Curah Hujan

2. Curah Hujan

Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim selain suhu, kelembapan, radiasi matahari, evaporasi, tekanan udara, dan kecepatan angin. Hujan merupakan air yang jatuh ke permukaan bumi sebagai akibat terjadinya kondensasi dari partikel-partikel air di langit. Curah hujan juga mempengaruhi kondisi hidrologi suatu tempat secara langsung pada besarnya debit serta kualitas air permukaan maupun air di dalam tanah.

Jumlah curah hujan diukur sebagai volume air yang jatuh di atas permukaan bidang datar dalam periode waktu tertentu, yaitu harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Tinggi air ini umumnya dinyatakan dengan satuan millimeter. Berdasarkan data monografi Desa Daleman, Desa Daleman memiliki suhu 25°C.

Berbagai tempat seluruh Indonesia memiliki stasiun curah hujan, masing- masing stasiun dipasangi alat penakar hujan yang berguna untuk mengukur besarnya curah hujan. Di Kabupaten Klaten untuk wilayah Kecamatan Tulung

Stasiun Curah Hujan Satrian yang berguna untuk memantau besarnya curah hujan di wilayah tersebut. Adapun wilayah yang dijadikan penelitian berada di Desa Daleman maka data curah hujan yang digunakan adalah stasiun Cokrotulung, karena dekat dengan daerah penelitian.

Berdasarkan hasil pengamatan jumlah curah hujan dari tahun 2002 sampai 2011 di Stasiun Curah Hujan Cokrotulung diketahui bahwa jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2010, yaitu 2.584 mm/tahun, dan yang terendah pada tahun 2005, yaitu 1.090 mm/tahun. Tabel 10. Data curah hujan di stasiun Cokro Tulung, UPTD Jatinom, Kecamatan

Tulung Periode Tahun 2002-2011

No Bulan

Curah Hujan (mm)

Rata-rata (mm)

2584 1703 1779,2 Bulan Kering

6 6 6 6 5 6 5 4 2 3 4,9 Bulan Lembab

0 0 1 1 1 0 0 5 1 3 1,2 Bulan Basah

Sumber: Sub Dinas Pengairan Kabupaten Klaten Tahun 2002-2011 Berdasarkan Tabel 9. diketahui rata-rata curah hujan yang terjadi di Kecamatan Tulung adalah 1779,2 mm. Rata-rata bulan kering adalah 4,9 mm dan rata-rata bulan basah adalah 5,9 mm. Jumlah bulan basah paling banyak terjadi antara tahun 2002-2005, dan 2007 yaitu 6 bulan. Sedangkan jumlah bulan basah Sumber: Sub Dinas Pengairan Kabupaten Klaten Tahun 2002-2011 Berdasarkan Tabel 9. diketahui rata-rata curah hujan yang terjadi di Kecamatan Tulung adalah 1779,2 mm. Rata-rata bulan kering adalah 4,9 mm dan rata-rata bulan basah adalah 5,9 mm. Jumlah bulan basah paling banyak terjadi antara tahun 2002-2005, dan 2007 yaitu 6 bulan. Sedangkan jumlah bulan basah

Gambar 17. Grafik Rata-rata Curah Hujan Bulanan di Kecamatan Tulung Tahun 2002-2011 (Sumber: Sub Dinas Pengairan Kabupaten Klaten Tahun 2002-2011)

Grafik curah hujan pada Gambar 16. dapat diketahui bahwa pada umumnya curah hujan mulai naik pada Bulan Agustus dan mencapai puncaknya pada Bulan Januari, sedangkan curah hujan terkecil terjadi pada Bulan Juli.

Penentuan curah hujan di daerah penelitian berdasarkan metode Schmidt- Ferguson. Klasifikasi curah hujan berdasarkan metode ini adalah berdasarkan pada perbandingan rata-rata jumlah bulan basah dan rata-rata jumlah bulan kering. Adapun kriteria yang digunakan adalah penentuan bulan kering, bulan lembab, dan bulan basah dengan pengertian sebagai berikut:

1) Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan intensitas curah hujan kurang dari 60 mm (< 60 mm).

2) Bulan Lembab adalah bulan dengan intensitas curah hujan 60-100 mm.

3) Bulan Basah adalah bulan dengan intensitas curah hujan lebih dari 100 mm (> 100 mm). (Handoko : 1993)

Setelah diketahui jumlah bulan basah dan kering dengan prinsip sistem Mohr, maka dibuat pengklasifikasian iklim menurut prinsip Schmidt-Ferguson. Pada prinsip Schmidt-Ferguson pengklasifikasian iklim dibagi menjadi 8 kriteria, yaitu berdasarkan nilai Q yang merupakan prosentase perbandingan antara jumlah

Grafik Rata-rata Curah Hujan Bulanan Kecamatan

Tulung Tahun 2002-2011

selama minimal 10 tahun, yang dinyatakan dengan rumus :

Pengklasifikasian ini dilakukan (Quotient),

nilai Q adalah rata-rata jumlah bulan kering dibagi rata-rata jumlah bulan basah dikalikan 100%. Adapun kriteria curah hujan menurut Schmidt-Ferguson sebagai berikut: Tabel 11. Kriteria Curah Hujan menurut Schmidt-Ferguson

Tipe

Nilai Q (%)

Sifat

A 0,000

0,143 Sangat Basah (very wet)

B 0,14

0,333 Basah (wet)

C 0,33

0,600 Agak Basah (fairly wet)

D 0 Sedang (fair)

E 1,00

,670 Agak Kering (fairly day)

F 1,67

,000 Kering (dry)

G 3,00

,000 Sangat Kering (very dry)

H 7,00

Luar Biasa Kering (extremely dry) (Sumber : Lakitan. 1994 : 41) Berdasarkan kriteria curah hujan menurut Schmidt-Ferguson dapat ditentukan nilai Q daerah penelitian dari perhitungan sebagai berikut:

Q = 0,830508 x 100 %

Q = 83,05 % Q = 0,8305 Setelah diketahui nilai Q dari perhitungan di atas kemudian dicocokkan

dengan Tabel 8. maka Kecamatan Tulung menurut Schmidt-Ferguson bertipe iklim D dengan sifat sedang (fair) yaitu berkisar antara

. Grafik

Q : Quotient

700%

berikut:

Gambar 18. Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt dan Ferguson di Kecamatan

Tulung Tahun 2002-2011 (Sumber: Sub Dinas Pengairan Kabupaten Klaten Tahun 2002-2011)