Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

11 di pabrik-pabrik dengan sedikit pengawasan. Anak tunagrahita ringan tidak mampu melakukan penyesuaian sosial secara independen. Pada umumnya tidak mengalami gangguan fisik. Bila dikehendaki anak tunagrahita kategori ringan ini masih dapat bersekolah di sekolah umum, namun harus dilayani pada kelas khusus dengan guru dari pendidikan luar biasa. Anak tunagrahita ringan atau mampu didik adalah anak yang tidak mampu mengikuti program sekolah biasa, tetapi masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal Mohammad Efendi : 2006 : 10 Merujuk dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki IQ berkisar 68-52 menurut skala Binet dan menurut skala Wischler WISC memiliki IQ 69-55, masih memiliki potensi baik akademik maupun non akademik yang dapat dikembangkan walaupun tidak maksimal serta masih mampu bergaul dalam lingkungan sosial.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

Anak tunagrahita ringan adalah anak yang memiliki kemampuan untuk dididik dan dilatih. Secara umum karakteristik anak tunagrahita ringan menurut Halahan dan Kauffman dalam Mumpuniarti ,2007 : 16 sebagai berikut: 12 The most obsivious characteristic of retardation is a reduced ability to learn . there Research and documented that retarded student that are likely difficulties in at least four areas related to cognitive, attention, memory, and academic.are number a ways in which cognitive problem are manifested. . Pernyataan di atas bermaksud bahwa ternyata karakteristik hambatan mental memiliki kemampuan berkurang pada bidang terkait untuk belajar. Kemampuan itu merupakan berbagai cara dan manifestasi problem kognitif. Penelitian mendokumentasikan bahwa siswa hambatan mental mengalami kesulitan pada kurang lebih empat bidang yang berhubungan dengan kognitif yaitu perhatian, ingatan, bahasa dan akademik. Menurut Wardani, I.G.A.K. 2008:6.19 “secara akademik kapasitas siswa tunagrahita kategori ringan terbatas, terlebih kapasitasnya mengenai hal abstrak. Tunagrahita kategori ringan cenderung menghindari aktivitas berpikir, kesukaran memusatkan perhatian, cepat lupa, serta rentang perhatian pendek”. Siswa tunagrahita kategori ringan yang termasuk dalam kelompok ini meskipun memiliki kecerdasan dan adaptasinya terhambat, namun mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja. Karakteristik tunagrahita ringan menurut Amin 1995: 37 adalah sebagai berikut: a. Banyak yang lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan kata b. Mengalami kesukaran berpikir abstrak 13 c. Dapat mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah biasa maupun di sekolah khusus d. Pada umumnya umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama dengan siswa umur 12 tahun Menurut Tin Suharmini dan Purwandari 2006: 26 menjelaskan karakteristik anak tunagrahita tipe ringan, sebagai berikut: a. Dapat dilatih membaca, menulis dan berhitung sederhana. b. Dapat dididik di bidang sosial dan intelektual sampai batas tertentu. c. Tidak memperhatikan kelainan fisik dan nampak seperti anak normal. Berdasarkan beberapa karakteristik dari para ahli dapat disimpulkan karakteristik anak tunagrahita adalah secara fisik anak tunagrahita ringan nampak seperti anak normal. Sedangkan IQ antara 5055-7075 sehingga dalam aspek kognitif tertinggal, tidak mampu berpikir logis, perbendaharan kata rendah, mudah lupa, gangguan perhatian dan penyesuain sosial terbatas, Meskipun demikian anak tunagrahita masih dapat dididik kemampuan akademiknya sampai batas tertentu seperti pada aspek membaca, menulis, dan berhitung. Pada penelitian ini, karakteristik yang muncul pada penelitian ini adalah anak nampak seperti anak normal secara fisik, konsentrasi kurang baik, sulit memahami hal abstrak, selalu menghindar atau tidak mau mengerjakan tugas saat pembelajaran, dan daya ingat anak lemah. 14

B. Tinjauan Tentang Membaca Fungsional 1. Pengertian Membaca Fungsional