stimulus yang diterima oleh individu petani, sehingga inovasi teknologi tersebut merupakan yang berarti dan bermanfaat serta merupakan aktivitas yang
terintegrasi dalam diri individu sebelum mengambil keputusan untuk berperilaku. Bentuk keputusan berpelilaku adalah merupakan tindakan individu untuk
menerpakna inovasi teknologi yang telah diyakini dan dibuktikan. Persepsi petani terhadap sesuatu inovasi teknologi baru dapat dipengaruhi oleh faktor internal
dari dalam diri individu dan faktor eksternal atau dari stimulus itu sendiri dan lingkungan. Suatu inovasi teknologi baru yang dipersepsi erat kaitannya terhadap
kondisi lingkungan agro-ekosistem dan tingkat kesulitan untuk menerapkan teknologi tersebut. Penilaian terhadap tingkat kesulitan inovasi teknologi itu
merupakan faktor-faktor internal individu dalam mempersepsikan kemampuan diri sendiri untuk melakukan tindakan atau penerapan sebagai pola perilakunya.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan adalah Ratna Mega Sari 2009 dengan judul “Resiko Harga Cabai Merah Keriting dan Cabai Merah Besar di Indonesia”
menganalisis resiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia dan menganalisis alternative strategi terkait dengan adanya resiko harga
komoditi cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis ARCH-GARCH yang digunakan untuk meramalkan volalitas pada periode selanjutnya, dengan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Cabai merah keriting dan cabai merah besar merupakan komoditi yang
sangat fluktuatif dari sisi harga. Harga yang sangat fluktuatif ini menyebabkan tingginya resiko harga cabai merah keriting dan cabai merah
besar. Resiko harga cabai merah keriting lebih besar dibandingkan cabai merah besar.
2. Penanggulangan resiko oleh petani dilakukan melalui tindakan seperti
perhitungan yang cermat dalam penentuan masa tanam cabai, menghindari penanaman cabai dalam satu hamparan, rotasi tanaman dan pembuatan
pupuk olahan cabai. Penanggulangan resiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besae akan efektif melalui peran dan kontribusi
pemerintah, melalui pembentukan atau pengaktifan koperasi dankelompok tani, pengaturan pola produksi serta pembinaan dan penyuluhan terkait
dengan pengolahan pasca panen, budidayaa dan pendekatan terhadap petani terkait pentingnya kebijakan pengaturan pola produksi untuk
mengurangi resiko harga. Menurut Drs.H.Hendro Sunarjo, APU Purn. dalam bukunya yang berjudul
“Bertanam 36 Jenis Sayur” menyatakan bahwa varietas yang termasuk jenis kol diantaranya ialah hybrid KK cross, KY cross, hybrid 21, R.v.E., yoshin, pujon,
segon, Copenhagen market dan kubis merah. Sementara itu, varietas kol yang dianjurkan untuk ditanam adalah hybrid 21, hybrid 31, hybrid KK cross, hybrid
KY cross. Semua varietas hybrid tersebut berasal dari Jepang. Var ietas lainnya yang dianjurkan untuk ditanam adalah hybrid 368 dari Australia. Varietas kol
lokal seperti pujon, segon, dan yoshin kurang popular karena kropnya lunak keropos. Kol dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1.000-3.000 m
dpl dengan pH tanah antara 6-7. Waktu tanam kol yang baik adalah pada awal musim hujan awal Oktober atau awal musim kemarau Maret. Jarak antar baris
60cm dengan jarak tanamnya 50cm. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCl. Jenis pestisida yang digunakan pada komoditi kol adalah Ambush 2 EC, Decis 2,5 EC 0,1-0,2 untuk ulat
Plutella maculipennis, ulat Crocodolomia binoyalis. Bubur bordeaux, Antracol, atau Dithane M-45 0,2 untuk penyakit busuk akar.
Untuk komoditas sawi putih petsai varietas yang dianjurkan ditanam ialah granat denmark, amiliore dan beberapa hybrid seperti naga oka, waka, wong bok dan
lain-lain. Sawi putih dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian lebih dari 1000 m dpl dengan pH tanah sebaiknya antara 6-7. Waktu tanam sawi putih yang baik
ialah menjelang akhir musim hujan Maret atau awal musim hujan Oktober. Bibit sawi putih ditanam menurut barisan dengan jarak tanam 40 cm dan jarak
antar baris 40 cm. Pupuk yang digunakan ialah pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk TSP. Sedangkan pestisida yang digunakan ialah Bayrusil 250 EC 0,2
untuk memberantas ulat perusak daun Plutella maculipennis , Dithane M-45 0,2 untuk memberantas cendawan Alternaria solani.
Untuk komoditas wortel, mudah ditanam ditempat yang tingginya lebih dari 500 m dpl, terutama di ketinggian 1.200 m dpl dengan pH tanah 5,5 – 6,5. Tanah yang
akan ditanami dicangkul sedalam 40cm, lalu diberi pupuk kandang atau kompos tetapi pemberian pupuk kandang ini dapat ditiadakan jika tanahnya subur,
misalnya tanah bekas tanaman kentang, dan kubis. Dibuat alur dengan jarak antar alur 20 cm. Pupuk buatan yang digunakan berupa pupuk urea, dan pupuk KCl.
2.3 Landasan Teori