3.4 Pengujian
Pengujian yang dilakukan pada spesimen meliputi uji komposisi, uji kekerasan, uji metalografi, dan uji tarik.
3.4.1 Uji Komposisi
Tujuan dari pengujian ini adalah mengetahui komposisi dari suatu material. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium dan workshop Teknik Mesin
Universitas Negeri Medan dengan menggunakan alat OES Optical Emission Spectrometer. Dimana, sebelum pengujian alat tersebut dikalibrasi terlebih
dahulu. OES tersebut dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 OES Optical Emission Spectrometer Sumber: Laboratorium dan workshop Teknik Mesin Universitas Negeri Medan
3.4.2 Uji Kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik, Departemen Teknik Mesin USU dengan menggunakan Brinell Hardness Tester,
seperti terlihat pada gambar 3.8. Spesifikasi:
Type : BH-3CF
Kapasitas max : 3000 Kgf Bola indentasi : 3,5, dan 10 mm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.8 Brinell Hardness Tester
Prosedur pengujian uji kekerasan adalah sebagai berikut: a. Siapkan spesimen dan alat uji.
b. Ganti bola indentasi dengan ukuran 5 mm. c. Letakkan spesimen di meja uji.
d. Tutup katup hidrolik. e. Tekan tuas hingga 500 kg, dan tahan selama 15 detik.
F .Buka katup hidrolik dan lepaskan spesimen. g. Amati jejak yang terjadi dan konversikan ke-Brinell Hardness Number
kemudian dicatat.
3.4.3 Uji Metalografi
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Departemen Teknik Mesin USU, dengan menggunakan mikroskop optik seperti yang terlihat
pada gambar 3.9. Spesifikasi:
Merk : Rax Vision 3
Pembesaran optik : 50X, 100X, 200X, 500X, dan 800X
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.9 Mikroskop optik
Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut.
3.4.3.1 Pengamplasan Spesimen Uji Metalografi
Proses ini menggunakan kertas amplas yang kasar sampai halus. Tingkat kehalusan kertas amplas ini ditentukan oleh ukuran serbuk silicon carbida yang
menempel pada kertas tersebut. Misalnya ada amplas yang memiliki tingkat kehalusan hingga 220, angka 220 menunjukkan bahwa
serbuk silicon carbida pada kertas amplas itu bisa lolos dari ayakan hingga mencapai 220 lubang pada luas 1 inchi
2
sekitar 625 mm
2
. Untuk langkah pertama penggosokkan menggunakan amplas no. 240 dalam satu arah pada
permukaan specimen yang akan diteliti keadaan strukturnya. Setelah itu menggosok kasar lanjutan permukaan spesimen tersebut
dengan kertas amplas no. 800 dengan arah lurus arah penggosokkan pertama arah kedua, dilanjutkan penggosokan halus permukaan tersebut dengan amplas no.
1000 dengan arah sama dengan arah pertama. Dilanjutkan no. 1200 dengan arah sama dengan arah penggosokkan kasar lanjut. Pengamplasan dilakukan di
Laboratorium Metalurgi Departemen Teknik Mesin USU dengan menggunakan polishing machine terlihat pada gambar 3.10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.10 Polishing machine
3.4.3.2 Polishing Spesimen Uji Metalografi
Benda uji yang telah melewati proses penggerindaan diteruskan ke proses pemolesan. Mesin yang digunakan adalah mesin poles metallografi. Mesin ini
terdiri dari piringan yang berputar diatasnya diberi kain poles terbaik. Kain ini dikenal dengan kain selvyt beludru. Cara pemolesannya, benda uji diletakkan
diatas piringan yang berputar, kain poles diberi sedikit pasta oles. Pasta oles yang biasa digunakan adalah alumina Al
2
O
3
. Dalam istilah perdagangan diberi nama autosol atau gama alumina terlihat pada gambar 3.11. Bila garis-garis bekas
amplasan masih terlihat, pemolesan diteruskan dan bila tampak sudah rata, spesimen dibersihkan.
Gambar 3.11 Metal polish
3.4.3.3 Proses Observasi Spesimen Uji Metalografi
Setelah melalui proses pengamplasan, polishing, dan etsa maka spesimen siap untuk diobservasi untuk melihat mikrostrukturnya. Adapun prosedur dari
observasi metalografi adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Siapkan spesimen yang telah di amplas, polishing, dan etsa.
b. Hidupkan Mikroskop Optik, sambungkan dengan komputer yang telah ter-
install software di dalamnya. c.
Letakkan spesimen di meja pengujian. d.
Pilih ukuran lensa yang akan digunakan. e.
Amati gambar pada layar. f.
Simpan gambar yang diperlukan untuk nantinya akan dianalisa.
3.4.4 Uji Tarik
Alat yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bahan tersebut menahan beban maksimum dan sejauh mana material tersebut bertambah panjang.
Gambar 3.12 memperlihatkan alat uji tarik.
Gambar 3.12 Alat uji tarik Torsee Type AMU-10
Spesifikasi: Type : AMU-10
Beban max : 10 Ton Force Tahun :1989
Universitas Sumatera Utara
3.5 Simulasi Numerik
Dalam simulasi ini software yang digunakan yaitu Ansys 14.0 Workbench yang berbasis Metode Elemen Hingga MEH. Simulasi ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi tegangan akibat beban statik. Dalam permodelan gambar seperti material uji tekan statik aksial terlebih dahulu dibuat bentuk geometri dan
dimensi dan software yang digunakan adalah AutoCAD 3D. Simulasi komputer dilakukan untuk mengklarifikasi perilaku mekanik yang terjadi akibat pengujian
secara eksperimental.
3.5.1 Tampilan Pembuka Ansys 14.0
Tampilan awal Ansys 14.0 ditunjukkan seperti pada gambar 3.13.
Gambar 3.13 Tampilan awal Ansys 14.0
Software program ini mampu melakukan analisa pembebanan statik aksial dan dinamis, analisa temperatur, deformasi, defleksi, tegangan pada truss, dan
sebagainya. Pada gambar merupakan tampilan awal Ansys 14.0 Workbench.
Universitas Sumatera Utara