Kualitas Pembelajaran Kajian Teoritis 1. Pengertian Media Pembelajaran

5. Kualitas Pembelajaran

Nana Sudjana 2005:40 menyatakan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Pendapat ini sejalan dengan teori belajar di sekolah Theory of school learning dari Bloom, yang mengatakan ada tiga variabel utama dalam teori belajar di sekolah yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran, dan hasil belajar siswa. Dua dari tiga faktor yang dikemukakan oleh Bloom, yaitu faktor kemampuan siswa dan faktor kualitas pengajaran mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya semakin tinggi kemampuan yang dimiliki oleh siswa dan semakin tinggi kualitas pengajaran yang diciptakan oleh guru, akan semakin tinggi pula hasil belajar siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Hubungan Antara Kemampuan Siswa Dan Kualitas Pengajaran Berdasarkan Gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang berkualitas sangat ditentukan oleh kemampuan guru Kualitas pengajaran Kemampuan siswa Rendah Tinggi A1 A2 B1 B2 Y1 Y2 dalam mengelola proses pembelajaran, kemampuan siswa, dan pengolahan perangkat pembelajaran seperti pemanfaatan media pembelajaran dan pemanfaatan sumber belajar yang tepat dan tidak kalah pentingnya adalah peran serta masyarakat dalam mendukung keberhasilan pendidikan. Menurut Nana Sudjana 2005: 19 ada 10 kompetensi guru, yakni: a Menguasai bahan, b Mengelola program belajar mengajar, c Mengelola kelas, d Menggunakan mediasumber belajar, e Menguasai landasan kependidikan, f Mengelola interaksi belajar, g Menilai prestasi belajar, h Mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan, i Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, dan j Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran. Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajarn meliputi seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan, dan penilaian, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud. 6. Aktivitas Belajar Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Prinsip aktivitas dalam belajar dapat dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Untuk melihat prinsip aktivitas tersebut, secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan, yaitu: a. Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Lama Menurut pandangan ilmu jiwa lama, anak didik diibaratkan kertas putih yang tidak bertulis kemudian akan memperoleh coretan- coretan dari luar yang dalam hal ini adalah guru sehingga aktivitas didominasi oleh guru sedangkan siswa bersifat pasif dan menerima begitu saja. b. Menurut Pandangan Ilmu Jiwa Modern Menurut pandangan ilmu jiwa modern, anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Oleh sebab itu tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Paul B. Diedrich dalam Sardiman 2006: 99 membuat suatu daftar yang terdiri dari 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: a Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, memperhatikan percobaan dan pekerjaan oranglain, b Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi, c Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, d Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, e Drawing activities, misalnya: menggambar, membuata grafik, peta, diagram, f Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak, dan g Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup

7. Metode Ceramah