30
ukuran sampel adalah satu. Desain subjek tunggal biasanya digunakan pada penyelidikan perubahan tingkah laku dari seseorang yang timbul
sebagai akibat interfensi atau treatmen. Pada dasarnya subjek diberlakukan pada keadaan tanpa treatmen dan dengan treatmen secara bergantian, dan
penampilan atau prestasi diukur berulang-ulang selama masing-masing fase. Keadaan non treatmen diberi symbol A dan keadaan dengan treatmen
diberi simbol B. Penelitian dengan subjek tunggal atau SSR mengacu pada strategi
penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan mengenai tingkah laku subjek secara perorangan. Dalam hal ini peneliti
akan mengamati tentang efektivitas metode Glenn Doman dalam meningkatkan kemampuan membaca fungsional anak tunagrahita ringan
kelas V di SLB Wiyata Dharma 3 Sleman DIY dalam kondisi sebelum diberi perlakuan kondisi Baseline, kemudian dengan perlakuan kondisi
intervensi, dan akibat perlakuan kondisi Baseline. Tujuan pengukuran Baseline adalah memberikan deskripsi tentang kemampuan awal, tanpa
adanya treatmen. Baseline berfungsi sebagai landasan perbandingan untuk penilaian efektivitas treatmen.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain dengan pengulangan. Pengukuran dilakukan secara berulang-ulang
dengan periode
waktu tertentu.
Pengukuran dilakukan
dengan
31
membandingkan subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi Baseline dan kondisi intervensi. Baseline
adalah kondisi pengukuran kemampuan subjek dilakukan sebelum diberikan intervensi apapun, dan kondisi intervensi adalah kondisi ketika
suatu intervensi telah diberikan dan kemampuan subjek diukur di bawah kondisi tersebut. Pada penelitian dengan desain subjek tunggal selalu
dilakukan perbandingan antara kondisi Baseline dengan sekurang- kurangnya satu kondisi intervensi Juang sunanto, 2005:54
Desain penelitian dengan pengulangan reversal terdiri dari tiga macam yaitu a desain A-B, b desain A-B-A, c desain A-B-A-B. Pola
desain penelitian subjek tunggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk rancangan pola A-B-A. Desain dengan pola A-B-A ini
menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan desain dengan pola A-B
Juang, Koji dan Hideo, 2006: 44. Tujuan penggunaan pola desain A-B-A untuk mengetahui efektivitas metode Glenn Doman terhadap hasil belajar
pada materi membaca fungsional. Berikut adalah penjelasan mengenai desain A-B-A
1. A 1Baseline-1 adalah lambang dari garis besar Baseline dasar.
Baseline merupakan suatu kondisi awal perilaku tugas siswa sebelum
diberikan perlakuan atau intervensi. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali pembelajaran dengan durasi waktu 60 menit atau hingga
32
kecenderungan arah dan level data menjadi stabil. Pengukuran pada fase Baseline-1 dilakukan sampai data stabil. .
2. B intervensi yaitu suatu gambaran mengenai kemampuan yang
dimiliki anak dalam membaca fungsional selama diberikan intervensi atau perlakuan secara berulang-ulang dengan melihat hasil pada saat
intervensi. Pada tahap ini, perlakuan yang diberikan dengan penggunaan metode Glenn Doman yang dilakukan secara berulang-
ulang sehingga diperoleh hasil yang stabil. Intervensi dilaksanakan sebanyak 6 sesi yang akan memakan waktu 60 menit.
3. A-2 Baseline-2 merupakan pengulangan dari kondisi Baseline-1
sebagai evaluasi
penggunaan metode
Glenn Doman
terhadap kemampuan
membaca fungsional
anak apakah
mengalami peningkatan. Pengukuran dilakukan dengan melihat berapa besar
peningkatan perilaku tugas anak berkesulitan belajar. Data akan terus diambil hingga data tersebut stabil dan agar lebih jelas, desain
penelitian dari pendekatan penelitian Single Subject Research SSR pada penelitian ini yakni
Baseline 1 Intervensi
Baseline 2
x x x x x x 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sesi
Gambar 2 . Desain A-B-A Nana Syaodih Sukmadinata, 2006 : 242
33
C. Tempat dan Waktu Penelitian