Analisis Data EKSISTENSI ISLAM FUNDAMENTAL DI KELURAHAN BLIMBING

sudut pandang ini, masyarakat berbeda karena jenis-jenis perilaku yang di anggap sesuai ternyata berbeda-beda. Dalam kajian ini Islam Fundamental di Kelurahan Blimbing Muncul Akibat konflik yang ada di Masyarakat salah satunya peredaran narkoba yang sudah tidak bisa dibendung lagi serta maraknya bandar narkoba secara jelas-jelas menjajakan barangnya di muka umum selain itu juga aparat hukum ikut ambil adil dalam peredaran narkoba di wilayah ini serta memberi payung hukum terhadap para bandar narkoba. sehingga ini sama halnya menampar muka para Ustad dan Mubaliq dalam mensyiarkan Agama Islam sehingga dari konflik tersebut Terbentuklah Islam Fundamental di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Konsensus adalah sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama- sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan. konsensus yang dilakukan dalam gagasan abstrak, tidak mempunyai implikasi terhadap konsensus politik praktis akan tetapi tindak lanjut pelaksanaan agenda akan lebih mudah dilakukan dalam memengaruhi konsensus politik. 27 27 George Ritzer,Teori Sosiologi, 284. Konsensus bisa berawal hanya dari sebuah pendapat atau gagasan yang kemudian diadopsi oleh sebuah kelompok kepada kelompok yang lebih besar karena bedasarkan kepentingan seringkali dengan melalui sebuah fasilitasi hingga dapat mencapai pada tingkat konvergen keputusan yang akan dikembangkan. 28 Teori kosensus harus menelaah integrasi nilai di tengah-tengah masyarakat. Teori Konsensus berpendapat bahwa aturan kebudayaan suatu masyarakat, atau struktur, menentukan perilaku anggotanya, menyalurkan tindakan-tindakan mereka dengan cara-cara tertentu yang mungkin berbeda dari masyarakat yang lain. Hal ini seperti tata tertib yang diterapkan diberbagai bidang salah satunya setiap sekolah yang mempunyai batasan- batasan tertentu yang tidak boleh dilanggar. Begitupun Individu akan berperilaku yang sama dalam latar sosial karena mereka dibatasi oleh aturan-aturan oleh kebudayaan yang sama. Meskipun hal ini tidak nampak dalam hal struktur fisiknya, orang yang disosialisasikan dalam aturan ini menemukan hal yang menentukan dan kepastian.Menurut teori sosiologi, sosialisasi menjadi norma dan nilai menghasilkan kesepakatan, atau konsensus. Salah satunya mengenai perilaku dan keyakinan orang-orang yang sesuai, tanpa kedua hal ini masyarakat tidak dapat hidup. Itulah sebabnya cara pandang ini disebut teori konsensus. Melalui sosialisasi, 28 Saifuddin,A.F. Antropologi Kontemporer suatu Pengantar Kritis mengenai Paradigma Jakarta: Kencana 2006,52 aturan-aturan kebudayaan menstrukturkan perilaku, menjamin konsensus dalam hal perilku yang di harapkan,dan oleh karena itu menjamin keteraturan sosial.Emil Durkheim membangun sebuah kesimpulan bahwa eksistensi masyarakat tergantung pada konsensus moral. Ide bahwa konsensus moral adalah kondisi yang diperlukan bagi mewujudkan keteraturan sosial adalah salah satu postulat teori sosial fungsional. Konsensus terkandung dalam konsepnya yang terkenal yaitu kesadaran kolektif yang artinya sumber solidaritas yang mendorong mereka untuk mau bekerja sama. Solidaritas mekanik dari kesadaran kolektif ditentukan oleh rumusan Durkheim, bahwa setiap or ang “mengetahui bahwa kita sama dengan orang- orang yang merepresentasi kita”. 29 Representasi yang dipikirkan Durkheim adalah bukan hanya menyamakan fisik, melainkan juga kesamaan-kesamaan pikiran dan perasaan. 30 Peneliti menggunakan teori ini karena perpecahan yang terjadi diantara jama’ah Islam Fundamental dan Masyarakat Blimbing tidak hanya dalam segi konflik saja, melainkan ada beberapa kesepakatan yang diputuskan secara bersama atau satu suara konsensus yang telah disebutkan oleh teori Ralf Dahrendrof. Meskipun masyarakat Blimbing kecewa dengan ulah yang dilakukan Islam fundamental namun tetap pada konsensus 29 George Ritzer,Teori Sosiologi,160 30 Sri Susanti,Sosiologi 2, Jakarta: Quadra 2008,150. dan tidak mengoyahkan tatanan islam Fundamental justru semakin solid dan eksistensinya juga semakin besar terbukti dengan hadirnya jamaah yang semakin bertambah dari 50 orang menjadi 200an orang. Upaya Islam Fundamental ini dapat mempertahankan keberadaanya tidak lepas dari Konsensus yang ada apa para Jamaah Islam Fundamental itu sendiri .Serta mempererat tali silaturahmi diantara para jamaah dan Elemen Masyarakat Kelurahan Blimbing Sehingga dapat hidup saling berdampingan dan saling toleransi dalam keberagamaan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Gerakan Fundamentalisme Islam di Indonesia lahir, menurut pandangan mereka adalah sebagai reaksi terhadap lemahnya peran negara dan aparat pemerintahan, banyak umat muslim yang menjadi korban dari berbagai konflik sosial.. Karena faktor tersebut sekelompok umat Islam yang memiliki perhatian terhadap masalah ini pun berkumpul konsep dan melakukan konsolidasi untuk mengefektifkan kegiatan mereka dengan cara membentuk Front Pembela Islam.

2. Respon Masyarakat terhadap Islam fundamental

Adapun respons masyarakat Blimbing begitu mendukung dengan dibentuknya FPI Blimbing, karena realitasnya,perdagangan narkoba di wilayah Blimbing begitu meresahkan warga, terlebih para orang tua yang memiliki anak yang sudah terjerumus pada barang haram tersebut.Hanya sedikit masyarakat yang menolak ormas ini, Kehadiran Islam garis keras seakan menjadi solusi tepat untuk memberantas segala jenis penyimpangan tersebut. Adapaun yang menolak adalah para warga yang menjual minuman keras, pemilik tempat hiburan yang sifatnya negatif dan para pedagang narkoba. Mereka terus memberikan fitnah terhadap ormas ini dan tak henti- hentinya 105 memberikan citra yang buruk pada FPI Blimbing agar masyarakat membencinya, 3. Eksistensi Islam Fundamental ditengah Masyarakat a. Dibekukannya FPI Lamongan Akibat dibekukanya Islam garis keras ini tatanan sosial Masyarakat Blimbing kembali tidak kondusif karena mereka merasa sudah tidak diawasi lagi oleh Ormas ini sehinga marak kenakalan remaja ini dan para bandarpun sudah tak takut lagi untuk menjajakan dagangan haramnya secara terang-terangan. Walaupun sudah di bekukan namun keberadaanya dalam realitas sosial masi ada hanya saja yang menjadi pembeda Islam garis keras dahulu dengan sekarang terletak pada kegiatan rutinan yaitu sweeping yang mana kegiatan ini yang konon sering mendapatkan perlawanan dari para bandar narkoba dan pemakainya. 4.Upaya Islam Fundamental dalam Mempertahankan Eksistensi di Tengah Masyarakat Upaya yang dilakukan Islam fundamental dalam mempertahankan keberadaanya yaitu dengan tidak mau disebut dengan Islam garis keras karena mereka menganggap bahwa organesasi tersebut sudah divakumkan serta segala kegiatan sweping yang dilakukan sudah tidak lagi dilakukan dan kini mereka sudah saling tegur sapa dengan sehingga terbentuk ukhwah islamiyah yang kuat.

B. Saran

Dalam penulisan hasil penelitian yang berupa karya tulis skripsi dengan judul “Eksistensi Islam Fundamental di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan ”, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, peneliti berharap kepada para pembaca dan peneliti selanjutnya, akan ada kajian lebih mendalam yang bisa menyempurnakan hasil penelitian ini dengan tema yang sama. Peneliti berharap nantinya akan ada pembaca atau peneliti lain yang peduli terhadap permasalahan tentang beberapa aliran agama di pedesaan, karena perkembangan atau perubahan masyarakat desa sangat ditentukan oleh aliran agama yang mereka jalankan. Untuk struktur pemerintah di kabupaten Lamongan serta pejabat pemerintah setempat atau pamong desa, agar lebih memperhatikan hal- hal yang sekiranya dapat memicu konflik atas perbedaan aliran keagamaan. Keterbukaan atas perbedaan aliran agama juga harus menjadi prioritas dalam bermasyarakat, karena kefanatikan dalam sebuah aliran sangat mendukung dalam terciptanya konflik bermasyarakat. Untuk Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, diharapkan selalu mendukung penelitian di daerah pedesaan dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik juga mendukung penelitian tentang Eksistensi Islam Fundamental, karena masih sagat dibutuhkan dan dijadikan dokumentasi sebagai acuan perubahan masyarakat beragama di pedesaan. DAFTAR PUSTAKA Ayubi, N. 1991. Political Islam: Religion And Politics In The Arab Word. London: Routledge. Burhanuddin, A. 2007. Islam dan Pembangunan. Jakarta: Grafindo Persada. Dirdjosanto, P. 1999. Memelihara Umat: Kiai Pesantren-Kiai Langgar di Jawa. Yogyakarta: LKiS. Effendy, B. 20011. Islam Dan Negara:Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam di Indonesia. Jakarta: Democracy. Erich, F. 2004. Konsep Manusia Menurut Marx. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ghozali, M. A. 2004. Christ Muhammad and I. Ontario: tp.th. Hadiwijiono, H. 1980. Sari Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Halliday, F. 1994. The Politic Of Islamic Fundamental ,Iran,Tunisia and the challenge to the Scullarstate. London: Routledge. Hilmy, M. 2014. Islam,Politik,dan Demokrasi:Pergulatan antara Agama,Negara,dan Kekuasaan. Surabaya: Imtiyaz. Ismail, M. 2005. Fundamentalisme Islam di Indonesia. Jakarta: Paramadina. Jahja, Z. 1990. Asal Usul Thareqat Nagsabandiyah dan perkembanganya. Tasikmalaya: Institut Agama Islam Latifiyah Mubarokiyah. Kabah, R. 1984. Iskam Dan Fundamentalisme. Jakarta: PT Pustaka Panjimas. Lorens, B. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Machasin. 2012. Islam Dinamis Islam Harmonis:Lokalitas Pruralisme,terorisme. Yogyakarta: LKiS Group. Maksum, A. 2008. Pengantar Filsafat. Jakarta: Ar-Ruzz Media.