Hambatan yang Dihadapi dalam Mengatasi Perilaku Tantrum AL

50 4 Melempar benda AR melakukan salah satu bentuk perilaku tantrum yaitu melempar benda. Hal tersebut peneliti temukan ketika kegiatan di dalam kelas. Perilaku tantrum tersebut muncul saat ditegur guru serta dipaksa kehendakknya. Hal tersebut dibuktikan dengan catatan lapangan sebagai berikut: “Ia diminta guru untuk mengerjakan kegiatannya. Ia malah mendekat ke balok pembangunan namun malah berebut balok dengan temannya dan melemparkan balok tersebut”CL.05. b. Wawancara Bentuk perilaku tantrum AR juga dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara dengan guru. Berikut bukti hasil catatan wawancara peneliti dengan Bu Sri guru kelasnya: Peneliti : “Apa saja bentuk perilaku tantrum AR?” Bu Sri : “Ya kalau di kelas suka mengamuk, berteriak-teriak, nendang teman, mukul teman serta menangis. Sering merengut dan mengganggu temannya. Dia sering tidak mau mengerjakan kegiatan inti. Kalau “mood” nya rusak sudah seharian ada-ada saja”. CW.03 c. Hasil Dokumentasi Berdasarkan hasil dokumentasi dari catatan anekdot guru juga dapat dilihat perilaku yang muncul adalah sebagai berikut CD.04: 1 Anak menangis karena ingin duduk didepan. 2 Anak memukul teman sampai menangis. 3 Pagi-pagi pada saat anak-anak baris, AR marah-marah sambil menendang rak sepatu karena berebut untuk baris di depan. 51

3. Intensitas Perilaku Tantrum AR

Intensitas perilaku tantrum Ar berdasarkan hasil: a. Observasi Berdasarkan hasil obeservasi yang telah dilakukan, makan dapat dilihat bahwa intensitas perilaku tantrum anak setiap harinya pun lebih dari satu kali perilaku itu terjadi. Berikut hasil perilaku tantrum AR dalam sehari: 1 Berteriak-teriak AR melakukan salah satu bentuk perilaku tantrum yaitu berteriak-teriak dengan intensitas yang dia lakukan dua kali dalam sehari. Hal tersebut peneliti temukan ketika kegiatan di dalam kelas. Perilaku tantrum tersebut muncul saat ARmengganggu temannya. Hal tersebut dibuktikan dengan catatan lapangan sebagai berikut: “Saat berdoa di kelas, AR berdoa sambil berteriak-teriak ditelinga temannya. CL.05 Saat berdoa penutup, ia menarik rambut temannya, dan berteriak-teriak ditelinga temannya”. CL.05 2 Memukul AR melakukan salah satu bentuk perilaku tantrum yaitu memukul dengan intensitas yang dia lakukan tiga kali dalam sehari. Hal tersebut peneliti temukan ketika kegiatan di dalam kelas. Perilaku tantrum tersebut muncul saat AR berebut mainan dengan temannya dan ada teman yang menggangu serta bertengkar dan apa yang diinginkannya tidak terpenuhi. Hal tersebut dibuktikan dengan catatan lapangan sebagai berikut: “Saat berdoa pembukaan, AR tetap bermain kertas tersebut. Akhirnya guru mengambil kertas mainan tersebut. Sesaat ia diam namun kemudian ia