resiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori Robison dan Barry, 1987 dalam Fariyanti, 2008.
1 Pembuat keputusan yang takut terhadap resiko risk aversion.
Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan
menaikkan keuntungan yang diharapkan yang merupakan ukuran tingkat kepuasan.
2 Pembuat keputusan yang berani terhadap resiko risk taker.
Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan
menurunkan keuntungan yang diharapkan. 3
Pembuat keputusan yang netral terhadap resiko risk neutral. Sikap ini menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan ragam variance dari
keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan atau menaikkan keuntungan yang diharapkan.
2.1.2 Strategi Pengambilan Keputusan
Respon petani terhadap resiko dapat dikategorikan menjadi: a usaha yang diaraahkan untuk mengendalikan kemungkinan timbulnya resiko b tindakan yang
ditujukan untuk mengurangi dampak resiko Jolly,1983. Dalam usaha mengontrol sumber resiko, petani harus memilih himpunan distribusi probabilitas
yang paling mungkin dihadapi. Keputusan-keputusan yang diambil dapat berupa pemilihan jenis usaha, diversifikasi usaha atau pola tanam, tingkat penggunaan
input, penentuan skala usaha, pemilihan pasar, serta keikutsertaan dalam keorganisasian petani. Sementara itu, jenis respon yang kedua tidak berdampak
langsung terhadap distribusi probabilitas yang dihadapi petani. Pada dasarnya, respon tersebut sangat berpengaruh terhadap kapasitas usaha tani untuk tetap
bertahan mengahadapi kondisi yang kurang menguntungkan atau untuk memanfaatkan peluang seoptimal mungkin dalam kondisi yang menguntungkan.
Respon petani terhadap goncangankejutan yang dihadapi usaha tani dapat dibedakan menjadi: a respon sebelum terjadi goncangan yaitu ex ante; b respon
pada saat terjadi goncangan yaitu interactive, dan c respon telah terjadi goncangan yaitu expost Adiyoga dan Soetiarso,1999. Respon yang pertama
dirancang untuk mempersiapkan usaha tani agar tidak berada pada posisi yang terlalu rawan pada saat goncangan terjadi. Respon pada saat terjadi goncangan
melibatkan realokasi sumber daya agar dampak resiko terhadap produksi dapat diminimalkan,
sedangkan respon setelah goncangan diarahkan untuk meminimalkan dampak berikutnya. Ketiga jenis respon tersebut saling bergantung
satu dengan yang lainnya respon yang satu merupakan fungsi dari respon yang lain.
2.1.3 Teknologi
Teknologi disini maksudnya adalah teknologi pertanian yang berarti cara-cara bagaimana penyebaran benih, pemeliharaan tanaman, memungut hasil serta
termasuk pula benih, pupuk, obat-obatan, pemberantasan hama, alat-alat, sumber tenaga kerja dan kombinasi jenis-jenis usaha oleh para petani sebagai fungsinya
selaku pengelola untuk mengambil keputusan Suhardiyono, 1992. Teknologi dapat dilihat atau diartikan dari proses kegiatan manusia yang
menjelaskan kegiatan pembuatan suatu barang buatan tersebut. Kegiatan manusia
menghasilkan barang itu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu membuat dan menggunakan. Membuat merupakan kegiatan merancang dan menciptakan suatu
barang buatan, sedangkan menggunakan adalah melakukan kegiatan sesuai dengan fungsi suatu barang yang telah dibuat. Teknologi sebagai kegiatan
manusia dalam merencanakan dan menciptakan benda-benda yang bernilai praktis.
Syarif dan Halid 1993 menyatakan bahwa teknologi harus dilihat secara utuh dengan cara menguraikannya ke dalam empat komponen sebagai berikut;
1. Perangkat keras fasilitas berwujud fisik; misalnya traktor, computer,
peralatan tangkap ikan, mesin pengolah makanan dan minuman, mesin pendingin. Komponen tersebut disebut juga technoware yang
memberdayakan fisik manusia dan mengontrol kegiatan operasional transformasi.
2. Perangkat manusia berwujud kemampuan manusia; misalnya
keterampilan, pengetahuan, keahlian, dan kreativitas dalam mengelola ketiga komponen teknologi lainnya di bidang agroindustriagribisnis.
Komponen tersebut disebut juga humanware yang memberikan ide pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi untuk keperluan produksi.
3. Peringkat informasi berwujud dokumen fakta; misalnya website di
internet, informasi yang diperoleh melalui telpon dan mesin facsimile, database konsumen produk agribisnis, informasi mengenai riset pasar
produk agribisnis, spesifikasi mesin pengolah makanan, buku mengenai pemeliharaan mesin-mesin pertanian, jurnal-jurnal aplikasi teknologi
mutakhir.
Teknologi pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya
pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia. Falsafahnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatik finalistik,
dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan dan penerapan peralatan, bangunan, lingkungan,
sistem produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya,
pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran
hasil. Oleh sebab itu, secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dari budidaya sampai
pemasaran.
2.1.4 Kelembagaan