Analisis Usaha Penangkapan Ikan (Studi Kasus : Kecamatan Teluk Nibug, Kota Tanjung Balai)

(1)

ANALISIS USAHA PENANGKAPAN IKAN

( Studi Kasus : Kecamatan teluk Nibung, Kota Tanjung Balai)

SKRIPSI

Oleh :

ROMELIA HUTAJULU 080304075

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

ABSTRAK

Analisis Usaha Penangkapan Ikan

(Studi Kasus : Kecamatan Teluk Nibug, Kota Tanjung Balai) Romelia J Hutajulu

Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

Tujuan Penelitian adalah Untuk menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan ikan di daerah penelitian, untuk menganalisis perbedaan biaya operasional dan pendapatan nelayan kapal kapasitas 3 – 5 GT dengan kapal kapasitas 6 – 10 GT di daerah penelitian.

Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang dieroleh dengancara wawancara langsung dengan nelayan di Kecamatan Teluk Nibung. Kota Tanjung balai dan data sekunder. Dalam menganalisi besarnya pengaruh variabel, digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel – variabel yang ada menggunakan metode kuadrat terkecil ( Ordinary Least Square).

Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa Faktor yang berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan ikan di daerah penelitian adalah variabel kapasitas kapal, sedangkan variabel lama melaut dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata, biaya operasional penangkapan dan pendapatan usaha penangkapan ikan yang menggunakan kapal berkapasitas 6–10 GT berbeda nyata dengan kapasitas 3–5 GT di daerah penelitian. Pendapatan bersih dan biaya operasional kapal kapasitas 6-10 GT lebih tinggi dari pendapatan bersih dan biaya operasional kapal kapasitas 3-5 GT.


(3)

RIWAYAT HIDUP

Romelia J Hutajulu, lahir di Kota Medan pada tanggal 19 Juni 1991, putri dari Bapak Hotman Hutajulu dan Ibu Reni Mei Tambunan. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

− Tahun 1995 masuk Taman Kanak-Kanak Kalam Kudus, tamat tahun 1996.

− Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar Santo Thomas 4 Medan, tamat tahun 2002.

− Tahun 2002 masuk Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Santo Thomas 4 Medan, tamat tahun 2005.

− Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas Santo Thomas 2 Medan, tamat tahun 2008.

− Tahun 2008 menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

− Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bagan Asahan Pekan, Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara tahun 2012.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Usaha Penangkapan Ikan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna menyelesaikan strata satu di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang

telah banyak membimbing dalam penulisan skripsi ini, yaitu Bapak

Ir. Thomson Sebayang, MT selaku Ketua Komisi Pembimbing danIbu Dr. Ir. Tavi Supriana,MS selaku Anggota Komisi Pembimbing dan juga sebagai Ketua Program Studi Agribisnis FP USU yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.Ir.Salmiah,MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis M.Ec, selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis FP USU.

3. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Agribisnis FP USU yang selama ini telah mengajari dan membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

4. Seluruh pegawai di FP USU khususnya Program Studi Agribisnis.

Segala hormat dan terima kasih khusus saya ucapkan terima kasih kepada orang tua saya, Hotman Hutajulu dan Reni Mei Tambunan atas doa, dukungan, semangat, motivasi dan kasih sayang yang luar biasa kepada saya selama menjalani perkuliahan dan penulisan skripsi ini.


(5)

Saya juga berterima kasih kepada Abang Hendra Prasetyo Hutajulu atas segala doa dan dukungan yang diberikan kepada saya .

Terima kasih juga saya ucapkan terkhususnya kepada teman – teman saya Rika Febriani Ginting, Puji Adelina Siahaan, Sarah P. Nainggolan, Kartika Fidesia Purba,

Beby Andrea Sinulingga, Sisilia M. Silitonga, dan Steffi S.C. Saragih yang telah memberi motivasi dan semangat yang luar biasa kepada saya dan juga kepada sahabat saya irfansyah, ricky, isti, kariza, despita, bunga, arini, yang memberi dorongan serta semangat yang tinggi. Kepada seluruh teman-teman di Program Studi Agribisnis angkatan 2008 yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tuhan Yesus selalu memberkati kita.

Akhirnya saya mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2013

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian ... 5

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 Tinjauan Pustaka ... 6

Landasan Teori ... 9

Kerangka Pemikiran ... 13

Hipotesis Penelitian ... 15

METODE PENELITIAN ... 16

Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 16

Metode Penentuan Sampel ... 16

Metode Pengumpulan Data ... 17

Metode Analisis Data ... 17

Defenisi dan Batasan Operasional ... 22

Defenisi ... 22


(7)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI

SAMPEL ... 23

Deskripsi Daerah Penelitian ... 23

Luas dan Letak Geografis ... 23

Keadaan Penduduk ... 24

Karakteristik Nelayan Sampel ... 25

PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PENANGKAPAN IKAN ...27

Kegiatan Operasional ... 27

Persiapan Melaut ... 27

Kegiatan Penangkapan ... 27

Penjualan Hasil Tangkapan Ikan di Tempat Pelelangan Ikan ... 29

Analisis Usaha Penangkapan Ikan ... 29

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Hasil Produksi Tangkapan Ikan di Daerah Penelitian ... 30

Perbedaan Biaya Operasional dan Pendapatan Antara Nelayan Menggunakan Kapal Kapasitas 3 – 5 GT Dengan Kapal Kapasitas 6 – 10 GT ... 35

KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

Kesimpulan ... 40

Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Jumlah Kapal di Kota Tanjung Balai ... 16

2. Jumlah Populasi dan Sampel Kapal Bermesin di Kecamatan Teluk Nibung ... 17

3. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Tanjung Balai 24

4. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Tanjung Balai ... 25

5. Karakteristik Sampel di Kecamatan Teluk Nibung di Kota Tanjung Balai ... 26

6. Analisis Hasil Usaha Penangkapan Ikan Per Trip ... 29

7. Estimasi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Hasil Penangkapan Ikan ... 30

8. Uji Normalitas Dengan Metode Kolmogorov - Smirov .. 31 9. Uji Multikolinearitas antara Variabel ... 32

10. Rata – Rata Penerimaan , Biaya Produksi, Pendapatan Bersih Hasil Produksi Penangkapan Ikan di Kecamatan T. Nibung ... 35

11. Independent Samples Test (Uji Homogenitas Model Leneve’s) 37 12. Independent Samples Test (Uji Homogenitas Model Leneve’s) 39


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Kerangka Pemikiran Kegiatan Usaha Penangkapan Ikan 14 2. Scatter Plot dari Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi


(10)

ABSTRAK

Analisis Usaha Penangkapan Ikan

(Studi Kasus : Kecamatan Teluk Nibug, Kota Tanjung Balai) Romelia J Hutajulu

Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

Tujuan Penelitian adalah Untuk menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan ikan di daerah penelitian, untuk menganalisis perbedaan biaya operasional dan pendapatan nelayan kapal kapasitas 3 – 5 GT dengan kapal kapasitas 6 – 10 GT di daerah penelitian.

Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang dieroleh dengancara wawancara langsung dengan nelayan di Kecamatan Teluk Nibung. Kota Tanjung balai dan data sekunder. Dalam menganalisi besarnya pengaruh variabel, digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel – variabel yang ada menggunakan metode kuadrat terkecil ( Ordinary Least Square).

Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa Faktor yang berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan ikan di daerah penelitian adalah variabel kapasitas kapal, sedangkan variabel lama melaut dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata, biaya operasional penangkapan dan pendapatan usaha penangkapan ikan yang menggunakan kapal berkapasitas 6–10 GT berbeda nyata dengan kapasitas 3–5 GT di daerah penelitian. Pendapatan bersih dan biaya operasional kapal kapasitas 6-10 GT lebih tinggi dari pendapatan bersih dan biaya operasional kapal kapasitas 3-5 GT.


(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perikanan mempunyai peranan yang cukup penting, terutama menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta mendukung pembangunan wilayah dengan tetap memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan hidup (Evy, 2001).

Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Umumnya, usaha perikanan ditujukan untuk kepentingan penyediaan makanan bagi manusia, walaupun mungkin ada tujuan lain (seperti olahraga atau pemancingan yang berkaitan dengan rekreasi), atau mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau produk ikan seperti minyak ikan. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial atau bisnis) (Anonimusa, 2009).

Beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai alasan untuk lebih meningkatkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan antara lain sebagai berikut : (1) Permintaan ikan konsumsi dari luar negeri, khususnya ikan karang konsumsi belum dapat diakomodasi seluruhnya karena minimnya produksi Indonesia; (2) Perkembangan teknologi dibidang kelautan dan perikanan juga dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya yang belum banyak dieksplorasi; (3) Pertambahan penduduk menyebabkan permintaan barang dan jasa juga turut


(12)

meningkat, selain itu juga terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat dewasa ini yang lebih berorientasi pada makanan laut (Anonimusb, 2004).

Sumber sektor perikanan dan kelautan berasal dari budidaya air tawar dari perikanan tangkap. Perikanan tangkap mempunyai peranan yang cukup penting, terutama dikaitkan dengan upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan, menghasilkan protein hewani dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan ekspor, menyediakan bahan baku industri, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta mendukung pembangunan wilayah dengan tetap memperhatikan kelestarian dan fungsi lingkungan hidup (Achmad,1999).

Menurut Anonimusa (2009) penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah atau mengawetkannya. Perikanan tangkap adalah usaha ekonomi dengan mendayagunakan sumber hayati perairan dan alat tangkap untuk menghasilkan ikan dan memenuhi permintaan akan ikan.

Perikanan tangkap Indonesia sangat khas dengan karakteristik multialat dan multispesies, tersebar di seluruh wilayah pendaratan. Dilihat dari segi kemampuan usaha nelayan, jangkauan daerah laut serta jenis alat penangkapan yang digunakan oleh para nelayan Indonesia dapat dibedakan antara usaha nelayan kecil, menengah, dan besar. Dalam melakukan usaha penangkap ikan dari tiga kelompok nelayan tersebut digunakan sekitar 15 s/d 25 jenis alat penangkap. (Wiadnya, 2009).

Wilayah propinsi Sumatera Utara memiliki perairan umum yang cukup luas dan sangat potensial dalam mengembangkan perikanan. Wilayah perairannya dibagi menjadi dua yaitu


(13)

pantai barat Sumatera Utara yang terdiri dari Kabupaten Nias, Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal dan pantai timur Sumatera Utara yang terdiri dari langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Medan, Asahan, Tanjung Balai, dan Labuhan Batu. Mata pencaharian masyarakat setempat selalu berhubungan erat dengan kondisi lingkungan. Umumnya masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dari perikanan laut (Dinas Perikanan Sumut, 2007).

Hasil tangkapan nelayan di pantai timur Sumatera Utara sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Konsumsi lokal terutama dalam bentuk segar maupun awetan (ikan asin) disamping untuk konsumsi lokal, produksi perikanan juga memenuhi tujuan perdagangan terutama tujuan ekspor. Untuk tujuan ini, produksi ikan laut dikonsumsi dalam bentuk pengawetan seperti penggaraman, pindang (perebusan), peragian (terasi dan kecap asin). Ikan laut juga dikonsumsi dalam bentuk pengasapan, pembekuan dan juga tepung ikan. Keseluruhan bentuk konsumsi ini tentu saja mengalami proses pengolahan (Dinas Perikanan Sumut, 2001).

Kota Tanjung Balai merupakan salah satu dari daerah yang berada di kawasan pesisir pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kota Tanjung Balai terletak ± 60 Km² dari kota Medan posisinya berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Kontribusi terbesar bagi perekonomian Kota Tanjung Balai diberikan oleh sektor pertanian, yaitu 28, 67% dari total PDRB. Salah satunya adalah subsektor perikanan.

Kegiatan ekonomi yang menonjol di Kota Tanjung Balai adalah perdagangan perikanan. Uniknya, Tanjung Balai sebagai kota yang tidak punya laut mampu menghasilkan ikan puluhan ribu ton tiap tahunnya. Produksi perikanan mencapai 34.215 ton per tahun. (Anonimusc, 2011).


(14)

Produksi ini diantaranya berasal dari kegiatan usaha penangkapan. Dengan demikian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kegiatan Operasional dan Analisis Usaha Penangkapan Ikan di Kota Tanjung Balai.

Identifikasi Masalah

Adapun masalah – masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor – faktor apa yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan ikan di daerah

penelitian ?

2. Bagaimana perbedaan biaya operasional dan pendapatan nelayan yang menggunakan kapal kapasitas 3 – 5 GT dengan kapal kapasitas 6 – 10 GT di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis faktor – faktor yang berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan

ikan di daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis perbedaan biaya operasional dan pendapatan nelayan kapal kapasitas 3 – 5 GT dengan kapal kapasitas 6 – 10 GT di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi para nelayan dalam usaha penangkapan ikan

2. Sebagai bahan informasi dan kajian bagi pihak yang berminat dalam usaha penangkapan ikan, baik untuk kepentingan komersil maupun akademis.


(15)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi

secara tegas dan pada umumnya mencakup

penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. (Anonimusa,2009).

Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaa manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat (Anonimusa, 2009).

Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha kegiatan menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis) (Anonimusa, 2009).

Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan secara kuantitas tergantung pada perahu, peralatan yang digunakan maupun faktor lain seperti musim air pasang. Dengan perahu dan peralatan tangkap yang sesuai dan layak dioperasikan maka hasil tangkapan menjadi lebih baik dan dapat memberikan jaminan hidup bagi rumah tangganya (Rangkuti,1995).


(16)

Berdasarkan perahu penangkapan ikan, nelayan pemilik dibagi menjadi nelayan tradisional dan nelayan bermotor. Nelayan tradisional memakai perahu tanpa mesin/motor, sedangkan nelayan bermotor memakai perahu mempunyai mesin (motor) yang disebut perahu motor. Berdasarkan mesin (motor) yang digunakan, diukur dengan GT (Gross Tonage), perahu motor dibagi menjadi:

1. Perahu kecil yaitu < 5GT – 10 GT, dengan panjang kurang dari 9 meter. 2. Perahu sedang yaitu 10 GT – 30 GT, dengan panjang 9 – 11 meter. 3. Perahu besar yaitu lebih dari 30 GT, dengan panjang 11 meter atau lebih (Dinas Perikanan dan Kelautan Sumut,2001).

Pengelolaan perikanan berkembang menjadi suatu seni dalam menyelesaikan antara produksi perikanan dengan kondisi – kondisi ekonomi. Misalnya karena permintaan ikan makin meningkat dan harganya semakin tinggi maka menarik para pengusaha untuk menambah armada penangkapannya. Di lain pihak para pengelola harus bisa membatasi daya tangkap perahu agar jumlah tangkapan tetap berada pada batas – batas tertentu. Dalam pengelolaan perikanan dikenal beberapa konsep pembatasan berusaha, antara lain adalah :

a. Pembatasan upaya penangkapan yang dilakukan dengan mempersingkat waktu penangkapan atau membatasi peralatan yang digunakan,

b. Membatasi jumlah modal dan tenaga kerja yang digunakan pada suatu usaha perikanan.

Untuk daya guna ekonomi pembatasan berusaha dilakukan dengan mewujudkan keinginan untuk menekan biaya serendah – rendahnya untuk melakukan upaya penangkapan yang menguntungkan (R.L.Strokes,1979).


(17)

Dilihat dari segi kemampuan usaha nelayan, jangkauan daerah laut serta jenis alat penangkapan yang digunakan oleh para nelayan Indonesia dapat dibedakan antara usaha nelayan kecil, menengah dan besar.

Menurut Anonimusd (2013) ada beberapa jenis alat tangkap ikan dan pengoperasiannya yang digunakan oleh perahu kapal bermotor yaitu :

• Trawl

Didefenisikan sebagai jaring yang berbentuk kantong yang ditarik satu atau dua buah kapal bermotor dan menggunakan alat pembuka mulut jaring yang disebut gawang (beam) atau sepasang alat pembuka (otter board). Disini jaring bergerak bersama kapal motor untuk jangka waktu tertentu.

• Payang

Payang termasuk grup pukat kantong yaitu jaring yang memiliki kantong dan dua buah sayap. Metode penangkapan ikan dilakukan dengan cara menarik pukat kantong tersebut ke arah kapal yang berhenti atau ke arah daratan melalui kedua sayapnya. Dilihat dari konstruksi alat, alat ini sama dengan trawl, tetapi mempunyai sayap lebih panjang dan berbeda dalam operasi penangkapan, dimana trawl bergerak bersama – sama kapal sedangkan pukat kantong hanya jaring yang bergerak.


(18)

Landasan Teori

Produksi dan Fungsi Produksi

Untuk menghasilkan produksi (output) diperlukan bantuan kerjasama beberapa faktor produksi sekaligus. Masalah ekonomi yang dihadapi adalah bagaimana petani dapat mengkombinasikan faktor – faktor produksi tersebut agar tercapai efisiensi yang setinggi – tingginya baik secara fisik maupun ekonomis (Mubyarto, 1994).

Hubungan fisik antara input dan output untuk suatu macam produksi dapat diungkapkan dengan menggunakan konsep fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan output atau jumlah hasil produksi maksimum yang dapat dihasilkan per-satuan waktu dengan menggunakan berbagai kombinasi sumber – sumber daya yang dipakai dalam produksi (Reksoprayitno,2000).

Menurut Soekartawi (1993), dalam menunjang keberhasilan agribisnis, maka tersedianya bahan baku secara kontiniu dalam jumlah yang tepat sangat diperlukan. Tersedianya produksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain macam komoditi (X1) Kapasitas Kapal, (X2) Lama melaut, (X3) Jumlah Tenaga Kerja. Secara matematis, pernyataan ini dituliskan sebagai berikut:

Y = F (X1,X2,X3)

Fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi klasik the law of deminishing return dimana model ini menjelaskan hubungan fungsional yang mengikuti hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang.

Salah satu model pengukuran produktifitas yang sering digunakan adalah pengukuran berdasarkan pendekatan fungsi produksi Cobb – Douglas, yaitu suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua variabel atau lebih, variabel yang satu disebut variabel independent (Y) dan yang lain disebut dependent (X).


(19)

Fungsi Cobb – Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen (yang dijelaskan/Y), dan yang lain disebut variabel independen (yang menjelaskan/X) (Soekartawi,1993).

Soekartawi (2002) mendefinisikan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, yang dijelaskan (Y) dan yang lain disebut variabel independent, yang menjelaskan (x). Bentuk umum dari fungsi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut:

Y = β0 X1β1X2β2β... Xiβi... Xnβn eπ

Untuk menafsirkan parameter – parameternya harus ditransformasikan dalam bentuk double logaritme natural (ln) sehingga merupakan bentuk linear berganda (multiple linear) yang kemudian dianalisis dengan metode kuadrat terkecil (ordinary least square).

Ln Y = Ln β0 + β1 Ln X1 + β2 Ln X2 + β3 Ln X3 + e (Rahim dan Astuti,2007)

Hal penting dalam usaha penangkapan ikan yaitu pengelolaan input atau faktor – faktor produksi (kapal, jaring, es balok, dan tenaga kerja) dengan efektif, efisien, dan kontiniu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapat usaha penangkapan ikannya meningkat.

Soekartawi (1994) berpendapat bahwa pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.

Pd = TR – TC

Dimana :

Pd = Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan TR = Total Penerimaan


(20)

TC = Total Biaya

Hal ini juga berlaku pada usaha penangkapan ikan dimana pendapatan ikan merupakan pengurangan dari total penerimaan dengan total biaya. Pendapatan usaha penangkapan ikan diperoleh dari perkalian jumlah produksi yang dijual dengan harga produk. Oleh karena itu sifat penerimaan berhubungan dengan unit barang yang dijual dan harga produk tersebut. Semakin banyak jumlah barang (dalam hal ini berupa ikan kembung, senangin, puput, cincaru dan tongkol) dengan harga ikan kembung, senangin, puput, cincaru, dan tongkol yang konstan maka diperoleh penerimaan usaha penangkapan ikan yang tinggi sehingga keuntungan usaha penangkapan ikan juga tinggi.

Penerimaan usaha penangkapan ikan adalah perkalian antara jumlah hasil tangkapan dengan harga jual.

Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut.

TR = Y x Py

Di mana :

TR : Total Renevue Y : Output

Py : Price (Rahim dan Hastuti, 2007).

Pengeluaran usaha sama artinya dengan biaya usaha. Biaya usaha penangkapan ini merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen (petani, nelayan, dan peternak) yang dilakukan oleh produsen (petani, nelayan, peternak) mengelola usahanya dalam mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam hal ini, disebut usahatani untuk petanian melaut untuk nelayan, dan beternak untuk peternak (Soekartawi, 1994).


(21)

Soekartawi (1994) juga menjelaskan bahwa biaya usaha penangkapan ikan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap atau fixed cost umumnya diartikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit, misalnya pajak (tax). Biaya untuk pajak akan tetap dibayar walaupun hasil usahatani itu gagal panen. Selain itu, biaya tetap dapat pula dikatakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi komoditas pertanian, misalnya penyusutan alat dan gaji karyawan. Jadi, biaya tetap tersebut bermacam – macam, tergantung memberlakukan variabel itu sebagai biaya tetap antara lain kapal, mesin, dan sebagainya.

Biaya tidak tetap atau biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya yang besar- kecilnya dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan yang diperoleh misalnya biaya untuk sarana produksi perikanan. Jika menginginkan produksi komoditas yang tinggi, faktor – faktor biaya seperti tenaga kerja perlu ditambah dan sebagainya sehingga biaya itu sifatnya akan berubah – ubah karena tergantung dari besar – kecilnya produksi komoditas perikanan yang diinginkan, jadi dengan kata lain biaya tidak tetap dapat pula diartikan sebagai biaya yang sifatnya berubah – ubah sesuai dengan besarnya komoditas perikanan.

Kerangka Pemikiran

Usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai umumnya berskala kecil (<10GT). Nelayan dengan kapasitas kecil dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu 3 – 5 GT dan 6 – 10 GT yang masing – masing memiliki hasil tangkapan yang berbeda – beda. Produksi dalam hal ini merupakan hasil penangkapan ikan dengan berbagai jenis dalam satu kali perjalanan, pulang – pergi (1


(22)

trip). Faktor yang diduga berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan adalah kapasitas kapal, lama melaut dan tenaga kerja. Jumlah hasil tangkapan ikan dan harga jual akan mempengaruhi penerimaan usaha. Nilai penerimaan usaha adalah perkalian jumlah hasil tangkapan dengan harga ikan. Dalam melakukan operasional usaha penangkapan ini akan membutuhkan biaya yang disebut sebagai biaya produksi, yang akan mempengaruhi keuntungan usaha. Keuntungan usaha penangkapan ikan diperoleh dari hasil pengurangan penerimaan usaha dengan biaya produksi. Kerangka pemikiran ini secara skematis digambarkan pada gambar 1 berikut.


(23)

Keterangan:

: menyatakan pengaruh --- : menyatakan hubungan

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Kegiatan Usaha Penangkapan Ikan Usaha Penangkapan

Ikan

3 – 5 GT 6 – 10 GT

Hasil Penangkapan

Hasil Penangkapan

Penerimaan Produksi

Harga

Kapasitas Kapal Lama Melaut

Tenaga Kerja Tenaga

Kerja Lama Melaut Kapasitas Kapal

Biaya Operasional


(24)

Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan landasan teori yang sudah diuraikan maka hipotesis penelitian diajukan sebagai berikut :

1. Faktor – faktor yang berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan ikan adalah kapasitas kapal.

2. Biaya operasional dan pendapatan nelayan kapal kapasitas 6 – 10 GT, lebih tinggi dari kapal kapasitas 3 - 5 GT di daerah penelitian.


(25)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai, dengan dasar pertimbangan bahwa kecamatan ini memiliki jumlah kapal terbanyak diantara kecamatan yang ada di Kota Tanjung Balai. Adapun jumlah kapal pada masing – masing kecamatan dijelaskan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Jumlah Kapal di Kota Tanjung Balai

No. Kecamatan 3-5 GT 6-10 GT Total

1 Teluk Nibung 17 81 98

2 Tanjung Balai Selatan 4 72 76

3 Tanjung Balai Utara 3 19 22

4 Sei Tualang Raso 2 15 17

5 Datuk Bandar 9 3 12

6 Datuk Bandar Timur 0 7 7

TOTAL 35 197 232

Sumber : Dinas Perikanan Kota Tanjung Balai, 2012

Dari tabel 1 di atas, diketahui bahwa jumlah kapal bermesin kapasitas 3 – 5 GT ada 17 kapal, sedangkan kapal berkapasitas 6 – 10 GT ada 81 kapal.

Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam hal ini adalah nelayan kapal bermesin yang mengusahakan penangkapan ikan sebagai mata pencaharian utamanya. Jumlah populasi nelayan yang memiliki kapal bermesin kapasitas 3 – 10 GT sebanyak 98 kapal berdomisili di Kecamatan Teluk Nibung.

Besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 30 sampel.Hal ini sejalan dengan apa yang ditulis Nazir (2005) bahwa ukuran sampel yang dapat diterima berdasarkan metode penelitian deskriptif minimal 30 sampel.


(26)

Selanjutnya sampel didistribusikan dalam 2 kelompok strata yaitu strata kapal bermesin kapasitas 3 – 5 GT dan kapasitas 6 – 10 GT. Distribusi sub – populasi ini menggunakan stratified random sampling, sebagaimana terlihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel Kapal Bermesin di Kecamatan Teluk Nibung

No Kapasitas Populasi Sampel

1 3 - 5 GT 17 5

2 6 - 10 GT 81 25

98 30

Sumber : Dinas Perikanan Kota Tanjung Balai, 2012

Metode Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan nelayan yang menjadi sampel dengan menggunakan daftar kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, BPS Kota Tanjung Balai dan Dinas Perikanan Kota Tanjung Balai. Data sekunder diperoleh dengan mengisi form dan checklist sesuai dengan data yang diinginkan.

Model Analisis Data

Untuk masalah 1, dianalisis dengan mengukur faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah tangkapan ikan dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas. Bentuk model matematis fungsi produksi Cobb Douglas yang dibentuk adalah sebagai berikut:

Y = A X1β1 X2β2 X3β3

Dalam menggunakan model ini, fungsi produksi diubah dalam bentuk linear. Untuk menguji pengaruh variabel bebas (kapasitas kapal, lama melaut, dan tenaga kerja) terhadap jumlah hasil tangkapan ikan, digunakan model matematis sebagai berikut:


(27)

Dimana :

Y = Jumlah Hasil Tangkapan Ikan (kg) X1 = Kapasitas Kapal (GT)

X2 = Lama melaut (Jam) X3 = Tenaga Kerja (HKP) A = Konstanta

a1,…, a3 = Koefisien regresi

µ = Kesalahan pengguna

Uji Asumsi Ordinary Least Square (OLS) :

1. Multikolinearitas.

Istilah kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak (perfect or exact) di antara variabel – variabel bebas dalam model regresi. Istilah kolinearitas sendiri berarti hubungan linear tunggal (single linear relationship), sedangkan kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna (Supranto, 2004).

Akibat multikolinearitas adalah sebagai berikut :

a. Variasi dugaan Ordinary Least Square (OLS) besar.

b. Interval kepercayaan membesar (variasi yang besar menyebabkan Standart Error besar, selanjutnya menyebabkan interval kepercayaan membesar).

c. Uji – t (t ratio) tidak signifikan.

d. R2 tinggi, secara serempak pengaruh variabel bebas melalui uji F signifikan, tetapi secara parsial tidak banyak variabel yang signifikan dari uji t.

e. Hasil dugaan parameter tidak sesuai dengan substans, sehingga dapat menyesatkan interpretasi.


(28)

2. Heterokedastisitas

Menurut Supranto (2004), dalam regresi linear, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE adalah var (ui) = σ2 (konstan), semua sesatan mempunyai fungsi yang sama. Padahal, ada kasus – kasus tertentu di mana variansi ui tidak konstan, melainkan variabel (berubah – ubah).

3. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametrik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Distribusi normal artinya data memusat pada nilai rata - rata dan median. Menguji asumsi normalitas digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S).

Untuk masalah 2, dianalisis dengan membandingkan biaya produksi dan pendapatan antara usaha penangkapan ikan yang menggunakan mesin 3 – 5 GT dengan yang menggunakan mesin 6 – 10 GT di daerah penelitian.

Biaya produksi dihitung dengan rumus:

TC = FC + VC

Di mana:

TC = Total Costs FC = Fixed Cost VC = Variable Cost

Untuk menghitung pendapatan digunakan rumus :

Pd = TR - TC


(29)

Pd = Pendapatan usaha penangkapan ikan TR = Total Revenue

TC = Total Cost

Dimana Total Revenue didapat dari rumus:

R = Py . Y

Di mana :

R = Revenue Py = Price Y = Output

Perbedaan pendapatan dan biaya diuji dengan beda rata-rata independent samples T test. Data yang diuji adalah antara pendapatan bersih atau biaya operasional penangkapan ikan kapal kapsitas 3-5 GT dengan kapal kapasitas 6-10 GT. Data diolah dengan program SPSS.

Secara matematis, untuk mendapatkan t hitung digunakan rumus :

�ℎ�����= X�₁ – X�₂

�(�₁ −1) S�₁+2+ (�₂ −�₂ −2 1)�₂2 �n1+ 1 n₂�

Keterangan:

X1 = Rata-rata variabel 1 ( Pendapatan atau Biaya Operasional kapal kapasitas 3 – 5 GT) X2 = Rata-rata variabel 2 ( Pendapatan atau Biaya Operasional kapal kapasitas 6 – 10 GT) S1 = Varian sampel variabel 1 ( Pendapatan atau Biaya Operasional kapal kapasitas 3 – 5 GT) S2 = Varian sampel variabel 2 ( Pendapatan atau Biaya Operasional kapal kapasitas 6 - 10

GT)


(30)

N2 = Jumlah sampel variabel 2 ( Pendapatan atau Biaya Operasional kapal kapasitas 6 - 10 GT)

Dengan kriteria uji :

• Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

(Ada perbedaan antara Pendapatan atau Biaya Operasional kapal kapasitas 3 – 5 GT dan 6 – 10 GT).

• Jika t-hitung ≥ t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

(Tidak ada perbedaan antara Pendapatan atau Biaya Operasional kapal kapasitas 3 – 5 GT dan 6 – 10 GT).

(Sugiono, 2006).

Defenisi dan Batasan Operasional

Supaya tidak terjadi perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna maka berikut dituliskan defenisi dari variabel dan batasan opersional.

Defenisi

1. Produksi adalah jumlah hasil yang diperoleh dari kegiatan penangkapan ikan dihitung dalam satuan Kg.

2. Sarana produksi adalah komponen yang digunakan dalam melakukan usaha penangkapan ikan dalam hal ini adalah kapal, es, bbm, tenaga kerja.

3. Pendapatan usaha penangkapan ikan adalah penerimaan setelah dikurangi dengan biaya operasional dalam satuan Rp.

4. Penerimaan adalah jumlah hasil penangkapan ikan dikali dengan harga jual ikan. 5. Harga jual adalah harga ikan yang berlaku di daerah penelitian dalam satuan Rp.


(31)

6. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan nelayan selama proses penangkapan ikan dalam 1 kali perjalanan ( 1 trip).

7. 1 trip adalah satu kali perjalanan pulang – pergi

Batasan Operasional

1. Sampel penelitian adalah nelayan yang bermata pencaharian utama penangkap ikan. 2. Daerah penelitian adalah Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai.


(32)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian Luas dan Letak Geografi

Tanjung Balai yang dikenal dengan sebutan kota kerang terletak 184 km dari ibukota Provinsi Sumatera Utara. Berada di kawasan Pantai Timur dan seluruh wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Asahan. Secara astronomis berada antar 2˚55’15” dan 3˚01’30” Lintang Utara serta 99˚ 45’15” Bujur Timur. Luas Wilayah Tanjung Balai adalah 60,52 km2 atau 0,09 persen dari total luas daratan provinsi Sumatera Utara. Kota Tanjung Balai terdiri 6 Kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Datuk Bandar 2. Kecamatan Datuk Bandar Timur 3. Kecamatan Tanjung Balai Selatan 4. Kecamatan Tanjung Balai Utara 5. Kecamatan Sei Tualang Raso 6. Kecamatan Teluk Nibung

Kota Tanjung Balai berada pada wilayah dataran rendah dengan ketinggian antara 1 - 3 meter dari permukaan laut, posisinya berada disepanjang tepi Sungai Berawa dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Secara administratif, Kota Tanjung Balai mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan


(33)

Kota Tanjung Balai tergolong daerah beriklim tropis dengan suhu udara rata – rata berkisar 25˚C sampai dengan 32˚C dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan, sebagaimana dapat dilihat pada table 3 berikut.

Tabel 3. Luas wilayah menurut Kecamatan di Kota Tanjung Balai

No. Kecamatan Luas Area (Ha) Ratio (%)

1. Datuk Bandar 2.249 37,16

2. Datuk Bandar Timur 1.457 24,07

3. Tj Balai Selatan 198 3,27

4. Tj. Balai Utara 84 1,39

5. Sei Tualang Raso 809 13,37

6. Teluk Nibung 1.255 20,74

Tanjung Balai 6.052 100,00 Sumber: Tanjung Balai dalam Angka tahun 2012

Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Tanjung Balai tercatat sebanyak 33.023 KK dengan jumlah seluruhnya sebesar 155.889 jiwa, yang terdiri dari laki - laki 78.651 jiwa dan perempuan 77.238 jiwa. Keadaan penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Tanjung Balai

No Kelompok Umur Jumlah Persentase (%)

1 0 – 4 17.641 11,32

2 5 – 9 18.625 11,95

3 10 – 14 17.482 11,21

4 15 – 19 15.496 9,94

5 20 – 24 13.473 8,64

6 25 – 29 12.907 8,28

7 30 – 34 12.158 7,80

8 35 – 39 11.033 7,08


(34)

10 45 – 49 8.108 5,20

11 50 – 54 6.567 4,21

12 55 – 59 4.795 3,08

13 60 – 64 3.188 2,04

14 65 – 69 2.060 1,32

15 70 – 74 1.552 1,00

16 75 + 1.430 0,92

Jumlah 155.889 100,00

Sumber : Tanjung Balai dalam Angka 2012

Dari table 4 diatas diketahui bahwa jumlah penduduk di Kota Tanjung Balai yang ada dalam kelompok usia produktif (15 – 54 tahun) berjumlah 89.116 jiwa atau sebesar 57,16% dari jumlah penduduk yang ada.

Kelompok umur <15 tahun berjumlah 53.748 jiwa atau sebesar 34,47% sedangkan yang ada dalam kelompok umur > 54 tahun ada sebanyak 13,025 jiwa atau 8,37 %.

Karakteristik Sampel

Sampel penelitian adalah nelayan yang melakukan usaha penangkapan ikan di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai. Karakteristik nelayan meliputi umur, pendidikan, dan pengalaman melaut. Karakteristik nelayan sampel di Kota Tanjung Balai dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Karakteristik Sampel di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai

No Uraian Range Rata – rata

1 Umur Nelayan (Tahun) 22 – 47 35

2 Pendidikan Nelayan (Tahun) 6 – 12 10

3 Pengalaman Melaut (Tahun) 10 – 38 25

Sumber : Analisis Data Primer ( Lampiran 1)

Dari tabel 5 diatas dapat dikemukakan bahwa rata – rata umur nelayan yang melakukan usaha penangkapan ikan di daerah penelitian adalah 35 tahun (range 22 – 47). Nelayan ini masih dalam kelompok usia produktif sehingga dari segi fisik masih mampu mengerjakan usaha penangkapan ikan dengan baik. Lama pendidikan yang pernah dialami nelayan sampel di


(35)

Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai rata – rata 10 tahun. Lama pengalaman pendidikan nelayan ini setara dengan lulusan sekolah menengah pertama (SMP). Usaha penangkapan ikan sudah cukup lama dijalankan oleh nelayan di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai dengan rata – rata pengalaman selama 25 tahun.


(36)

PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PENANGKAPAN IKAN Kegiatan Operasional

Usaha penangkapan ikan laut meliputi kegiatan persiapan berangkat ke laut, penangkapan ikan di laut dan penyortiran sampai penjualan hasil tangkap ikan di tempat pendaratan kapal atau di TPI (Tempat Pelelangan Ikan).

Persiapan Berangkat Ke Laut

Sebelum nelayan berangkat ke laut, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu : membersihkan perahu, memeriksa keadaan kapal dan mesin perahu, serta memeriksa keadaan alat tangkap hingga dapat dipastikan keadaan yang benar – benar siap melaut. Persiapan lain yang dilakukan adalah mengisi bahan bakar, mempersiapkan es serta mempersiapkan komsumsi selama melaut. Adapun perlengkapan lain yang dibawa seperti tenda, alat penerang, fiber, jerigen, dan lain – lain.

Kegiatan Penangkapan

Kegiatan penangkapan dalam hal ini menyangkut waktu melaut, daerah operasional, jumlah awak kapal, dan hasil tangkapan dan penyortiran.

Waktu Melaut

Waktu melaut adalah saat nelayan bergerak dari pantai menuju daerah operasi penangkapan ikan. Waktu melaut bagi nelayan perahu motor tidak tergantung pada keadaan angin darat karena adanya mesin pada perahu motor, sedangkan tanpa motor sesuai dengan angin darat atau cuaca karena nelayan perahu tanpa motor mengandalkan angin darat atau cuaca. Kapal berkapasitas 3 – 5 GT perahu berangkat subuh sampai pagi hari dimana lama melaut tidak selama kapasitas 6 – 10 GT yang dapat berhari – hari beroperasi di laut.


(37)

Daerah Operasional

Daerah operasional penangkapan (fishing ground) di laut mulai dari perairan dekat hingga laut lepas. Terdapat zona penangkapan sesuai dengan kondisi armada penangkapan ikan. Rata – rata kawasan operasional penangkapan ikan masih zona aman. Perbedaan besarnya Gross Tonage (GT) perahu serta daya mesin perahu serta alat tangkap menentukan kemampuan nelayan dalam beroperasi di laut.

Jumlah Awak Kapal

Dalam usaha penangkapan ikan, jumlah awak kapal disesuaikan dengan besar kapasitas perahu. Kapal kapasitas 3 – 5 GT memiliki jumlah awak kapal ≤ 7 orang sedangkan kapal kapasitas 6 – 10 GT memiliki jumlah awak ≥ 8 orang.

Hasil Tangkapan Ikan Dan Penyortiran

Jenis tangkapan ikan yang diperoleh kapal kapasitas 3 GT hingga 10 GT bervariasi. Jenis ikan yang di tangkap mulai dari jenis kembung, senangin, puput, gulama, tongkol, kepiting, cincaru, trisi, tenggiri hingga hiu. Harga setiap jenis ikan berbeda – beda mulai dari Rp. 2.000,- hingga Rp. 10.000,- .

Hasil penangkapan ikan terlebih dahulu di sortir lalu di jual ke TPI. Nelayan tidak mematok harga jual, namun pedagang besar yang menentukan harga pasar. Nelayan hanya menjual hasil tangkapan yang baik dan bermutu, yang lain hasil tangkapan yang rusak / tidak layak masuk pasar di konsumsi sendiri.

Penjualan Hasil Tangkapan Di Tempat Pelelangan Ikan

Setelah proses penangkapan ikan selesai, nelayan kembali ke darat dan berlabuh di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di kecamatan Teluk Nibung untuk mengadakan transaksi jual beli


(38)

ikan. Pendapatan dari hasil penjualan setelah dikurangi biaya melaut selanjutnya dibagi antara buruh nelayan dengan pemilik kapal sesuai dengan bagi hasil yang telah disepakati.

Analisis Usaha Penangkapan Ikan

Analisis terhadap usaha penangkapan yang dilakukan di daerah penelitian adalah dengan menguraikan secara rinci komponen penerimaan dan biaya produksi yang kemudian dilanjutkan dengan menghitung pendapatan bersih usaha penangkapan. Analisis penangkapan ikan ini diuraikan pada tabel 6 berikut.

Tabel 6. Analisis Hasil Usaha Penangkapan Ikan Per Trip

No Uraian Per Kapasitas Kapal

3 - 5 GT 6 - 10 GT

Fisik Nilai Fisik Nilai

1 Produksi (Kg) 342 3474

2 Harga 1 Kg Rp.5.562 1 Kg Rp. 8.312

3 Penerimaan Rp. 2.662.000 Rp.5.623.800

4 Biaya Produksi

- Es 3Btg Rp. 51.000 10Btg Rp. 163.880

- Bbm 27 L Rp. 118.320 59 L Rp. 303.502

- Konsumsi 6 org Rp. 292,000 10 org Rp. 1.239.096

Tenaga Kerja 5HKP Rp. 1.688.000 6HKP Rp. 4.318.000

5 Penyusutan Rp. 101.847 Rp. 195.629

6 Total Biaya Rp.634.527 Rp. 1.478.190

7 Pendapatan Bersih Rp. 2.027.473 Rp. 4.145.610

HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Jumlah Hasil Penangkapan Ikan di Daerah Penelitian

Untuk menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi jumlah hasil penangkapan ikan di daerah penelitian dilakukan dengan mengregresikan variabel kapasitas kapal (X1) , lama melaut (X2)), tenaga kerja (X3) terhadap jumlah hasil tangkapan ikan (Y) dengan


(39)

menggunakan model analisis Cobb – Douglas dengan bantuan program perangkat lunak SPSS.

Hasil estimasi model Cobb – Douglas tersebut diperlihatkan pada table 7 berikut.

Tabel 7. Estimasi Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Hasil Penangkapan Ikan

Koef. Regresi Std. Error t - hitung Sig. Ket

Kapasitas Kapal 1.199 0.079 15.266 0.000 Nyata

Lama Melaut 0.036 0.228 0.159 0.875 Tidak Nyata

Tenaga Kerja 0.041 0.167 0.247 0.807 Tidak Nyata

Konstanta = 3 ,902

F – tabel = 2,30 ; F – hitung = 186,800 T – tabel = 1,70

R2 = 0,956

Sumber : Hasil Analisis Data Primer ( Lampiran 7 )

Berdasarkan tabel 7 di atas, maka persamaan fungsi hasil penangkapan ikan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

LnY = Ln 3,902 + 1,199 LnX1 + 0,036 LnX2 + 0, 041 LnX3 Y = 1,361 X11,199 X20,036 X30,041

Dari hasil estimasi di atas, diketahui 1 faktor yang berpengaruh nyata terhadap hasil penangkapan ikan di daerah penelitian yaitu variabel kapasitas kapal (X1) sedangkan variabel input lain yang berpengaruh tidak nyata adalah lama melaut (X2) dan Tenaga Kerja (X3).

Sebelum melakukan analisis maka sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut terdistribusi secara normal, terbebas dari multikolinearitas dan heterokedastisitas.

Uji Asumsik Klasik


(40)

Uji Normalitas adalah untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi data yang berdistribusi normal. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data adalah uji Kolmogorov – Smirnov. Berikut diperlihatkan tabel ujinormalitas Kolmogorov – Smirnov :

Tabel 8. Uji Normalitas dengan Metode Kolmogorov - Smirnov

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean 6.393 Std. Deviation 0.369 Most Extreme Differences Absolute 0.115 Positive 0.103

Negative -0.115

Kolmogorov-Smirnov Z 0.627 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.826 Sumber : Hasil Analisis Data Primer ( Lampiran 7 )

Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi yang diperoeh ≥ α(0,05) (Gurajati, 2011). Dari tabel di atas, diperlihatkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh (Asymp. Sig) sebesar 0,826 > 0,05. Ini memberikan arti bahwa data yang digunakan terdistribusi secara normal, oleh karenanya data ini memenuhi sayarat untuk dianalisis lebih lanjut.

- Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan yang menunjukkan adanya hubungan linear yang sempurna atau eksak ( perfect or exact ) di antara variabel – variabel bebas dalam model regresi. Adanya multikolinearitas diketahui dengan melihat nilai tolerance atau nilai VIF. Bila nilai tolerasi kurang dari 0,1 dan VIF melebihi 10, artinya tidak terjadi multikolinearitas antar variabel (Gurajati, 2011). Berikut ditampilkan tabel 9 uji multikolinearitas :

Tabel 9. Uji Multikolinearitas Antar Variabel

Tolerance VIF

1 Kapasitas Kapal 0.414 2.416

2 Lama Melaut 0.199 5.018

3 Jumlah Personil 0.195 5.118


(41)

Dari tabel di atas diperoleh nilai tolerence lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF tidak lebih besar dari 10, oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas antar variable yang digunakan.

- Heterokedastisitas

Untuk mengetahui penelitian ini terjadi heterokedastisitas adalah dengan melihat scatter plot. Heterokedastisitas terjadi bila ada titik – titik terbesar yang membentuk pola tertentu. Berikut adalah gambar scatter plot dari faktor – faktor yang mempengaruhi di daerah penelitian.

Gambar 2. Scatter Plot dari Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi

Dari gambar di atas, titik – titik pada scatter plot menyebar tanpa membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas.


(42)

Berdasarkan hasil analisis uji asumsi klasik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diolah telah terdistribusi secara normal, bebas dari multikolinearitas dan heterokedastisitas. Selanjutnya, dilakukan uji kesesuaian model pada data di atas yang dijelaskan pada uraian berikut.

Uji Kesesuaian Model ( Test Goodness of Fit )

- Analisis Koefisien Determinasi ( Uji R – Square )

Dari hasil estimasi yang dilakukan dengan menggunakan SPSS diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,956 artinya hasil produksi penangkapan ikan dapat dijelaskan oleh variabel kapasitas kapal, lama melaut, dan tenaga kerja sebesar 95,6 %, sisanya sebesar 4,4% dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak dimasukan ke dalam model.

- Uji – F ( Uji Serempak )

Uji signifikansi pengaruh kapasitas kapal, lama melaut, dan tenaga kerja secara serempak terhadap jumlah hasil penangkapan ikan diambil pada taraf nyata 95 % atau α(0,05). Pengaruh dari variabel input secara serempak dikatakan nyata bila nilai Fhitung > F tabel atau nilai signifikansi yang diperoleh < α(0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Fhitung yang diperoleh sebesar 186,800 > F table (2,30) serta nilai siginifikansi diperoleh sebesar 0,00 <

α(0,05). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel kapasitas kapal, lama melaut, dan tenaga kerja secara serempak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil penangkapan ikan.

Uji – t ( Uji Parsial )

Secara parsial pengaruh faktor produksi terhadap jumlah hasil tangkapan diuji dengan menggunakan uji t :

• Variabel kapasitas kapal (X1) berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil penangkapan ikan (Y), karena nilai thitung = 15,266 > ttabel = 1,66 dan nilai signifikansi = 0,000 < 0,005.


(43)

Dengan demikian disimpulkan bahwa kapasitas kapal berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil pengangkapan ikan. Koefisien variabel kapasitas kapal (X1) sebesar 1,199 artinya penambahan kapasitas kapal sebesar 1% maka akan menaikan jumlah hasil tangkapan ikan sebesar 1,199 %.

• Variabel lama melaut (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil penangkapan ikan (Y), karena nilai t hitung = 0,159 < t tabel = 1, 66 atau nilai signifikansi variabel lama melaut = 0,875>0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa variabel lama melaut tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil penangkapan ikan.

• Variabel tenaga kerja (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil penangkapan ikan (Y), karena nilai t – hitung = 0, 247 < t – tabel 1,66 atau nilai signifikasi variabel tenaga kerja = 0, 807 > 0,05. Dengan demikian disimpulkan bahwa variabel tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil penangkapan ikan.

Perbedaan Biaya Operasional Dan Pendapatan Antara Nelayan Menggunakan Kapal Kapasitas 3–5 GT dengan Kapal Kapasitas 6 -10 GT .

Pendapatan bersih hasil usaha penangkapan ikan adalah penerimaan dikurangi dengan total biaya operasional yang dikeluarkan, dihitung dalam satuan rupiah. Dalam penelitian ini, pendapatan bersih yang diterima oleh nelayan adalah pendapatan usaha penangkapan ikan untuk sekali berlayar (1 trip). Berikut ini ditampilkan tabel rata – rata pendapatan bersih hasil penangkapan ikan untuk nelayan yang menggunakan kapal kapasitas 3–5 GT dan kapasitas kapal 6–10 GT.

Tabel 10. Rata – Rata Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Bersih Hasil Produksi Penangkapan Ikan di Kec. Teluk Nibung

No. Uraian 3 - 5GT (Rp) 6 - 10GT (Rp)

1. Penerimaan 2.662.000 5.623.800


(44)

Sumber : Data primer diolah ( Lampiran 6 )

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan bersih usaha penangkapan ikan dalam sekali melaut yang menggunakan kapal kapasitas 3- 5 GT adalah sebesar Rp. 2.027.473 sedangkan yang menggunakan kapal kapasitas 6 – 10 GT adalah sebesar Rp. 4.145.610.

Untuk melihat perbandingan kelayakan usaha penangkapan ikan yang menggunakan kapal kapasitas 3-5GT dengan 6-10 GT, dilakukan membandingkan niali R/C antara kapasitas 3-5 GT dengan 6-10 GT. Nilai R/C Ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Berikut adalah hasil perhitungan R/ C Ratio untuk kedua kapasitas kapal.

• R / C Ratio usaha penangkapan ikan menggunakan kapal kapasitas 3-5 GT

� �

� �����= �� ��

=2.662.000 634.527

= 4,19

• R / C Ratio usaha penangkapan ikan menggunakan kapal kapasitas 6-10 GT

� �

� �����= �� ��

=5.623.800 1.478.190

= 3,8

Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa usaha penangkapan dengan menggunakan kedua jenis kapasitas kapal tersebut, layak untuk diusahakan, karena nilai R/C yang diperoleh >1.


(45)

Dari tabel 10, diketahui bahwa pendapatan bersih kapal kapasitas 6 – 10 GT lebih besar dari kapal berkapasitas 3 – 5 GT.

Untuk menguji nyata atau tidaknya perbedaan antara kedua kapasitas kapal ini maka dilakukan uji beda rata – rata serta dengan membandingkan nilai signifikansi (Sig) dengan tingkat kepercayaan α(0,05). Jika nilai sig > 0,05 berarti kedua kelompok memiliki varian yang sama (tidak berbeda). Jika Sig < 0,05 maka kedua kelompok memiliki varian yang tidak sama (berbeda).

Hasil uji beda pendapatan bersih usaha penangkapan ikan antar kapasitas kapal diperlihatkan pada tabel 11 berikut.

Tabel 11. Independent Samples Test (Uji Homogenitas model Levene’s)

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Pendapatan Equal variances assumed

9.591 0.004 -3.004 28 0.006

Equal

variances not assumed

-5.487 20.033 0.000

Sumber : Hasil Data Primer (Lampiran 6 )

Sebelum dilakukan uji independent sampel test, maka dilakukan uji homogenitas model Levene’s untuk mengetahui jenis varian data sama ( atau berbeda). Bila sama maka akan digunakan uji T Equal variances assumed, bila berbeda maka digunakan Equal variances not assumed. Hasil uji homogenitas ini dilihat dari nilai F atau nilai signifikansi. Pada tabel Independent T Test diketahui bahwa nilai signifikansi untuk variabel pendapatan adalah 0,04, berarti < 0,05. Karena nilai signifikansi < 0.05 maka disimpulkan varian data adalah berbeda. Oleh karena kedua kelompok data memiliki varian yang tidak sama (berbeda), maka keputusan uji dilihat pada nilai t dan signifikansi pada kolom Equal variances not assumed.


(46)

Tabel 11, menunjukkan bahwa nilai t-hitung (-5,487) < nilai t-tabel (2,048), maka dengan demikian pada tingkat kepercayaaan 95% (Nilai Signifikansi 0,05) dapat disimpulkan bahwa

hipotesis 2 yang menyatakan terdapat perbedaan nyata antara pendapatan bersih usaha penangkapan ikan dengan kapal kapasitas 3 -5 GT dengan kapal kapasitas 6 – 10 GT di daerah penelitian dapat diterima. Dalam hal ini pendapatan bersih usaha penangkapan ikan menggunakan kapal kapasitas 6 – 10 GT, lebih tinggi dari pendapatan bersih usaha penangkapan ikan menggunakan kapal kapasitas 3 – 5 GT

Dari tabel 10, diketahui bahwa biaya operasional kapal kapasitas 6 – 10 GT lebih besar dari kapal berkapasitas 3 – 5 GT.

Untuk menguji nyata atau tidaknya perbedaan biaya operasional antara kedua kapasitas kapal ini maka dilakukan uji beda rata – rata serta dengan membandingkan nilai signifikansi (Sig) dengan tingkat kepercayaan α(0,05). Jika nilai sig > 0,05 berarti kedua kelompok memiliki varian yang sama (tidak berbeda). Jika Sig < 0,05 maka kedua kelompok memiliki varian yang tidak sama (berbeda).

Hasil uji beda biaya operasional usaha penangkapan ikan antar kapasitas kapal diperlihatkan pada tabel 12 berikut.

Tabel 12. Independent Samples Test (Uji Homogenitas model Levene’s)

F Sig. t Df

Sig. (2-tailed)

Biaya Equal variances assumed 1.515 0.229 -4.712 28 .000

Equal variances not

assumed -7.647 13.256 .000

Pada tabel Independent T Test diketahui bahwa nilai signifikansi untuk variabel biaya operasional adalah 0,229, berarti > 0,05. Karena nilai signifikansi > 0.05 maka disimpulkan


(47)

varian data adalah sama. Oleh karena kedua kelompok data memiliki varian yang sama (tidak berbeda), maka keputusan uji dilihat pada nilai t dan signifikansi pada kolom Equal variances assumed.

Tabel 11, menunjukkan bahwa nilai t-hitung (-4,712) < nilai t-tabel (0,418), maka dengan demikian pada tingkat kepercayaaan 95% (Nilai Signifikansi 0,05) dapat disimpulkan bahwa

hipotesis 2 yang menyatakan terdapat perbedaan nyata antara biaya operasional usaha penangkapan ikan dengan kapal kapasitas 3 -5 GT dengan kapal kapasitas 6 – 10 GT di daerah penelitian dapat diterima. Dalam hal ini biaya operasional usaha penangkapan ikan menggunakan kapal kapasitas 6 – 10 GT, lebih tinggi dari biaya operasional usaha penangkapan ikan menggunakan kapal kapasitas 3 – 5 GT


(48)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari analisis yang dilakukan terhadap usaha penangkapan ikan di Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjung Balai, maka diperoleh kesimpulan :

1. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap jumlah hasil tangkapan ikan di daerah penelitian adalah variabel kapasitas kapal, sedangkan variabel lama melaut dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata.

2. Biaya operasional penangkapan dan pendapatan usaha penangkapan ikan yang menggunakan kapal berkapasitas 6–10 GT berbeda nyata dengan kapasitas 3–5 GT di daerah penelitian. Pendapatan bersih dan biaya operasional kapal kapasitas 6-10 GT lebih tinggi dari pendapatan bersih dan biaya operasional kapal kapasitas 3-5 GT.

Saran

1. Agar lebih mengefektifkan waktu dalam kegiatan penangkapan ikan (selama melaut), sehingga lebih produktif dan efisien dalam rangka meningkatkan jumlah hasil tangkapan ikan.

2. Agar lebih memaksimalkan produktifitas awak kapal (tenaga kerja) sehingga jumlah hasil tangkapan lebih banyak.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 1999. Strategi Mengelola Sumberdaya Hayati Laut Indonesia. Dalam Seminar Reformasi Format Pengelolaan Sumberdaya Hayati Laut yang berkelanjutan dan Berbasis Ekonomi Kerakyatan 8 Hal.

Anonimusa, 2009. (wikipedia). Perikanan.id.wikipedia.org/wiki/Perikanan

Anonimusb, 2004. Kebutuhan Ikan Nasional 9,5 Ton Juta.

Nasional Indonesia, Istilah dan Definis Kapal Perikanan No. SNI 7277.2:2008, Badan Standarisasi Nasional, 2008

Anonimusc, 2011. Kota Tanjung Balai. Diakses dari

april 2013, 18.00 WIB]

Anonimusd, 2013. Jenis – jenis alat tangkap dan pengoperasiannya. Diakses dari

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara. 2001. Statistik Perikanan Tangkap, Medan.

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara. 2007. Statistik Perikanan Tangkap, Medan.

Evy, R, Endang Mujiutami, dan K Sujono. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia, Mutiara Sumber Widja, Jakarta.

Gurajati, Z. 2011. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.


(50)

Nazim. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Rahim, A dan Hastuti, D.R.D, 2007. Ekonomi Pertanian ( Pengantar, teori, dan Kasus ). Jakarta: Penebar Swadaya.

Rangkuti. 1995. Analisis Faktor – faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nelayan, Pasca Sarjana KPK, IPB – USU, Bogor.

Reksoprayitno, Soediyono. 2000. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

R. L. Strokes. 1979. Pembatasan Upaya Penangkapan Ikan. PT. Gramedia, Jakarta.

Soekartawi. 1993. Agribisnis dan Teori Aplikasinya. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Soekartawi. 1994. Pembangunan Pertanian. Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Sugiono, 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantatif dan HRD, cetakan ke 11. Alpha Beta. Bandung.

Supranto, J. 2004. Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan. Jakarta : Melton Putra.

Wiadnya, D.G. R. Dkk. 2009. Kajian Kebijakan Pengelolaan Perikanan tangkap di Indonesia: Menuju Pembentukan Kawasan Perlindungan Laut. JPBTUNITOMO: Surabaya


(51)

Lampiran 1. Karakteristik Nelayan Sampel Penangkapan Ikan di Kota Tanjung Balai Tahun 2012

No. Kapasitas Usia

Lama pendidikan

Pengalaman Nelayan

Sampel (Tahun) (Tahun) (Tahun)

1 3GT 22 12 10

2 4GT 24 12 12

3 4GT 25 6 19

4 5GT 26 6 20

5 5GT 33 12 21

6 6GT 35 12 23

7 6GT 37 12 25

8 6GT 27 6 21

9 6GT 28 12 16

10 6GT 30 9 21

11 6GT 36 12 24

12 6GT 38 12 26

13 6GT 39 12 27

14 6GT 34 9 25

15 6GT 34 12 22

16 7GT 35 9 24

17 7GT 32 12 20

18 7GT 35 9 26

19 7GT 36 9 27

20 7GT 38 9 32

21 9GT 36 9 27

22 9GT 42 9 33

23 9GT 44 9 35

24 9GT 42 12 30

25 9GT 41 9 32

26 9GT 40 12 28

27 10GT 37 12 25

28 10GT 32 12 20

29 10GT 47 9 38

30 10GT 45 9 36

Total 1050 306 745


(52)

No .

Kapasitas

Kembung Senangin Puput Gulama

Volume(kg) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Volum e (kg) Harga (Rp) Jumlah

(Rp) Volume(Kg)

Harga (Rp)

Jumlah

(Rp) Volume(Kg)

Harga (Rp)

Jumlah (Rp)

1 3GT 70 9,000 630,000 150 10,000 1,500,000 - - - -

2 4GT 150 9,000 1,350,000 - - - 80 3,000 240,000 50 4,000 200,000

3 4GT 100 9,000 900,000 80 10,000 800,000 80 3,000 240,000 100 4,000 400,000

4 5GT 200 9,000 1,800,000 100 10,000 1,000,000 - - - -

5 5GT 150 9,000 1,350,000 150 10,000 1,500,000 - - - 100 3,000 300,000

6 6GT 250 9,000 2,250,000 150 10,000 1,500,000 100 3,000 300,000 - - -

7 6GT 200 9,000 1,800,000 150 10,000 1,500,000 100 3,000 300,000 - - -

8 6GT 200 9,000 1,800,000 200 10,000 2,000,000 100 3,000 300,000 50 3,000 150,000

9 6GT 200 9,000 1,800,000 100 10,000 1,000,000 100 3,000 300,000 100 3,000 300,000

10 6GT 200 9,000 1,800,000 150 10,000 1,500,000 - - - 100 3,000 300,000

11 6GT 200 9,000 1,800,000 150 10,000 1,500,000 100 3,000 300,000 - - -

12 6GT 200 9,000 1,800,000 100 10,000 1,000,000 - - - 50 3,000 150,000

13 6GT 250 9,000 2,250,000 100 10,000 1,000,000 100 3,000 300,000 100 3,000 300,000

14 6GT 200 10,000 2,000,000 100 10,000 1,000,000 50 3,000 150,000 100 3,000 300,000

15 6GT 200 9,000 1,800,000 150 10,000 1,500,000 100 3,000 300,000 50 3,000 150,000

16 7GT 300 10,000 3,000,000 150 10,000 1,500,000 - - - 100 3,000 300,000

17 7GT 250 10,000 2,500,000 100 10,000 1,000,000 100 3,000 300,000 80 3,000 240,000

18 7GT 250 9,000 2,250,000 150 10,000 1,500,000 50 3,000 150,000 50 4,000 200,000

19 7GT 250 9,000 2,250,000 200 10,000 2,000,000 100 2,500 250,000 100 3,000 300,000

20 7GT 300 10,000 3,000,000 150 10,000 1,500,000 100 3,000 300,000 - - -

21 9GT 400 10,000 4,000,000 200 10,000 2,000,000 100 3,000 300,000 60 3,000 180,000

22 9GT 350 10,000 3,500,000 - - - 50 2,000 100,000 100 2,500 250,000

23 9GT 400 10,000 4,000,000 200 10,000 2,000,000 100 3,000 300,000 60 4,000 240,000

24 9GT 450 10,000 4,500,000 250 10,000 2,500,000 100 2,500 250,000 50 3,000 150,000

25 9GT 500 9,000 4,500,000 300 10,000 3,000,000 50 3,000 150,000 - - -

26 9GT 400 9,000 3,600,000 300 10,000 3,000,000 100 3,000 300,000 80 3,000 240,000

27 10GT 450 10,000 4,500,000 300 10,000 3,000,000 100 3,000 300,000 150 2,500 375,000

28 10GT 600 9,000 5,400,000 300 10,000 3,000,000 - - - 200 3,000 600,000

29 10GT 500 10,000 5,000,000 - - - 50 2,000 100,000 100 2,500 250,000

30 10GT 500 10,000 5,000,000 200 10,000 2,000,000 60 3,000 180,000 50 3,000 150,000

Total 8,670 281,000 82,130,000 4,630 270,000 46,300,000 1,970 66,000 5,710,000 1,980 71,500

6,025,00 0

Rataan 289 9,367 2,737,667 154 9,000 1,543,333 66 2,200 190,333 66 2,383 200,833


(53)

Lampiran 2 (Lanjutan). Jumlah Hasil Tangkapan dan Harga Per Nelayan di Kota Tanjung Balai tahun 2012 No .

Kapasit as

Tongkol Kepiting Cincaru Trisi

Volume (Kg) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Volume (Kg) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Volume (Kg) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Volume(K g) Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1 3GT - - - -

2 4GT - - - 50 6,000 300,000

3 4GT - - - -

4 5GT - - - 50 6,000 300,000 - - -

5 5GT - - - -

6 6GT - - - -

7 6GT 100 8,000 800,000 - - - -

8 6GT - - - -

9 6GT - - - -

10 6GT 100 8,000 800,000 - - - -

11 6GT - - - -

12 6GT 100 8,000 800,000 - - - 50 6,000 300,000 - - -

13 6GT - - - -

14 6GT - - - 80 6,000 480,000 - - -

15 6GT 60 8,000 480,000 - - - -

16 7GT 80 8,000 640,000 - - - -

17 7GT - - - -

18 7GT 100 8,000 800,000 - - - -

19 7GT - - - -

20 7GT 100 8,000 800,000 - - - 100 6,000 600,000 - - -

21 9GT - - - 60 6,000 360,000

22 9GT 100 8,000 800,000 5 20,000 100,000 - - - -

23 9GT - - - 50 6,000 300,000 40 6,000 240,000

24 9GT - - - -

25 9GT - - - -

26 9GT - - - -

27 10GT - - - -

28 10GT - - - -

29 10GT 100 8,000 800,000 - - - 100 6,000 600,000 - - -

30 10GT - - - 50 6,000 300,000 50 6,000 300,000

Total 840 72,000 6,720,000 5 20,000 100,000 480 42,000 2,880,000 200 24,000 1,200,000


(54)

Lampiran 2 (Lanjutan). Jumlah Hasil Tangkapan dan Harga Per Nelayan di Kota Tanjung Balai tahun 2012 No .

Kapasitas

Tenggiri Hiu JUMLAH

Volume(Kg) Harga (Rp) Jumlah (Rp) Volume (kg) Harga (Rp) Jumlah

(Rp) (Kg) (Rp)

1 3GT - - - 220 2,130,000

2 4GT - - - 330 2,090,000

3 4GT - - - 360 2,340,000

4 5GT 50 10,000 500,000 - - - 400 3,600,000

5 5GT - - - 400 3,150,000

6 6GT - - - 500 4,050,000

7 6GT - - - 550 4,400,000

8 6GT - - - 550 4,250,000

9 6GT - - - 500 3,400,000

10 6GT - - - 550 4,400,000

11 6GT - - - 450 3,600,000

12 6GT - - - 500 4,050,000

13 6GT - - - 550 3,850,000

14 6GT - - - 530 3,930,000

15 6GT - - - 560 4,230,000

16 7GT - - - 630 5,440,000

17 7GT - - - 530 4,040,000

18 7GT - - - 600 4,900,000

19 7GT - - - 650 4,800,000

20 7GT - - - 750 6,200,000

21 9GT - - - 820 6,840,000

22 9GT 100 9,000 900,000 5 8,000 40,000 710 5,690,000

23 9GT - - - 850 7,080,000

24 9GT - - - 850 7,400,000

25 9GT - - - 850 7,650,000

26 9GT - - - 880 7,140,000

27 10GT - - - 1,000 8,175,000

28 10GT - - - 1,100 9,000,000

29 10GT 100 10,000 1,000,000 - - - 950 7,750,000

30 10GT - - - 50 8,000 400,000 960 8,330,000

Total 250 29,000 2,400,000 55 16,000 440,000 19,080 153,905,000


(55)

Lampiran 3. Jumlah Tenaga Kerja, Curahan Tenaga Kerja dan Biaya Tenaga Kerja Penangkapan Ikan di Kota Tanjung Balai tahun 2012

No Kapasitas

Jumlah TK (orang)

Curahan TK

(HKP) Upah Per Bulan (Rp) Upah Per Hari (Rp) Biaya TK (Rp) Total

Sampel Kapal TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK Biaya

1 3GT - 4 - 3.50 - 640,000 - 40,000 - 640,000 640,000

2 4GT - 6 - 6.00 - 1,200,000 - 50,000 - 1,800,000 1,800,000

3 4GT - 6 - 6.00 - 1,200,000 - 50,000 - 1,800,000 1,800,000

4 5GT - 7 - 5.25 - 1,200,000 - 50,000 - 2,100,000 2,100,000

5 5GT - 7 - 5.25 - 1,200,000 - 75,000 - 2,100,000 2,100,000

6 6GT - 9 - 6.75 - 1,400,000 - 70,000 - 3,150,000 3,150,000

7 6GT - 9 - 6.75 - 1,400,000 - 70,000 - 3,150,000 3,150,000

8 6GT - 10 - 7.50 - 1,400,000 - 70,000 - 3,500,000 3,500,000

9 6GT - 9 - 6.75 - 1,400,000 - 70,000 - 3,150,000 3,150,000

10 6GT - 9 - 6.75 - 1,400,000 - 70,000 - 3,150,000 3,150,000

11 6GT - 9 - 6.75 - 1,400,000 - 70,000 - 3,150,000 3,150,000

12 6GT - 8 - 6.00 - 1,400,000 - 70,000 - 2,800,000 2,800,000

13 6GT - 9 - 6.75 - 1,400,000 - 70,000 - 3,150,000 3,150,000

14 6GT - 9 - 6.75 - 1,400,000 - 70,000 - 3,150,000 3,150,000

15 6GT - 9 - 6.75 - 1,400,000 - 70,000 - 3,150,000 3,150,000

16 7GT - 10 - 5.00 - 1,600,000 - 80,000 - 4,000,000 4,000,000

17 7GT - 10 - 5.00 - 1,600,000 - 80,000 - 4,000,000 4,000,000

18 7GT - 10 - 5.00 - 1,600,000 - 80,000 - 4,000,000 4,000,000

19 7GT - 11 - 5.50 - 1,600,000 - 80,000 - 4,400,000 4,400,000

20 7GT - 10 - 5.00 - 1,600,000 - 80,000 - 4,000,000 4,000,000

21 9GT - 11 - 5.50 - 1,800,000 - 90,000 - 4,950,000 4,950,000

22 9GT - 12 - 6.00 - 1,800,000 - 90,000 - 5,400,000 5,400,000

23 9GT - 11 - 5.50 - 1,800,000 - 90,000 - 4,950,000 4,950,000

24 9GT - 11 - 5.50 - 1,800,000 - 90,000 - 4,950,000 4,950,000

25 9GT - 12 - 6.00 - 1,800,000 - 90,000 - 5,400,000 5,400,000

26 9GT - 12 - 6.00 - 1,800,000 - 95,000 - 5,400,000 5,400,000

27 10GT - 13 - 6.50 - 2,000,000 - 95,000 - 6,500,000 6,500,000

28 10GT - 12 - 6.00 - 2,000,000 - 95,000 - 6,000,000 6,000,000

29 10GT - 13 - 6.50 - 2,000,000 - 95,000 - 6,500,000 6,500,000

30 10GT - 12 - 6.00 - 2,000,000 - 95,000 - 6,000,000 6,000,000

Total - 290 - 178.50 - 46,240,000 - 2,290,000 - 116,390,000 116,390,000


(56)

Lampiran 4. Biaya Operasional Penangkapan Ikan di Kota Tanjung Balai tahun 2012 No.

Sampel Kapasitas

Es BBM Komsumsi

Total Biaya

Volume Satuan Jumlah Volume Satuan Jumlah Volume Satuan Jumlah

(Batang) (Rp) (Rp) (Liter) (Rp) (Rp) (Orang) (Rp) (Rp)

1 3GT 1 17,000 17,000 20 5,100 102,000 4 40,000 160,000 279,000

2 4GT 2 17,000 34,000 22 5,100 112,200 6 50,000 300,000 446,200

3 4GT 2 17,000 34,000 22 5,100 112,200 6 50,000 300,000 446,200

4 5GT 5 17,000 85,000 35 5,100 178,500 7 50,000 350,000 613,500

5 5GT 5 17,000 85,000 35 5,100 178,500 7 50,000 350,000 613,500

6 6GT 7 17,000 119,000 50 5,100 255,000 9 65,000 585,000 959,000

7 6GT 8 17,000 136,000 50 5,100 255,000 9 65,000 585,000 976,000

8 6GT 8 17,000 136,000 50 5,100 255,000 10 65,000 650,000 1,041,000

9 6GT 7 17,000 119,000 50 5,100 255,000 9 65,000 585,000 959,000

10 6GT 9 17,000 153,000 50 5,100 255,000 9 65,000 585,000 993,000

11 6GT 8 17,000 136,000 50 5,100 255,000 9 65,000 585,000 976,000

12 6GT 9 17,000 153,000 50 5,100 255,000 8 65,000 520,000 928,000

13 6GT 7 17,000 119,000 50 5,100 255,000 9 65,000 585,000 959,000

14 6GT 8 17,000 136,000 50 5,100 255,000 9 65,000 585,000 976,000

15 6GT 8 17,000 136,000 50 5,100 255,000 9 65,000 585,000 976,000

16 7GT 9 17,000 153,000 60 5,100 306,000 10 70,000 700,000 1,159,000

17 7GT 9 17,000 153,000 60 5,100 306,000 10 70,000 700,000 1,159,000

18 7GT 10 17,000 170,000 60 5,100 306,000 10 70,000 700,000 1,176,000

19 7GT 9 17,000 153,000 60 5,100 306,000 11 70,000 770,000 1,229,000

20 7GT 9 17,000 153,000 60 5,100 306,000 10 70,000 700,000 1,159,000

21 9GT 11 17,000 187,000 65 5,100 331,500 11 75,000 825,000 1,343,500

22 9GT 11 17,000 187,000 65 5,100 331,500 10 75,000 750,000 1,268,500

23 9GT 11 17,000 187,000 65 5,100 331,500 11 75,000 825,000 1,343,500

24 9GT 10 17,000 170,000 65 5,100 331,500 11 75,000 825,000 1,326,500

25 9GT 11 17,000 187,000 65 5,100 331,500 12 75,000 900,000 1,418,500

26 9GT 11 17,000 187,000 65 5,100 331,500 12 75,000 900,000 1,418,500

27 10GT 12 17,000 204,000 70 5,100 357,000 13 80,000 1,040,000 1,601,000

28 10GT 13 17,000 221,000 70 5,100 357,000 12 80,000 960,000 1,538,000

29 10GT 13 17,000 221,000 70 5,100 357,000 13 80,000 1,040,000 1,618,000

30 10GT 13 17,000 221,000 70 5,100 357,000 12 80,000 960,000 1,538,000

Total 256 510,000 4,352,000 1,604 153,000 8,180,400 288 2,010,000 19,905,000 32,437,400


(57)

Lampiran 5. Biaya Tetap Penangkapan Ikan di Kota Tanjung Balai tahun 2012 No

Sampel Kapasitas

Nama

Daya

Tahan Jumlah Harga Penyusutan Penyusutan Penyusutan

Total Biaya Barang (Tahun) Barang (Rp) Per Tahun Per Bulan Per Hari Tetap

(unit) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

1 3GT Perahu 3 1 20,000,000 6,666,667 555,556 18,519 41,259

Mesin/Motor 3 1 5,000,000 1,666,667 138,889 4,630

Jaring / Gill

Net 1 1 6,000,000 6,000,000 500,000 16,667

Fiber 2 2 400,000 400,000 33,333 1,111

Jeregen 1 2 35,000 70,000 5,833 194

Alat

Penerang 1 2 25,000 50,000 4,167 139

Tenda - - -

2 4GT Perahu 4 1 40,000,000 10,000,000 833,333 27,778 66,403

Mesin/Motor 3 1 12,000,000 4,000,000 333,333 11,111

Jaring / Gill

Net 1 1 9,000,000 9,000,000 750,000 25,000

Fiber 2 3 400,000 600,000 50,000 1,667

Jeregen 1 3 35,000 105,000 8,750 292

Alat

Penerang 1 2 25,000 50,000 4,167 139

Tenda 1 1 150,000 150,000 12,500 417

3 4GT Perahu 5 1 110,000,000 22,000,000 1,833,333 61,111 115,111

Mesin/Motor 4 1 35,000,000 8,750,000 729,167 24,306

Jaring / Gill

Net 1 1 10,000,000 10,000,000 833,333 27,778

Fiber 4 3 400,000 300,000 25,000 833

Jeregen 1 4 35,000 140,000 11,667 389

Alat

Penerang 1 2 25,000 50,000 4,167 139


(58)

4 5GT Perahu 5 1 100,000,000 20,000,000 1,666,667 55,556 136,185

Mesin/Motor 4 1 15,000,000 3,750,000 312,500 10,417

Jaring / Gill

Net 1 2 12,000,000 24,000,000 2,000,000 66,667

Fiber 3 5 400,000 666,667 55,556 1,852

Jeregen 1 6 35,000 210,000 17,500 583

Alat

Penerang 1 4 25,000 100,000 8,333 278

Tenda 1 2 150,000 300,000 25,000 833

5 5GT Perahu 5 1 120,000,000 24,000,000 2,000,000 66,667 150,278

Mesin/Motor 3 1 15,000,000 5,000,000 416,667 13,889

Jaring / Gill

Net 1 2 12,000,000 24,000,000 2,000,000 66,667

Fiber 4 5 400,000 500,000 41,667 1,389

Jeregen 1 5 35,000 175,000 14,583 486

Alat

Penerang 1 5 25,000 125,000 10,417 347

Tenda 1 2 150,000 300,000 25,000 833

6 6GT Perahu 5 1 200,000,000 40,000,000 3,333,333 111,111 214,722

Mesin/Motor 3 1 18,000,000 6,000,000 500,000 16,667

Jaring / Gill

Net 1 2 15,000,000 30,000,000 2,500,000 83,333

Fiber 4 6 400,000 600,000 50,000 1,667

Jeregen 1 5 35,000 175,000 14,583 486

Alat

Penerang 1 5 25,000 125,000 10,417 347

Tenda 1 2 200,000 400,000 33,333 1,111

7 6GT Perahu 5 1 200,000,000 40,000,000 3,333,333 111,111 212,014

Mesin/Motor 3 1 15,000,000 5,000,000 416,667 13,889

Jaring / Gill

Net 1 2 15,000,000 30,000,000 2,500,000 83,333


(59)

Jeregen 1 5 35,000 175,000 14,583 486 Alat

Penerang 1 6 25,000 150,000 12,500 417

Tenda 1 2 200,000 400,000 33,333 1,111

Lampiran 5 (Lanjutan). Biaya Tetap Penangkapan Ikan di Kota Tanjung Balai tahun 2012 No

Sampel Kapasitas

Nama

Daya

Tahan Jumlah Harga Penyusutan Penyusutan Penyusutan

Total Biaya Barang (Tahun) Barang (Rp) Per Tahun Per Bulan Per Hari Tetap

(unit) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

8 6GT Perahu 5 1 200,000,000 40,000,000 3,333,333 111,111 213,917

Mesin/Motor 4 1 15,000,000 3,750,000 312,500 10,417

Jaring / Gill

Net 1 2 16,000,000 32,000,000 2,666,667 88,889

Fiber 4 6 400,000 600,000 50,000 1,667

Jeregen 1 6 35,000 210,000 17,500 583

Alat

Penerang 1 6 25,000 150,000 12,500 417

Tenda 1 2 150,000 300,000 25,000 833

9 6GT Perahu 5 1 200,000,000 40,000,000 3,333,333 111,111 211,736

Mesin/Motor 3 1 15,000,000 5,000,000 416,667 13,889

Jaring / Gill

Net 1 2 15,000,000 30,000,000 2,500,000 83,333

Fiber 4 6 400,000 600,000 50,000 1,667

Jeregen 1 5 35,000 175,000 14,583 486

Alat

Penerang 1 6 25,000 150,000 12,500 417

Tenda 1 2 150,000 300,000 25,000 833

10 6GT Perahu 5 1 200,000,000 40,000,000 3,333,333 111,111 211,667

Mesin/Motor 3 1 15,000,000 5,000,000 416,667 13,889


(1)

Lampiran 6. (lLanjutan).Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan di Kota Tanjung Balai Tahun 2012

Group Statistics kapasi

tas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Pendapatan 1

5 2,027,47 2.8000 520,473.8034 3 232,762.9609 9 2

25 4,145,61 0.2000

1,539,959.97 619

307,991.9952 4

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-taile d) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper pendap atan Equal varianc es assume d 9.59 1 .004

-3.0 04

28 .006

-2,118,137. 40000 705,077.584 78 -3,562,423. 36018 -673,851.4 3982 Equal varianc es not assume d -5.4 87 20.0 33 .000

-2,118,137. 40000 386,053.966 62 -2,923,345. 67140 -1,312,929. 12860


(2)

Lampiran 6. (lLanjutan).Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan di Kota Tanjung Balai Tahun 2012

Group Statistics Kapas

itas N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Biaya 1 5 4.7968E5 1.39937E5 62581.89355

2 25 1.1532E6 3.09895E5 61979.02199

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed ) Mean Differe nce Std. Error Differ ence 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower

Uppe r Biaya Equal

variance s

assumed 1.515 .229 -4.712 28 .000

-6.7352 0E5 1.429 24E5 -9.66286E 5 -3.807 54E5 Equal variance s not assumed

-7.647 13.52

6 .000

-6.7352 0E5 88078 .8996 7 -8.63053E 5 -4.839 87E5


(3)

Lampiran 7. Output SPSS Analisis Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Nyata Terhadap Jumlah Hasil Tangkapan Ikan

Descriptive Statistics Mean

Std.

Deviation N

Produksi 6.3931 .36940 30

Kapasitas Kapal 1.9044 .30197 30 Lama Melaut 3.8526 .15002 30 Jumlah Personil 1.6651 .20606 30

Variables Entered/Removed Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Jumlah

Personil, Kapasitas Kapal, Lama Melauta

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .978a .956 .951 .08215 1.888

a. Predictors: (Constant), Jumlah Personil, Kapasitas Kapal, Lama Melaut b. Dependent Variable: Produksi

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.782 3 1.261 186.800 .000a

Residual .175 26 .007


(4)

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.782 3 1.261 186.800 .000a

Residual .175 26 .007

Total 3.957 29

a. Predictors: (Constant), Jumlah Personil, Kapasitas Kapal, Lama Melaut b. Dependent Variable: Produksi

Lampiran 7.(Lanjutan). Output SPSS Analisis Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Nyata Terhadap Jumlah Hasil Tangkapan Ikan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.902 .552 7.075 .000

Kapasitas Kapal 1.199 .079 .980 15.266 .000 .414 2.416

Lama Melaut .036 .228 .015 .159 .875 .199 5.018

Jumlah Personil .041 .167 .023 .247 .807 .195 5.118 a. Dependent Variable: Produksi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Produksi

N 30

Normal Parametersa Mean 6.3931 Std. Deviation .36940 Most Extreme

Differences

Absolute .115

Positive .103

Negative -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .627


(5)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Produksi

N 30

Normal Parametersa Mean 6.3931 Std. Deviation .36940 Most Extreme

Differences

Absolute .115

Positive .103

Negative -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .627

Asymp. Sig. (2-tailed) .826


(6)

Lampiran 7. (Lanjutan).Output SPSS Analisis Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Nyata Terhadap Jumlah Hasil Tangkapan Ikan