2.3.1. Epidemiologi
Sepsis dalam 20 tahun terakhir meningkat di Amerika Serikat, di perkirakan jumlah kasus sepsis 400.000 – 500.000 setiap tahunnya. Data di Amerika Serikat
menunjukkan pada tahun 1979 tercatat 164.000 kasus sepsis 82,7100.000 populasi, sedangkan pada tahun 2000 tercatat 660.000 kasus 240,4100.000
populasi sehingga terjadi peningkatan insiden pertahun 8,7. Sepsis merupakan penyebab terbanyak kematian di ruang 33 rawat intensif pada seluruh dunia
dengan angka mortalitas 20 untuk sepsis, 40 sepsis berat dan 60 syok sepsis. Di Amerika Serikat, sepsis merupakan penyebab kematian utama pada
pasien jantung yang dirawat di Intensive care unit ICU.
2.3.2. Etiologi
24
Infeksi pada sepsis dapat disebabkan oleh bakteri gram negative atau gram positif. Selama periode 1979 – 2000 di Amerika Serikat angka sepsis terus
meningkat sampai 13,7 per tahun. Dari 51 hasil biakan kuman yang tumbuh, 52,1 diantaranya adalah gram positif, 37,5 gram negatif, 4,7 polimikrobial,
4,6 jamur dan 1 bakteri anaerob. Infeksi bakteri gram positif terus meningkat disebabkan oleh peningkatan infeksi nosokomial dari berbagai sumber seperti
kateterisasi atau terapi imunosupresif. Hal ini ditunjukkan dari meningkatnya kasus MRSA Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus dari 29 menjadi
45. Infeksi terutama terjadi pada saluran nafas 40-44, diikuti oleh infeksi saluran genitourinarius 9-18 dan infeksi intra abdominal 9-14.
2.3.3. Patogenesis
25
Perbedaan stadium pada sepsis merupakan suatu kesinambungan, dimana kondisi pasien sering berubah dari stadium ke stadium dalam beberapa hari atau
bahkan hanya beberapa jam setelah masuk rumah sakit.
10
Universitas Sumatera Utara
Sepsis umumnya dimulai dengan infeksi lokal, dimana bakteri masuk kedalam aliran darah secara langsung menyebabkan bakteremia atau bisa juga
berproliferasi secara lokal dan melepaskan toksin kedalam aliran darah. Toksin ini bisa muncul dari komponen struktur bakteri contohnya, endotoksin, teichoic acid
antigen atau bisa juga sebagai eksotoksin dimana protein-protein disintesa dan dilepaskan oleh bakteri. Endotoksin yang dimaksud adalah lipopolisakarida LPS
yang terdapat pada bakteri gram negatif. Baik bakteri gram positif maupun gram negatif dapat menimbulkan sepsis.
Pada bakteri gram negatif, dinding sel terdiri dari 3 lapisan yaitu membrane luar, periplasma dan membran dalam. Lipopolisakarida terdapat pada membran
luar dinding sel, yang terdiri dari 3 bagian: antigen O, core dan lipid A. Antigen O adalah polimer yang tersusun dari 4-5 monosakarida, salah satu ujung dari
rantainya terpapar pada permukaaan bakteri, ujung lainnya berikatan dengan core. Core berikatan dengan lipid A. Lipid A merupakan fosfolipid dengan basis
glukosamin. Lipid A berikatan dengan membran luar dinding sel pada gugus asil yang bersifat hidrofobik. Lipid A merupakan bagian LPS yang bersifat toksik,
dimana gugus fosfat pada posisi C1 dan C4 menentukan toksisitasnya. Struktur core pada LPS berbeda pada setiap spesies bakteri. Core LPS pada E.coli berbeda
dengan Pseudomonas aeruginosa ataupun dengan Klebsiella pneumonia.
26,27
Injeksi LPS pada hewan percobaan dan manusia menimbulkan tanda dan gejala demam, hipotensi dan pelepasan mediator inflamasi. Monosit atau
makrofag, netrofil dan sel endotel berperan dalam respon terhadap infeksi dan mempunyai reseptor terhadap endotoksin. Suatu protein di dalam plasma dikenal
dengan lipopolysacharide binding protein LBP, dengan berat molekul 55 kDa dan disintesis oleh hepatosit berperan penting dalam metabolism LPS. LBP
26
11
Universitas Sumatera Utara
terdapat dalam 2 bentuk, bentuk terlarut dan dalam ikatan dengan reseptor LPS yaitu CD14.
Bila LPS masuk ke dalam sirkulasi, sebagian akan diikat oleh faktor inhibitor dalam serum seperti lipoprotein, kilomikron sehingga LPS akan
dimetabolisme. Sebagian LPS akan berikatan dengan LBP sehingga mempercepat ikatan dengan CD14 di permukaan sel maupun CD14 terlarut. Selanjutnya
kompleks CD14-LPS menyebabkan transduksi sinyal intraseluler melalui nuclear factor kappa B NFkB, tyrosin kinase TK, protein kinase C PKC, suatu faktor
transkripsi yang menyebabkan diproduksinya RNA sitokin oleh sel. Kompleks LPS-CD14 terlarut juga akan menyebabkan aktivasi intrasel melalui toll like
resceptor-2TLR2.
26
Pada bakteri gram positif, komponen dinding sel bakteri yang merupakan induktor sitokin adalah lipotheichoic acid LTA dan peptidoglikan PG. LTA
merupakan polimer gliserol dan fosfat, berikatan dengan membrane sel monosit pada gugus asil di reseptor LTA reseptor scavenger tipe 1. Mekanisme
transduksi sinyal intrasel LTA masih belum jelas. Peptidoglikan terdiri dari polimer ß1-4, glukosamin-N- asam asetilmuramat, dengan ikatan silang 30ntibio.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PG dapat menginduksi produksi sitokin pada monosit dengan ikatan pada CD14. Mekanisme transduksi sinyal intrasel PG
juga belum diketahui.
26
Pada infeksi Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes dapat terjadi sindrom renjatan toksik toxic shock syndromeTSS. Mekanisme yang
berperan adalah diproduksinya eksotoksin yang bersifat superantigen. Pada keadaan normal antigen akan diproses oleh Antigen presenting cells APC dan
membentuk kompleks histokompatibilitas mayor MHC tipe II dan
26,28
12
Universitas Sumatera Utara
dipresentasikan pada reseptor sel T T cellresceptor TCR. Superantigen akan secara langsung membentuk kompleks dengan MHC dan TCR sehingga terjadi
proliferasi sel T dan produksi sitokin yang berlebih.
2.3.4. Peran mediator inflamasi pada sepsis