Tanda dan Gejala Diagnosis

7. Demam serta infeksi pernafasan. Demam dan infeksi saluran pernafasan atas dapat menyebabkan terjadinya mulut kering atau xerostomia walaupun dampaknya tidak terlalu mengganggu. Pada infeksi saluran pernafasan atas, penyumbatan hidung akan menyebabkan pasien bernafas melalui mulut sehingga mulut akan menjadi kering. 11,15 8. Keadaan-keadaan lain yang menyebabkan xerostomia. Diabetes melitus yang tidak terkontrol serta berhubungan dengan polidipsia, poliuria, dan dehidrasi dapat menyebabkan xerostomia. Selain itu dehidrasi medis atau operasi dengan keadaan-keadaan yang bervariasi, mulai dari perdarahan sampai hiperparatiroidism juga dapat menyebabkan xerostomia. 11,15

2.2.3 Tanda dan Gejala

Ada beberapa tanda dan gejala yang dapat dijumpai jika mengalami xerostomia. Tanda yang dapat ditemui pada penderita xerostomia, yaitu saliva menjadi kental dan berbusa, bibir kering dan pecah-pecah, rongga mulut terasa terbakar, lidah berfisura dan berlobul, mukosa yang terlihat kering dan pucat, serta kelenjar saliva bengkak dan nyeri Gambar 1. 16 A B Gambar 1. Tanda Xerostomia. A, lidah berfisura dan berlobul. B, Bibir kering dan pecah-pecah 10 Universitas Sumatera Utara Gejala yang biasanya dirasakan adalah mengalami keluhan dan kesulitan ketika makan, berbicara dan menelan, gangguan pengecapan dysgeusia, berkurangnya retensi pada pemakaian gigi tiruan, rasa sakit pada lidah glossodyna, dan peningkatan kebutuhan untuk minum air. 9

2.2.4 Diagnosis

Beberapa tahap untuk diagnosis xerostomia yaitu : 1. Anamnesis. Informasi tentang keluhan utama pasien dan riwayat penyakit dapat diperoleh dengan melakukan anamnesis, yaitu mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang berhubungan dengan keadaan xerostomia. Contoh pertanyaan yang bisa diajukan adalah, apakah pasien merasa mulutnya kering ketika makan makanan, apakah pasien sedang mengonsumsi obat, dan lain sebagainya. 10 2. Pemeriksaan klinis. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan pasien secara menyeluruh pada kelenjar saliva, jaringan lunak, dan jaringan keras rongga mulut. Pemeriksaan pada kelenjar saliva meliputi pembesaran pada kelenjar saliva, berkurangnya saliva, dan kontaminasi saliva oleh pus atau darah. Pemeriksaan pada jaringan lunak mencakup kondisi kering, atrofi, fisura dan lobul pada lidah, serta terjadinya perubahan warna pada mukosa mulut. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan untuk melihat laju aliran saliva dengan menggunakan metode spitting dengan cara menampung saliva ke dalam gelas ukur selama tiga menit, pemeriksaan kekeringan mukosa dengan cara menempelkan tongue blade, jika alat lengket pada mukosa berarti terjadi penurunan sekresi saliva, serta pemeriksaan jaringan keras rongga mulut meliputi pemeriksaan terhadap gigi yang mengalami karies, baik tingkat keparahannya maupun rekurensinya. 10 3. Pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan ini mencakup sialometri, serologi, mikrobial, histologi dan radiografi. Pemeriksaan sialometri yaitu pengumpulan saliva total whole saliva dapat dilakukan saat pasien beristirahat unstimulated, atau pada saat pasien melakukan aktivitas stimulated. Pada pemeriksaan serologi, mikrobial Universitas Sumatera Utara dan histologi dilakukan untuk melihat penyebab lain yang mempengaruhi sekresi saliva, misalnya karena sindrom sjogren atau karena penyebab lainnya. 10,17

2.2.5 Penatalaksanaan Xerostomia

Dokumen yang terkait

Perbedaan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Mengunyah Permen Karet Xylitol® pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

2 123 50

Profil Penderita Penyakit Diare pada Balita di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2011 hingga 2013

3 71 53

Perbedaan Laju Aliran Saliva Sebelum Dan Sesudah Berkumur Dengan Larutan Baking Soda Pada Pasien Hipertensi Dengan Xerostomia Di RSUP H. Adam Malik Medan

3 50 49

Perbedaan Laju Aliran Saliva yang Distimulasi dengan Mengunyah dan Menghisap Permen Karet pada Pasien Mengonsumsi Antidepresan dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 81 56

Perbedaan Laju Aliran Saliva yang Distimulasi dengan Mengunyah dan Menghisap Permen Karet pada Pasien Mengonsumsi Antidepresan dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 12

Perbedaan Laju Aliran Saliva yang Distimulasi dengan Mengunyah dan Menghisap Permen Karet pada Pasien Mengonsumsi Antidepresan dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 2

Perbedaan Laju Aliran Saliva yang Distimulasi dengan Mengunyah dan Menghisap Permen Karet pada Pasien Mengonsumsi Antidepresan dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 5

Perbedaan Laju Aliran Saliva yang Distimulasi dengan Mengunyah dan Menghisap Permen Karet pada Pasien Mengonsumsi Antidepresan dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 9

Perbedaan Laju Aliran Saliva yang Distimulasi dengan Mengunyah dan Menghisap Permen Karet pada Pasien Mengonsumsi Antidepresan dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 3

Perbedaan Laju Aliran Saliva yang Distimulasi dengan Mengunyah dan Menghisap Permen Karet pada Pasien Mengonsumsi Antidepresan dengan Xerostomia di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 8