saliva dengan melibatkan indra penciuman, hal ini terjadi karena ketika mencium suatu aroma akan mempengaruhi korteks serebrum, dan selanjutnya informasi akan
dibawa ke pusat saliva di medulla batang otak dan setelah itu pusat saliva mengirim implus melalui saraf otonom ke kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi saliva.
17
Selain itu sekresi saliva juga dapat dirangsang dengan pemberian obat-obatan yang merangsang melalui sistem saraf parasimpatis. Obat obat yang bisa digunakan seperti
pilokarpin, karbamilkolin, dan betanekol.
11
2.3 Hubungan Antidepresan dengan Xerostomia
Salah satu efek samping dari antidepresan adalah xerostomia. Pada penelitian Keene, Galasko, dan Land 2003, dari 381 orang pasien yang dirawat dengan
antidepresan, hampir 58 pasien berpotensi mengalami xerostomia. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa antidepresan merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya xerostomia.
6
Xerostomia dapat terjadi 4-12 minggu setelah mengonsumsi antidepresan.
5
Jenis antidepresan yang dapat menyebabkan xerostomia adalah serotonin agonist, nor-adrenalin re-uptake blockers, serotonin re-uptake inhibitors,
noradrenalin and serotonin re-uptake blockers, atipical antidepressants, trisiklik,
tetrasiklik, monoamin oxidase inhibitors, venlafaxine, buspirone, dan alprazolan.
2
Antidepresan memiliki sifat sebagai antikolinergik.
4
Efek antikolinergik ini berfungsi memblokir sistem parasimpatis dengan menghambat efek asetilkolin pada
kelenjar ludah. Pemblokiran saraf parasimpatis dapat mengakibatkan produksi saliva menurun sehingga terjadi xerostomia. Selain efek atikolinergik, antidepresan dapat
mempengaruhi aliran saliva serta komposisinya dengan mengganggu fungsi dari sel asini beserta salurannya dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam aliran darah.
Berkurangnya aliran saliva dapat diakibatkan oleh berkurangnya aliran darah yang diakibatkan oleh vasokonstriksi dari simpatetik adrenergik.
19,20
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Teori
Antidepresan
Xerostomia
Terapi preventif Terapi simtomatis
Terapi stimulasi saliva
Sistemik Lokal
Pengaruh mengunyah permen karet xylitol
terhadap aliran saliva Pengaruh menghisap
permen karet xylitol terhadap aliran saliva
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konsep
Pasien antidepresan
Xerostomia
Pengukuran laju aliran saliva
Sebelum Sesudah
Mengunyah permen karet xylitol
Menghisap permen karet xylitol
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan pretest-posttest group design.
21
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Poli Psikiatri RSUP H. Adam Malik, Medan. Rumah sakit ini menjadi pilihan untuk penelitian karena merupakan rumah sakit pusat di
Medan yang memiliki poli khusus psikiatri dengan rekam medis yang lengkap, menerima rujukan dari berbagai rumah sakit baik dalam maupun luar daerah dan
memiliki pusat Penelitian dan Pengembangan Litbang. Waktu penelitian dilaksanakan bulan November 2013 sampai Desember 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua pengunjung RSUP H. Adam Malik yang mengonsumsi antidepresan. Sampel penelitian adalah pengunjung di RSUP H. Adam
Malik yang sesuai dengan kriteria inklusi dan bersedia untuk dilakukan penelitian. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan cara nonprobability sampling
jenis consecutive sampling, yaitu semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan sampel diikutsertakan dalam penelitian sampai jumlah
Universitas Sumatera Utara