18
2.5.3. Dampak Kegiatan Keramba Jaring Apung
Menurut Beveridge 1984, dampak kegiatan keramba jaring apung berdampak terhadap 4 empat hal yaitu 1 membutuhkan banyak tempat space
atau permukaan perairan danau, 2 menghambat aliran air dan arus untuk transportasi oksigen, sedimen, plankton serta larva ikan, 3 menurunkan kualitas
estetika perairan danau dan 4 menurunkan kualitas lingkungan hidup danau.
2.5.3.1. Dampak Ruang Space
Salah satu persyaratan lokasi kegiatan keramba jaring apung adalah sebaiknya berada pada area yang dangkal atau berada pada area permukaan air dengan
kedalaman kurang dari 7 meter, dimana area ini pada umumnya adalah zona litoral danau yaitu zona tempat tumbuhan air berakar Odum, 1996. Zona ini juga
merupakan tempat pemijahan yang baik bagi ikan-ikan endemik danau. Disamping itu keberadaan keramba jaring apung juga berdampak terhadap pemakaian permukaan
perairan danau sehingga tidak dapat dipergunakan untuk kebutuhan lainnya dan juga dapat mengganggu jalur pelayaran kapal atau transportasi danau.
2.5.3.2. Dampak Penurunan Estetika Danau
Keberadaan bangunan keramba jaring apung yang menutupi permukaan perairan danau akan mengurangi nilai keindahan estetika danau, khususnya apabila
danau tersebut diperuntukkan untuk tujuan wisata. Penelitian menunjukkan bahwa keberadaan keramba jaring apung di Loch Lomond, Scotland oleh sebuah perusahaan
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
19
swasta telah mengurangi kunjungan wisata ke wilayah tersebut sebanyak 2 juta orang per tahun dan hal ini berdampak langsung terhadap penurunan pendapatan
masyarakat lokal dan juga penurunan tingkat hunian hotel sehingga berdampak terhadap penurunan angka tenaga kerja Beveridge, 1984.
2.5.3.3. Dampak Penurunan Kualitas Lingkungan Danau
Dampak keramba jaring apung terhadap lingkungan adalah : 1.
Peningkatan konsentrasi nutrien pakan ikan di perairan Peningkatan konsentrasi nutrien di perairan dalam bentuk partikulat dan larutan
dissolved, berasal dari sisa pakan ikan yang tidak termakan serta kotoran ikan. Hal ini mengakibatkan peningkatan sedimentasi pada dasar perairan
2. Peningkatan konsentrasi antibiotik ikan di perairan
Menurut Beveridge 1984, diberikan antibiotik antara lain Aureomycin, Furazodilene, Nitrofurazone, Penicillin, Oxytetracycline, Sulpa-Merazine dan
Teramycin yang biasanya dicampurkan ke dalam pakan ikan. Residu antibiotik yang diberikan akan berdampak terhadap kualitas perairan bahkan kesehatan
masyarakat yang memanfaatkan air danau untuk air minum. 3.
Penyuburan perairan Eutrofikasi Gejala Eutrofikasi di perairan danau biasanya ditunjukkan dengan melimpahnya
konsentrasi unsur hara, menurunnya konsentrasi oksigen terlarut, meningkatnya padatan tersuspensi, meningkatnya konsentrasi Posfat, menurunnya penetrasi
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
20
cahaya atau meningkatnya kekeruhan Henderson-Seller dan Markland, 1987 dalam Marganof 2007.
Peningkatan unsur hara tersebut akan meningkatkan proses pertumbuhan berbagai jenis tumbuhan air yang sangat cepat sehingga terjadi ledakan populasi vegetasi
yang sering disebut sebagai blooming. Biomassa dari vegetasi ini setelah mati akan mengalami proses pembusukandekomposisi yang dilakukan oleh bakteri
dan berlangsung secara aerob. Proses tersebut membutuhkan ketersediaan oksigen terlarut di dalam air. Akibat proses dekomposisi tersebut kandungan oksigen
terlarut akan semakin sedikit, bahkan apabila proses tersebut terus berlangsung dapat menimbulkan kondisi anaerob karena kandungan oksigen terlarut sudah
sangat sedikit. Dalam kondisi tidak tersedia oksigen terlarut, proses penguraian akan berjalan secara anaerob yang menghasilkan berbagai senyawa yang bersifat
toksik dan menimbulkan bau busuk seperti Amoniak Barus, 2004.
2.5.4. Rasio Konversi Pakan atau Food Convertion Ratio FCR