BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu penelitian ini direncanakan selama enam bulan yang dimulai dari bulan Agustus 2013 sampai dengan Januari 2014. Tempat dilaksanakannya
penelitian ini adalah di Laboratorium Teknologi Mekanik dan Laboratorium Metalurgi Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara. Khusus untuk pengujian komposisi kimia dilakukan di Workshop Teknik Mesin, Universitas Negeri Medan.
3.2 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa proses pembuatan spesimen sebelum masuk kepada pengujian inti. Dari bahan awal berupa velg mobil bekas
berbasis logam aluminium alloy, hal yang pertama dilakukan adalah pemotongan velg tersebut pada bagian yang masih bagus dan bagian yang mengalami penyok
menjadi bentuk spesimen uji komposisi, uji kekerasan dan foto mikro. Barulah kemudian masuk kepada proses pengujian komposisi, uji kekerasan
dengan metode brinell, dan foto mikro. Data yang didapat kemudian dianalisa dan disimulasikan dengan software Ansys untuk mengetahui distribusi tegangan dan
memodifikasi bentuk dari velg aluminium alloy tersebut agar tidak terjadi kegagalan pada velg.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode dan teknik yang digunakan dalam pembuatan spesimen adalah sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Persiapan Bahan
Dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah velg mobil Toyota Corolla Altis berbasis logam aluminium alloy dengan diameter 17,5 inci 444,5
mm dan lebar 7 inci 177,8 mm seperti yang terlihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Velg mobil bekas Toyota Corolla Altis jenis Aluminium Alloy A413.0
Karakteristik dari material velg aluminium jenis A413.0 terlihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Karakteristik paduan A413.0
Sifat Jenis Sifat
Nilai
Sifat Fisik Densitas gcm
3
2,66 Sifat Tarik Tensile
Ultimate Tensile Strength MPa 290
Sifat Tarik Tensile Tensile Yield Strength MPa
131 Sifat Tarik Tensile
Elongasi Tarikan 3,5
Sifat Elastis Shear Modulus GPa
26,7 Sifat Elastis
Shear Strength MPa 170
Sifat Kekerasan Brinell HardnessHB
80 Sumber:http:www.matweb.comsearchDataSheet.aspx?MatGUID=641c712320
4a4c6bb81190f8685cf60d
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan spesimen untuk pengujian adalah sebagai berikut.
3.3.2.1 Mesin Gerinda Tangan
Alat ini digunakan untuk memotong velg mobil menjadi bentuk strip untuk menyesuaikan dengan kondisi alat uji yang kecil, seperti ditunjukkan pada gambar
3.2. Spesifikasi:
Merk = METABO
Putaran = 11.000 rpm
D max = 100 mm
Daya = 350 Watt
Gambar 3.2 Mesin gerinda tangan
3.3.2.2 Ragum
Alat ini digunakan untuk menjepit spesimen agar mudah ketika dilakukan pemotongan dengan menggunakan mesin gerinda tangan. Ragum ini terlihat pada
gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Ragum
3.3.2.3 Mesin Sekrap Datar
Alat ini digunakan untuk meratakan spesimen yang berbentuk strip menjadi bentuk yang diinginkan, seperti terlihat pada gambar 3.4.
Spesifikasi: Merk
: CMZ Type
: L-150 Made in
: Spain
Gambar 3.4 Mesin sekrap datar
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.4 Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi pada saat pembuatan spesimen. Alat ini terlihat pada gambar 3.5.
Gambar 3.5 Jangka sorong
3.3.3 Pembuatan Spesimen
Pembuatan spesimen yang akan dibuat adalah sebanyak 6 buah. Bagian velg yang akan dibuat spesimen dapat dilihat pada gambar 3.6.
Gambar 3.6 Bagian velg yang akan dibuat spesimen untuk pengujian Bagian velg
terdeformasi plastis yang akan dibuat
Bagian velg normal yang akan dibuat
spesimen
Universitas Sumatera Utara
Untuk berikutnya, spesimen ini akan diproses lagi untuk menjadi spesimen uji komposisi, uji kekerasan, dan foto mikro. Adapun proses pembuatan spesimen
adalah sebagai berikut: 1.
Semua alat dan bahan disiapkan.
2. Dilakukan pemotongan pada sirip velg yang tidak mengalami penyok dengan
menggunakan mesin gerinda tangan hingga sirip tersebut terlepas dari velg.
3. Sirip yang sudah terlepas dari velg tersebut, kemudian dijepit menggunakan
ragum untuk dipotong lagi sesuai dengan panjang yang diinginkan.
4. Sirip tersebut kemudian dijepit di meja ragum mesin sekrap datar untuk
meratakan spesimen dan dibentuk sesuai ukuran spesimen uji kekerasan yang ditentukan.
5. Diulangi dari langkah ke-2 sampai dengan langkah ke-4 untuk pembuatan
spesimen uji komposisi, spesimen uji metalografi, dan spesimen uji tarik pada sirip velg yang tidak mengalami penyok.
6. Dilakukan pemotongan pada sirip velg yang mengalami penyok dengan
menggunakan mesin gerinda tangan hingga sirip tersebut terlepas dari velg.
7. Sirip yang sudah terlepas dari velg tersebut, kemudian dijepit menggunakan
ragum untuk dipotong lagi sesuai dengan panjang yang diinginkan.
8. Sirip tersebut kemudian dijepit di meja ragum mesin sekrap datar untuk
meratakan spesimen dan dibentuk sesuai ukuran spesimen uji kekerasan yang ditentukan.
9. Diulangi dari langkah ke-6 sampai dengan langkah ke-8 untuk pembuatan
spesimen uji komposisi, spesimen uji metalografi, dan spesimen uji tarik pada sirip velg yang mengalami penyok.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Pengujian
Pengujian yang dilakukan pada spesimen meliputi uji komposisi, uji kekerasan, uji metalografi, dan uji tarik.
3.4.1 Uji Komposisi
Tujuan dari pengujian ini adalah mengetahui komposisi dari suatu material. Pengujian ini dilakukan di Laboratorium dan workshop Teknik Mesin
Universitas Negeri Medan dengan menggunakan alat OES Optical Emission Spectrometer. Dimana, sebelum pengujian alat tersebut dikalibrasi terlebih
dahulu. OES tersebut dapat dilihat pada gambar 3.7.
Gambar 3.7 OES Optical Emission Spectrometer Sumber: Laboratorium dan workshop Teknik Mesin Universitas Negeri Medan
3.4.2 Uji Kekerasan
Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik, Departemen Teknik Mesin USU dengan menggunakan Brinell Hardness Tester,
seperti terlihat pada gambar 3.8. Spesifikasi:
Type : BH-3CF
Kapasitas max : 3000 Kgf Bola indentasi : 3,5, dan 10 mm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.8 Brinell Hardness Tester
Prosedur pengujian uji kekerasan adalah sebagai berikut: a. Siapkan spesimen dan alat uji.
b. Ganti bola indentasi dengan ukuran 5 mm. c. Letakkan spesimen di meja uji.
d. Tutup katup hidrolik. e. Tekan tuas hingga 500 kg, dan tahan selama 15 detik.
F .Buka katup hidrolik dan lepaskan spesimen. g. Amati jejak yang terjadi dan konversikan ke-Brinell Hardness Number
kemudian dicatat.
3.4.3 Uji Metalografi
Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Departemen Teknik Mesin USU, dengan menggunakan mikroskop optik seperti yang terlihat
pada gambar 3.9. Spesifikasi:
Merk : Rax Vision 3
Pembesaran optik : 50X, 100X, 200X, 500X, dan 800X
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.9 Mikroskop optik
Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut.
3.4.3.1 Pengamplasan Spesimen Uji Metalografi
Proses ini menggunakan kertas amplas yang kasar sampai halus. Tingkat kehalusan kertas amplas ini ditentukan oleh ukuran serbuk silicon carbida yang
menempel pada kertas tersebut. Misalnya ada amplas yang memiliki tingkat kehalusan hingga 220, angka 220 menunjukkan bahwa
serbuk silicon carbida pada kertas amplas itu bisa lolos dari ayakan hingga mencapai 220 lubang pada luas 1 inchi
2
sekitar 625 mm
2
. Untuk langkah pertama penggosokkan menggunakan amplas no. 240 dalam satu arah pada
permukaan specimen yang akan diteliti keadaan strukturnya. Setelah itu menggosok kasar lanjutan permukaan spesimen tersebut
dengan kertas amplas no. 800 dengan arah lurus arah penggosokkan pertama arah kedua, dilanjutkan penggosokan halus permukaan tersebut dengan amplas no.
1000 dengan arah sama dengan arah pertama. Dilanjutkan no. 1200 dengan arah sama dengan arah penggosokkan kasar lanjut. Pengamplasan dilakukan di
Laboratorium Metalurgi Departemen Teknik Mesin USU dengan menggunakan polishing machine terlihat pada gambar 3.10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.10 Polishing machine
3.4.3.2 Polishing Spesimen Uji Metalografi
Benda uji yang telah melewati proses penggerindaan diteruskan ke proses pemolesan. Mesin yang digunakan adalah mesin poles metallografi. Mesin ini
terdiri dari piringan yang berputar diatasnya diberi kain poles terbaik. Kain ini dikenal dengan kain selvyt beludru. Cara pemolesannya, benda uji diletakkan
diatas piringan yang berputar, kain poles diberi sedikit pasta oles. Pasta oles yang biasa digunakan adalah alumina Al
2
O
3
. Dalam istilah perdagangan diberi nama autosol atau gama alumina terlihat pada gambar 3.11. Bila garis-garis bekas
amplasan masih terlihat, pemolesan diteruskan dan bila tampak sudah rata, spesimen dibersihkan.
Gambar 3.11 Metal polish
3.4.3.3 Proses Observasi Spesimen Uji Metalografi
Setelah melalui proses pengamplasan, polishing, dan etsa maka spesimen siap untuk diobservasi untuk melihat mikrostrukturnya. Adapun prosedur dari
observasi metalografi adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Siapkan spesimen yang telah di amplas, polishing, dan etsa.
b. Hidupkan Mikroskop Optik, sambungkan dengan komputer yang telah ter-
install software di dalamnya. c.
Letakkan spesimen di meja pengujian. d.
Pilih ukuran lensa yang akan digunakan. e.
Amati gambar pada layar. f.
Simpan gambar yang diperlukan untuk nantinya akan dianalisa.
3.4.4 Uji Tarik
Alat yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bahan tersebut menahan beban maksimum dan sejauh mana material tersebut bertambah panjang.
Gambar 3.12 memperlihatkan alat uji tarik.
Gambar 3.12 Alat uji tarik Torsee Type AMU-10
Spesifikasi: Type : AMU-10
Beban max : 10 Ton Force Tahun :1989
Universitas Sumatera Utara
3.5 Simulasi Numerik
Dalam simulasi ini software yang digunakan yaitu Ansys 14.0 Workbench yang berbasis Metode Elemen Hingga MEH. Simulasi ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi tegangan akibat beban statik. Dalam permodelan gambar seperti material uji tekan statik aksial terlebih dahulu dibuat bentuk geometri dan
dimensi dan software yang digunakan adalah AutoCAD 3D. Simulasi komputer dilakukan untuk mengklarifikasi perilaku mekanik yang terjadi akibat pengujian
secara eksperimental.
3.5.1 Tampilan Pembuka Ansys 14.0
Tampilan awal Ansys 14.0 ditunjukkan seperti pada gambar 3.13.
Gambar 3.13 Tampilan awal Ansys 14.0
Software program ini mampu melakukan analisa pembebanan statik aksial dan dinamis, analisa temperatur, deformasi, defleksi, tegangan pada truss, dan
sebagainya. Pada gambar merupakan tampilan awal Ansys 14.0 Workbench.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2 Mendefinisikan Sistem Analisa
Untuk mendefinisikan sistem analisa, maka langkah prosesnya adalah: pilih menu pada toolbox Static Structural seperti pada gambar 3.14.
Gambar 3.14 Tampilan sistem analisa
Selanjutnya juga dipilih Engineering Data ketikkan Aluminium Alloy 413.0 pada kolom “Click here for a new material”. Proses ini terlihat pada gambar
3.15.
Gambar 3.15 Tampilan Engineering Data
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Mendefinisikan Material Properties
Langkah selanjutnya adalah menentukan sifat properties material seperti material Aluminium Alloy A413.0. Langkah mendefenisikan material properties
adalah: physical properties density linear elastic isotropic elasticity. Lalu masukan nilai modulus elastisitas, masa jenis dan poisson ratio ke dalam kotak
dialog material. Kemudian pilih return to project dan pilih satuan millimeter untuk pemodelan gambar. Proses ini terlihat pada gambar 3.16
Gambar 3.16 Tampilan material properties
3.5.4 Tampilan Gambar Velg
Untuk simulasi, maka gambar yang akan dibuat terlebih dahulu melalui software AutoCAD 3D. Software ini digunakan untuk pembuatan gambar, karena
gambar yang dihasilkan akan lebih akurat. Langkah untuk mengimport gambar dari AutoCAD 3D adalah: File import external geometry file pilih lokasi file
gambar tersebut pilih open pilih generate. Hal ini ditunjukkan pada gambar 3.17.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.17 Tampilan pembuatan velg dari AutoCAD 3D
Setelah itu pilih close designmodeler untuk mengakhiri pemodelan gambar dan selanjutnya untuk memberikan pembebanan.
3.5.5 Proses Meshing
Ukuran mesh sangat mempengaruhi hasil dalam analisa ini. Namun dalam skripsi ini tidak dibahas lebih lanjut mengenai pengaruh ukuran tersebut. Hal ini
dikarenakan keterbatasan sistem komputer yang digunakan. Disini proses menerapkan ukuran mesh sesuai kemampuan komputer yaitu dengan langkah
sebagai berikut: pilih menu model geometry part 1 material assignment ganti structural steel menjadi Aluminium Alloy A413.0 pilih mesh generate
mesh seperti diperlihatkan oleh gambar 3.18.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.18 Tampilan gambar velg hasil meshing
3.5.6 Proses Static Structural
Pada proses ini langkah perintahnya adalah dengan pilih menu static structural insert fixed support pilih permukaan tumpuan yaitu pada empat
lubang baut pilih apply seperti ditunjukkan pada gambar 3.19.
Gambar 3.19 Tampilan gambar velg hasil fixed support
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya pilih static structural insert force pilih vertex pembebanan titik pilih bagian yang diberi beban apply masukkan besar
beban pilih definition pilih define by ubah vector menjadi components masukkan beban pada komponen sumbu Y bernilai negatif. Proses ini
diperlihatkan pada gambar 3.20.
Gambar 3.20 Tampilan velg yang dikenai beban
Berat dari mobil Toyota Corolla Altis adalah 1.610 kg. Diasumsikan mobil berisi penuh 5 penumpang dewasa dengan masing-masing penumpang memiliki
berat 78 kg. Maka, berat keseluruhan mobil adalah 2.000 kg. jadi, setiap velg menerima beban sebesar 500 kg atau 5.000 N. Beban sebesar 5.000 N dikalikan
impact factor 1,3 menghasilkan 6.500 N.
3.5.7 Proses Solution
Pada proses solution langkahnya adalah pilih solution insert pilih deformation total. Pilih solution insert pilih strain equivalent von-Mises.
Pilih solution insert pilih stress equivalent von-Mises. Pilih solution
Universitas Sumatera Utara
kemudian pilih solve untuk mendapatkan hasil. Pada gambar 3.21 memperlihatkan tampilan proses solution.
Gambar 3.21 Tampilan proses solution
Universitas Sumatera Utara
3.6 Diagram Alir Penelitian
Konsep dari penelitian ini adalah seperti pada gambar 3.9.
Gambar 3.23 Diagram alir penelitian Mendapatkan velg
aluminium alloy
Pembuatan spesimen
Pengujian secara mekanik meliputi:
• Uji komposisi kimia • Uji kekerasan
• Uji metalografi • Uji tarik
Mulai
Data
Modelling dan Simulasi software
Ansys
Hasil
Kesimpulan
Selesai
Ya Tidak
Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan ditampilkan hasil dari pengujian dan simulasi numerik. Hasil pengujian dianalisa untuk mendapatkan sifat mekanik dari spesimen.
4.1 Uji Komposisi Kimia
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung didalam material uji. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.1. Hasil
pembuatan spesimen uji komposisi kimia dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Spesimen uji komposisi kimia
Dimensi spesimen: Panjang = 68,25 mm, lebar = 22,15 mm, tinggi = 3,55 mm
Tabel 4.1 Hasil uji komposisi kimia Unsur Standar
Titik 1 Titik 2
Titik 3 Rata-rata
Al 82,9 – 89 87,0
87,2 87,0
87,1 Si
11 – 13 11,1
11,6 11,6
11,4 Mg
0,1 0,0702
0,0579 0,0599
0,0626 Fe
1,3 0,558
0,173 0,332
0,355 Cu
1,0 0,884
0,762 0,729
0,792 Ni
0,50 0,0020
0,0020 0,0020
0,0020 Zn
0,50 0,0010
0,0010 0,0010
0,0010 Mn
0,35 0,0030
0,0010 0,0010
0,0012 Sn
0,15 0,0020
0,0020 0,0020
0,0020
Universitas Sumatera Utara
Dari uji komposisi, diperoleh hasil bahwa material tersebut merupakan aluminium A413.0. Analisa kimia dilakukan dengan menggunakan metode OES
Optical Emission Spectrometer. Tujuan dari pengujian komposisi kimia adalah untuk mengetahui apakah komposisi material sesuai dengan standar material
A413.0. Dari hasil pengujian komposisi kimia didapat data seperti pada tabel 4.1
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa semua komposisi unsur pada velg masuk ke dalam standar material A413.0, sehingga unsur tidak mempengaruhi penyebab terjadinya
deformasi plastis pada velg.
4.2 Uji Kekerasan