PURBALINGGA KEKERINGAN
PURBALINGGA KEKERINGAN
daerah yang kekurangan air rata-rata karena terletak di dataran tinggi dan tidak tersentuh jaringan PDAM.
Puluhan desa itu tersebar di Kecamatan Bukateja (satu desa), Kemangkon (empat desa), Pengadegan (lima desa), Karanganyar (delapan desa), Bobotsari (empat desa), Karangreja (tiga desa), Bojongsari (satu desa), Rembang (satu desa), Kejobong (sem- bilan desa), Karangmoncol (enam desa), Kaligondang (11 desa), Kutasari (satu desa), dan Kertanegara (dua desa).
Setiap tahun daerah-daerah tersebut selalu mengalami kekeringan dan biasa- nya puncaknya terjadi di bulan Oktober . "Desa kami belum mendapatkan jatah air bersih dari pemerintah," keluh Sukarli (41), warga Desa Wanalaya, Kecamatan Karanganyar.
Wakil Bupati Purbalingga Drs Heru Setiap tahun di musim kemarau, puluhan warga melakukan aktivitas mandi, mencuci dan
buang air besar di sungai ini. Foto: Bowo Leksono Sudjatmoko, M.Si kepada Percik me- ngatakan, Pemkab mengantisipasi
S matang sawah menuju kali Laban. Di kecamatan di Purbalingga mengalami bantuan air bersih karena belum parah,"
umarto (65) sembari memikul dua
bencana tahunan ini dengan memberi ember besar diikuti cucu laki-
ringan melanda Purbalingga dan bebera-
bantuan air bersih ke desa-desa. "Me- lakinya, berjalan sepanjang pe-
pa daerah di Jawa Tengah. Musim kema-
rau tahun ini membuat 56 desa di 13
mang belum semua desa mendapatkan
sana, puluhan orang, laki-laki perem-
ujarnya. z Bowo Leksono puan, anak-anak hingga orang dewasa telah menunggu sambil beraktifitas. Mencuci pakaian dan mandi.
kekeringan dan krisis air bersih. Daerah-
Telaga Slumpit Menyusut
Dua kali dalam sehari, pagi dan sore, Sumarto dan puluhan warga Kecamatan
sampai tiga minggu," tuturnya. Karanganyar, Kabupaten Purbalingga,
S Slumpit debit airnya mulai menyusut. Tidak lama Prasetyo (27) mewakili keluarga, setiap hari lagi, telaga yang menjadi sumber kebutuhan air
udah sebulan sejak akhir Juli, telaga (danau)
berjalan bolak-balik sepanjang dua kilo- bolak-balik membawa dua tempat air dengan cara
dipikul. Air dari telaga dipergunakan untuk memasak meter ke kali.
bersih warga Dusun Nglumpit, Desa Kenteng, Ke-
dan air minum. "Di rumah ada sumur, tapi sudah ke- Sumarto, seperti halnya beberapa
camatan Ponjong, Gunung Kidul, Yogyakarta itu akan
kering sama sekali.
ring," katanya.
warga lain, membuat kubangan di
Gunung Kidul, secara geografis diliputi perbuki- pinggiran kali Laban untuk mendapatkan
"Di rumah, kami tidak punya sumur. Andalannya
ya telaga ini," ucap Surahmiati (42). Pagi-pagi buta,
tan kapur berakibat sumber air sulit didapat di daerah
air bersih. "Air sumur di rumah mesti ini. Sementara jaringan PDAM belum menjangkau
perempuan dua anak ini telah berada di telaga seluas
wilayah rawan kekeringan. diirit-irit karena sebentar lagi pasti akan
setengah hektar. Mencuci, mandi, dan mengambil air.
Kemarau panjang yang terjadi tiap tahun mulai kering," ujarnya. Praktis bila air sumur
Aktifitas yang sama dilakukan kembali di sore hari.
menyapa sebagian besar warga Gunung Kidul. Tahun warga sudah kering kerontang, sungai lah
Bila telaga telah benar-benar kering, Surahmiati
ini, warga kembali disibukkan dengan kelangkaan air. yang menjadi andalan warga dalam
dan warga dusun lainnya, membeli air tangki dengan
cara memesan. Air itu ditampung di bak penampung-
Telaga Slumpit yang menjadi satu-satunya andalan war-
memenuhi kebutuhan air bersih. ga kondisinya semakin memprihatinkan. Tak lama lagi
an di samping rumah. "Satu tangki untuk ukuran 5 ribu
tidak ada air setetes pun di telaga itu. z Bowo Leksono Sudah sejak bulan Juli lalu, keke-
liter harganya Rp 120 ribu. Itu untuk kebutuhan dua