karena memiliki akses yang lebih mudah untuk berinvestasi dan peluang diversifikasi, bank besar akan menjadi yang pertama untuk diselamatkan dan
memperoleh dukungan dalam lingkungan yang tertekan secara finansial untuk mencegah reaksi negatif, dan bank size mungkin menjadi alasan lain untuk
memiliki akses ke permodalan.
2.1.6 Faktor-faktor yang Menentukan Risiko
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Haq dan Heaney 2012, variabel-variabel penentu risiko yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
2.1.6.1 Non Performing Loan NPL
Proksi dari risiko adalah rasio Non Performing Loans NPL, seperti penelitian dari Ayuso et al. 2004 dan Fonseca dan Gonzalez. 2010. NPL adalah
tingkat risiko yang dihadapi oleh bank. NPL merupakan jumlah kredit bermasalah yang tidak dapat ditagih. Semakin besar nilai NPL menunjukkan kinerja bank
yang semakin buruk Muhammad, 2005. Kinerja bank yang memburuk berarti semakin besar risiko bank dan semakin besar peluang bank mengalami kerugian.
Rasio NPL ini juga menggambarkan besarnya risiko kredit yang dihadapi oleh bank. Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian yang dikaitkan dengan
kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya Ghozali, 2007.
2.1.6.2 Standar deviasi dari Dana Pihak Ketiga
Standar deviasi dana pihak ketiga merupakan standar deviasi untuk mengukur besarnya risiko likuiditas yang dihadapi oleh bank. Menurut Peraturan
Bank Indonesia, risiko likuiditas Liquidity Risk adalah risiko yang antara lain disebabkan karena bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh
waktu.
2.1.6.3 Standar deviasi dari Beban Bunga dan Nilai Tukar
Standar deviasi beban bunga dan nilai tukar kurs merupakan standar deviasi untuk mengukur besarnya risiko pasar yang dihadapi oleh bank. Risiko
pasar Market Risk merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh bank, yang dapat merugikan bank
Ghozali, 2007.
2.1.6.4 Standar deviasi dari Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional BOPO
Standar deviasi BOPO merupakan standar deviasi yang digunakan untuk mengukur besarnya risiko operasional dari suatu bank. Risiko operasional
Operating Risk menurut Komite Basel adalah risiko kerugian yang timbul dari kegagalan atau tidak memadainya proses internal, orang dan sistem atau dari
kejadian-kejadian eksternal.
2.1.6.5 Standar deviasi dari Capital Adequacy Ratio CAR
Standar deviasi CAR merupakan standar deviasi yang digunakan untuk mengukur besarnya risiko solvensi yang dihadapi oleh bank. Risiko solvensi
Solvency Risk adalah risiko kerugian dari beberapa aset yang pada gilirannya dapat menurunkan posisi modal bank.
2.2 Penelitian Terdahulu