Strategi Usaha Pintu/Jendela Kayu (Studi Kasus di PD. Berkah Utama, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan)

STRATEGI USAHA PINTU/JENDELA KAYU (STUDI KASUS
DI PD. BERKAH UTAMA, KECAMATAN PAMULANG,
KOTA TANGERANG SELATAN)

KURNIAWATI NURUL AZIZAH

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Usaha
Pintu/Jendela Kayu (Studi Kasus di PD. Berkah Utama, Kecamatan Pamulang,
Kota Tangerang Selatan) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Kurniawati Nurul Azizah
NIM E14100037

ABSTRAK
KURNIAWATI NURUL AZIZAH. Strategi Usaha Pintu/Jendela Kayu (Studi
Kasus di PD. Berkah Utama, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan).
Dibimbing oleh YULIUS HERO.
PD. Berkah Utama (PD. BU) merupakan salah satu usaha dalam bidang industri
perkayuan yang menghasilkan produk utama berupa pintu dan jendela kayu.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan usaha dan
strategi terbaik bagi PD. BU. Analisis lingkungan usaha dilakukan terhadap faktor
internal dan eksternal usaha. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap faktor
strategis usaha kemudian perhitungan total skor pada matriks IFE (kekuatan dan
kelemahan) dan matriks EFE (peluang dan ancaman). Hasil yang diperoleh
menunjukkan posisi unit usaha dalam matriks SWOT terletak pada kuadran I yaitu
strategi agresif. Selisih nilai skor kekuatan dan kelemahan sebesar 0.60,
sedangkan selisih nilai skor peluang dan ancaman sebesar 0.65. Posisi usaha

dalam matriks IE menunjukkan bahwa usaha berada pada sel kemungkinan
strategi kelima yaitu pertahankan dan pelihara. Nilai total skor IFE sebesar 2.348
dan total skor EFE sebesar 2.550. Sementara itu prioritas strategi yang dihasilkan
berdasarkan QSPM adalah menciptakan inovasi produk dengan nilai TAS sebesar
6.367.
Kata kunci: Strategi usaha, pintu kayu, jendela kayu, alternatif strategi.

ABSTRACT
KURNIAWATI NURUL AZIZAH. Bussiness Strategy of Wooden Door/Window
(Case Study in PD. Berkah Utama, Subdistrict Pamulang, South Tangerang City).
Supervised by YULIUS HERO.
PD. Berkah Utama (PD. BU) is one of enterprise belonging to wood industry that
produces core products such as wooden door and wooden window. This research
aim to analyze the factors of bussiness environment and best strategy of PD. BU.
The internal and external factors was analyzed in this research. Then, this research
analyze strategic factors and calculate total score of IFE matrix (strength and
weakness) and EFE matrix (opportunity and threat). The result shows that
business position of SWOT matrix was in quadrant I namely agressive strategy.
The difference of strength’s total score and weakness’s total score about 0.60,
while difference of opportunity’s total score and threat’s total score about 0.65.

The result shows that bussiness in fifth probably strategy cell of IE matrix namely
hold and maintain. Total score IFE about 2.348 and total score EFE about 2.550.
Whereas, strategy priority based on QSPM analysis was create product inovation
with TAS value about 6.367.
Keywords: Bussiness strategy, wooden door, wooden window, strategy
alternative.

STRATEGI USAHA PINTU/JENDELA KAYU (STUDI KASUS
DI PD. BERKAH UTAMA, KECAMATAN PAMULANG,
KOTA TANGERANG SELATAN)

KURNIAWATI NURUL AZIZAH

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi
Nama
NIM

: Strategi Usaha Pintu/Jendela Kayu (Studi Kasus di PD. Berkah
Utama, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan)
: Kurniawati Nurul Azizah
: E14100037

Disetujui oleh

Dr Ir Yulius Hero, MScF
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Ahmad Budiaman, MScF
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah
pengembangan usaha, dengan judul Strategi Usaha Pintu/Jendela Kayu (Studi
Kasus di PD. Berkah Utama, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan).
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir Yulius Hero, MScF
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran dan masukan
terhadap karya ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada
Bapak H. Amin Mulyadi selaku pemilik usaha PD. Berkah Utama, yang telah
membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, September 2014
Kurniawati Nurul Azizah

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan
Manfaat Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Analisis Deskriptif
Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategis
HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif
Sejarah Singkat PD. Berkah Utama
Visi, Misi, dan Tujuan
Bauran Pemasaran
Analisis Tiga Tahap Formulasi
Analisis Lingkungan Internal
Analisis Lingkungan Eksternal
Faktor Strategis Internal
Faktor Strategis Eksternal
Analisis IFE
Analisis EFE
Analisis IE
Analisis SWOT
Analisis QSPM
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


vii
viii
viii
viii
1
1
2
2
2
2
2
4
4
4
4
8
8
8
9

9
11
11
12
14
16
18
19
19
20
22
22
22
23
23
25
35

DAFTAR TABEL
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Penilaian bobot faktor internal/eksternal usaha
Matriks IFE
Matriks EFE
Sel kemungkinan strategi pada matriks SWOT
Matriks QSPM
Harga jual produk kayu pada PD. Berkah Utama
Lama waktu pengerjaan produk PD. BU
Biaya produksi produk PD. BU

Perbedaan biaya produksi PD. BU dengan usaha lainnya
Skor IFE pada PD. Berkah Utama
Skor EFE pada PD. Berkah Utama
Peringkat strategi berdasarkan QSPM

5
6
6
7
8
10
11
11
14
18
19
22

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kerangka pemikiran
Matriks SWOT
Matriks IE
Alur pemasaran secara langsung
Persentase pangsa pasar PD. BU
Matriks IE PD. Berkah Utama
Matriks SWOT pada PD. BU
Alat-alat mekanis dalam proses produksi
Beberapa model pintu, jendela dan lubang angin kayu
Alat-alat manual dalam proses produksi

3
6
7
12
12
20
21
34
34
34

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Alternatif strategi PD. BU
Faktor-faktor penentu matriks IFE
Faktor-faktor penentu matriks EFE
Perhitungan selisih skor kekuatan dan kelemahan matriks SWOT
Perhitungan selisih skor peluang dan ancaman matriks SWOT
Perhitungan total skor IFE matriks IE
Perhitungan total skor EFE matriks IE
Perhitungan strategi prioritas analisis QSPM
Perhitungan strategi prioritas analisis QSPM lanjutan

26
27
27
28
29
30
31
32
33

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumah merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Lebih dari
setengah penduduk Indonesia membeli rumah untuk kebutuhan hidupnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (2013) sebesar 78.37% rumah tangga dengan
status kepemilikan rumah milik sendiri tersebar di seluruh wilayah. Status
kepemilikan rumah sendiri termasuk di dalamnya adalah kepemilikan hunian
mewah di perkotaan. Kepemilikan rumah mewah di Indonesia khususnya Jakarta
semakin meningkat setiap tahunnya. Menurut hasil riset konsultan properti Knight
Frank (2014) menyatakan bahwa pertumbuhan rumah mewah di Jakarta tahun
2013 menempati peringkat pertama sebesar 37.7% dari berbagai kota besar di
dunia. Posisi tersebut mengalahkan kota-kota penting dunia seperti Hong Kong,
London, Singapura, dan New York. Namun langkah pemerintah menurunkan
pertumbuhan properti di Jakarta kurang ketat, sehingga kelas menegah gencar
melakukan pembelian terhadap produk properti.
Pertumbuhan properti turut meningkatkan pembelian terhadap produk
pintu/jendela. Sasaran pasar utamanya adalah kelas menengah dan mewah.
Permintaan akan produk pintu/jendela kayu meningkat seiring pertumbuhan
properti pada kedua klas tersebut. Hal itu membuka peluang terhadap usaha
pembuatan pintu/jendela salah satunya produk berbahan baku kayu. Pintu/jendela
kayu masih menjadi primadona pilihan masyarakat. Alasannya adalah model dan
ukuran lebih bervariasi dan dapat disesuaikan dengan selera konsumen. Namun
saat ini penawaran akan produk substitusi berupa pintu/jendela alumunium
menjadi ancaman bagi industri perkayuan. Kesamaan fungsi dan bentuk menjadi
opsi lain bagi masyarakat dalam menentukan penggunaan bahan pintu/jendela
hunian mereka. Kemunculan inovasi baru pintu/jendela dengan bahan utama
alumunium semakin menggeser posisi pintu/jendela kayu di pasar.
Satu dari banyak usaha pembuatan pintu/jendela kayu adalah Perusahaan
Dagang Berkah Utama (PD. BU). Usaha ini didirikan sekitar tahun 1990 dan
berhasil mengembangkan teknologi dalam proses produksi. Di samping peluang
baru dalam penggunaan teknologi PD. BU juga dihadapkan pada ancaman
persaingan ketat dalam menjalani usahanya. Menjamurnya pesaing-pesaing baik
dari usaha produk sejenis yaitu berbahan baku kayu maupun bahan substitusi lain
mendorong usaha ini untuk tetap berinovasi dalam hal produk dan pemasaran.
Perlu adanya suatu penelitian khusus untuk mengkaji mengenai strategi usaha
pembuatan pintu/jendela kayu yang tepat, sehingga menjadikan usaha tersebut
tetap bertahan dan berkembang di masyarakat. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penelitian ini mengambil judul Strategi Usaha Pintu/Jendela
Kayu (Studi Kasus PD. Berkah Utama, Kecamatan Pamulang, Kota
Tangerang Selatan).

2

Perumusan Masalah
Kondisi dunia usaha bersifat sangat dinamis dengan perubahan yang mungkin
terjadi setiap waktu. Perubahan dapat berasal dari lingkungan perusahaan sendiri
ataupun lingkungan luar perusahaan. Pemilik usaha harus benar-benar menyadari
akan perubahan tersebut. Diperlukan ketelitian dalam menganalisis kondisi
lingkungan perusahaan. Berkembangnya usaha dengan produk yang sama atau
produk substitusi mendorong pemilik usaha lebih giat dalam membangun
motivasi usahanya. Motivasi dijalankan dengan berbagai strategi. Untuk
memutuskan alternatif strategi usaha yang tepat digunakan analisis SWOT dan
analisis IE. Dasar penggunaan kedua metode itu adalah dengan menganalisis
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Ditentukan pula prioritas strategi
terbaik dengan menggunakan analisis QSPM.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan usaha/jendela kayu PD. BU.
2. Menganalisis alternatif strategi terbaik bagi usaha pintu/jendela kayu PD. BU
.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan menjadi bahan
pertimbangan bagi usaha PD. BU dan industri perkayuan secara umum dalam
pengambilan keputusan pengembangan usahanya.

METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Pemilik usaha PD. BU perlu untuk memutuskan alternanif strategi usaha
terbaik bagi usahanya. Dasar penentuan strategi usaha adalah melakukan
identifikasi analisis lingkungan usaha (internal dan eksternal). Sebelum
melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal harus diketahui visi, misi,
serta tujuan usaha PD. BU. Beberapa indikator lingkungan internal adalah laporan
keuangan, laporan kegiatan SDM, laporan kegiatan operasional, dan laporan
pemasaran. Indikator analisis lingkungan eksternal adalah analisis pasar,
kompetitor, komunitas, pemasok, pemerintah dan kelompok kepentingan.
Identifikasi tersebut dilakukan dalam bentuk matriks IFE (Internal Factor
Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation). Penentuan alternatif strategi
PD. BU dapat dilakukan dengan dua cara yaitu matriks IE (Internal-Eksternal) dan
matriks SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat). Beberapa alternatif
strategi diolah kembali menggunakan metode pengambilan keputusan QSPM
(Quantitative Strategic Planning Matrix). Metode QSPM menghasilkan alternatif
strategi terbaik bagi usaha PD. Berkah Utama.

3

PD. Berkah Utama (PD. BU)

Visi, Misi, dan Tujuan PD. BU

Lingkungan PD. BU

Lingkungan Internal

 Lap. Keuangan
 Lap. Kegiatan SDM
 Lap. Kegiatan
Operasional
 Lap. Pemasaran

Lingkungan Eksternal








Analisis Pasar
Analisis Kompetitor
Analisis Komunitas
Analisis Pemasok
Analisis Pemerintah
Analisis Kelompok Kepentingan

Matriks IFE

Matriks EFE

Matriks IE dan Matriks SWOT
Feed back

Alternatif Strategi PD. BU

Proses Pengambilan Keputusan
dengan Metode QSPM

Alternatif Strategi Terbaik untuk PD. BU
Gambar 1 Kerangka pemikiran

4

Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014. Berlokasi di PD.
Berkah Utama, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Lokasi lainnya
adalah empat usaha pesaing di sekitar Tangerang.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan data atau
informasi mengenai kondisi umum usaha pintu/jendela kayu dan produk
substitusi. Sedangkan alat yang digunakan berupa alat tulis, kamera, Personal
Computer (PC) dengan software microsoft office 2007.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data
primer melalui pengamatan dan wawancara langsung di lapangan terhadap
beberapa pemilik usaha pintu/jendela kayu dan usaha pintu/jendela alumunium
sebagai pembanding. Responden berjumlah lima orang dengan rincian empat
orang pemilik usaha pintu/jendela kayu dan satu orang pemilik usaha
pintu/jendela alumunium. Adapun kriteria responden yaitu pemilik usaha minimal
telah menjalankan usahanya selama tiga tahun serta mampu berkomunikasi
dengan baik tentang faktor pendukung pelaksanaan pengembangan usaha. Data
sekunder berupa data jumlah produksi tahunan dan studi literatur.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Analisis
data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis tiga tahap dalam formulasi
strategis.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.
Analisis yang dilakukan berupa gambaran umum perusahaan dengan
menggunakan indikator bauran pemasaran.
Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategis
Menurut Rangkuti (2013) proses penyusunan perencanaan strategis melalui
tiga tahap analisis, yaitu: tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap
pengambilan keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategis yang digunakan
pada penelitian ini adalah analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan
IFE), analisis IE dan analisis SWOT, serta analisis QSPM.
1. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan
data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan,

5

seperti: analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok,
analisis pemerintah, analisis kelompok kepentingan tertentu. Data internal dapat
diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti: laporan keuangan (neraca, labarugi, cash-flow, struktur pendanaan), laporan kegiatan sumber daya manusia
(jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over), laporan
kegiatan operasional, dan laporan kegiatan pemasaran (Rangkuti 2013). Model
yang dipakai dalam penyusunan laporan ini menggunakan matriks faktor strategi
eksternal dan matriks faktor strategi internal.
Adapun tahapan dalam penyusunan matriks IFE dan EFE adalah:
a. Identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan: tahap ini dilakukan
dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
b. Pemberian bobot faktor: menentuan bobot menggunakan metode “paired
comparison” (Kinnear and Taylor 1991). Bobot menunjukkan tingkat
kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu
industri. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan
diberikan bobot yang tinggi. Skala penilaian bobot adalah sebagai berikut:
1 : jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal.
2 : jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal.
3 : jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.
Tabel 1 Penilaian bobot faktor internal/eksternal usaha
Faktor Kritis
A
B
C
......
Total
A
B
C
......

Bobot

Sumber: Kinnear & Taylor (1991)

c. Pemberian rating terhadap variabel-variabel dari hasil analisis situasi
perusahaan. Pemberian nilai rating pada matriks IFE dan EFE menggunakan
skala sebagai berikut:
1:
2:
3:
4:

kekuatan/peluang lemah
kekuatan/peluang rata-rata
kekuatan/peluang penting
kekuatan/peluang sangat penting

1:
2:
3:
4:

kelemahan/ancaman sangat penting
kelemahan/ancaman penting
kelemahan/ancaman rata-rata
kelemahan/ancaman lemah.

d. Perkalian bobot dan rating untuk menentukan nilai tertimbang setiap faktor.
Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE
mengindikasikan perusahaan merespon faktor eksternal atau faktor internal
dengan baik, dan sebaliknya.

6

Tabel 2 Matriks IFE
Faktor-faktor strategis internal
Bobot
Kekuatan

Rating

Bobot x Rating

Rating

Bobot x Rating

Kelemahan
Sumber: David (2006)

Tabel 3 Matriks EFE
Faktor-faktor strategis eksternal
Bobot
Peluang
Ancaman
Sumber: David (2006)

2. Tahap Analisis
Tahap selanjutnya adalah memanfaatkan informasi tersebut dalam modelmodel kuantitatif perumusan strategi. Model matriks yang digunakan dalam
penelitian ini adalah matriks SWOT dan matriks IE.
1. Matriks SWOT
Matriks SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan strategi.
BERBAGAI
PELUANG

3. Mendukung
strategi turnaround

1. Mendukung
strategi
agresif

KELEMAHAN
INTERNAL

KEKUATAN
INTERNAL
4. Mendukung
strategi
defensif

2. Mendukung
strategi
diversifikasi

BERBAGAI
ANCAMAN
Gambar 2 Matriks SWOT

7

Tabel 4 Sel kemungkinan strategi pada matriks SWOT
IFAS
STRENGTHS (S)
WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktorTentukan 5-10 faktorEFAS
faktor kekuatan internal faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO
STRATEGI WO
Tentukan 5-10 faktor
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
peluang eksternal
menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
untuk memanfaatkan
peluang
peluang
THREATS (T)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
Tentukan 5-10 faktor
Ciptakan strategi yang
Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal
menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan
untuk mengatasi
untuk menghindari
ancaman
ancaman
Sumber: Rangkuti (2013)

2. Matriks IE
Matriks IE merupakan alat untuk menentukan strategi yang lebih terperinci.
Menghasilkan sembilan sel strategi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga
strategi utama, yaitu sebagai berikut:
a. Growth and Build (Tumbuh dan Kembang) dalam sel 1, 2 dan 4.
b. Hold and Maintain (Pertahankan dan Pelihara) dilakukan untuk sel 3, 5 dan 7.
c. Harvest or Divest (Panen atau Divestasi) untuk sel 6, 8 dan 9.
Total Skor Rata-Rata IFE
Kuat
Rata-rata
Lemah
(3.0 - 4.0) (2.0 - 2.99)
(1.0 - 1.99)
Total Skor
Rata-Rata
EFE

Tinggi
(3.0 - 4.0)
Menengah
(2.0 - 2.99)
Rendah
(1.0 - 1.99)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Sumber: David (2006)

Gambar 3 Matriks IE
3. Tahap Pengambilan Keputusan
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) atau matriks perencanaan
strategi kuantitatif adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi untuk
mengevaluasi alternatif strategi secara objektif berdasarkan faktor keberhasilan
kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.

8

Tabel 5 Matriks QSPM
Faktor Kunci

Bobot

Strategi 1
AS
TAS

Alternatif Strategi
Strategi 2
Strategi 3
AS TAS AS TAS

Strategi 4
AS
TAS

Faktor Internal
..........
Faktor Eksternal
..........

Teknik analisis QSPM didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari
alternatif tindakan yang layak, QSPM juga diigunakan untuk membuat peringkat
strategi yang menghasilkan daftar prioritas. Daya tarik relatif masing-masing
strategi dalam satu set alternatif dihitung dengan menentukan pengaruh kumulatif
dari masing-masing faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal (David 2006).
Berikut ini tahapan kerja pengolahan data dengan menggunakan metode QSPM:
a. Membuat daftar kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan
ancaman eksternal.
b. Pemberian bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal.
c. Menentukan nilai daya tarik (Attractiveness Score-AS) didefinisikan sebagai
angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi
dalam set alternatif tertentu. Jangkauan untuk nilai daya tarik yaitu:
1 : menarik
2 : agak menarik
3 : cukup menarik
4 : sangat menarik.
d. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Score-TAS)
didefinisikan sebagai hasil dari perkalian bobot dengan nilai daya tarik
dalam masing-masing baris.
e. Penjumlahan total nilai daya tarik dengan menambahkan total nilai daya
tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Deskriptif
Sejarah Singkat PD. Berkah Utama
PD. BU didirikan pada tahun 1989 oleh pemilik yang berpengalaman di
bidangnya. Lokasi usaha pertama terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Modal
awal yang digunakan sebesar Rp 2.000.000 untuk menyewa tempat usaha dan
membeli alat manual. Pemilik usaha sebelumnya pernah bekerja sebagai asisten
produksi pada usaha pintu/jendela kayu, sehingga sudah memiliki pengetahuan
yang cukup di bidang perkayuan. Awalnya pekerja berjumlah tiga orang yang

9

berasal dari Cirebon. Produksi pertamanya adalah satu set pintu dan jendela.
Usaha PD. BU berjalan selama dua tahun di lokasi tersebut.
Pada tahun 1990 usaha dilanjutkan dengan menyewa tempat di sekitar
Pamulang Kota Tangerang Selatan namun gagal. Pemilik usaha memutuskan
untuk membeli tanah di Pamulang, Kota Tangerang Selatan dan mendirikan PD.
BU di lokasi tersebut. Pekerja bertambah menjadi empat orang dengan satu orang
asisten. Asisten mengurusi kegiatan produksi, penerima pesanan, dan pengiriman
barang. Pemilik mempercayai sepenuhnya kepada asisten karena merupakan
pekerja yang sudah lama di PD. BU. Para pekerja rata-rata telah menjadi pekerja
tetap karena sejak awal usaha dipindahkan mereka telah bekerja di PD. BU. Para
pekerja disediakan fasilitas tempat tinggal di dalam workshop. Hingga saat ini PD.
BU masih beroperasi menyediakan produk pintu/jendela.
PD. BU yang baru berlokasi di Jl. Aria Putera, Kecamatan Pamulang, Kota
Tangerang Selatan. Luas showroom dan workshop sekitar 140 m2. Pemilik usaha
pernah mengajukan pinjaman untuk pembelian bahan baku sejumlah Rp
10.000.000 kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pinjaman tersebut sangat
membantu unit usaha dalam penyediaan bahan baku kayu di workshop. Saat ini
proses produksi sebagian besar telah menggunakan alat mekanis seperti mesin
potong dan mesin penghalusan/amplas. Para pekerja juga dilatih untuk bisa
menggunakan alat-alat mekanis tersebut dengan baik dan benar. Berdasarkan
klasifikasi jumlah pekerja PD. BU termasuk ke dalam Usaha Kecil dan Menengah
(UKM).
Visi, Misi, dan Tujuan
Visi PD. BU adalah menjadi unit usaha yang mampu bersaing dengan
mengutamakan kualitas produk dan pelayanan kepada pelanggan. Misi PD. BU
antara lain membuka lapangan pekerjaan berdasarkan kekeluargaan dan
kepercayaan. Tujuan yang ingin dicapai adalah memberi nilai tambah terhadap
produk kayu yang dihasilkan dengan inovasi produk dan pemasaran yang tepat.
Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran digunakan oleh suatu usaha untuk mencapai tujuan
pemasaran yang diinginkan. Bauran pemasaran digunakan sebagai indikator
dalam proses analisis SWOT di PD. Berkah Utama. Menurut Kotler (2008)
bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali seperti
produk, harga, tempat, dan promosi yang diperlukan perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Keempat bauran
pemasaran pada PD. BU adalah sebagai berikut:
a. Product (produk)
PD. Berkah Utama merupakan usaha kecil menengah yang melayani
pembuatan produk utama berupa kusen pintu, kusen jendela, daun pintu, dan
daun jendela berbahan baku kayu. Produk sampingan yaitu lubang angin
(ventilasi) yang berbahan baku kayu. Produk disesuaikan dengan permintaan
konsumen. PD. BU menyediakan produk dengan berbagai jenis bahan baku kayu,
ukuran, serta model yang mengikuti perkembangan trend di masyarakat.
Permintaan produk paling banyak yaitu model minimalis dengan jenis kayu
Meranti dan Kamper Samarinda.

10

b. Price (harga)
Harga yang ditawarkan merupakan harga jual produk. Harga disesuaikan
dengan perubahan harga bahan baku terbaru di pasar. Penentuan harga pada PD.
BU berdasarkan variasi produk, harga bahan baku kayu, dan bahan pelengkap
lainnya. Rincian daftar harga telah disusun oleh PD. BU.
Tabel 6 Harga jual produk kayu pada PD. Berkah Utama
Produk
Harga (Rp/Buah)
Kusen Pintu
325.000 – 720.000
Kusen Jendela
200.000 – 660.000
Daun Pintu
675.000 – 1.350.000
Daun Jendela
225.000 – 450.000
Lubang Angin (Ventilasi)
40.000 – 45.000
Lain-lain
Sesuai jenis
Sumber: PD. Berkah Utama (2014)

c. Promotion (promosi)
PD. BU telah melakukan kegiatan promosi dengan memanfaatkan teknologi
internet. Media promosi yang digunakan berupa blogspot dengan alamat berkahutama.blogspot.com . Cara mendapatkan pesanan melalui pelanggan tetap atau
pembeli yang datang langsung ke showroom. Inovasi pelayanan kepada
konsumen berupa penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan penggunaan
bahan baku. Bentuk promosi lainnya menggunakan katalog ragam pintu dan
jendela kayu. Media katalog sangat membantu konsumen dalam pemilihan model
produk.
d. Place (tempat/distribusi)
Seluruh proses produksi hingga penjualan dilakukan langsung di workshop
yang terletak di Pamulang, Tangerang Selatan. Sumber bahan baku juga diperoleh
dari sekitar workshop. Jumlah pemakaian kayu sekitar 6-8 m3/bulan. Kendaraan
pengangkut bahan baku disediakan toko kayu berupa truk atau pick up. Jarak
bahan baku ke workshop ±1 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit - 1 jam.
Sebagian besar pelanggan PD. BU berasal dari sekitar workshop di
Tangerang Selatan, pelanggan lainnya berasal dari Jakarta dan Bekasi. Kendaraan
pengangkut produk menuju konsumen berupa mobil pick up yang disewa oleh PD.
BU. Waktu tempuh pengangkutan ±1-3 jam dengan ongkos kirim sekitar Rp
50.000 hingga Rp 200.000. Ongkos pengangkutan ditanggung oleh PD. BU untuk
jarak tempuh 3-7 km. Tidak ada tempat khusus penyimpanan bahan baku kayu
dan produk. Workshop dan showroom terletak pada satu tempat. Berbeda dengan
produk pintu/jendela kayu, menurut Wulan (2010) produk wisata Wana Wisata
Kartini Mantingan berupa obyek alam tidak dapat didistribusikan, hal yang dapat
didistribusikan adalah informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan obyek
tersebut.

11

Analisis Tiga Tahap Formulasi
Analisis Lingkungan Internal
Identifikasi aspek lingkungan internal bertujuan untuk mendapatkan faktor
strategis internal yang mempengaruhi perusahaan dengan cara memanfaatkan
kekuatan dan meminimalkan kelemahan.
a. Laporan Keuangan
Modal awal yang digunakan PD. BU merupakan modal pribadi pemilik
usaha. Sejak awal berdiri belum ada penyusunan laporan keuangan secara khusus.
Pembukuan yang dilakukan masih manual dan belum tertata dengan rapi karena
keterbatasan sumber daya manusia yang ada.
b. Laporan Kegiatan Sumber Daya Manusia
PD. BU memiliki empat orang pekerja yang berasal dari daerah Cirebon dan
Brebes. Keempat pekerja merupakan pekerja borongan. Pemberian uang makan
kepada pekerja sebesar Rp 30.000 perhari. Penerimaan pekerja tidak melalui jalur
yang panjang. Para pekerja telah memiliki pengalaman bekerja pada bidang
perkayuan. Pembagian kerja berupa kegiatan pembuatan pola, pengamplasan,
pemotongan bahan baku, penggunaan mesin spindle, penggunaan mesin profil,
dan kegiatan penyetelan.
c. Laporan Kegiatan Operasional
Produksi PD. BU sebanyak ±195 buah produk utama setiap bulan dengan
variasi jumlah produk beragam. Proses produksi dilakukan di workshop dengan
waktu kerja selama 8-9 jam perhari. Tahapan pengerjaannya yaitu proses
pemotongan bahan baku, penghalusan bahan baku/serut, pengukuran/sketsa model
di atas bahan baku, penyetelan produk, dan pengamplasan/finishing. Waktu
pembuatan produk utama disesuaikan dengan jenis produk dan tingkat kesulitan
(lihat Tabel 7).
Tabel 7 Lama waktu pengerjaan produk PD. BU
Produk
Lama Waktu Pengerjaan (buah/orang/hari)
Kusen Pintu/Jendela
7
Daun Pintu
1–2
Daun Jendela
7
Lubang Angin
10 – 15
Sumber: PD. Berkah Utama (2014)

Kurangnya pekerja menjadi penyebab keterlambatan pengerjaan produk,
solusinya adalah waktu kerja tambahan atau melakukan perjanjian kerjasama
dengan usaha pintu/jendela kayu lain dalam menyelesaikan pesanan. Tabel 8
menjelaskan biaya produksi selain harga bahan baku dan pelengkap lainnya.
Tabel 8 Biaya produksi produk PD. BU
Produk
Biaya Produksi(Rp/Buah)
Kusen Pintu/Jendela
37.000
Daun Pintu
70.000
Daun Jendela
18.000
Lubang Angin
10.000
Sumber: PD. Berkah Utama (2014)

12

d. Laporan Pemasaran
Alur pemasaran yang dilakukan PD. BU adalah pemasaran langsung.
Pendistribusian produk dilakukan sendiri. Lokasi showroom yang berada satu
tempat dengan workshop memudahkan konsumen pada saat pembelian agar dapat
melihat proses pengerjaannya secara langsung. Pemasaran ini dinilai efektif
karena pembeli memiliki banyak referensi produk yang dilihat di workshop.
Selain pembelian langsung ke workshop, pelanggan yang telah mempercayakan
kualitas produk PD. BU dapat memesan melalui telepon atau media komunikasi
lainnya.
Workshop

Penjual

Pembeli

Gambar 4 Alur pemasaran secara langsung
Beberapa pembeli membawa contoh model dan ukuran pintu/jendela kayu
sendiri sehingga penjual hanya mengarahkan penggunaan bahan baku saja.
Penjelasan mengenai kekurangan dan kelebihan bahan baku menjadi inovasi
pelayanan dalam membangun kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produk.
Pemasaran produk belum bisa menembus pasar di luar Jawa Barat karena
persaingan usaha sejenis yang telah banyak diberbagai daerah lainnya.
Analisis Lingkungan Eksternal
a. Analisis Pasar
Pembeli didominasi oleh kalangan masyarakat umum yang ingin
membangun rumah pribadi ataupun tempat usaha. Harga yang cukup terjangkau
menjadi alasan produk minimalis banyak diminati masyarakat. Hal itu didukung
proses pengerjaan yang sederhana dan mudah sehingga tidak membutuhkan biaya
produksi yang besar. Tujuan pemasaran produk hanya sekitar Tangerang, Jakarta,
dan Bekasi.
5%
Tangerang
Jakarta

20%

75%

Bekasi

Gambar 5 Persentase pangsa pasar PD. BU
Tujuan pemasaran PD. BU paling utama adalah Tangerang khususnya
Tangerang Selatan sebesar 75% karena merupakan daerah sekitar tempat produksi
PD. BU. Pembangunan yang terus berkembang di Jakarta juga menjadikan area
potensial pemasaran pintu/jendela kayu PD. BU sebesar 20%. Kota lainnya yaitu
Bekasi yang jauh dari tempat produksi hanya sebesar 5% dari persentase pasar
PD. BU yang mengakibatkan rendahnya tujuan pemasaran di daerah tersebut.

13

b. Analisis Kompetitor
Kompetitor atau pesaing dalam lingkup usaha kecil dan menengah pada
umumnya memiliki kondisi yang serupa. Kompetitor untuk usaha pintu/jendela
kayu pada PD. BU ada dua macam yaitu usaha produk sejenis dan usaha produk
substitusi. Usaha produk sejenis adalah beberapa usaha yang menjual produk
utama dengan bentuk, ukuran, jenis bahan baku, model, fungsi dan kegunaan yang
serupa dengan usaha yang diteliti. Usaha produk substitusi menghasilkan produk
dengan fungsi atau kegunaan yang sama dan dapat menggantikan produk utama.
Analisis kompetitor pada usaha PD. BU dilakukan kepada empat jenis usaha
pesaing. Usaha tersebut antara lain tiga usaha produk sejenis dengan bahan baku
kayu dan satu usaha produk substitusi dengan bahan baku alumunium. Keempat
pesaing tersebut menghasilkan informasi berbeda daripada usaha PD. BU di
dalam komponen bauran pemasaran. Analisis ini berguna untuk menentukan
faktor eksternal dalam strategi pemasaran selanjutnya.
c. Analisis Komunitas
Komunitas pengerajin pintu/jendela kayu menjadi kekuatan bagi pemilik
usaha dalam memperluas pangsa pasarnya. Berbagai kegiatan dapat dilakukan
bersama penggiat usaha pintu/jendela kayu lain sehingga terjadi pertukaran
informasi yang luas diantara para pemilik usaha. Perkumpulan tersebut juga dapat
menjadi media kerjasama apabila ada kesulitan dalam pemenuhan permintaan
konsumen.
d. Analisis Pemasok
Bahan baku yang digunakan PD. BU disuplai dari pemasok kayu atau toko
kayu di sekitar workshop. Tidak ada perjanjian kerjasama secara khusus untuk
pasokan bahan baku kayu. Pembelian bahan baku kayu dengan mendatangi
langsung toko kayu dan memilih kayu dengan jenis serta kualitas yang diinginkan.
Biasanya toko kayu akan menawarkan persediaan kayu melalui telepon kepada
pemilik usaha PD. BU, lalu bahan baku bisa langsung diantar ke workshop.
Hubungan kerjasama antara pemasok dan pemilik usaha menjadi kekuatan
perusahaan dalam hal pemilihan kualitas bahan baku.
e. Analisis Pemerintah
Pemerintah turut berperan dalam pengembangan usaha kecil dan menengah
khususnya dalam industri perkayuan. Dukungan pemerintah berupa bantuan kredit
UKM, proses distribusi, dan proses operasional perusahaan. Selain itu adanya
peran pemerintah dalam pengendalian bahan baku kayu menghasilkan kestabilan
persediaannya di pasar. Kurangnya dukungan pemerintah dalam pemberian ruang
promosi berupa pameran-pameran produk kreatif mendorong pemilik usaha
menciptakan inovasi promosi secara mandiri.
f. Analisis Kelompok Kepentingan
Beberapa kelompok kepentingan seperti pemilik lahan dapat mempengaruhi
keberlanjutan usaha PD. BU. Pemilik lahan memiliki pilihan akan menyerahkan
kepemilikan lahannya untuk usaha PD. BU atau menggunakannya untuk
keperluan lainnya. Dalam hal pemasaran ada pekerja bangunan yang dapat
merekomendasikan produk pintu/jendela kayu pada PD. BU. Pembeli atau
pelanggan juga dapat mempengaruhi pembelian produk pintu/jendela.

14

Faktor Strategis Internal
1. Kekuatan (Strengths)
a. Biaya produksi minimal dengan tetap menjaga kualitas
Biaya produksi akan sangat mempengaruhi secara langsung terhadap harga
jual produk. PD. BU diantara empat usaha pesaing lainnya memiliki biaya
produksi relatif lebih rendah (lihat Tabel 9). Kualitas produk yang diberikan tetap
terjaga terbukti dari kepercayaan pelanggan terhadap produk dan pelayanan PD.
BU. Menurut Muhardi (2007) biaya produksi yang berdaya saing adalah biaya
produksi yang efisien.
Tabel 9 Perbedaan biaya produksi PD. BU dengan usaha lainnya
Produk
Kusen Pintu/Jendela
Daun Pintu
Daun Jendela
Lubang Angin

PD.
BU
37.000
70.000
18.000
10.000

Usaha
A*
38.000
80.000
20.000
8.000

Biaya Produksi (Rp/buah)
Usaha Usaha
Rata-rata
B*
C*
(A, B, C)
37.000
35.000 36.000
85.000
100.000 75.000
29.000
35.000 30.000
10.000
10.000 10.000

Usaha
D*
70.000
80.000
50.000
-

*Usaha produk sejenis (usaha A, B, C) dan Usaha produk substitusi (usaha D)
Sumber: Data primer diolah (2014)

b. Model terbaru dan mengikuti keinginan konsumen
PD. BU memberikan pelayanan yang sepenuhnya mengutamakan kepuasan
pembeli atau pelanggan. Sebagian pembeli datang dengan membawa model serta
ukuran yang diinginkan. Pemilik usaha menawarkan beberapa contoh model
pintu/jendela kayu terbaru jika pembeli tidak memiliki referensi khusus. Model
produk terbaru adalah model minimalis.
c. Alat mekanis dalam proses produksi
Pada awalnya usaha pintu/jendela kayu PD. BU hanya menggunakan alatalat manual yang sederhana. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan omset,
maka dilakukan inovasi penggunaan alat-alat mekanis. Alat mekanis
mempermudah proses produksi dan meminimalkan waktu kerja, sehingga
keputusan penggunaan alat mekanis menjadi kekuatan perusahaan dalam
pelaksanaan proses operasionalnya.
d. Pekerja profesional dan bersifat kekeluargaan
Pekerja memiliki pengalaman bekerja di bidang yang sama selama
bertahun-tahun. Fokus terhadap pekerjaan menjadi kekuatan dalam menciptakan
kualitas produk yang baik. Selain itu kondisi lingkungan kerja yang bersifat
kekeluargaan turut mendukung pelaksanaan produksi secara efektif pada PD. BU.
e. Media sosial sebagai media promosi
Perkembangan media sosial menciptakan suatu pasar baru yang potensial
bagi usaha pintu/jendela kayu. Penyebaran informasi secara cepat dan tepat
sasaran menjadi kebutuhan pelaku usaha dalam melakukan kegiatan promosi.
Media sosial dinilai cukup menjadi daya tarik dikalangan masyarakat dalam
keputusan pembelian produk.

15

f. Penggunaan bahan baku yang legal
Penjelasan kelebihan dan kekurangan berbagai jenis bahan baku kayu
menjadi pengetahuan tambahan bagi pembeli. Informasi mengenai asal usul bahan
baku kayu juga menjadi penting agar pembeli paham terhadap legalitas kayu yang
mereka gunakan. Hal tersebut turut mendukung program pemerintah dalam
penggunaan bahan baku legal dan pelestarian lingkungan.
g. Lokasi strategis sebagai tempat usaha
Pertimbangan terhadap pemilihan lokasi usaha harus dilakukan sebelum
usaha didirikan. Lokasi usaha yang strategis sangat menentukan perkembangan
usaha dan mempermudah proses pemasaran produk. Lokasi PD. BU yang terletak
di pinggir jalan raya dengan akses mudah menjadi kekuatan perusahaan dalam
kegiatan pemasaran. Lokasi usaha PD. BU juga dipilih karena dekat dengan bahan
baku kayu.
2. Kelemahan (Weaknesses)
a. Tempat penyimpanan produk dan bahan baku kurang memenuhi syarat
Ada beberapa persyaratan khusus dalam penyimpanan produk dan bahan
baku kayu di workshop atau showroom. PD. BU tidak memiliki tempat
penyimpanan khusus untuk keduanya. Bentuk pajangan produk pintu/jendela kayu
di showroom harus diletakkan pada tempat yang datar, kering, luas, dan aman.
Kondisi produk PD. BU terkadang basah karena terkena air hujan, sedangkan
bahan baku kayu yang diletakkan di depan tempat usaha rawan pencurian pada
malam hari.
b. Limbah produksi tidak dimanfaatkan
Proses produksi PD. BU yang dilakukan hampir setiap hari
menyumbangkan limbah serbuk gergaji dan serutan kayu. Limbah-limbah tersebut
biasanya dikumpulkan pada saat proses produksi selesai di sore hari. Belum ada
pemanfaatan khusus untuk limbah serbuk kayu. Limbah-limbah tersebut hanya
ditumpuk di dekat workshop dan terkadang dibakar jika sudah menumpuk terlalu
banyak. Hal itu menyebabkan gangguan pencemaran udara di lingkungan
sekitarnya.
c. Tidak ada tenaga pemasaran khusus
Pemasaran penting bagi setiap usaha karena merupakan kegiatan
memperkenalkan nilai produk ke masyarakat. PD. BU tidak menyediakan tenaga
pemasaran khusus dalam kegiatan usahanya. Kegiatan ini sangat diperlukan
khususnya bagi usaha kecil menengah yang mulai mengembangkan pangsa
pasarnya. Informasi kualitas produk yang disebarluaskan melalui kegiatan
pemasaran yang baik dapat meningkatkan nilai perusahaan.
d. Pembukuan masih manual dan tidak teratur
Proses pencatatan dan rekapitulasi hasil penjualan pada PD. BU masih
menggunakan cara manual dan belum teratur. Pembukuan juga berguna untuk
mengontrol dan mengevaluasi perkembangan omset setiap bulannya. Jika
pembukuan belum teratur akan menyulitkan dalam pencarian informasi penjualan
produk.
e. Kurangnya stok bahan baku di workshop
Kurangnya stok bahan baku juga menjadi kendala dalam proses produksi
PD. BU. Pembatasan pembelian bahan baku kayu disebabkan oleh keterbatasan

16

modal yang dimiliki. Pembelian bahan baku kayu biasanya disesuaikan dengan
pesanan produk dan tidak ada persediaan khusus yang dibeli setiap bulannya
sehingga menghambat proses produksi di PD. BU.
f. Pengelolaan media promosi kurang efektif
PD. BU telah menggunakan teknologi internet dalam proses promosinya.
Media tersebut kurang efektif dijalankan karena keterbatasan sumberdaya
manusia yang ada. Media promosi seperti media sosial menjadi daya tarik
tersendiri bagi pembeli.
g. Sistem pembayaran belum ditetapkan secara jelas
Pelanggan atau pembeli dapat membayar dengan cara bertahap dan belum
ditentukan waktu yang pasti untuk tempo pembayarannya. Hal itu menjadi
kelemahan PD. BU yang memiliki modal terbatas karena hasil pembayaran
produk akan digunakan kembali untuk pembelian bahan baku kayu.
Faktor Strategis Eksternal
1. Peluang (Opportunities)
a. Perkembangan teknologi internet
Perkembangan teknologi internet menjadi peluang bagi perusahaan dalam
pengembangan pasarnya. Selain menjadi media promosi, pemilik usaha juga dapat
mengetahui perkembangan selera konsumen dengan mudah di internet sehingga
perusahaan dapat terus berinovasi dan mengikuti trend yang ada.
b. Banyak tersedia Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial
Saat ini banyak tersedia sumberdaya yang potensial untuk melanjutkan
usaha pintu/jendela kayu pada PD. BU. Para tenaga kerja muda yang selalu
mengikuti perkembangan teknologi dan informasi sangat potensial untuk
mengembangkan inovasi unit usaha PD. BU.
c. Bantuan kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dari pemerintah
Pemerintah berperan dalam memberikan bantuan kredit usaha kecil dan
menengah. Modal menjadi permasalahan yang beresiko bagi keberlanjutan
perusahaan. Kredit UKM dari pemerintah menjadi peluang bagi usaha PD. BU
dalam pengembangan usahanya.
d. Perkembangan mesin baru
Penggunaan alat mekanis pada PD. BU telah mempermudah proses
produksi serta menjadi peluang bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan proses
produksinya dan mengurangi waktu kerja.
e. Perkembangan bisnis properti dan pameran terkait
Bisnis properti berkaitan secara langsung bagi usaha pintu/jendela kayu.
Khususnya PD. BU yang masih mengembangkan pangsa pasarnya. Pembangunan
rumah dan sejenisnya menjadi peluang PD. BU melakukan kegiatan pengenalan
produknya. Ditambah dengan pameran properti yang sering dilakukan di berbagai
tempat diharapkan dapat memberikan ruang pada usaha pintu/jendela kayu untuk
lebih berkembang di dunia property.
f. Isu go green dan pasar bebas 2015
Pencegahan pemanasan global menghasilkan program reuse, reduce dan
recycle (3R). Maksudnya adalah memanfaatkan barang-barang yang masih
bernilai ekonomi. PD. BU memiliki peluang dalam memanfaatkan limbah

17

produksinya untuk berbagai kebutuhan. Bentuk pemanfaatannya antara lain
limbah serbuk gergaji dapat menjadi bahan bakar di berbagai pabrik dan sebagai
media tanam, serta menggunakan kembali sisa potongan kayu untuk pembuatan
rak, meja, dan kursi. Legalitas kayu yang digunakan juga menjadi andalan unit
usaha dalam menjaga kelestarian lingkungan. Pasar bebas tahun 2015 dapat
menjadi peluang usaha PD. BU dalam memperluas pangsa pasarnya. Motivasi
bersaing akan lebih meningkat dengan masuknya produk asing sejenis atau
substitusi ke Indonesia.
g. Minat konsumen masih tinggi terhadap produk kayu
Permintaan produk kayu khususnya pintu/jendela kayu saat ini masih tinggi
dengan alasan trend yang berkembang dan sifat kayu yang unik. Peluang tersebut
dapat dimanfaatkan oleh PD. BU untuk lebih giat lagi dalam meningkatkan
produksinya.
2. Threats (Ancaman)
a. Proses pengerjaan produk substitusi lebih sederhana
Proses pengerjaan produk pintu/jendela alumunium lebih sederhana
daripada produk kayu. Proses pengerjaan alumunium hanya berupa pemotongan
dan pembentukan pola/penyetelan. Waktu pengerjaan produk alumunium menjadi
lebih singkat. Hal itu menjadi ancaman bagi PD. BU yang menggunakan bahan
baku kayu dengan proses pengerjaan lebih lama dari produk substitusinya.
Pembeli biasanya menginginkan produk yang dipesan dapat segera dikirim.
b. Persediaan bahan baku tidak menentu
Kayu dihasilkan dari hutan yang dipengaruhi sifat-sifat alam sehingga
persediaannya tidak dapat dipastikan jumlahnya. Hal tersebut berpengaruh
terhadap proses produksi di PD. BU.
c. Kenaikan tarif dasar listrik
Penggunaan alat mekanis menjadikan listrik sebagai kebutuhan utama bagi
proses produksi PD. BU. Tarif listrik juga berkaitan dengan biaya operasional unit
usaha. Kenaikan tarif dasar listrik sangat berpengaruh terhadap kenaikan biaya
operasional dan harga jual produk. Harga jual sangat sensitif terhadap permintaan
pembeli terhadap produk pintu/jendela kayu.
d. Pemadaman listrik di jam kerja
Pemadaman listrik di jam kerja dapat mengurangi produktifitas pekerja
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sebagian besar alat yang digunakan pekerja
di PD. BU merupakan alat mekanis sehingga jika terjadi pemadaman listrik
kegiatan produksi dihentikan sementara. Waktu tidak efektif tersebut menjadi
ancaman bagi usaha PD. BU.
e. Batasan pengangkutan untuk jarak jauh
Pengangkutan produk pada PD. BU menggunakan kendaraan pick up dan
tidak dapat mengangkut dalam jumlah banyak. Pengangkutan bertahap untuk satu
tempat memerlukan biaya pengangkutan lebih tinggi. Batasan pengangkutan juga
kurang mengefisienkan waktu kerja karena pekerja pengangkutan sama dengan
pekerja produksi.
f. Pelebaran jalan di sekitar tempat usaha
Program pelebaran jalan di sekitar tempat usaha berakibat pada
berkurangnya luasan tempat produksi. Selain itu pelebaran jalan juga dapat

18

menjadi ancaman dalam proses pemasaran PD. BU. Jika dibangun pembatas jalan
di tengah maka mempersulit akses pembeli menuju showroom/workshop PD. BU
karena harus memutar kendaraannya lebih jauh. Alasan lainnya jika ada usaha lain
di sekitarnya akan mempengaruhi pembeli untuk merubah keputusannya
berkunjung ke usaha PD. BU.
g. Harga bahan baku fluktuatif
Persediaan bahan baku yang tidak menentu mengakibatkan perubahan harga
bahan baku yang fluktuatif. Hal itu akan berpengaruh langsung terhadap
keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memiliki pengelolaan omset yang baik
untuk persediaan bahan baku kayu, maka pengendalian dampak perubahan harga
bahan baku dapat diminimalisir.
Analisis IFE
Berdasarkan skor dari hasil pembobotan dan rating dalam matriks IFE pada
Tabel 10 menunjukkan biaya produksi minimal menjadi kekuatan utama dengan
skor 0.296. Menurut Muhardi (2007) bagi suatu perusahaan, biaya produksi dan
operasi merupakan salah satu indikator dari daya saing operasi.
Tabel 10 Skor IFE pada PD. Berkah Utama
Faktor Penentu IFE
Kekuatan
A. Biaya produksi minimal
B. Penggunaan media promosi
C. Penggunaan alat mekanis dalam produksi
D. Pekerja profesional dan kekeluargaan
E. Lokasi usaha strategis
F. Bahan baku kayu legal
G. Model produk mengikuti trend terbaru
Kelemahan
H. Tempat penyimpanan kurang memenuhi syarat
I. Limbah produksi belum dimanfaatkan
J. Belum ada tenaga pemasaran khusus
K. Pembukuan tidak teratur dan sederhana
L. Stok bahan baku kayu tidak menentu
M. Pengelolaan media promosi belum maksimal
N. Sistem pembayaran belum ditetapkan secara jelas
Total IFE

Bobot

Peringkat

Skor

0.074
0.055
0.060
0.090
0.079
0.071
0.066

4
3
2
3
2
3
4

0.296
0.164
0.121
0.271
0.159
0.214
0.263

0.093
0.077
0.038
0.088
0.066
0.055
0.088

2
1
1
1
2
3
2

0.186
0.077
0.038
0.088
0.132
0.164
0.175
2.348

1.000

Sumber: Data primer diolah (PD. BU 2014)

Pada Tabel 10 memperlihatkan kelemahan utama pada usaha pintu/jendela
kayu PD. BU adalah tempat penyimpanan belum memenuhi syarat dengan skor
0.186. Syarat tempat penyimpanan produk dan bahan baku kayu penting
diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan.
Tempat penyimpanan harus terbebas dari tetesan air hujan, kondisi sandaran

19

produk harus datar, tidak terkena terik matahari secara langsung. Menurut Basri
(2012) dasar penentuan kekeringan kayu adalah dengan mempertimbangkan kadar
air kayu tempat tujuan produk kayu nantinya, agar dimensi kayu tetap stabil
selama pemakaian.
Analisis EFE
Peluang utama PD. BU adalah minat konsumen masih tinggi terhadap
produk pintu/jendela kayu dengan skor 0.376 (lihat Tabel 11). Menurut Tjiptono
(2008) setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar
sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan sebagai organisasi yang
berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung
pada perilaku konsumennya.
Tabel 11 juga menunjukkan bahwa ancaman utama adalah pemadaman
listrik di jam kerja dengan skor 0.290. Proses pengerjaan produk sesuai pesanan
sehingga membutuhkan ketepatan dan kecepatan waktu pengerjaan. Pemadaman
listrik akan sangat menghambat proses produksi yang sebagian besar
menggunakan tenaga mesin. Salah satu solusinya adalah penggunaan generator
listrik dan penambahan waktu kerja.
Tabel 11 Skor EFE pada PD. Berkah Utama
Faktor Penentu EFE
Peluang
A. Perkembangan internet semakin meningkat
B. Banyak tersedia SDM potensial
C. Bantuan kredit UKM dari pemerintah
D. Perkembangan mesin baru
E. Perkembangan bisnis properti
F. Isu go green dan pasar bebas 2015
G. Minat konsumen masih tinggi terhadap produk
Ancaman
H. Pengerjaan produk substitusi lebih sederhana
I. Persediaan bahan baku terbatas
J. Kenaikan tarif dasar listrik
K. Pemadaman listrik di jam kerja
L. Batasan pengangkutan produk untuk jarak jauh
M. Pelebaran jalan di sekitar tempat usaha
N. Harga bahan baku cenderung fluktuatif
Total EFE

Bobot

Rating

Skor

0.052
0.075
0.055
0.061
0.069
0.061
0.094

3
4
2
2
3
3
4

0.157
0.298
0.110
0.122
0.207
0.182
0.376

0.055
0.094
0.088
0.097
0.058
0.055
0.086
1.000

2
1
2
3
3
3
1

0.110
0.094
0.177
0.290
0.174
0.166
0.086
2.550

Sumber: Data primer diolah (PD. BU 2014)

Analisis IE
Posisi PD. BU digunakan untuk menentukan alternatif strategi
pengembangan usaha dalam menghadapi persaingan dan pertumbuhan bisnis
masa depan. Berdasarkan perhitungan analisis lingkungan perusahaan diperoleh

20

nilai total skor rata-rata pada matriks IFE adalah sebesar 2.348 (lihat Tabel 10)
dan nilai total skor rata-rata EFE sebesar 2.550 (lihat Tabel 11). Hal itu
menunjukkan posisi usaha pintu/jendela kayu PD. BU berada pada posisi sel
strategi kelima matriks IE, berarti bahwa usaha berada pada strategi hold and
maintain (pertahankan dan pelihara).
Hasil penelitian Hidayatulloh (2011) menyatakan bahwa Obyek Wisata
Alam Talaga Remis berada pada sel V berdasarkan matrik IE yaitu hold and
maintain dengan strategi yang tepat dilakukan adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Selain itu hasil penelitian Ningrum (2010) menjelaskan
bahwa Usaha Dagang Suryani Furniture (UD. SF) terletak pada sel str