Ketika Diare 'Menjemput' Noviana

Ketika Diare 'Menjemput' Noviana

M terasa mulas meski sudah beberapa kali buang air

ungkin Noviana, begitu nama balita untuk BAB di tempat yang bersih dan tertutup! berusia 2,5 tahun itu diberi nama, tidak

Atau mungkin ada yang salah, sehingga fasilitas tahu mengapa perutnya terus menerus

yang sudah disediakan tidak dipergunakan dan

dipelihara dengan semestinya? Sehingga sosialiasi besar. Seperti anak seusianya, Noviana belum bisa

yang disampaikan tidak dapat merubah perilaku menjelaskan kondisi penyakitnya, sehingga meski-

masyarakatnya? Atau memang sosialisasi merupa- pun parah, kondisinya mungkin tidak dapat di-

kan kegiatan yang harus dilakukan secara terus me- mengerti dan dianggap biasa saja oleh orang dekat-

nerus untuk selalu mengingatkan? Apapun jawab- nya. Cukup diperlakukan 'sebagaimana biasanya'

annya, yang pasti kejadian serupa telah terjadi lagi. dan akan sembuh seperti sedia kala. Sampai akhir-

Berangkat dari adanya kebutuhan penyediaan nya Noviana meninggal dunia. Katanya karena ter-

layanan air bersih dan sanitasi yang sesuai dengan lambat datang ke pusat rehidrasi dan belum sempat

kebutuhan dan kemampuan masyarakat, sebetulnya mendapat perawatan.

saat ini telah dikembangkan metode promosi/sosial- Klise memang kedengarannya, tapi itulah ke-

isasi/kampanye yang tidak hanya dapat menum- nyataannya. Sebagian orang pasrah menerima pen-

buhkan rasa memiliki terhadap fasilitas sanitasi, jelasan itu. Sebagian lagi gamang dan mulai ber-

Foto: Bowo Leksono

namun juga mampu menggerakkan masyarakat tanya, apakah memang dari situ awal permasalahannya? Entahlah. untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Berdasarkan Noviana bisa jadi merupakan korban meninggal dunia pertama pengamatan, setidaknya ada 3 nama pendekatan perubahan peri- dari kejadian luar biasa (KLB) diare Tangerang yang terjadi sejak 12 laku yang cukup populer dikenal tidak hanya di Indonesia tapi juga Juli lalu. Bersamanya masih ada 2 orang lagi yang tercatat juga dunia internasional. Tiga pendekatan itu adalah Community Led mengalami nasib yang sama. Mungkin yang tidak tercatat lebih ba- Total Sanitation (CLTS), Total Sanitation Campaign (TSC), dan nyak lagi.

Participatory Hygiene And Sanitation Transformation (PHAST). Meski kasus meninggal dunia pada KLB Tangerang ini di bawah

Ketiga pendekatan tersebut telah mulai diterapkan di berbagai

1 persen atau masih di bawah toleransi WHO, namun bukan berar- daerah di Indonesia. Tidak ada salahnya untuk memulai me- ti kejadian ini pantas untuk didiamkan. Sejak dinyatakan KLB, nerapkan pendekatan perubahan perilaku dalam mengatasi ma- Departemen Kesehatan sudah melakukan tindakan cepat berupa salah sanitasi di Tangerang. Sehingga harapan agar tidak ada lagi pengamanan sumber air yang menjadi penyebab wabah diare. Noviana yang lain bukan sekedar mimpi. z Hony Irawan Selain itu untuk antisipasi, di lokasi Puskesmas Sepatan, disediakan jamban mobil, serta dikirim pula fasilitas alat penjernih air yang bi-

Sekilas Beberapa Pendekatan Perubahan Perilaku

sa bekerja cepat. Sehingga jumlah penderita semakin menurun. Namun tindakan kuratif nampaknya tidak menyelesaikan akar

1. Community Led Total Sanitation (CLTS) yang pertama kali dila- persoalan diare, mengingat ini bukan KLB diare pertama di daerah

kukan di Bangladesh pada tahun 1999 kemudian digunakan juga di itu. Kejadian yang sama terjadi pada 2005 lalu dan lebih parah dari

beberapa negara seperti Bolivia, Cambodia, China, Ethiopia, India, tahun ini. Sekitar 600 korban harus dirawat di Puskesmas dan 17

Nepal, Pakistan, Tanzania dan Afrika Barat, termasuk Indonesia. Karakteristik CLTS adalah merubah perilaku masyarakat melalui

orang (ada yang memberitakan 19 orang) di antaranya meninggal fasilitasi partisipatif, serta tanpa subsidi untuk perangkat keras dunia. Lebih lanjut terkait dengan hal tersebut, Republika 14 Juli

(jamban keluarga) dan tidak menetapkan jenis jamban yang nanti- 2007 memuat pernyataan Bupati Tangerang, Ismet Iskandar, yang

nya akan dibangun oleh masyarakat. CLTS ditujukan untuk mengu- rangi/menghilangkan kebiasaan Buang Air Besar (BAB) di semba-

mengatakan bahwa wabah diare yang kembali terjadi di tiga keca-

rang tempat atau open defecation.

matan tersebut disebabkan perilaku masyarakat yang kurang sadar 2. Total Sanitation Campaign (TSC) dikembangkan di Propinsi Maha- menjaga kebersihan.

rasthra (India) yang mengadopsi pendekatan CLTS ke dalam pro- Menurut Ismet, pihaknya telah melakukan sosialisasi mening-

gram pemerintah India secara massal. Beberapa negara lain seper- ti Cambodia, Afrika, Nepal, dan Mongolia telah menerapkan dalam

katkan kesadaran masyarakat akan hidup sehat. Kenyataannya ma- porsi yang lebih kecil. Berbeda dengan CLTS, TSC memperbolehkan sih banyak warga membuang air besar di sungai yang sebenarnya

pengenalan pilihan teknologi jamban.

juga dikonsumsi masyarakat untuk mandi, mencuci, dan memasak. 3. Participatory Hygiene And Sanitation Transformation (PHAST) me- Padahal, pemerintah setempat telah membuat fasilitas mandi cuci

rupakan adaptasi metode SARAR (Self-esteem, Associative kakus (MCK). Strengths, Resourcefulness, Action-planning, and Responsibility) yaitu sebuah metode belajar partisipatif membangun kesadaran Kalau begitu apa persoalannya ? Harusnya tidak susah meminta

masyarakat agar dapat mengatasi persoalannya sendiri. Ruang orang untuk tidak makan 'maaf' kotoran manusia, baik sengaja atau

lingkup PHAST lebih luas, yaitu pendekatan untuk mempromosikan tidak sengaja, baik langsung atau tidak langsung! Harusnya tidak su- kesehatan, sanitasi, dan manajemen fasilitas air dan sanitasi masyarakat. PHAST pernah dilakukan di Afrika, India, dan Amerika sah meminta orang untuk tidak memakan bakteri dan kuman yang

Serikat. z

menyebabkan mereka sakit! Harusnya tidak susah meminta orang

Agustus 2007 31

Percik

„ S E PU TA R I SS D P „