyze how television advertising, price, product quality influence purchase decision and their impact on customer loyalty.the primary sample data was taken from 60 Mie Sedaap consumers in Cimanggis, Depok. The questionnaire containing 49 items of questions. This research using by convenience sampling and the analyze used in the researchis path analyze.

The results showed that the only variable television advertising and price that significantly influence purchase decision. And besides It’s only television advertising, product quality and purchase decision variabel has positive impact on customer loyalty.

Keywords: television advertising, price, product quality, purchase decision, and customer loyalty.


(8)

ABSTRAK

PENGARUH IKLAN TELEVISI, HARGA, KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA PADA

LOYALITAS PELANGGAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh iklan televisi, harga, kualitas produk terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan. Sampel yang digunakan adalah konsumen produk Mie Sedaap di Kecamatan Cimanggis, Depok. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 49 butir pernyataan yang disebarkan kepada 60 responden dengan pernyataan-pernyataan yang disesuaikan dengan variabel-variabel yang ingin diteliti yaitu iklan televisi, harga, kualitas produk. Penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakanpath analysis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel iklan televisi dan harga yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dan selain itu hanya variabel iklan televisi, kualitas produk dan keputusan pembelian yang berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

Kata kunci: iklan televisi, harga, kualitas produk, keputusan konsumen, dan loyalitas pelanggan.


(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, ayahanda Santoso dan ibunda Suboni yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Ahmad Dhumiyati, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Yahya Hamja selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Muniaty Aisyah, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.


(10)

8. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

9. Seluruh kakak-kakakku Janu Sunarto, Dwi Mulyaningsih, Agus Supriyanto yang telah memberikan semangat dan dukungan agar skripsi ini cepat selesai. 10. Seluruh teman-teman Manajemen D Angkatan 2009, terutama teman

seperjuangan Arif Setiawan dan M. Nur Ichbal H. yang selalu menemani dalam suka dan duka.

11. Seluruh teman-teman Manajemen Pemasaran Angkatan 2009 yang selalu mengisi hari-hari menjadi menyenangkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen.

Jakarta, 24 Juni 2013 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI. ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v

ABSTRACT...vi

ABSTRAK. ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Penelitian...1

B. Perumusan Masalah...10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...11

1. Tujuan Penelitian ...11

2. Manfaat Penelitian. ...12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...14

A. Landasan Teori...14

1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix). ...14

a. Promosi (Promotion). ...15

1) Iklan Televisi. ...17

a) Pengertian Iklan Televisi. ...17

b) Tujuan Iklan Televisi. ...19

c) Merumuskan Pesan Iklan. ...20

d) Kekuatan dan Kelemahan Iklan Televisi. ...22

b. Harga (Price). ...23

1) Pengertian Harga. ...23

2) Kebijakan Penetapan Harga...25

3) Tujuan Penetapan Harga...27

4) Strategi Penetapan Harga...28

c. Produk. ...30

1) Kualitas Produk. ...31

a) Pengertian Kualitas Produk...31

b) Dimensi Kualitas Produk. ...32

d. Disribusi (Place). ...34


(12)

1) Pengertian Perilaku Konsumen. ...35

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen...36

3. Keputusan pembelian. ...42

a. Proses Keputusan Pembelian Konsumen. ...42

b. Tipe Perilaku dalam Pembuatan Keputusan Pembelian ...45

4. Loyalitas Pelanggan...46

a. Pengertian Loyalitas Pelanggan. ...46

b. Kategori Loyalitas. ...48

B. Penelitian Terdahulu. ...50

C. Kerangka Pemikiran. ...52

D. Hipotesis Penelitian...53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ...56

A. Ruang Lingkup Penelitian...56

B. Metode Penentuan Sampel. ...56

C. Metode Pengumpulan Data. ...57

D. Metode Analisis Data. ...57

1. Uji Kualitas Data...58

a. Uji Validitas. ...58

b. Uji Reliabilitas. ...58

2. Analisis Jalur (Path Analysis). ...60

3. Hipotesis Statistik. ...61

a. Koefisien Determinasi (R2)...61

b. Uji Parsial...62

c. Uji Simultan. ...64

d. Uji Pengaruh Langsung dan Tidak langsung ...65

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian...65

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. ...69

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan...69

1. Sejarah Wings Food. ...69

B. Karakteristik Responden. ...73

C. Hasil dan Pembahasan...76

1. Uji Validitas dan Reliabilitas. ...76

a. Uji Validitas. ...76

b. Uji Realibilitas. ...79

2. Analisis Deskriptif. ...80

a. Iklan Televisi...80

b. Harga. ...88

c. Kualitas Produk...94


(13)

e. Loyalitas Pelangggan. ...105

3. Hasil Analisis. ...111

1) Analisis Jalur (Path Analysis). ...111

2) Menguji dan memaknai Sub-Struktur 1. ...114

1) Koefisien Determinasi Struktur 1 . ...114

2) Uji Parsial Struktur 1 ...115

3) Uji Simultan Struktur 1 ...121

4) Trimming Struktur 1 ...123

c. Menguji dan memaknai Sub-Struktur 2 ...125

1) Koefisien Determinasi Struktur 2 ...125

2) Uji Parsial Struktur 2 ...127

3) Uji Simultan Struktur 2 ...134

4) Trimming Struktur 2 ...136

d. Penghitungan Pengaruh...142

1) Pengaruh Langsung...142

2) Pengaruh Tidak Langsung ...143

3) Pengaruh Total ...143

e. Pengujian Kesesuaian Model: Koefisien Q ...144

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI...149

A. Kesimpulan ...149

B. Implikasi...150

DAFTAR PUSTAKA...153 LAMPIRAN


(14)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Tren Konsumsi Mie Instan Di Dunia, 2007-2010...3

1.2 Top Brand Index 2008-2012 ...8

2.1 Penelitian Terdahulu ...50

3.1 Skala Likert ...60

3.2 Operasional Variabel Penelitian...66

4.1 Data Responden berdasarkan ya atau tidak mengkonsumsi Mie Sedaap ....73

4.2 Data Responden berdasarkan mengkonsumsi Mie Sedaap dalam sebulan ...74

4.3 Data Responden Menurut Jenis Kelamin...74

4.4 Data Responden Menurut Usia ...75

4.5 Data responden menurut Pengeluaran...75

4.6 Hasil Uji Validitas...76

4.7 Hasil Uji Realibilitas ...79

4.8 Tayangan iklan Mie Sedaap di televisi menginformasikan mengenai produk tersebut...80

4.9 Tayangan iklan Mie Sedaap di televisi membujuk pemirsanya untuk membeli produk tersebut...81

4.10 Tayangan iklan Mie Sedaap di televisi mengingatkan kepada saya untuk membeli produk tersebut ...81

4.11 Intensitas iklan Mie Sedaap di televisi sering ditayangkan, sehingga produk Mie Sedaap mudah diingat oleh saya ...82

4.12 Setelah menonton atau menyaksikan iklan Mie Sedaap di televisi, saya mudah memahami iklan Mie Sedaap...83

4.13 Di dalam iklan Mie Sedaap disampaikan bahwa Mie Sedaap itu enak, praktis, dan mengenyangkan ...83

4.14 Tayangan iklan Mie Sedaap di televisi, bahwa produk Mie sedaap menunjukkan citra perusahaan yang baik...84


(15)

4.15 Tampilan gambar (desain) dalam iklan Mie Sedaap menarik dan berbeda dibandingkan dengan iklan mie instan lainnya ...85 4.16 Keserasian warna dalam tampilan iklan Mie Sedaap colorful

sehingga enak dilihat ketika menontonnya...85 4.17 Kata-kata (suara) yang terdengar dalam iklan Mie Sedaap mudah

dimengerti dan menarik perhatian saya untuk membeli produk tersebut...86 4.18 Tayangan iklan Mie Sedaap lebih menarik dan atraktif

dibandingkan dengan iklan mie instan lainnya sehingga dapat

mudah dipahami oleh saya...86 4.19 Penggunaan media televisi untuk iklan Mie Sedaap merupakan

pemilihan media iklan yang tepat bagi saya ...87 4.20 Model iklan pada iklan Mie Sedaap menarik dan membuat saya

yakin bahwa Mie Sedaap lebih baik dibandingkan makanan mie instan lainnya ...88 4.21 Harga yang ditepatkan mie sedaap sangat menentukan permintaan

konsumen...88 4.22 Mie Sedaap mempunyai standarisasi harga yang dapat terjangkau

bagi konsumen ...89 4.23 Mie Sedaap selalu menjaga harga dengan harga pesaingnya...90 4.24 Harga yang ditetapkan Mie Sedaap berdasarkan permintaan

pelanggan...90 4.25 Harga yang ditetapkan Mie Sedaap dapat memaksimalkan

pendapatan perusahaan ...91 4.26 Mie Sedaap menetapkan harga yang lebih rendah atau murah

dibandingkan harga pesaingnya sehingga dapat memaksimalkan pangsa pasar...91 4.27 Perbedaan harga lokal membuat harga Mie Sedaap berbeda dengan

harga mie instan lainnya ...92 4.28 Saya tertarik dengan potongan harga Mie Sedaap yang diberikan

oleh produsen di toko-toko ...93 4.29 Saya tertarik dengan harga promosi Mie Sedaap yang memberikan


(16)

4.30 Produk Mie Sedaap aman untuk dikonsumsi karena bersertifikasi ISO 22000 yang menggunakan bahan makanan yang lebih aman dibandingkan dengan makanan mie instan lainnya ...94 4.31 Mie Sedaap memiliki berbagai macam variasi pilihan rasa seperti

rasa kari spesial, mie goreng, ayam bawang dan lain-lain ...95 4.32 Kualitas produk Mie Sedaap sesuai dengan standar mutu yaitu

bersertifikasi ISO 22000 ...95 4.33 Kualitas produk Mie Sedaap dapat diandalkan karena rasanya tidak

kalah dengan makanan mie instan lainnya ...96 4.34 Jangka waktu kemasan produk Mie Sedaap tahan lama ...96 4.35 Desain atau kemasan produk Mie Sedaap menarik dan berbeda

dibandingkan makanan mie instan lainnya...97 4.36 Kualitas produk Mie Sedaap sebanding dengan harga yang

ditawarkan...98 4.37 Kelengkapan informasi tentang produk Mie Sedaap sesuai yang

saya harapkan...98 4.38 Saya akan membeli Mie Sedaap karena adanya kebutuhan seperti

praktis dan harganya yang murah ...99 4.39 Saya sudah lama mengenal tentang Mie Sedaap dari keluarga...100 4.40 Saya mendapatkan informasi tentang Mie Sedaap dari media

televisi dan media lainnya ...100 4.41 Sebelum melakukan pembelian, saya akan terlebih dahulu

membandingkan merek Mie Sedaap dengan merek mie instan

lainnya...101 4.42 Saya membeli Mie Sedaap karena sesuai denganbudget(anggaran)

yang saya miliki...102 4.43 Saya percaya kualitas Mie Sedaap tidak kalah dengan merek mie

instan lainnya ...102 4.44 Setelah melakukan pembelian produk Mie Sedaap, saya merasakan

kepuasan ...103 4.45 Karena saya merasa puas terhadap Mie Sedaap, saya melakukan

pembelian ulang kembali ...103 4.46 Karena saya puas terhadap Mie Sedaap, saya akan


(17)

4.47 Saya akan selalu membeli produk Mie Sedaap...105

4.48 Saya terbiasa membeli Mie Sedaap karena harganya yang murah ...105

4.49 Saya puas membeli produk Mie Sedaap karena sesuai dengan kebutuhan saya...106

4.50 Saya puas membeli produk Mie Sedaap karena sesuai dengan keinginan saya ...106

4.51 Mie Sedaap sangat bermanfaat bagi saya karena praktis, murah dan mengenyangkan ...107

4.52 Saya pernah menikmati lezatnya rasa Mie Sedaap pada saat mengkonsumsi Mie Sedaap ...108

4.53 Varian rasa yang saya sukai tersedia di dalam Mie Sedaap seperti rasa kari spesial, Mie Sedaap goreng, soto dan lain-lain...108

4.54 Menurut saya, kualitas dari produk Mie Sedaap lebih baik dibandingkan mie instan lainnya ...109

4.55 Saya yakin konsumen Mie Sedaap akan selalu setia dengan produk yang ia konsumsi ...109

4.56 Saya sudah menjadi pelanggan Mie Sedaap karena rasanya sesuai dengan selera saya dan keluarga...110

4.57 Koefisien Jalur Persamaan 1 ...112

4.58 Koefisien Jalur Persamaan 2 ...113

4.59 Koefisien Determinasi Struktur I ...114

4.60 Hasil Uji parsial (T-Test) Struktur I...116

4.61 Analisis Varian (Annova) Struktur I ...121

4.62 Koefisien Determinasi SetelahTrimming1...123

4.63 Uji Parsial (t) SetelahTrimming1...124

4.64 Uji Simultan (F)SetelahTrimming1...124

4.65 Koefisien Determinasi Struktur II...126

4.66 Hasil Uji parsial (T-Test) Struktur II ...127

4.67 Analisis Varian (Annova) Struktur II...135


(18)

4.69 Uji Parsial (t) SetelahTrimming2 ...137

4.70 Uji Simultan (F) SetelahTrimming2...138

4.71 Koefisien Korelasi...140


(19)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Berpikir...52

2.2 Model Hubungan Penelitian...53

4.1 Model 1 JalurPath Trimming...125

4.2 Model 2 JalurPath Trimming...139


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Kuesioner Penelitian ...157

2 Tabulasi Responden Try Out ...164

3 Tabulasi Responden 60 Responden ...169

4 Hasil Validitas dan Realibilitas...183

5 Hasil Penghitungan (Output) Regresi dan Korelasi ...188


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan, membuat perusahaan seakan berlomba-lomba untuk mempertahankan dan mencari konsumen baru untuk membeli produk mereka. Untuk itu, setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas. Hal ini menuntut manajemen perusahaan untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, dan ekonomi dan dituntut menjalankan kiat-kiat strategi alternatif dalam menyiasati pasar.

Perubahan tersebut salah satunya adalah perubahan pola konsumsi pangan masyarakat saat ini yang disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang semakin tinggi. Perubahan pola atau gaya hidup masyarakat yang sudah semakin dinamis dikarenakan tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi menjadi faktor pemicu terjadinya perubahan pola konsumsi. Misalnya, orang-orang sekarang ini semakin sibuk dengan jam kerjanya yang lebih panjang, sehingga mendorong mereka untuk memilih makanan yang penyajiannya lebih praktis. Selain itu, di saat turunnya daya beli masyarakat seperti sekarang ini, makanan instan kini banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai pengganti lauk dan nasi.


(22)

Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan instan, terutama industri mie instan. Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya.

Mie instan merupakan salah satu makanan yang digemari masyarakat Indonesia. Produknya yang praktis, harga terjangkau, terjamin ketersediaannya, cukup mengenyangkan, serta rasanya yang diterima oleh masyarakat Indonesia merupakan faktor yang mendorong sebagian orang menjadikan produk ini sebagai produk subtitusi pengganti nasi. Sehingga di Indonesia, yang berpenduduk mencapai 230 juta jiwa dengan selera yang sesuai maka Indonesia menjadi pasar yang sangat besar untuk industri mi instan.

Hal ini terbukti dengan penjualan mie instan di Indonesia yang menduduki posisi tertinggi kedua di dunia setelah China , menurut data World Instan Noodles Association (WINA). Penjualan mie instan di Indonesia pada 2010 mencapai 14,4 miliar bungkus (bags/cups), di bawah China sebesar 42,3 miliar bungkus. Pertumbuhan konsumsi mie instan rata-rata per tahun sekitar 10%-15%”(Tabloid Pasar,2011:1). Berikut adalah penjualan mie instan di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.1.


(23)

Tabel 1.1

Tren Konsumsi Mie Instan Di Dunia, 2007-2010

Sumber: Tabloid Pasar,2011

Di antara bermacam produk mie yang beredar di pasaran, Mie Sedaap merupakan salah satu merek yang mampu mencuri perhatian konsumen dan para pesaingnya. Mie Sedaap berhasil menggebrak dan berhasil mengambil sebagian pangsa pasar mie instan Indonesia.

Menurut data Indonesian Consumer Profile 2010, MARS Indonesia, pangsa pasar Mie Sedaap pada tahun 2009 menempati posisi kedua hingga presentase 26,8%, bila dibandingkan di awal kemunculannya pada tahun 2003 dengan 12%. Sementara total pangsa pasar mie instan Indofood mencapai sekitar 70,5%: Indomie 65,3%, Supermi 4,1% dan Sarimi 1,1%. Jumlah itu menurun dari sekitar 90% penguasaan pasar mie instan Indofood pada 2002. Akan tetapi PT. Indofood menyadari keberadaaan Mie Sedaap sebagai ancaman dan terus melakukan inovasi produk dan promosi yang gencar sehingga membuat pangsa pasar Mie Sedaap menjadi tetap pada tahun 2009 (MARS Indonesia,2010:3).


(24)

Persaingan antara Indomie dengan Mie Sedaap tidak hanya terjadi dalam pangsa pasar saja tetapi dalam keunggulan masing-masing produk. Perbandingan kedua produk antara Indomie dengan Mie Sedaap dapat kita lihat dari beberapa faktor. Pertama, dari faktor merek tidak diragukan lagi indomie yang diproduksi oleh PT. Indofood lebih unggul dibandingkan Mie Sedaap. Hal ini dikarenakancustomermie instan cukup loyal dalam memilih produk Indomie.

Namun dari faktor porsi, produk Mie Sedaap dari PT. Wings Food ini ternyata menyajikan porsi yang lebih besar dari produk indomie. Dengan jumlah porsi yang lebih besar mengakibatkan pelanggan menjadi lebih puas menikmati Mie Sedaap sehingga masyarakat lebih memilih produk yang dapat mengenyangkan perutnya.

Dari segi rasa Indomie memiliki lebih dari 6 jenis pilihan rasa untuk mie goreng dan 10 jenis untuk pilihan rasa kuah, dan masih banyak lagi. Sedangkan produk Mie Sedaap, mereka masih menyediakan dengan 2 pilihan rasa untuk mie goreng, dan 6 pilihan rasa untuk kuah. Namun kalau membicarakan tentang rasa setiap konsumen mempunyai penilaian tersendiri, karena tentu saja mempunyai selera rasa yang berbeda.

Sedangkan dalam hal mengkonsumsi makanan mie instan, masyarakat Indonesia selalu menganut motto khas mereka: “Murah meriah”. Namun, untuk ukuran harga mereka masih bersaing. Dari segi harga, harga


(25)

indomie beda tipis dengan harga Mie Sedaap, dimana harga Mie Sedaap lebih murah dibandingkan Indomie.

Mie Sedaap sebagai pendatang baru hadir dalam promosi yang agresif dan memiliki harga produknya di bawah harga produk Indofood. Salah satu strategi pemasaran yang biasa dilakukan adalah melalui periklanan. Periklanan merupakan media pemasaran yang paling efektif. Perikanan dapat mendorong keputusan pembelian. Oleh karena itu isi iklan harus jelas dan dapat dimengerti oleh konsumen.

Sebuah iklan sebaiknya dapat mewakili produk yang diiklankan. Strategi produksi berkaitan erat dengan proses pembuatan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Jika produk yang diproduksi berkualitas sesuai dengan keinginan konsumen maka konsumen akan merasa puas. Apalagi didukung dengan strategi bauran pemasaran yang baik dari segi harga, produk yang berkualitas, mudah dijangkau, dan promosi yang efektif maka dapat menimbulkan kepuasan konsumen yang berakhir pada terciptanya loyalitas konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Iklan memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pemasaran karena konsumen berpotensial akan memperhatikan iklan dari produk yang akan mereka beli. Baik indomie maupun Mie Sedaap sama-sama gencar mengiklankan produknya di televisi. Keduanya tak mau kalah dalam perang iklan agar produknya menjadi top of mind di benak konsumen dan menjadi produk yang paling dikenal pasar mie instan. Sering kita melihat


(26)

iklan Mie Sedaap di televisi, menampilkan produknya dengan menonjolkan kreatifitasnya untuk menampilkan iklan yang mudah diingat dan diterima oleh masyarakat.

Tidak hanya itu, iklan Mie Sedaap juga menampilkan artis-artis yang sedang menikmati sedapnya Mie Sedaap. Tujuan dari adegan tersebut agar para penonton penasaran sehingga berniat untuk membeli dan mencoba rasa nikmatnya dari mie sedaap tersebut. Dibalik hal tersebut secara tidak langsung menjelaskan bahwa Mie Sedaap memiliki rasa yang lebih enak dan menggugah selera dibanding produk mie instan yang lainnya (Mumtazah,2012:3).

Di samping iklan televisi, tinjauan terhadap harga juga semakin penting, karena setiap harga yang ditetapkan perusahaan akan mengakibatkan tingkat permintaan terhadap produk berbeda. Pada hakekatnya harga ditentukan oleh biaya produk. Jika harga yang ditetapkan oleh perusahaan tepat dan sesuai dengan daya beli konsumen, maka pemilihan suatu produk tertentu akan dijatuhkan pada produk tersebut (Dharmmesta dan Irawan, 2001) dalam (Nugraha, 2010:5).

Strategi harga yang diambil oleh Mie Sedaap yang diproduksi oleh PT. Sayap Mas Utama yang merupakan dari Grup Wings berupa harga pasaran yang sangat ekonomis namun bumbu mie yang diberikan kelas premium. Mie Sedaap menawarkan harga yang terjangkau bagi semua kalangan ekonomi baik ekonomi bawah sampai atas. Dan harga yang dibawah


(27)

Indomie tersebut memberikan pengaruh yang sangat signifikan karena dengan harga yang murah tersebut membuat banyak kalangan menengah ke bawah yang mengkonsumsi Mie Sedaap (Wismanto,2012:2).

Produk Mie Sedaap yang diproduksi oleh PT. Sayap Mas Utama yang merupakan dari Grup Wings yang terjun kedalam bisnis mie instan harus bersaing dengan berbagai merek mie instan lainnya, yaitu Indomie, Supermi, dan Sarimi (Indofood), Kare, Selera Rakyat (GOT), ABC (PT ABC President), Gaga 100 (PT Jakarana Tama), Alhamie (PT Olaga Sukses Mandiri), dan sebagainya.

Mie Sedaap merupakan produk merek makanan yang lama telah dikenal oleh seluruh masyarakat sejak kemunculannya pada tahun 2003 sebagai makanan yang siap saji untuk dimakan, sebagai produk merek yang paling memuaskan dalam pasaran mie instan nasional setelah indomie. Berdasarkan sumber data yang diperoleh dari media internet dapat diketahui data sebagai berikut:

Tabel 1.2

Top Brand Index, dari tahun 2008-2012

Merek 2008 2009 2010 2011 2012

Indomie 71,4% 71,9% 75,5% 75,2% 77,5%

Mie Sedaap 16,6% 14,8% 14,2% 16,4% 15,7%

Supermi 4,5% 4,7% 4,2% 4,4% 2,5%

Sarimi 1,4% 0,9% 1,2% 1,1% 0,7%


(28)

Pada Top Brand Index Indomie di tahun 2008 sampai dengan 2012 kembali naik bila dibandingkan pada tahun 2007 dengan presentase 66,7%. Di tahun terakhir ini strategi Indomie diperkuat dengan meningkatkaninvolvementkonsumen dengan kampanye “Ini Ceritaku, Apa

Ceritamu” yang tidak hanya dikomunikasikan di media konvensional namun juga menjadi pembicaraan di media digital seperti social media. (Faradissa,2011:1).

Sedangkan Top Brand Index Mie Sedaap cenderung menurun. Menurut pakar pemasaran MarkPlus, Yuswohadi didalam majalah Swa, mengatakan bahwa Mie Sedaap terlihat tidak lagi memiliki gebrakan

pemasaran yang berarti. Menurutnya Mie Sedaap sudah mulai ‘mengantuk’

dalam industri mie instan. (Iskandar,2009:4).

Penurunan TBI Mie Sedaap mengindikasikan adanya penurunan kekuatan merek yang ada di benak konsumen terhadap produk yang bersangkutan. Apabila kekuatan merek yang ada dibenak konsumen turun maka loyalitas pelanggan terhadap merek juga akan turun dan akan mempengaruhi pembelian. Bila kesetiaan merek rendah, konsumen akan cenderung berpindah ke merek lain, sebaliknya bila kesetiaan konsumen terhadap merek tinggi maka konsumen akan melakukan pembelian terhadap produk tersebut secara berulang-ulang.

Kondisi ini memberikan keuntungan bagi konsumen karena menjadi memiliki banyak alternatif sehingga dapat memilih merek mie instan yang sesuai dengan keinginannya. sehingga Mie Sedaap merupakan


(29)

makanan cepat saji yang menjadi pilihan karena kepraktisan penyajiannya, harganya yang terjangkau, porsinya yang lebih banyak, rasanya yang enak, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama.

Dari latar belakang masalah di atas, maka dilakukan suatu penelitian dengan judul: “ANALISIS PENGARUH IKLAN TELEVISI, HARGA, KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA PADA LOYALITAS PELANGGAN MIE SEDAAP”. (Studi Kasus Pada Masyarakat Di Wilayah Kecamatan Cimanggis, Depok).

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian secara parsial pada produk merek Mie Sedaap?

2. Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian secara parsial pada produk merek Mie Sedaap?

3. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial pada produk merek Mie Sedaap?

4. Bagaimana pengaruh iklan televisi, harga, kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara simultan pada produk merek Mie Sedaap? 5. Bagaimana pengaruh iklan televisi terhadap loyalitas pelanggan secara


(30)

6. Bagaimana pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan secara parsial pada produk merek Mie Sedaap?

7. Bagaimana pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan secara parsial pada produk merek Mie Sedaap?

8. Bagaimana pengaruh iklan televisi, kualitas produk, keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan secara simultan pada produk merek Mie Sedaap?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sehingga akan memberikan gambaran yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

a. Untuk menganalisis pengaruh iklan televisi terhadap keputusan pembelian secara parsial pada produk merek Mie Sedaap.

b. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian secara parsial pada produk merek Mie Sedaap.

c. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial pada produk merek Mie Sedaap.

d. Untuk menganalisis pengaruh iklan televisi, harga, kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara simultan pada produk merek Mie Sedaap


(31)

e. Untuk menganalisis pengaruh iklan televisi terhadap loyalitas pelanggan secara parsial pada produk merek Mie Sedaap.

f. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan secara parsial pada produk merek Mie Sedaap.

g. Untuk menganalisis pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan secara parsial pada produk merek Mie Sedaap.

h. Untuk menganalisis pengaruh iklan televisi, kualitas produk, keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan pada produk merek Mie Sedaap.

2. Manfaat Penelitian

Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat terhadap:

a. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak perusahaan sebagai informasi dan bahan masukan dalam melaksanakan usaha dan manajemen dalam kegiatan perusahaan.

b. Bagi Penulis

Untuk mengetahui dan membandingkan teori yang dipelajari dengan gambaran nyata mengenai pengaruh iklan melalui televisi, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan pada merek Mie Sedaap.


(32)

c. Bagi Akademis

Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan sebaga bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan bahan penyusunan penelitian serupa dan lebih mendalam.

d. Bagi Peneliti berikutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa khususnya jurusan manajemen pemasaran untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.


(33)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bauran Pemasaran

(Marketing Mix)

Marketing mix merupakan alat bagi pemasar yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangan agar implement strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalaan sukses. (Lupiyyoadi, 2001:56).

Menurut Dharmmesta dan Sukotjo (2002:193), marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu : produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.

Menurut Kotler dan Keller (2009:23), bauran pemasaran telah didefinisikan sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.

Dari berbagai definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa marketing mixadalah kombinasi dari 4P, yaitu product, price, promotion, dan placeyang digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya.


(34)

Marketing Mix tersebut digunakan oleh pemasar agar produknya dapat memasuki pasar sasaran atau target market. Item bauran pemasaran meliputi:

a. Promotion yaitu terdiri dari promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan,pubic relation (PR), dan pemasaran langsung.

b. Price yaitu terdiri dari harga, rabat (diskon), potongan harga khusus, periode pembayaran, dan syarat kredit.

c. Product yaitu terdiri dari keragaman produk, kualitas, desain, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi (jaminan), dan imbalan.

d. Place yaitu terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi, persediaan, dan transportasi.

Dari empat variable marketing mix di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Promosi (Promotion)

Menurut Dharmmesta dan Sukotjo (2002:222), promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Oleh karena itu promosi dipandang sebagai : Arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan


(35)

Menurut Laksana (2008:133) promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk itu.

Promosi ini merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahukan dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah: periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas, dan hubungan masyarakat.

Masing-masing kategori melibatkan sarana promosi tertentu yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen. Contohnya yaitu periklanan meliputi penyiaran, media cetak, internet, luar ruang, dan bentuk lain. Promosi penjualan meliputi diskon, kupon, pajangan, dan demonstrasi. Penjualan personal meliputi presentasi penjual, pameran dagang, dan program insentif. Hubungan masyarakat meliputi siaran pers, sponsor, acara khusus, dan halaman web. Dan pemasaran langsung meliputi katalog, pemasaran telepon, kios, internet, dan sebagainya.


(36)

1) Iklan Televisi

a) Pengertian Iklan Televisi

Iklan menurut Kotler dan Keller (2007:244) adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dengan menggunakan media televisi menggabungkan gambar, suara dan gerakan, merangsang indera dan memiliki perhatian serta jangkauan yang tinggi.

Menurut Ronald lane dalam Alawiyah (2010:13) juga mengatakan bahwa televisi merupakan suatu kombinasi warna, bunyi, dan gerakan yang menawarkan kreativitas yang fleksibel untuk hampir semua produk. Jadi, iklan televisi merupakan iklan yang menggunakan media televisi sebagai alat komunikasi penyampaian pesannya.

Menurut Moriarity et.all (2009:309) dalam Alawiyah (2010:13), “television advertising is tied to television programming and it’s effectiveness is determined by the popularity of the television program”. (Iklan televisi terkait dengan program televisi dan efektifivitasnya ditentukan oleh popularitas proram televisi). Iklan televisi sangat fleksibel dalam menyampaikan pesan sponsor, mulai


(37)

dari pemilihan waktu sampai adanya jaminan penyampaian ulasan berita secara khusus kepadaaudienstertentu.

Iklan sebagai pengingat sangat penting bagi produk karena periklanan membantu memelihara hubungan pelanggan dengan membuat konsumen terus memikirkan produk. (Kotler dan Armstrong, 2008:152).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:160) pengiklan juga harus memilih nada untuk iklan, dengan iklan yang positif maka iklan tersebut menjelaskan sesuatu yang positif tentang produknya.

Pesan iklan yang baik sangat penting, terutama dalam lingkungan iklan yang mahal dan padat saat ini. Sehingga untuk meraih dan mempertahankan perhatian, pesan iklan masa kini harus direncanakan dengan lebih baik, lebih imajinatif, lebih menghibur, lebih menghargai konsumen. (Kotler dan Armstrong, 2008:174).

Konsep kreatif merupakan ide dasar yang meyakinkan sehingga menghidupkan strategi pesan iklan dalam cara yang berbeda dan mudah diingat. Sehingga iklan pada produk tersebut memiliki karakter yang berbeda dari produk lainya.

Dari berbagai definisi di atas mengenai iklan televisi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan iklan televisi adalah


(38)

sebuah pengiriman pesan melalui media televisi yang memiliki efek audio visual, yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan.

b) Tujuan Iklan Televisi

Tujuan periklanan bagi suatu barang akan tergantung pada tahap yang ada di dalam siklus kehidupan produk (product life cycle) tersebut. Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang atau jasa. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Tujuan iklan menurut Kotler dan Armstrong (2008:151), dapat digolongkan berdasarkan tujuan utama, yaitu

• Iklan informatif

Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada atau memberitahukan kepada khalayak mengenai produk, kemasan serta harga terbaru.

• Iklan persuasif

Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa.


(39)

• Iklan pengingat

Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk atau jasa kembali dan membantu memelihara hubungan pelanggan.

c) Merumuskan Pesan Iklan

Konsumen akan tertarik dengan produk yang ditawarkan setelah konsumen itu telah mengetahui lebih dulu iklan produk tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:125), merumuskan pesan membutuhkan pemecahan empat masalah: apa yang akan dikatakan (isi pesan), bagaimana mengatakannya secara logis (struktur pesan), bagaimana mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa yang harus mengatakannya (sumber pesan). Adapun penjelasan mengenai pemecahan tersebut:

• Isi pesan

Isi pesan menimbulkan pertanyaan apa yang akan disampaikan oleh komunikator kepada audiens. Komunikator harus memikirkan apa yang akan dikatakan kepada audiens sasaran untuk menghasilkan respon yang diinginkan.

• Struktur pesan

Struktur pesan menimbulkan pertanyaan bagaimana komunikator menyampaikannya secara logis dan sesuai dengan


(40)

fakta yang disajikan. Argumen satu atau dua sisi menimbulkan pertanyaan apakah komunikator seharusnya hanya memuji produk itu atau juga menyebut beberapa kekurangannya. Dalam pesan satu sisi, menyajikan argumen terkuat di awal memiliki keuntungan menentukan perhatian dan minat. Penyajian anti klimaks cocok bagi audiens yang tidak memperhatikan keseluruhan pesan, tetapi bagi audiens yang memiliki banyak waktu penyajian klimaks lebih efektif. Dalam pesan dua sisi menyajikan argumen positif dulu atau memuji keunggulan produk sambil mengakui kekurangan produknya.

• Format Pesan

Format pesan menimbulkan pertanyaan bagaimana komunikator menyampaikannya secara simbolis. Jika pesan itu lewat televisi atau sendiri, maka semua elemen ini ditambah bahasa tubuh (petunjuk non verbal) harus direncanakan. Penyaji harus memperhatikan ekspresi wajah mereka, sikap, pakaian, postur, dan gaya rambut. Jika pesan itu dibawa oleh produk atau kemasannya, komunikator harus memperhatikan warna, tekstur, ukuran, dan bentuk.


(41)

• Sumber Pesan

Sumber pesan menimbulkan pertanyaan siapa yang menyampaikan pesan. Pesan harus disampaikan oleh sumber yang dikenal oleh publik, sumber yang memiliki kemampuan untuk merangsang rasa percaya diri orang lain dan sumber yang memiliki kemampuan menarik minataudiens.

d) Kekuatan dan kelemahan iklan televisi

Berikut kekuatan dan kelemahan iklan televisi menurut Moriarty et all dalam Setiawan (2011:21)

• Kekuatan media televisi:

 Dapat dinikmati oleh siapa saja.

 Dapat menjangkau daerah yang luas.

 Waktu siarannya sudah tertentu.

 Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena dapat memberikan kombinasi anatara suara dengan gambar (yang bergerak).

 Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan.

 Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membaca seperti pada media cetak. Dengan gambar-gambar, semua orang sudah cukup mengerti maknanya.


(42)

• Kekurangan media televisi:

 Biaya telatif tinggi.

 Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat).

 Khalayak yang relatif (tidak setajam media lainnya kemungkinan menjangkau segmen tidak tepat karena pemborosan geografis).

 Kesulitan teknis; iklan-iklan tidak bisa luwes dipindah jam tayang karena kepadatan program acara televisi.

Jadi berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dalam variabel iklan televisi peneliti menggunakan teori dari Kotler dan Armstrong (2008:151) untuk dijadikan sebagai indikator.

b. Harga (Price)

1) Pengertian Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran) (Tjiptono,2008).

Harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang


(43)

melatarbelakangi mengapa pembeli memilih suatu produk tersebut dengan berbagai alasan diantaranya yaitu karena konsumen ingin benar-benar merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, melihat adanya kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, ada kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap loyal.

Harga menurut Dharmmesta dan Sukotjo (2002:211) harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa.

Sedangkan Menurut Peter dan Olson (2003:220) yang dimaksud dengan harga adalah elemen yang paling tidak umum dari bauran pemasaran. harga adalah satu-satunya elemen yang berkaitan dengan dengan pendapatan. Dilihat dari sudut pandang konsumen,


(44)

harga didefinisikan sebagai apa yang harus diserahkan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa.

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan yang dipatok secara rasional dan sepadan dengan manfaat produk diberikan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.

2) Kebijakan penetapan harga

Menurut Kotler dan Keller terdapat 6 faktor dalam menentukan kebijakan penetapan harga (Kotler dan Keller ,2007: 84) yaitu:

a) Memilih tujuan penetapan harga

Pertama-tama perusahaan memutuskan dimana ia ingin memposisikan tawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah untuk menetapkan tawarannya. b) Menentukan permintaan

Setiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan level permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tujuan pemasarannya.


(45)

c) Memperkirakan biaya

Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan atas produknya, dan biaya perusahaan menentukan batas terendah.

d) Menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing

Dalam rentang kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan harga oleh pesaing.

e) Memilih metode penetapan harga

Dengan adanya tiga C-kurva permintaan pelanggan (customer’s demand schedule), fungsi harga (cost function), dan harga pesaing (competitor’s price) perusahaan kini siap untuk memilih suatu harga.

f) Memilih harga akhir

Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor tambahan, termasuk penetapan harga psikologis, pengaruh elemen bauran pemasaran


(46)

lain terhadap harga, kebijakan penetapan harga perusahaan dan dampaknya dari harga terhadap pihak lain.

3) Tujuan penetapan harga

Menurut Tjiptono (2004:152) terdapat empat macam tujuan penetapan harga, yaitu:

a) Tujuan yang berorientasi pada laba

Dalam prakteknya, harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Semakin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual memiliki harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.

b) Tujuan yang berorientasi pada volume

Untuk tujuan ini, perusahaan menetapkan harga sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar.

c) Tujuan yang berorientasi pada citra

Perusahaan dapat menetapkan harga tertinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra tertentu.


(47)

d) Tujuan stabilisasi harga

Dalam pasar yang terdiri dari konsumen yang sangat peka terhadap harga, maka para pesaing akan menurunkan harga. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuk tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri.

4) Strategi Penyesuaian Harga

Menurut Kotler dan Keller (2007:102), strategi penyesuaian harga terdapat empat yaitu

a) Penetapan Harga Geografis

Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan harus memasarkan produknya di berbagai wilayah atau daerah pasar yang berbeda secara geografis, baik dalam lingkup domestik maupun lingkup internasional. Kenyataan ini mendorong terjadinya perbedaan antara perlu tidaknya penetapan harga yang berbeda untuk masing-masing daerah.

b) Diskon dan potongan harga

Kebanyakan perusahaan akan menyesuaikan daftar harganya dan memberikan diskon dan potongan harga untuk pembayaran yang lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar , dan pembelian di luar musim. Perusahaan-perusahaan harus


(48)

melakukan hal ini dengan hati-hati kalau tidak ingin bahwa labanya berada jauh di bawah yang direncanakan.

c) Penetapan harga promosi

Perusahaan-perusahaan dapat menggunakan beberapa teknik penetapan harga untuk merangsang pembelian awal diantaranya yaitu penetapan harga pemimpin rugi, penetapan harga peristiwa khusus, rabat tunai, pembiayaan bunga rendah, masa pembayaran yang lebih lama, garansi dan kontrak perbaikan, diskon psikologis

d) Penetapan harga diskriminatif

Diskriminasi harga terjadi apabila suatu perusahaan menjual produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional.

Jadi berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dalam variabel harga peneliti menggunakan teori dari Kotler dan Keller (2007:78) dan Tjiptono (2004:152) untuk dijadikan sebagai indikator.

c. Produk (Product)

Menurut Kotler dan Keller (2007:4), “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan pasarnya. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang


(49)

fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang ,tempat, property, organisasi, dan gagasan.

Menurut Tjiptono (2001:950) produk yaitu sesuatu yang dapat ditawarkan oleh produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat pemenuh kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Lupiyoadi (2001), menyatakan bahwa “Produk merupakan keseluruhan konsep obyek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk tetapi membeli benefit danvaluedari produk tersebut”.

Menurut Kotler dan Keller (2007:3), menurut daya tahan dan wujudnya produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

• Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bir dan sabun. Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang mencobanya dan membangun preferensi.


(50)

• Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah lama digunakan berkali-kali, seperti lemari es dan pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual.

• Jasa (services) produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya mencakup pemotongan rambut dan perbaikan barang.

1) Kualitas Produk

a) Pengertian kualitas Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:272), menyatakan

bahwa “Kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.

Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas


(51)

dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas produk tersebut. (Kotler dan Armstrong,2008:273).

Kualitas produk (product quality) didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa. (Mowen dan Minor, 2002).

Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah bagaimana produk itu memiliki nilai yang dapat memuaskan konsumen baik secara fisik maupun secara psikologis yang menunjuk pada atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu barang atau hasil.

b) Dimensi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008:25) mengemukakan, bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi antara lain:

• Kinerja (Performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti (core product) yang dibeli. Misalnya kecepatan, kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan.

• Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.


(52)

• Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.

• Keandalan (Realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai. Misalnya pengawasan kualitas dan desain, standar karakteristik operasional.

• Daya tahan (Durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

• Estetika (Esthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misal keindahan desain produk, keunikan model produk, dan kombinasi.

• Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.


(53)

• Kemudahan perbaikan (Serviceability) meliputi kecepatan, kemudahan, penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

Jadi berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dalam variabel kualitas produk peneliti menggunakan teori dari Tjiptono (2008:25) untuk dijadikan sebagai indikator.

d.

Distribusi (Place)

Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial. Di dalam mendesain suatu sistem saluran memerlukan analisis kebutuhan layanan konsumen, penetapan sasaran dan kendala-kendala saluran, pengidentifikasian alternatif-alternatif saluran yang utama serta mengevaluasinya.

Menurut pendapat Dharmmesta dan Sukotjo (2002:200) saluran distribusi untuk barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk


(54)

menyalurkan barang tersebut dari produsen ke konsumen atau pemakai industri.

2. Perilaku Konsumen

a. Pengertian perilaku konsumen

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang dan jasa, pengalaman, serta ide-ide. (Mowen dan Minor,2002).

Perilaku konsumen (Consumer Behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. (Dharmmesta dan Handoko, 2000:10).

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:182) perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.


(55)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) dalam Suryani (2008:6) mengungkapkan bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha)untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, didapat kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatan individu, kelompok yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:214), adalah:

1) Faktor budaya

Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen, pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang


(56)

dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi peting lainnya.

Sub budaya adalah suatu kelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi. Sub budaya meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Kehidupan masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam setara atau kelas sosial.

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif permanen dan berjenjang dimana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama, kelas sosial tidak ditentukan hanya oleh satu faktor, seperti pendapatan tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lain.

2) Faktor Sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial konsumen.

Kelompok kecil adalah semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Dengan pendapatan yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat


(57)

dipengaruhi oleh individu lainnya. Individu yang mempengaruhi tersebut dapat dimasukkan sebagai kelompok primer yang terdiri atas kelompok terdekat dari individu tersebut. Misalnya: keluarga, teman dan tetangga

Keluarga, anggota keluarga sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian individu, keluarga mempunyai peran yang sangat penting, dimana setiap anggota keluarga saling mempengaruhi karena keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.

Sedangkan Peran dan status dalam kehidupan bermasyarakat, peran dan status selalu mengikuti setiap individu. Kedudukan seseorang dapat dijelaskan melalui pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat.

3) Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.


(58)

Seseorang membeli suatu barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap produk atau jasa juga berhubungan dengan usia.

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Para pemasar mencoba mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerjaan atau jabatan yang memiliki kecenderungan minat di atas rata-rata dalam produk dan jasa mereka.

Keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kekayaan, kemampuan meminjam dan sikapnya terhadap pengeluaran dibanding menabung.

Orang hidup yang berasal dari sub-budaya kelas sosial, bahkan dari pekerjaan yang sama, mungkin memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada kegiatan, minat, pendapatnya.

Selain itu setiap seseorang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda yang akan mempengaruhi perilaku pembeli. Yang dimaksud dengan kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang


(59)

membedakan seseorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

4) Faktor Psikologis

Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap.

a) Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu kebutuhan menjadi satu dorongan apabila kebutuhan itu muncul hingga mencapai taraf intensitas yang cukup. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan tersebut.

b) Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. Dua orang yang mengalami keadaan dorongan yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin akan berbuat sesuatu


(60)

yang berbeda karena mereka menanggapi situasi secara berbeda pula.

c) Belajar

Seseorang yang berbuat akan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

d) Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli mereka. Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut seseorang tentang sesuatu. Sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun yang tidak baik, perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.


(61)

3. Keputusan pembelian

a. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Untuk memudahan dalam meneliti proses keputusan pembelian konsumen digunakan model tahapan dari proses pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:235)

1) Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pe masar dapat mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memacu minat konsumen.

2) Pencarian Informasi

Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan


(62)

kebutuhan. Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:

(a) Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. (b) Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang

perantara, pengemasan.

(c) Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen.

(d) Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3) Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam:

(a) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.

(b) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

(c) Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan.


(63)

(d) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.

4) Keputusan Pembelian

Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya.

Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayarannya.

5) Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau


(64)

ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya.

Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain.

Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya, ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.

b. Tipe perilaku membeli dalam pembuatan keputusan pembelian Menurut Simamora(2003:10) dalam Hasanah (2010: ada empat tipe perilaku dalam membeli :

1) Perilaku membeli kompleks, yaitu konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli. Produk mahal, jarang dibeli ,beresiko.

2) Perilaku membeli mengurangi ketidak cocokan, yaitu keterlibatan konsumen dalam membeli sangat tinggi. Perbedaan merek sedikit dan harga mahal.


(65)

3) Perilaku membeli kebiasaan, yaitu keterlibatan konsumen dalam kegiatan pembelian rendah, perbedaan merek kecil, harga produk murah dan sering dibeli

4) Perilaku membeli mencari keragaman, yaitu keterlibatan konsumen dalam kegiatan pembelian rendah, perbedaan merek nyata, sering mengganti merek untuk keragaman.

Jadi berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dalam variabel keputusan pembelian peneliti menggunakan teori dari Kotler dan Keller (2009:235) untuk dijadikan sebagai indikator.

4. Loyalitas Pelanggan

a. Pengertian Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan merupakan asset dari perusahaan yang sangat berharga yang harus dijaga agar konsumen tidak beralih kepada perusahaan atau pesaing lainnya. Penelitian mengatakan bahwa loyalitas pelanggan adalah hal yang sangat vital bgi kelangsungan bisnis perusahaan barang atau jasa. wong dan sohal(2003) dalam Sugiarto(2011:28).

Sedangkan menurut Kotler (2005:111) loyalitas atau kesetiaan menunjukkan probabilitas seorang konsumen atau pengunjung untuk melakukan kunjungan ulang dalam periode waktu tertentu.


(66)

Loyalitas menurut Griffin(2005) dalam Budi (2009:96) sebagai perilaku pembeliannon-randomyang diungkapkan oleh waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan. Non-random berarti konsumen memiliki prasangka spesifik mengenai apa yang akan dibeli dan dari siapa. Atau dengan kata lain pembelian yang terjadi bukan peristiwa acak. Waktu ke waktu menunjukkan durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dua kali. Unit pengambilan keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli mungkin dilakukan oleh lebih satu orang.

Menurut Griffin (2005) dalam Budi (2009:99) Loyalitas dapat mengacu pada wujud dari keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang dan jasa dari suatu perusahaan yang dipilih. Griffin mengungkapkan pula bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal yaitu berupa:

1) Meningkatkan keuntungan perusahaan.

2) Mengurangi biaya transaksi, seperti biaya negosiasi kontrak dan pemprosesan order.

3) Mengurangi biaya perputran konsumen (customer turnover) karena jumlah pelanggan yang hilang berkurang.


(67)

4) Meningkatkan penjualan cross-selling sehingga pangsa pasar pelanggan (persentase anggaran pelanggan yang dibelanjakan di perusahaan tersebut) juga menjadi meningkat.

5) Mendapatkanword of mouthyang positif.

6) Mengurangi biaya kegagalan (pengurangan pengerjaan ulang, klaim garansi dan sebagainya).

Sehingga Griffin mengungkapkan bahwa dampak pelanggan yang puas dan loyal terhadap suatu produk dan jasa akan melakukan perilaku sebagai berikut:

1) Pelanggan yang loyal dapat mereferensikan kepada orang lain. 2) Pelanggan yang loyal dapat menunjukkan kekebalan terhadap

tarikan dari pesaing perusahaan. b. Kategori loyalitas

Kategori loyalitas menurut Aaker dalam (Simamora 2001) menyatakan sebagai berikut:

1) Berpindah-pindah (Switcher)

Merupakan tingkatan loyalitas yang paling dasar. Semakin tinggi frekuensi perpindahan merek yang dilakukan oleh pelanggan, mengidentifikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atu tidak tertarik pada merek tersebut. Dalam hal ini merek memegang peranan yang kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang


(68)

jelas pada kategori ini adalah mereka membeli suatu produk karena banyak konsumen lain membeli merek tersebut karena harganya murah.

2) Membeli Karena kebiasaan(habitual buyer)

Adalah pembeli yang tidak mengalami kepuasan dalam mengkonsumsi suatu merek produk. Tidak ada alasan yang kuat baginya untuk membeli merek produk lain atau berpindah merek, terutama jika peralihan itu membutuhkan usaha, biaya, atau pengorbanan lainnya. jadi, ia membeli suatu merek karena alasan kebiasaan.

3) Membeli karena puas(Satisfied buyer)

Adalah pembeli yang puas dengan merek yang mereka konsumsi. Namun mereka dapat saja berpindah merek dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) seperti waktu, biaya, resiko yang timbul akibat tindakan peralihan merek tersebut.

4) Menyukai merek (Likes the brand)

Merupakan kategori pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan dengan simbol, rangkaian pengalaman menggunakan merek itu sebelumnya, atau persepsi kualitas yang tinggi.


(69)

5) Pembeli yang berkomitmen(Committed buyer)

Adalah pembeli yang setia. Mereka mempunyai kebanggaan dalam menggunakan suatu merek. Ciri yang tampak pada kategori ini adalah tindakan pembeli untuk merekomendasikan/mempromosikan merek yang ia gunakan kepada orang lain.

Jadi berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dalam variabel loyalitas pelanggan peneliti menggunakan teori dari Aaker (1997) dalam Simamora:2001) untuk dijadikan sebagai indikator.

B.

Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaannya untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

dan Tahun Judul

Metodologi Penelitian Hasil Perbedaan Persamaan Angga Sulistiono (2012) Analisis Iklan Televisi Terhadap keputusan Pembelian Motor Jupiter Mx Objek penelitian terdahulu menggunakan Jupiter Mx sedangkan penelitian saat ini menggunakan Mie Sedaap Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini sama-sama memasukkan iklan televisi sebagai variabel bebas dan keterkaitannya dengan keputusan pembelian sebagai variabel terikat Iklan televisi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.


(70)

Rajput ,et all(2012)

Impact of Product Price and Quality on Consumer Buying Behavior: Evidence from Pakistan. Penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel iklan televisi sebagai variabel bebas. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini sama-sama memasukkan variabel harga dan kualitas produk sebagai variabel bebas dan keterkaitannya dengan keputusan pembelian sebagai variabel terikat.

• Harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

• Kualitas produk memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pembelian.

Dewi,et all (2011)

Pengaruh Iklan, Citra Merek, dan Kepuasan

Konsumen

Terhadap Loyalitas Konsumen Dalam Menggunakan Vaseline Hand and Body Lotion Di Kota Padang.

Penelitian terdahulu menggunakan accidental sampling sementara penelitian saat ini

menggunakan convenience sampling.

Penulis jurnal dan penulis skripsi sama-sama menggunakan variabel iklan sebagai variabel bebas serta menggunakan loyalitas sebagai variabel terikat.

Iklan,citra merek dan kepuasan konsumen berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen. Hamza Salim Khraim (2011)

The Influence of Brand Loyalty on Cosmetics Buying Behavior of UAE Female Consumers Penelitian terdahulu menggunakan kosmetik untuk dijadikan objek penelitian sedangkan penelitian saat ini menggunakan Mie instan untuk dijadikan objek penelitian.

Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini sama-sama memasukkan variabel harga dan kualitas produk terhadap loyalitas.

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara harga, kualitas produk terhadap loyalitas. Suwarni dan Septina Dwi Mayasari (2009) Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Loyalitas melalui Kepuasan Konsumen Peneliti terdahulu menggunakan kepuasan konsumen, sedangkan penelitian saat ini menggunakan variabel keputusan pembelian. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini sama-sama memasukkan variable harga dan kualitas produk terhadap loyalitas

• Kualitas produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas.

• Harga tidak berpengaruh terhadap loyalitas.


(71)

C. Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran dapat digambarkan model penelitian ini: Gambar 2.1

Kerangka berpikir

(Sumber : Data primer,diolah 2013)

Untuk mengetahui hubungan variabel yang akan diteliti oleh penulis maka digambarkan paradigma penelitian ini sehingga dapat dibentuk suatu hipotesis penelitian, sebagai berikut:


(72)

Gambar 2.2

Model Hubungan penelitian

(Sumber : Data primer,diolah 2013)

D. Hipotesis penelitian

1. Struktur 1

Y1= ρx1y1X1+ρx2y1X2+ρx3y1X3+ρy1Є1Y1

H0:β1= 0 :Tidak ada pengaruh antara iklan televisi terhadap keputusan pembelian secara parsial.

Ha:β1≠ 0 :Ada pengaruh antara iklan televisi terhadap keputusan pembelian secara parsial.

H0:β2= 0 : Tidak ada pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian secara parsial.

Ha:β2≠ 0 : Ada pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian secara parsial.


(73)

H0:β3= 0 :Tidak ada pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial.

Ha:β3≠ 0 :Ada pengaruh antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara parsial.

H0:β1, β2, β3 = 0 :Tidak ada pengaruh antara iklan televisi, harga, kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara simultan.

Ha:β1, β2, β3≠ 0 :Tidak ada pengaruh antara iklan televisi, harga, kualitas produk terhadap keputusan pembelian secara simultan. 2. Struktur 2

Y2= ρx1y2X1+ρx3y2X3+ρY1y2Y1+ρy2Є2Y2

H0:β5= 0 :Tidak ada pengaruh antara iklan televisi terhadap loyalitas pelanggan secara parsial.

Ha:β5≠ 0 : Ada pengaruh antara iklan televisi terhadap loyalitas pelanggan secara parsial.

H0:β6= 0 :Tidak ada pengaruh antara kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan secara parsial.

Ha:β6≠ 0 :Ada pengaruh antara kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan secara parsial.

H0:β7= 0 :Tidak ada pengaruh antara keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan secara parsial.


(74)

Ha:β7≠ 0 :Ada pengaruh antara keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan secara parsial.

H0:β5,β6,β7= 0 :Tidak ada pengaruh antara iklan televisi, kualitas produk, dan keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan secara simultan.

Ha:β5, β6, β7 ≠ 0 :Ada pengaruh antara iklan televisi, kualitas produk, dan keputusan pembelian terhadap loyalitas pelanggan secara simultan.


(75)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mengetahui ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh iklan televisi, harga, kualitas produk terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelangan Mie Sedaap. Pemilihan lokasi (sampling) dilakukan pada masyarakat kecamatan Cimanggis, Depok.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat kecamatan Cimanggis, Depok. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah menggunakan Non-Probability sampling melalui caraConvenience Sampling, yaitu teknk sampling nonprobabilitas yang berupaya memperoleh unit sampel yang mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur dan bersifat kooperatif. Penentuan jumlah ukuran sampel, dalam penelitian ini disesuaikan dengan teori Roscoe dalam Sugiyono (2007:74) bahwa ukuran yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500. Berdasarkan pernyataan tersebut maka peneliti menetapkan bahwa jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 sampel.


(1)

y1_4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat tidak setuju 1 1.7 1.7 1.7

Tidak setuju 9 15.0 15.0 16.7

Ragu-ragu 8 13.3 13.3 30.0

Setuju 33 55.0 55.0 85.0

Sangat setuju 9 15.0 15.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

y1_5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat tidak setuju 1 1.7 1.7 1.7

Tidak setuju 10 16.7 16.7 18.3

Ragu-ragu 8 13.3 13.3 31.7

Setuju 36 60.0 60.0 91.7

Sangat setuju 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

y1_6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


(2)

Valid

Tidak setuju 3 5.0 5.0 5.0

Ragu-ragu 11 18.3 18.3 23.3

Setuju 40 66.7 66.7 90.0

Sangat setuju 6 10.0 10.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

y1_8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat tidak setuju 1 1.7 1.7 1.7

Tidak setuju 7 11.7 11.7 13.3

Ragu-ragu 18 30.0 30.0 43.3

Setuju 26 43.3 43.3 86.7

Sangat setuju 8 13.3 13.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

y1_9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 8 13.3 13.3 13.3

Ragu-ragu 21 35.0 35.0 48.3

Setuju 27 45.0 45.0 93.3

Sangat setuju 4 6.7 6.7 100.0


(3)

LOYALITAS PELANGGAN

y2_1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat tidak setuju 1 1.7 1.7 1.7

Tidak setuju 13 21.7 21.7 23.3

Ragu-ragu 28 46.7 46.7 70.0

Setuju 15 25.0 25.0 95.0

Sangat setuju 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

y2_2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 3 5.0 5.0 5.0

Ragu-ragu 18 30.0 30.0 35.0

Setuju 36 60.0 60.0 95.0

Sangat setuju 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

y2_3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


(4)

y2_4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 7 11.7 11.7 11.7

Ragu-ragu 13 21.7 21.7 33.3

Setuju 39 65.0 65.0 98.3

Sangat setuju 1 1.7 1.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

y2_5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 4 6.7 6.7 6.7

Ragu-ragu 11 18.3 18.3 25.0

Setuju 37 61.7 61.7 86.7

Sangat setuju 8 13.3 13.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

y2_6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 2 3.3 3.3 3.3

Ragu-ragu 4 6.7 6.7 10.0

Setuju 46 76.7 76.7 86.7

Sangat setuju 8 13.3 13.3 100.0


(5)

y2_7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 1 1.7 1.7 1.7

Ragu-ragu 6 10.0 10.0 11.7

Setuju 42 70.0 70.0 81.7

Sangat setuju 11 18.3 18.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

y2_8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 1 1.7 1.7 1.7

Ragu-ragu 14 23.3 23.3 25.0

Setuju 37 61.7 61.7 86.7

Sangat setuju 8 13.3 13.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

y2_9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 3 5.0 5.0 5.0

Ragu-ragu 26 43.3 43.3 48.3


(6)

y2_10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Tidak setuju 9 15.0 15.0 15.0

Ragu-ragu 21 35.0 35.0 50.0

Setuju 26 43.3 43.3 93.3

Sangat setuju 4 6.7 6.7 100.0


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepercayaan Pada Merek Dan Sikap Atas Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent (Studi Kasus Pada Mahasiswa Yang Kost Di Lingkungan Kampus USU)

2 38 96

Analisis pengaruh promosi, kualitas produk dan brand image motor matic Honda terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan; studi kasus pengguna sepeda motor matic Honda di Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

1 27 132

Analisis pengaruh pilihan merek, kualitas produk dan kepuasan pelanggan terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan : studi kasus pada mahasiswa UIN pengguna produk kosmetik sari ayu

3 16 139

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)

6 44 162

Analisis Pengaruh Iklan Televisi, Celebrity Endorser, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian pada Produk Kosmetik Berlabel "Wardah" (Studi Kasus pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 19 179

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Honda (studi kasus pengguna sepeda motor Honda di wilayah kelurahan Bintaro Jakarta Selatan)

0 11 190

Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Saluran Distribusi dan Citra Merek Terhadap Proses Keputusan Pembelian Sereal Sarapan Nestle Koko Krunch (Studi Kasus Pada Pembeli Nestle Koko Krunch di Wilayah Jakarta Selatan)

7 42 180

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan Ekuitas Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan Serta Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Sepeda Motor Merek Vespa

1 14 192

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KONSUMEN Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Konsumen Produk Oriflame Studi Kasus pada Konsumen Pengguna Pro

0 2 14

PENGARUH IKLAN PRODUK MIE SEDAAP DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN.

3 20 74