Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:215). Objek yang diteliti dapat berupa benda, orang, peristiwa, gejala atau hubungan-hubungan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh sumur di area industri tepung aren, yang meliputi Dukuh Bendo, Dukuh Margoluwih, Dukuh Tuban Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Penelitian dilakukan di tiga dukuh karena area ini paling dekat dengan industri tepung aren dan industri tepung aren paling banyak tersebar di tiga dukuh tersebut serta penduduknya masih menggunakan air sumur untuk air minum dan memasak. Selain itu juga wilayah administrasi Desa Daleman mayoritas ter-buffering oleh area penggunaan lahan sawah, apabila diambil sampel kualitas air, diperkirakan senyawa kimia yang terkandung dalam air sumur tersebut, tercemar oleh limbah pertanian sehingga tidak dilakukan pengambilan sampel.

Sampel merupakan bagian dari bahan penelitian yang sangat penting keberadaannya. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Sampel dalam penelitian ini adalah kedalaman muka airtanah dan tekstur tanah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

a. Sampel Kedalaman Muka Air Tanah Dangkal Sampel kedalaman muka airtanah pada penelitian ini diambil berdasarkan sistem grid dengan jarak antar grid adalah 5 meter. Hal ini dilakukan agar memperoleh data yang rinci. Dalam setiap grid diambil minimal satu sampel sumur gali untuk dilakukan pengukuran kedalaman muka airtanah. Semakin banyak sampel pengukuran kedalaman muka airtanah maka data yang diperoleh semakin rinci dan akurat.

Penentuan lokasi pengukuran kedalaman muka airtanah dangkal dilakukan dengan metode grid yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan, hal ini dilakukan karena pada tiap grid yang telah ditentukan sebelumnya belum tentu terdapat sumur gali dan belum tentu pada setiap grid yang telah ditentukan tepat berada pada area permukiman yang terdapat sumur gali, sehingga perlu dilakukan penyesuaian antara metode grid dengan penggunaan lahan dan keterdapatan sumur gali. Sedangkan pada area yang berupa makam kedalaman muka airtanah dangkal diasumsikan sama dengan area permukiman atau data dari sumur gali yang berada di dekatnya karena tidak mungkin dilakukan pengukuran jika tidak terdapat sumur gali. Dengan metode ini diharapkan dapat mewakili seluruh kedalaman muka airtanah dangkal pada lokasi penelitian.

b. Sampel Kualitas Air Tanah Dangkal Di area industri tepung aren diambil 9 sampel air sumur untuk dilakukan pengujian kualitas air tanah dangkal di laboratorium. Adapun sembilan sampel diambil dari enam sampel yang berada di Dukuh Bendo, dua sampel berada di Dukuh Tuban, satu sampel berada di Dukuh Margoluwih. Pengambilan sampel dengan mempertimbangkan: (1) kondisi serta keadaan daerah penelitian, yaitu penduduk di area industri tepung aren yang menggunakan air tanah dangkal (air b. Sampel Kualitas Air Tanah Dangkal Di area industri tepung aren diambil 9 sampel air sumur untuk dilakukan pengujian kualitas air tanah dangkal di laboratorium. Adapun sembilan sampel diambil dari enam sampel yang berada di Dukuh Bendo, dua sampel berada di Dukuh Tuban, satu sampel berada di Dukuh Margoluwih. Pengambilan sampel dengan mempertimbangkan: (1) kondisi serta keadaan daerah penelitian, yaitu penduduk di area industri tepung aren yang menggunakan air tanah dangkal (air

Berikut kriteria penentuan sampel kualitas air tanah yang diujikan di laboratorium:

a) Sampel 1 Sampel ini dipilih karena berada di Dukuh Tuban. Nama pemilik sumur adalah Ibu. Neny yang sudah tinggal disana selama 5 Tahun. Setiap hari air sumur digunakan untuk keperluan masak, mandi, mencuci, dan sebagai air minum. Sampel 1 berada pada koordinat 0459190mT dan 9161024mU. Adapun dalam menggunakan air sumur untuk air minum dengan cara dimasak terlebih dahulu sampai mendidih kemudian baru dikonsumsi. Sampel 1 berada dekat dengan Industri Tepung Aren sekitar 2 meter atau lebih tepatnya kedudukan sampel 1 lebih rendah bila dibandingkan dengan kedudukan industri tepung aren. Sampel 1 berada pada elevasi muka air tanah dangkal 264,47 m.dpal.

Pada sampel 1 dilalui oleh saluran pembuangan limbah cair, saluran air tersebut tidak permanen dan terdapat banyak tumpukkan limbah padat yang di letakkan di pinggir Kali Bendo. Apabila saluran pembuangan belum permanen maka air limbah terinfiltrasi kedalam tanah dan dapat mencemari air tanah. Selain itu juga kondisi pekarangan rumah pada sampel 1 masih tanah belum dipermanen. Dengan kondisi lingkungan yang kurang menyehatkan serta terciumnya bau limbah yang menyengat, sehingga di indikasikan bahwa air sumur penduduk dimungkinkan tercemar oleh limbah industri tepung aren.

Apabila dilihat dari Peta 8 arah aliran air tanah mengarah ke Timur Laut Kali Bendo dengan arah aliran N 20° W yaitu mengarah pada sampel 1. Lokasi sampel ini juga dipilih dengan memperhatikan lokasi dan jarak industri tepung aren, jarak kali yang merupakan sentral pembuangan limbah industri tepung aren dengan sumur penduduk. Adapun lokasi ini hanya berjarak 34 meter dari Kali Bendo. Karena melihat kenyataan dilapangan, lingkungan di sekitar sampel 1 kurang begitu sehat, hal ini dicirikan dengan terjadinya perembesan air limbah Apabila dilihat dari Peta 8 arah aliran air tanah mengarah ke Timur Laut Kali Bendo dengan arah aliran N 20° W yaitu mengarah pada sampel 1. Lokasi sampel ini juga dipilih dengan memperhatikan lokasi dan jarak industri tepung aren, jarak kali yang merupakan sentral pembuangan limbah industri tepung aren dengan sumur penduduk. Adapun lokasi ini hanya berjarak 34 meter dari Kali Bendo. Karena melihat kenyataan dilapangan, lingkungan di sekitar sampel 1 kurang begitu sehat, hal ini dicirikan dengan terjadinya perembesan air limbah

Gambar 12. Sumur Sampel 1 dan Saluran Pembuangan Limbah Cair Industri Tepung Aren Dukuh Margoluwih (Sumber: Data Pribadi April 2012)

b) Sampel 2 Sampel ini berada di Dukuh Tuban dengan nama pemilik sumur Bp. Wagiman. Sejak 46 tahun tinggal disana dan dalam kesehariannya air sumur dimanfaatkan untuk MCK, masak dan dikonsumsi untuk air minum. Lokasi sampel terletak pada koordinat 0459338mT dan 9160921mU. Sampel 2 berada pada elevasi muka air tanah 265,43 m.dpal. Meskipun kedudukan sampel 2 sejajar dengan industri tepung aren, tidak menutup kemungkinan bahwa kualitas air sumur tersebut baik. Arah aliran air tanah mengarah pada sumur sampel 2. Selain itu lokasi sampel berada dekat dengan Industri Tepung Aren dengan jarak sekitar

2 meter, dan dilalui oleh saluran air/ selokan yang dialiri limbah cair dari Industri tepung aren. Adapun konstruksi saluran air/ selokan sudah permanen akan tetapi sumur penduduk berada tepat di samping selokan.

Pada saat dilakukan pengukuran dan pengamatan dilapangan bahwa air tersebut terlihat kurang jernih dibanding sampel yang lain, serta air sumur yang berada dekat dengan sampel 2 sudah tidak digunakan sebagai air minum Pada saat dilakukan pengukuran dan pengamatan dilapangan bahwa air tersebut terlihat kurang jernih dibanding sampel yang lain, serta air sumur yang berada dekat dengan sampel 2 sudah tidak digunakan sebagai air minum

c) Sampel 3 Sampel ini berada di Dukuh Tuban dengan nama pemilik sumur adalah Bp. Abdul. Air sumur pada sampel 3 dimanfaatkan untuk air minum, MCK, dan memasak. Bp. Abdul sudah 68 tahun tinggal disana dan selama mengkonsumsi air sumur tersebut jarang ada komplikasi yang disebabkan oleh air sumur miliknya. Lokasi sampel terletak pada koordinat 0459493mT dan 9160860mU. Sampel 3 berada jauh dari industri tepung aren yakni sekitar ± 100 meter serta berada pada elevasi muka air tanah 264,40 m.dpal. Akan tetapi ketika dilihat kejernihan airnya tidak jernih dan terlihat sedikit keruh, air tidak berasa dan tidak berbau, selain itu juga arah aliran air tanah mengarah pada sampel 3. Lokasi ini hanya berjarak 58 meter dari Kali Bendo.

d) Sampel 4 Sampel 5 berada di Dukuh Bendo dengan nama pemilik sumur adalah Bp. Mariman. Bp. Mariman sudah 44 tahun tinggal disana dan setiap harinya air sumur masih di konsumsi untuk air minum, masak dan MCK. Selain untuk kebutuhan rumah tangga, air sumur sampel 4 digunakan untuk proses pembuatan tepung aren. Air tidak berbau dan tidak berasa, serta air terlihat jernih. Jarak antara tempat pemrosesan tepung aren dengan sumur hanya di batasi oleh sekat tembok saja. Arah aliran air tanah mengarah ke sumur sampel 4 dan elevasi muka air tanah 264,73 m.dpal.

Pentingnya pengambilan sampel air tanah pada lokasi ini karena untuk mengetahui apakah air sumur tersebut terdapat kandungan bahan pencemar dari industri tepung aren atau tidak. Karena melihat kenyataan dilapangan, lingkungan di sekitar sampel 4 kurang begitu sehat, hal ini dicirikan dengan terjadinya

Adapun jarak sampel dengan Kali Bendo sekitar 77 meter.

e) Sampel 5 Sampel 5 berada di Dukuh Bendo dengan nama pemilik sumur adalah Bp. Santoso. Bp. Santoso sudah 52 tahun tinggal di daerah penelitian dan masih mengkonsumsi oleh penduduk sebagai air minum, untuk masak dan MCK. Lokasi sampel terletak pada koordinat 459259mT dan 9161106mU dan arah aliran air tanah mengarah ke sumur sampel 5 serta elevasi muka air tanah berada di 265,75 m.dpal. Pada sampel 5 sebaran industri tepung aren jarang dan tidak terlalu banyak industrinya. Kondisi air pada sampel 5 jernih, air tidak berasa dan tidak berbau, melainkan konstruksi saluran/ selokan air yang dilalui oleh limbah cair dari industri tepung aren semi permanen. Dengan konstruksi tersebut dimungkinkan air sumur penduduk terindikasikan oleh kandungan bahan pencemar dari Industri Tepung Aren, karena arah aliran air tanah mengarah 25° ke arah sampel 5. Lokasi ini hanya berjarak 89 meter dari Kali Bendo yang merupakan sentralnya pembuangan limbah dari industri tepung aren.

f) Sampel 6 Lokasi sampel 6 berada di Dukuh Bendo dengan nama pemilik sumur adalah Bp. Legiyanto dan sudah tinggal selama 47 tahun di daerah penelitian. Sampel air pada sumur ini dipilih karena masih di konsumsi oleh penduduk untuk air minum, memasak dan MCK. Arah aliran air tanah mengarah pada sampel 6, selain itu juga letak lokasi sampel 6 berada dekat dengan Industri Tepung Aren dengan jarak sekitar 1 meter, dan dilalui oleh saluran limbah cair yang permanen. Sampel 6 berada pada elevasi muka air tanah 263,23 m.dpal. Lokasi sampel terletak pada koordinat 459372 mT 9161106mU. Sampel 6 kondisi air jernih, tidak berasa maupun tidak berbau. Dengan permasalahan tersebut maka dimungkinkan air sumur penduduk terindikasikan terdapat kandungan bahan pencemar dari Industri Tepung Aren. Lokasi ini hanya berjarak 76 meter dari Kali Bendo.

Lokasi sampel 7 berada di Dukuh Bendo dengan nama pemilik sumur adalah Bp. Suparno dan sudah tinggal selama 32 tahun di daerah penelitian. Adapun lokasi sampel terletak pada koordinat 459178mT dan 9161317mU. Sampel air pada sumur ini dipilih karena masih di konsumsi oleh penduduk untuk air minum, masak, MCK dan berada dekat dengan saluran air/ selokan yang dialiri limbah cair dari industri tepung aren. Sampel 7 berada pada elevasi muka air tanah dangkal 266,64 m.dpal. Pemilik sumur pada sampel 7, juga mempunyai industri tepung aren. Dalam kesehariannya air sumur juga di manfaatkan untuk proses produksi pembuatan tepung aren. Konstruksi saluran air/ selokan semi permanen dan pekarangan rumah penduduk masih konstruksi tanah. Banyak pekerja yang berlalu lalang membawa sisa pengolahan industri tepung aren yang berupa ampas basah (limbah padat) yang di bawa dengan gerobak dan membuat pekarangan maupun jalan menjadi basah oleh tetesan limbah padat tersebut. Secara tidak langsung lama kelamaan air akan terinfiltrasi kedalam tanah dan dapat mencemari sumur penduduk. Selain itu juga arah aliran air tanah dangkal juga mengarah ke lokasi sampel 7. Lokasi sampel 7 hanya berjarak 251 meter dari Kali Bendo.

h) Sampel 8 Lokasi sampel 8 berada di Dukuh Bendo dengan nama pemilik sumur adalah Bp. Nurudin dan sudah tinggal disana selama 19 tahun. Sampel air pada sumur ini dipilih karena masih di konsumsi oleh penduduk untuk air minum, masak dan MCK. Sampel 8 ini dikelilingi oleh industri tepung aren, selain itu juga pada sampel 8 dilalui oleh saluran pembuangan limbah cair dari industri tepung aren tidak permanen. Sampel 8 warna air sumur terlihat jernih, air tidak berasa, dan tidak berbau, namun melihat kondisi lingkungan yang ada kurang memenuhi kesehatan. Lokasi sampel 8 berada pada koordinat 459259mT dan 9161335mU. Elevasi muka air tanah untuk sampel 8 berada di 266,71 m.dpal. Lokasi ini hanya berjarak 292 meter dari Kali Bendo. Kondisi lingkungan di area sampel 8 juga kurang baik, yang diakibatkan oleh aktivitas industri tepung aren.

Sampel ini berada di Dukuh Bendo dengan nama pemilik sumur adalah Bp. Maryanto dan sudah tinggal disana selama 25 tahun. Sampel 9 berada pada koordinat 459397mT dan 9161271mU, serta elevasi muka iar tanah berada pada 266,77 m.dpal. Sampel air pada sumur ini dipilih karena masih di konsumsi oleh penduduk untuk air minum, masak dan MCK. Kondisi air sumur tidak berasa dan tidak berbau. Meskipun sampel 9 tidak terlalu dekat dengan industri tepung aren hanya berjarak 4 meter, tapi air sumur pada sampel ini terlihat kurang jernih dikarenakan sampel 9 berada dekat dengan selokan/ saluran air yang dilalui limbah cair industri tepung aren yang belum permanen. Selain itu juga arah aliran air tanah dangkal juga mengarah ke lokasi sampel 9. Lokasi ini hanya berjarak 285 meter dari Kali Bendo.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling . Teknik ini juga dapat diartikan sebagai cara pengamatan dan pengambilan sampel di lapangan yang dilakukan pada titik-titik sampel yang ditentukan secara sengaja dan bertujuan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu pada suatu daerah penelitian (Kusmayadi, 2000:41). Ciri-ciri spesifik yang sesuai dengan objek penelitian ini adalah kedalaman muka air tanah, kualitas air tanah dangkal.

Pengumpulan data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang akan diperoleh, agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan untuk mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Observasi Lapangan

Observasi lapangan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara langsung di lokasi penelitian setelah kegiatan pralapangan dilaksanakan. Observasi lapangan biasa disebut juga dengan observasi langsung. Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer (orang yang melakukan observasi) berada bersama objek yang diteliti (Tika, 2005: 44). Observasi lapangan pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kebenaran hasil kegiatan pra lapangan, untuk mengetahui langsung kondisi penggunaan lahan di lapangan serta untuk mengetahui kondisi saluran pembuangan maupun pembuangan air limbah di Kali, kedalaman muka air tanah dan sifat fisik air (bau, warna). Dalam pelaksanaan observasi lapangan diperlukan peralatan sebagai berikut :

a. Rol meter yang digunakan untuk mengukur kedalaman muka air tanah.

b. Beban timbangan dan tali yang digunakan untuk mengukur kedalaman muka air tanah.

c. Peta Rupa Bumi Indonesia dan GPS (Global Positioning System) yang digunakan untuk orientasi arah.

d. Kamera digital yang digunakan untuk membuat dokumentasi yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur, informal atau terfokus pada aktivitas kegiatan Industri Tepung Aren dan pemilik sumur. Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

Wawancara ini biasanya diikuti oleh suatu kata kunci, agenda atau daftar topik yang akan dicakup dalam wawancara. Namun tidak ada pertanyaan yang ditetapkan sebelumnya kecuali dalam wawancara yang awal sekali. Jenis wawancara ini bersifat fleksibel dan memungkinkan peneliti mengikuti minat dan pemikiran partisipan. Wawancara ini dilakukan terhadap penduduk yang tinggal di Dukuh Bendo, Dukuh Margahayu, Dukuh Margoluwih, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Wawancara yang dilakukan terhadap pemiliki industri berkisar perihal proses produksi sampai pembuangan limbah cair dari industri tepung aren. Selain itu wawancara terhadap pemilik air sumur yang ada di area Industri Tepung Aren terkait dengan kondisi air tanah yang dirasakan atau dikeluhkan masyarakat setempat sejauh ini. Adapun pedoman wawancara terlampir.

3. Analisis Data Sekunder

Analisis data sekunder merupakan analisis data yang dilakukan untuk mengolah data yang diperoleh dari instansi terkait dan sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari buku- buku literatur yang berkaitan dengan penelitian, monografi Desa Daleman, Data Curah Hujan Bulanan Kecamatan Tulung, dan Peta RBI skala 1:25.000 lembar 1408-334 Kartasura, Peta Geologi Lembar Surakarta- Giritontro Skala 1:100.000.

4. Analisis Laboratorium

Analisis laboratorium ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air tanah dangkal di daerah penelitian. Dalam pengambilan sampel air tanah dangkal parameter yang akan dianalisis adalah semua unsur yang dianggap penting yang telah di kemas dalam satu paket uji kualitas air minum. Hasil analisis diperoleh dari Laboratorium Dinas Kesehatan Surakarta dan Laboratorium Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun senyawa fisik kualitas air meliputi Bau, Rasa, Suhu, Warna, TDS. sedangkan senyawa kimia kualitas air meliputi pH, Besi, Mangan, Nitrit, Fluorida, Khlorida, Kesadahan, Tembaga, Zat Organik, Sianida, Analisis laboratorium ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air tanah dangkal di daerah penelitian. Dalam pengambilan sampel air tanah dangkal parameter yang akan dianalisis adalah semua unsur yang dianggap penting yang telah di kemas dalam satu paket uji kualitas air minum. Hasil analisis diperoleh dari Laboratorium Dinas Kesehatan Surakarta dan Laboratorium Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun senyawa fisik kualitas air meliputi Bau, Rasa, Suhu, Warna, TDS. sedangkan senyawa kimia kualitas air meliputi pH, Besi, Mangan, Nitrit, Fluorida, Khlorida, Kesadahan, Tembaga, Zat Organik, Sianida,