Gejala Autisme Autisme 1. Definisi Autisme

Menurut DSM IV-TR APA, 2000, autisme adalah keabnormalan yang jelas dan gangguan perkembangan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan keterbatasan yang jelas dalam aktivitas dan ketertarikan. Manifestasi dari gangguan ini berganti-ganti tergantung pada tingkat perkembangan dan usia kronologis individu. Safaria 2005 mengatakan autisme adalah ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, ecolalia, mutism, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitif dan stereotipik, rute ingatan yang kuat, dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya. . Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa autisme adalah gangguan perkembangan pada anak-anak yang ditandai dengan gangguan interaksi sosial seperti pengasingan diri dan ketidakmampuan berhubungan dengan orang lain, gangguan komunikasi dan bahasa seperti ecolalia, penggunaan kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan situasi, mutism, pembalikan kalimat atau kata, gangguan ketertarikan dan aktivitas seperti adanya aktivitas bermain yang repetitif dan stereotipe serta keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan dan kesamaan di dalam lingkungannya.

2. Gejala Autisme

Universitas Sumatera Utara Menurut Acocella 1996 meskipun banyak tingkah laku yang tercakup dalam Isolasi Sosial Banyak anak autisme yang menarik diri dari segala kontak sosial ke dalam suatu keadaan yang disebut “extreme autistic aloneness”. Hal ini akan semakin terlihat pada anak yang lebih besar, dimana ia akan bertingkah laku seakan-akan orang lain tidak pernah ada. a. Kelemahan Kognitif Kurang lebih 70 anak autisme mengalami retardasi mental. Tetapi anak autisme sedikit lebih baik, contohnya dalam hal yang berkaitan dengan kemampuan sensori motor. Terapi yang dijalankan anak autisme meningkatkan hubungan sosial mereka tapi tidak menunjukkan pengaruh apapun pada retardasi mental yang dialami. Oleh sebab itu, retardasi mental pada anak autisme terutama sekali disebabkan oleh masalah kognitif dan bukan pengaruh penarikan diri dari lingkungan sosial. b. Kekurangan dalam hal bahasa Lebih dari setengah anak autisme sama sekali tidak berbicara, yang lainnya hanya mengoceh, merengek, menjerit atau menunjukkan echolalia, yaitu menirukan apa yang dikatakan orang lain. Beberapa anak autisme mengulang potongan lagu, iklan TV atau potongan kata yang terdengar olehnya tanpa tujuan. Menurut Wetherby Wing dalam Acocella, 1996 anak autisme hanya mampu berkomunikasi dengan cara terbatas. Beberapa menggunakan kata ganti dengan cara yang aneh, menyebut diri mereka sebagai orang kedua ”kamu” atau orang ketiga ”dia”. Intinya anak autisme tidak dapat Universitas Sumatera Utara berkomunikasi secara resiprok dua arah, tidak dapat terlibat dalam pembicaraan normal. c. Tingkah laku streotipe Anak autisme sering melakuakan gerakan yang berulang-ulang secara terus- menerus tanpa tujuan yang jelas, seperti berputar-putar, berjingkat-jingkat dan lain-lain. Gerakan yang dilakukan berulang-ulang ini, disebabkan oleh adanya kerusakan fisiologis, karena adanya gangguan neurologis dalam diri individu tersebut. Anak autisme juga mempunyai kebiasaan menarik-narik rambut, menggigit jari, walaupun selalu menangis kesakitan akibat perbuatannya sendiri. Dorongan untuk melakukan tingkah laku yang aneh ini sangat kuat dalam diri mereka. Anak autisme juga tertarik pada hanya bagian tertentu dari sebuah objek, misalnya pada roda mainan mobil-mobilan. Anak autisme juga menyukai keadaan lingkungan dan kebiasaan yang monoton tidak berubah, misalnya mainannya harus diletakkan pada satu tempat dan rak yang sama. Sarapannya juga harus diberikan secara berurutan, misalnya mulai dari makan telur lebih dahulu, dilanjutkan dengan vitamin dan terakhir minum. Jika anak autisme merasa ada urutan atau hal-hal yang berubah, maka anak tersebut akan marah.

3. Penyebab Autisme