Hasil Analisis Deskriptiv Penelitian

F. Hasil Analisis Deskriptiv Penelitian

1. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif, yaitu memberikan gambaran atau deskriptif empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian. Data tersebut berasal dari jawaban-jawaban responden atas item-item yang terdapat dalam kuesioner dan akan diolah dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan kemudian diberi penjelasan. Pada tahap awal yaitu verifikasi data yang merupakan memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden, apakah semua pertanyaan telah dijawab dengan lengkap oleh responden.

Untuk melihat bagaimana persepsi responden terhadap item-item pertanyan yang diajukan, digunakan rumus berikut:

a. Persentase

P =× 100% Dimana : P

: Persentase hasil yang diperoleh

F :Frekuensi hasil yang diperoleh

100% : Angka tetap untuk persentase

b. Mean (Rerata)

Mean (Rerata) digunakan untuk mengukur total persepsi maka digunakan rumus :

Dimana: Rs

= Rerata N

= Jumlah karyawan yang menjadi sampel

A = Jumlah Sangat Setuju

B = Jumlah Setuju

C = Jumlah Tidak Tahu

D = Jumlah Tidak Setuju

E = Jumlah Sangat Tidak Setuju

c. TCR (Total Capaian Responden)

Untuk mengetahui masing-masing kategori jawaban dari deskriptif variabel, maka dihitung dengan menggunakan rumus : TCR =

Dimana : Rs : Skor rata-rata jawaban responden N : Nilai skor jawaban

Untuk menginterpretasikan hasil analisis deskriptif maka digunakan kriteria TCR menurut Sudjana adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rentang Skala TCR

No

Interval Jawaban

Sangat baik

Kurang baik

5 0-54%

Tidak baik

2. Deskriptiv Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang dikelompokkan atas dua jenis, yaitu variabel bebas(X) dan variabel terikat (Y).

Variabel terikat (dependen variabel) adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen, variabel terikat dalam penelitian ini adalah etos kerja karyawan, maksus dari etos kerja disisni adalah bagaimana sikap,prilaku atau kebiasaan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

Variabel bebas (indipenden variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjelaskan variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah human relation dan lingkungan kerja.

d. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan, memeriksa, atau mengolah serta menyajikan data-data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.

1. Jenis Instrumen

Jenis instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner atau angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Adapun jenis instrumen kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

2. Uji instrumen

a. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang diukur yang digunakan mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur, uji ini digunakan untuk mengukur quesioner yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data telah benar-benar dapat diandalkan kevalidannya sebagai alat dalam penelitian ini. Uji validitas diatas dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Pemberian skor pada tiap-tiap responden

2. Menjumlah nilai-nilai untuk tiap soal dari responden

3. Mencari nilai validitas dengan memasukkan dalam rumus korelasi produck moment dan pearson berupa angka kasar

4. Mengkonsultasikan hasilnya dengan tabel r produck moment pada taraf signifikan 5% jika hasil rxy lebih besar atau sama dengan r tabel berarti butir koesioner tersebut valid. Tetapi jika hasil rxy kecil dari pada r tabel maka butiran kuesioner tidak valid. jika r hitung > r tabel maka dapat dikatakan valid atau sah.

b. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dalam mencari reliabelitas untuk seluruh item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan r tabel. Jika r tabel lebih dari 0,6 maka dianggap reliabel.

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data yang akan diselidiki, disini penulis menggunakan metode Skala, metode skala merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan alat ukur yang memberi nilai dari pernyataan yang digunakan untuk Teknik pengumpulan data yaitu cara yang dipakai oleh peneliti untuk memperoleh data yang akan diselidiki, disini penulis menggunakan metode Skala, metode skala merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan alat ukur yang memberi nilai dari pernyataan yang digunakan untuk

Menurut Azwar, bahwa skala adalah pertanyaan atau pernyataan sebagai stimulasi tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subyek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan.

Alasan utama peneliti mengguanakan alat ukur skala adalah karena subyek mempunyai ciri-ciri:

a. Subyek adalah orang yang paling tahu keadaan dirinya.

b. Jawaban yang diberikan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

c. Interpretasi subjek tentang pernyataan yang diajukan peneliti adalah sama yang dibuat peneliti.

Adapun instrumen penelitian ini diukur dengan skala likert, skala likert adalah skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tertentu tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

Teknik dengan kuesioner ini dibuat dengan menggunakan skala likert yang mempunyai 5 tingkat referensi jawaban masing-masing dengan skor 1-5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi Teknik dengan kuesioner ini dibuat dengan menggunakan skala likert yang mempunyai 5 tingkat referensi jawaban masing-masing dengan skor 1-5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

1. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

2. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

3. Ragu (R) diberi skor 3

4. Setuju (S) diberi skor 4

5. Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

f. Metode Analisis Data

Analisis kuantitatif adalah analisis data dalam bentuk angka-angka dan pembahasannya melalui perhitungan statistik berdasarkan skor jawaban responden terhadap koesioner. Berdasarkan hasil pengumpulan skor tersebut data dapat dianalisis dengan menggunakan uji sebagai berikut:

1. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien korelasi (r) nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 (-1≤ r ≤ 1), artinya jika:

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekat 1, hubungan sangat kuat dan positif. r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekat -1, hubungan sangat kuat dan negative). r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.000 – 0.199 Sangat rendah 0.200 – 0.3999

Sangat kuat Sumber: (Sugiyono, 2009: 231)

2. Koefisien Determinasi ( R2 )

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi dari variabel independen yang diteliti terhadap variabel

dependen. Jika nilai R2 hitung semakin besar (mendekati satu) maka kontribusi dari variabel independen terhadap variabel dependen semakin

besar. Hal ini mengindikasikan bahwa model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variasi variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai R2 hitung semakin kecil (mendekati nol) maka kontribusi dari variabel

independen terhadap variabel dependen semakin kecil, dan model yang digunakan semakin lemah menerangkan variasi variabel dependen.

Besarnya koefisien determinasi ganda (R2) berada di antara 0 dan 1 atau 0< R2<1.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT.Mitra Kerinci

Berkedudukan di Kota Padang, Sumatera Barat merupakan anak perusahaan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI Group) yang mengelola perkebunan dan dua pabrik teh yaitu pabrik teh hijau dan teh hitam. PT Mitra kerinci berdiri pada 17 Juli 1990 dengan nama PT Perkebunan Mitra Kerinci yang merupakan usaha patungan antara PTP VIII (Sekarang PTPN IV) dengan PT RNI. Tahun 1992 berganti nama menjadi PT Mitra Kerinci dan sejak 1 Desember 1998 seluruh saham dimiliki oleh PT RNI. KEBUN LIKI Terletak di desa Sungai Lambai, Kecamatan Lubuk Gadang-Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.

Secara geografis lokasi kebun Kebun milik PT Mitra Kerinci memiliki struktur topografi landai sampai dengan berbukit dengan ketinggian antara 900-1200 m di atas permukaan laut dan terletak pada 1o 43’ LS dan 101o 17’ BT. Kebun dengan luas hak guna usaha (HGU) 2.025,30 Ha ini efektif ditanami dengan luas tanaman menghasilkan seluas 1.470,16 Ha. Pada daerah ini kebun mendapatkan suhu udara harian 18o-29o C dengan kelembaban nisbi diatas 70 persen.

Kebun yang dapat menghasilkan pucuk basah seluas 1.470,16 Ha terbagi menjadi lima wilayah afdeling, afdeling A 3365,6 Ha; afdeling B 367,3 Ha; afdeling C 280,22 Ha; afdeling D 244,74 Ha; dan afdeling D seluas

212,3 Ha Afdeling E ini adalah wilayah kebun yang paling jauh dan paling tinggi letaknya. Total panjang jalan yang mengelilingi perkebunan adalah 32 Km dengan kondisi jalan yang berbatu-batu. Pada masing-masing afdeling terdapat perumahan, sekolah, mushola, balai kesehatan dan tempat penitipan anak yang telah disediakan oleh perusahaan untuk memfasilitasi pekerja selama mengabdi kepada perusahaan. Pabrik pengolahan terletak di tengah-tengah perkebunan, tepatnya berada di tengah-tengah afdeling B berjarak 5 Km dari jalan utama.

Dalam areal HGU seluas 2.025 Ha, terbentang areal tanaman teh dengan klon unggul generasi terbaru seluas 1.470 Ha. Sisanya merupakan areal konservasi hutan asli (sebagai konservasi sumber air) dan hutan produksi kayu sebagai sumber energi utama (bahan bakar berkelanjutan) untuk keperluan pabrik teh. Lingkungan yang masih sangat alami dan terjaga dengan baik itulah nilai lebih dari Kebun Liki yang mungkin sudah jarang dimiliki lagi oleh kebun teh lain di indonesia.

Produk teh PT Mitra Kerinci memiliki 2 unit pabrik teh, yaitu 1 unit Pabrik Teh Hijau dan 1 unit Pabrik Teh Hitam, masing-masing dengan kapasitas produksi sekitar 2 juta kilogram teh kering pertahun. Pabrik Teh Hijau dengan 3 grade mutu ekspor (Pekoe Super) dan 1 grade mutu lokal (Broken Mix), sementara Pabrik Teh Hitam menghasilkan 17 grade teh hitam (Common grade/Broken orthodox) mulai dari Orange Pekoe 1 sampai Broken Mix.

Teh Hijau produksi Kebun Liki telah dikenal berkualitas tinggi (pernah meraih juara pada Tea Festival 2003 di Bandung) dengan pasar utama untuk ekspor baik secara langsung maupun melalui trader/packer teh ternama. Begitu pula dengan produk teh hitam, sebagian besar ditujukan untuk pasar ekspor (Timur Tengah, Pakistan, Taiwan). Selain dalam bentuk Bulk (karungan/paper sack), PT Mitra Kerinci juga membuat produk teh kemasan untuk pasar eceran domestik, baik teh seduh maupun teh celup (Kerinci Tea, Teh Minang, Liki Tea).

B. Struktur Organisasi PT Mitra Kerinci

Struktur organisasi PT Mitra Kerinci masih merupakan struktur organisasi yang tradisional. Perusahaan dipimpin oleh seorang direktur utama dan diawasi oleh seorang komisaris. Kegiatan operasional terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan administrasi di kantor pusat dan kegiatan produksi di perkebunan. Seluruh pengambilan keputusan yang berhubungan dengan anggaran perusahaan di kebun harus dengan persetujuan dari kantor pusat di Padang. Sehingga terkadang pengambilan keputusan menjadi lambat.

Kegiatan operasional di kantor pusat Padang ditangani oleh bagian akuntansi dan keuangan, pengadaan dan umum, serta urusan pemasaran yang dihubungkan dengan garis hubungan horizontal. Kegiatan produksi di kebun menjadi tanggung jawab site manager yang memiliki hubungan langsung kepada direktur utama dan memiliki hubungan ke bawah dengan asisten kepala kebun, bagian pengolahan dan bagian tehnik.

C. Visi dan Misi PT Mitra Kerinci

Sebuah perusahaan sudah pasti memiliki arah dan tujuan yang ingin dicapai sejak awal berdirinya. Arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan diterjemahkan ke dalam visi perusahaan, sedangkan cara untuk mencapai tujuan perusahaan rangkum menjadi misi perusahaan.

PT Mitra Kerinci merupakan salah satu anak perusahaan dari sebuah BUMN besar PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Perusahaan ini memiliki visi ”Sebagai perusahaan terbaik dalam industri teh, serta siap menghadapi tantangan dan unggul dalam kompetisi lokal maupun global dengan bertumpu pada kemampuan sendiri dan mau memenuhi harapan Stakeholder”.

Sedangkan misi PT Mitra Kerinci adalah ”Menjadi badan usaha yang professional di bidang industri teh yang mandiri, produktif, berdaya saing tinggi dan menguntungkan (provit motive)”.

Perusahaan tersebut memiliki tujuan untuk turut serta melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dan menunjang program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta membangun sektor industri teh pada khususnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan menjalankan usaha di bidang industri teh secara profesional agar dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan, peningkatan kesejahteraan karyawan, dan pengembalian kepada pemegang saham Pada tahun 2007 level eksekutif menyusun strategi PT Mitra Kerinci berfokus pada usaha Perusahaan tersebut memiliki tujuan untuk turut serta melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dan menunjang program pemerintah dalam bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta membangun sektor industri teh pada khususnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan menjalankan usaha di bidang industri teh secara profesional agar dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan, peningkatan kesejahteraan karyawan, dan pengembalian kepada pemegang saham Pada tahun 2007 level eksekutif menyusun strategi PT Mitra Kerinci berfokus pada usaha

Sedangkan pada tahun 2008 dengan level eksekutif yang berbeda, strategi PT Mitra Kerinci fokus pada penekanan harga pokok produksi, peningkatan kualitas (grade) teh, penerapan program lay off karyawan yaitu penggantian karyawan tetap menjadi karyawan kontrak serta alternatif bahan bakar hasil forestry utuk strategi jangka menengah.

D. Hasil Analisis Deskriptif

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT.Mitra Kerinci, untuk lebih memudahkan peneliti disini peneliti lebih menfokuskan pada karyawan pemetik teh saja. Jumlah karyawan pemetik yang di pilih sebagai responden adalah sebanyak 94 orang dengan identitas sebagai berikut : jenis kelamin, umur dan pendidikan.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui perbandingan antara jenis kelamin laki- laki dan perempuan , dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki

29 30.851% Perempuan

65 69.148% Jumlah

Sumber : data primer yang diolah, 2017 Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa responden sebanyak 94 orang yang terdiri dari 30,851% adalah laki- laki dan 69,148% perempuan . dapat dilihat bahwa perempuan lebih banyak sebagai karyawan pemetik dari pada laki-laki. Ini disebabkan karena karyawan laki-laki lebih disiapkan untuk bagian pabrik dan produksinya.

b. Karakter Responden Berdasarkan Umur

Umur sangat berpengaruh bagi perusahaan terutama pada bagian produksi dan pemetiknya. Berikut ini pada tabel 4.2 akan dikelompokkan berdasarkan umur responden.

Tabel 4.2

Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Persentase (%) 17-25 Tahun

Umur

Frekuensi

21 22.340% 26-35 Tahun

36 38.297% 36-45 Tahun

29 30.851% 46-55 Tahun

8 8.510% Jumlah

94 100% Sumber data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat kita lihat bahwa umur responden yang bervariasi, responden dengan usia antara 26-35 tahun menempati persentase yang tinggi yaitu 30,851%, ini menunjukkan bahwa umur tersebut adalah umur yang baik untuk produksi perusahaan, dimana tenaga karyawan masih bisa diandalkan dalam melakukan pemetikan.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Penggolongan karyawan berdasarkan pendidikannya dapat dikelompokkan dalam tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

pendidikan

Persentase (%) SD

Frekuensi

16 17.021% SMP

16 17.021% SMA/SMK

60 63.829% Diploma (D3)

2 2.127% Strata 1 (S1)

0 0% Strata 2 (S2)

0 0% Jumlah

94 100% Sumber Data Primer yang diolah,2017

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase tingkat pendidikan responden paling besar adalah SMA/SMK ini berarti bahwa karyawan pemetik teh PT. Mitra Kerinci adalah sebagian besar dari mereka tamatan SMA/SMK dapat dilihat berdasarkan angka persentasenya yaitu 63,828% .

2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Human Relation (x1), Lingkungan Kerja (x2), terhadap Etos Kerja (Y). Penyajian data masing – masing variabel adalah dalam bentuk distribusi frekuensi dimana masing-masing karyawan memberikan penilaian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Penelitian ini didasarkan pada isian responden yang berjumlah 94 orang karyawan yang bekerja di PT. Mitra Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Human Relation (x1), Lingkungan Kerja (x2), terhadap Etos Kerja (Y). Penyajian data masing – masing variabel adalah dalam bentuk distribusi frekuensi dimana masing-masing karyawan memberikan penilaian sesuai dengan keadaan sebenarnya. Penelitian ini didasarkan pada isian responden yang berjumlah 94 orang karyawan yang bekerja di PT. Mitra

pada variabel Human Relation terdapat 5 pernyataan kepada karyawan PT. M itra Kerinci. Dimana deskripsi pernyataan dari variabel human relation dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

distribusi Frekuensi Variabel Human Relation

no Indikato SS

STS Skor Rata- TCR r

KS

TS

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi % total rata

4 Sumber : data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jawaban responden mengenai variabel Human Relation sangat baik, yaitu jawaban responden mengenai komunikasi yang baik dibutuhkan dalam bekerja sama dan saling menghormati latar belakang mendapatkan skor total yang tertinggi dengan nilai 83,6, adapun pernyataan nomor 3 mendapatkan nilai skor rendah yaitu dengan skor nilai 52,4, ini dapat Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jawaban responden mengenai variabel Human Relation sangat baik, yaitu jawaban responden mengenai komunikasi yang baik dibutuhkan dalam bekerja sama dan saling menghormati latar belakang mendapatkan skor total yang tertinggi dengan nilai 83,6, adapun pernyataan nomor 3 mendapatkan nilai skor rendah yaitu dengan skor nilai 52,4, ini dapat

pada variabel lingkungan kerja terdapat 4 pernyataan kepada karyawan PT. M itra Kerinci. Dimana deskripsi pernyataan dari variabel lingkungan kerja dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Kerja

N indikator SS

STS Skor Rata- TCR o

KS

TS

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi % total rata

4 Pernyataa 9 9,6 29 30, 3 3, 37 39, 16 17,0 260 2,76 69 n4

5 77 Sumber : data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa jawaban responden mengenai variabel Lingkungan Kerja sangat baik, yaitu jawaban responden mengenai pernyataan satu, dua, dan tiga memiliki Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa jawaban responden mengenai variabel Lingkungan Kerja sangat baik, yaitu jawaban responden mengenai pernyataan satu, dua, dan tiga memiliki

Sedangkan pada pernyataan nomor empat memiliki nilai skor terendah yaitu hanya sebesar 69 saja, itu berarti karyawan PT. Mitra Kerinci memerlukan alat yang memadai untuk bekerja. Dengan alat yang lengkap dan memadai akan menumbuhkan semangat kerja karyawan.

c. Variabel Etos Kerja (Y)

pada variabel etos kerja terdapat 5 pernyataan kepada karyawan PT. M itra Kerinci. Dimana deskripsi pernyataan dari variabel etos kerja dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

distribusi Frekuensi Variabel Etos Kerja

n Indikator SS

TS STS Skor Rata- TCR o

KS

Fi % Fi % Fi % Fi % Fi % total rata

3 Pernyataa 3 3,2 0 0 0 0 52 55, 39 41, 158 1,68 33,6 n3

332.8 3,54 70,8 Sumber : data primer yang diolah, 2017

Rata-rata

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa jawaban responden mengenai variabel Etos Kerja sangat baik, yaitu jawaban responden mengenai pernyataan satu, dua, empat dan lima memiliki skor nilai sangat baik, yaitu karyawan lebih suka melakukan segala sesuatunya sendiri, hadir pada tepat waktu, berusaha mengatasi permasalahan sendiri, pada tabel dapat kita lihat bahwa karyawan PT Mitra Kerinci memiliki kemampuan Etos Kerja yang tinggi.

Mitra Kerinci merupakan karyawan yang disipilin dan bertanggung jawab, itu dapat kita lihat dari skor nilai pernyataan nomor tiga yang memiliki skor terendah yaitu hanya dengan nilai 158 saja, ini dapat disimpulkan bahwa karyawan tidak suka bolos dalam bekerja dan mereka bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya.

E. Hasil Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian

Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat digunakan, maka dilakukan dengan 2 macam pengujian yaitu,

a. Uji Validitas

Kriteria pengujian adalah jika r hitung > r tabel berarti valid, sebaliknya jka r hitung < r tabel berarti tidak valid. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas dari instrumen penelitian, dilakukan uji coba penelitian dengan menyebarkan kuesioner uji coba kepada 30 responden.

Untuk responden dengan jumlah 30 orang karyawan, instrumen penelitiannya dikatakan valid jika nilai r > 0.361 (taraf signifikan 5%).

Berikut hasil uji validitas variabel Human Relation , lingkungan kerja terhadap etos kerja karyawan di PT. Mitra Kerinci kepada 30 responden, peneliti dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas human relation Pernyataan X1

r Hitung

r Tabel Keterangan (α 5%)

Pernyataan 1

Valid Pernyataan 2

Valid pernyataan 3

Valid Pernyataan 4

Valid Pernyataan 5

Valid Sumber: Data Olahan 2017, SPSS v. 20

Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa dari 5 item pernyataan adalah valid, dimana nilai corrected item-total correlation > nilai r tabel 0.361. untuk itu semua pernyataan dari variabel Human Relation dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Tabel 4.8

Hasil uji validitas lingkungan kerja Pernyataan X2

r Hitung

r Tabel Keterangan (α 5%)

Pernyataan 1

Valid Pernyataan 2

Valid Pernyataan 3

Valid Pernyataan 4

Valid Sumber : Data Olahan 2017, SPSS v.20

Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa dari 5 item pernyataan adalah valid, dimana nilai corrected item-total correlation > nilai r tabel 0.361. untuk itu semua pernyataan dari variabel Lingkungan Kerja dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Etos Kerja

Pernyataan Y

r Hitung

r Tabel Keterangan (α 5%)

Pernyataan 1

.361 Valid Pernyataan 2

.361 Valid pernyataan 3

.361 Valid Pernyataan 4

.361 Valid Pernyataan 5

.361 Valid Sumber: Data Olahan 2017, SPSS v. 20

Dari tabel 4.9 diatas dapat diketahui bahwa dari 5 item pernyataan adalah valid, dimana nilai corrected item-total correlation > nilai r tabel 0.361. untuk itu semua pernyataan dari variabel Etos Kerja dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu koesioner . koesioner dapat dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan yang diberikan adalah konsisten dari waktu ke waktu . pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Crombach Alpha.

Sebuah pernyataan dinyatakan reliabel / handal jika koefesien Alpha lebih besar dari 0,60 maka data penelitian dianggap sangat baik dan reliabel untuk digunakan sebagai input dalam proses penganalisaan data guna menguji hipotesis . hasil pengujian reliabilitas untuk masing – masing variabel diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Crobach Alpha Keterangan

Lingkungan Kerja (X2)

Reliable Etos Kerja (Y)

Reliable Sumber : Data Olahan 2017, SPSS v. 20

Dari tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60 maka data penelitian dianggap sangat baik dan reliable untuk digunakan sebagai input dalam proses penganalisisan data guna menguji hipotesis penelitan.

F. Uji Analisis Data

1. Korelasi Pearson Product Moment

Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variable yang diteliti. Pengujian korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment (PPM). Pengujian korelasi dilakukan apabila nilai korelasi sama dengan 1, berarti korelasinya sangat kuat, jika korelasinya sama dengan 0 berarti tidak ada hubungan. Sedangkan untuk menentukan signifikansinya, nilai korelasi harus berada dibawah nilai 0,05. Apabila melewati 0,05 maka hasilnya tidak seignifikan. Hasil pengujian korelasi Pearson Produck Moment sebagai berikut:

Tabel 4.11

Nillai Koefesien Korelasi Pearson Produck Moment

Correlations

human

lingkungan etos

relation

kerja kerja

Pearson

,493** ,400** human relation

Correlation

Sig. (2-tailed)

Sig. (2-tailed)

Pearson Correlation

,282** 1 etos kerja

Sig. (2-tailed)

94 94 94 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: data yang primer yang diolah, SPSS v,20

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis korelasi berganda diperoleh nilai sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai correlasi pearson produck moment sebesar 0,400 maka human relation (x1) memiliki hubungan yang sedang dan signifikan terhadap etos kerja(Y). Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0.000 < alpha (5%), maka hal ini menunjukkan bahwa human relation (x1) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap etos kerja (Y) karyawan di PT. Mitra Kerinci.

2. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai correlasi pearson produck moment sebesar 0,282 maka lingkungan kerja (x2) memiliki hubungan yang rendah dan signifikan terhadap etos kerja (Y). Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0.006 < alpha (5%), maka hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja (x2) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap etos kerja (Y) karyawan di PT. Mitra Kerinci.

2. Hasil Koefesien Determinan (R2)

Pengujian koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase kemampuan model dalam menerangkan variabel Pengujian koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase kemampuan model dalam menerangkan variabel

pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y) . hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan demikian sebaliknya. Dari pengolahan data diperoleh hasil pada tabel berikut :

Tabel 4.12 Model Summary

Model

Adjusted R

Std. Error of the

Predictors: Constant), lingkungan Kerja, human relation Sumber : Data Primer yang di olah, 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data primer pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat nilai R-Square sebesar 0,477, yang berarti variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 47,7% sedangkan 52,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. Artinya hasil R-Square dari analisis determinasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 47,7% etos kerja karyawan PT. Mitra Kerinci dipengaruhi oleh human relation dan lingkungan kerja.

3. Analisis

Analisis hasil penelitian bertujuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan hasil penelitian dengan tujuan penelitian. Berdasarkan Analisis hasil penelitian bertujuan untuk menerangkan dan menginterprestasikan hasil penelitian dengan tujuan penelitian. Berdasarkan

1) Hubungan human relation dengan etos kerja karyawan di PT. Mitra Kerinci Solok Selatan

Berdasarkan hasil analisis korelasi pearson produck moment ditemukan bahwa human relation (x1) memiliki hubungan yang sedang terhadap etos kerja (Y) karyawan di PT. Mitra Kerinci Solok Selatan dengan nilai koefesien korelasi 0,400. Angka ini menunjukkan bahwa human relation karyawan PT.Mitra Kerinci sudah terjalin dengan baik.

Dapat dibuktikan juga dalam analisis korelasi menunjukkan bahwa human relation (X1) memiliki hubungan signifikan terhadap etos kerja (Y) dengan nilai sig sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini berarti human relation mempengaruhi etos kerja karyawan.

Hasil ini menunjukkan bahwa human relation merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi etos kerja. ini dikarenakan setiap karyawan mempunyai rasa kebutuhan akan kerjasama dengan karyawan lain. human relation dalam kerjasama merupakan salah satu esensi dari manajemen, terutama yang berhubungan dengan manusia, dalam arti bahwa kebutuhan akan kerjasama adalah kemampuan seseorang untuk melakukan hubungan yang baik diantara sesama tanpa disertai dengan perbedaan-perbedaan diantara mereka.

Human relation dengan etos kerja memiliki hubungan yaitu, semakin baik kerja sama yang dilakukan oleh karyawan maka etos kerja Human relation dengan etos kerja memiliki hubungan yaitu, semakin baik kerja sama yang dilakukan oleh karyawan maka etos kerja

Hal tersebut akan dapat menciptakan suatu pandangan hidup yang sama pada suatu kelompok kerja, dimana pandangan hidup ini yang sebenarnya merupakan pembentuk etos kerja, dengan adanya pandangan hidup yang sama ini akan dapat memunculkan ataupun meningkatkan etos kerja.

2) Hubungan lingkungan kerja dengan etos kerja di PT. Mitra kerinci

Berdasarkan hasil analisis korelasi ditemukan bahwa lingkungan kerja (x2) memiliki tingkat hubungan yang rendah terhadap etos kerja (Y) etos kerja karyawan pada PT. Mitra Kerinci Solok Selatan dengan nilai koefesien korelasi 0,282 . Angka ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja karyawan PT.Mitra Kerinci sudah tersedia dengan baik.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0.006 < alpha (5%), maka hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja (x2) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap etos kerja (Y) karyawan di PT. Mitra Kerinci. Ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja juga Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0.006 < alpha (5%), maka hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja (x2) mempunyai hubungan yang signifikan terhadap etos kerja (Y) karyawan di PT. Mitra Kerinci. Ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja juga

Hal ini dikarenakan setiap karyawan perusahaan mampu menerapkan suatu kondisi lingkungan yang nyaman untuk bekerja, dimana mereka dapat bekerja dengan kondisi yang telah disediakan oleh perusahaan salah satunya adalah tempat tinggal yang baik.

Lingkungan kerja dalam perusahaan sangat erat hubungannya dengan etos kerja hal tersebut dikarenakan semakin baik lingkungan kerja yang ditempati karyawan maka etos kerja yang dikeluarkan juga semakin baik, sesuai dengan teori, Alex S Nitisemit berpendapat bahwa “Apabila perusahaan dapat memberikan jaminan keamanan, ketenangan dalam bekerja maka akan timbul semangat kerja dan gairah kerja”.

Dengan ini dapat terlihat bahwa di dalam perusahaan tersebut para karyawan memunculkan totalitas kepribadian untuk mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna terhadap suatu yang mendorong individu untuk bertindak dan meraih hasil yang optimal ( high performance ) atau dapat memunculkan etos kerja di dalam pribadi masing-masing karyawan. Dengan mereka menerima lingkungan yang sudah disediakan perusahaan khususnya rumah dan fasilitas-fasilitas lainnya maka mereka bisa mengekspresikan dan memberikan suatu hasil kerja yang optimal, hal ini yang menyebabkan etos kerja dapat terwujud.

BAB V PENUTUP