PENDEKATAN PREDIKTIF DAN POSITIF
BAB XI PENDEKATAN PREDIKTIF DAN POSITIF
A. Sifat Pendekatan Prediktif
Pendekatan prediktif untuk formulasi sebuah teori akuntansi menggunakan kriterium kemampuan prediktif, di mana pilihan di antara opsi akuntansi yang berbeda tergantung pada kemampuan metode tertentu untuk memprediksi peristiwa yang menjadi perhatian pengguna. Kriterium kemampuan prediktif digunakan karena penekanan terhadap relevansi sebagai kriterium utama pelaporan keuangan.
B. Prediksi Peristiwa Ekonomis
Dalam persepsi pendekatan prediktif untuk formulasi suatu teori akuntansi, pengukuran akuntansi alternatif harus dievaluasi atas dasar kemampuan mereka untuk memprediksi peristiwa ekonomis atau peristiwa bisnis.
1. Analisis Time-Series
Sebuah pendekatan metodologis struktural di mana ketergayutan statistis dalam seperangkat data dapat diuji. Nilai masa lalu seperangkat data tunggal digunakan untuk memberi arah berkenaan dengan realisasi masa depan dari seperangkat data yang sama. Riset analisis time series difokuskan terutama pada:
a. sifat-sifat time series dari earnings yang dilaporkan, dan
b. isu-isu prediksi dalam analisis time series.
2. Prediksi Kesulitan Keuangan (distress)
Penerapan yang paling relevan dari pendekatan prediktif adalah upaya-upaya yang dibuat untuk mencari karakteristik yang tervalidasi secara empiris yang membedakan antara peruasahaan yang secara keuangan mengalami kesulitan dengan perusahaan yang tidak mengalaminya. Baik model univariat maupun multivariat telah digunakan untuk membantu auditor menentukan kapan sebuah perusahaan mendekati kemacetan (default).
Studi Altman : Z = 0.12x1 + 0.14x2 + 0.33x3 + 0.006x4 + 0.999x5
X1 = modal kerja bersih X2 = earnings ditahan X3 = earning sebelum bunga dan pajak X4 = nilai pasar ekuitas X5 = penjualan Temuan utama :
a. Perusahaan-perusahaan dengan skor Z lebih dari 2,99 masuk dalam kelompok tidak bangkrut, semua yang memiliki skor kurang dari 1,81 bangkrut pada tahun berikutnya a. Perusahaan-perusahaan dengan skor Z lebih dari 2,99 masuk dalam kelompok tidak bangkrut, semua yang memiliki skor kurang dari 1,81 bangkrut pada tahun berikutnya
3. Prediksi Premium Obligasi dan Peringkatan Obligasi
Empat faktor berikut ini diduga menyebabkan risiko obligasi dan konsekuensinya mempengaruhi nilai jatuh tempo obligasi:
a. risiko kemacetan: ketidakmampuan sebuah perusahaan untuk memenuhi sebagian atau seluruh pembayaran bunga dan pokok obligasi.
b. risiko pasar: kemungkinan menjual obligasi dengan kerugian.
c. risiko daya beli: kerugian yang diderita pemegang obligasi karena perubahan dalam tingkat harga umum.
d. risiko tingkat bunga: pengaruh perubahan tak terduga dalam tingkat bunga terhadap nilai pasar obligasi.
Fisher menguji kekuatan sebuah model empat faktor untuk menjelaskan perbedaan dalam premium risiko obligasi perusahaan industrial. Empat variabel berikut ini dimasukan dalam model:
a. variabilitas earnings, diukur dengan koefisien variasi earnings sesudah pajak sembilan tahun terakhir.
b. solvensi atau reliabilitas dalam memenuhi kewajiban, diukur dengan panjangnya waktu sejak peristiwa-peristiwa berikut ini terakhir kali terjadi: pendirian perusahaan, bangkit dari kebangkrutan, atatu sebuah kompromi dibuat di mana kreditor menyelesaikan kurang dari 100 persen dari klaim mereka.
c. struktur modal, diukur dengan nilai pasar ekuitas/nilai nominal utang perusahaan.
d. nilai total nilai pasar obligasi perusahaan. Walaupun model pemeringkatan obligasi secara umum berhasil, beberapa masalh tak
terpecahkan membatasi kegunaannya :
a. Tidak adanya pernyataan eksplisit dan dapat diuji
b. Tidak memperhitungkan perbedaan-perbedaan dalam perlakuan akuntansi
c. Studi yang menggunakan model regresi memperlakukan variabel dependen pada skala interval
d. Semua studi tersebut menyamakan daya prediktif ex-ante dengan diskriminasi ex-post
4. Perilaku Restrukturisasi Perusahaan
Menonjolnya pengambilalihan perusahaan di seluruh dunia telah mendorong berbagai studi. Studi Marris tentang modalisme manajerial menunjukkan bahwa perusahaan yang diakuisisi adalah perusahaan yang di nilai terlalu rendah (undervalue) oleh pasar. Tipe analisis ini terutama didsarkan pada model penilaian harga saham yang berarti. Secara lebih eksplisit, parameter yang mengukur hubungan antara harga pasar saham dan faktor-faktor yang relevan harus cukup konstan.
5. Keputusan Kredit dan Peminjaman Bank
Keputusan perdagangan dan pemberian pinjaman bank merupakan contoh lain peristiwa ekonomis yang dapat dijelaskan dan/atau diprediksi berdasarkan informasi akuntansi dan informasi keuangan lainnya. Ewert mengevaluasi, dengan beberapa keberhasilan, sejauh mana rasio keuangan dapat digunakan untuk membedakan piutang yang baik dan yang buruk, dimana piutang yang buruk ditmpatkan baik dalam penagihan atau penghapusan piutang tak tertagih.Keputusan dalam pemberian pinjaman oleh bank juga telah menjadi subyek penelitian empiris dan prediktif.
6. Peramalan Informasi Laporan Keuangan
Karena analis sekuritas dan hampir semua lembaga peramalan memfokuskan pada lingkungan AS, akuntan manajemen dan manajer keuangan perusahaan multinasional harus mendasarkan pada upaya mereka sendiri untuk meramal earnings perusahaan lain dan menyediakan ramalan earnings mereka sendiri. Dispersi kesalahan ramalan secara umum diukur dengan mean kesalahan kuadrat/MSE sebagai berikut :
MSE = 1/n (axit – fxit)2 axit = nilai aktual variabel dalam periode t untuk perusahaan i fxit = nilai ramalan variabel dalam peride t untuk peusahaan i n = jumlah ramalan yang diuji
Ramalan earnings penting bagi berfungsinya pasar modal yang efisien. Ramalan ini diandaikan secara khusus berguna bagi pengguna informasi akuntansi. Ramalan earnings mungkin disediakan oleh analis, manajemen atau model-model statistik. Relevansi ramalan tersebut terutama terletak pada sejauh mana akurasi mereka; investor pada khususnya dan pasar modal pada umumnya tidak akan memiliki kepercayaan pada ramalan earnings yang tidak akurat, dan konsekuensinya tidak akan menggunakannya.
C. Prediksi Reaksi Pasar: Penelitian Berbasis Pasar dalam Akuntansi
1. Pasar Modal dan Akuntansi Eksternal
Menurut salah satu interpretasi pendekatan prediktif, observasi terhadap reaksi pasar modal dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi dan memilih di antara berbagai alternatif Menurut salah satu interpretasi pendekatan prediktif, observasi terhadap reaksi pasar modal dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi dan memilih di antara berbagai alternatif
2. Model Pasar Efisien
Secara umum diasumsikan bahwa pasar sekuritas adalah efisien. Sebuah pasar efisien yang sempurna berada dalam ekuilibrium kontinus, sedemikian sehingga nilai intrinsik sekuritas bergetar secara random dan harga pasar selalu sama dengan nilai intrinsik yang mendasarinya setiap waktu. Nilai intrinsik secara umum diakui sebagai harga yang seharusnya dan harga yang akan diberikan oleh individu lain yang memiliki informasi dan kompetensi yang sama ketika orang tersebut membuat estimasi. Berbagai definisi efisieensi pasar perlu diuji
a. Menurut Fama, pasar efisien harga merefleksi sepenuhnya informasi yang tersedia dan implikasinya, harga-harga bereaksi segera dan tanpa bias tehadap informasi baru.
b. Teori ekspektasi rasional, dimana ekspektasi yang benar dibentuk atas dasar semua informasi yang tersedia termasuk harga
c. Beaver, membuat perbedaan antara efisiensi pasar brkaitan dengan sebuah sinyal dan sistem informasi.
3. Hipotesis Pasar Efisien
Dengan mendefinisikan suatu set informasi dalam tiga cara yang berbeda, Fama membedakan tiga aras efisiensi pasar, yaitu: bentuk lemah dari hipotesis pasar efisien, menyatakan bahwa return ekspektasian ekuilibrium “sepenuhnya mencerminkan” sekuensi return masa lalu.
bentuk semi kuat dari hipotesis pasar efisien,
menyatakan bahwa return ekspektasian ekuilibrium “sepenuhnya mencerminkan” semua informasi yang tersedia secara publik.
bentuk kuat dari hipotesis pasar efisien,
menyatakan bahwa return ekspektasian ekuilibrium “sepenuhnya mencerminkan” semua informasi (tidak hanya informasi yang tersedia secara publik).
4. Model Penilaian Modal-Aset (Capital Asset Pricing Model/CAPM)
Hipotesis pasar efisien mewajibkan penggunaan “return ekspektarian” dan mengandaikan bahwa sekuritas dihargai secara tepat. Sebuah teori diperlukan untuk menspesifikasi hunungan antara return ekspektasian dan harga saham individual yang di nilai. Teori tersebut adalah model penilaian modal-aset yang menghubungkan return aset dengan risiko aset. Tergantung asumsi-asumsi tertentu, CAPM menegaskan bahwa ada hubungan linier antara sekuritas individual dan risiko sistematiknya.
5. Teori Penilaian Arbitrer (Abritrary Pricing Theory/APT)
APT mengandaikan bahwa return sekuritas terkait dengan angka yang tak diketahui dari faktor- faktor yang tak diketahui. Return ekspektasian suatu sekuritas secara linier terkait dengan faktor-faktor pervasif dan sekuritas, dengan sebuah intersep sama dengan tingkat bunga bebas risiko.
6. Teori Ekuilibrium Penilaian Opsi
Opsi memberi hak kepada seseorang untuk membeli (opsi call atau opsi put) sejumlah saham tertentu dari perusahaan tertentu dari pembuat opsi pada harga tertentu pada saat jatuh tempo pada tanggal tertentu.
7. Model Pasar
Model pasar menegaskan bahwa return masing-masing sekuritas secara linier terkait dengan return pasar.
8. Estimasi Beta
Estimasi risiko sistematik atau beta sangat dibutuhkan bagi studi-studi yang menguji pengaruh informasi akuntansi terhadap pasar, dan kaitan beta dengan indikator-indikator berbasis akuntansi. Karena masalah kesalahan ekonometrik yang potensial dalam estimat model pasar, berbagai koreksi yang perlu telah diajukan.
9. Metodologi Studi Peristiwa
Metodologi studi peristiwa menggunakan tanggal pengumuman sebagai hari O. Telah banyak didokumentasikan di dalam literatur studi peristiwa bahwa sebagian besar return terjadi selama periode hari –1 sampai hari +1.
10. Model Earnings Residual
Dalam model diskon dividen (DDM) nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari aliran dividen masa depan bagi pemegang saham. Burgstahler dan Dichev menyatakan bahwa nilai ekuitas sesungguhnya merupakan sebuah fungsi cembung earnings dan nilai buku, di mana fungsi tersebut tergantung pada nilai relatif earnings dan nilai buku. Rasio earnings terhadap nilai buku merupakan ukuran derajat kesuksesan.
11. Model-model Penilaian Tingkat Harga Neraca
Model-model ini memfokuskan pada hubungan antara nilai ekuitas dan nilai buku. Secara umum, hubungan trsebut dinyatakan sebagai berikut : MVE = f (BVA)
12. Kandungan Informasi Earnings
Kandungan Informasi Earnings secara umum diuji dengan hubungan antara return sekuritas dan earnings tak terduga. Hal tersebut disimpulkan dengan signifikansi dari koefisien slope (explanatory power) dari sebuah model estimasian cross-sectional.
13. Model-model Hubungan Antara Earnings dan Returns
Dua model-model hubungan antara earnings dan returns telah digunakan dalam riset. Model pertama, mendasari asosiasi antara returns dan earnings pada sebuah model penilaian buku. Model kedua, mendasari asosiasi returns dan earnings pada sebuah model penilaian earnings.
14. Evaluasi Terhadap Riset Berbasis Pasar dalam Akuntansi
Menggunakan teori dan bukti yang berkenaan dengan hipotesis pasar efisien dan metodologi yang terutama disediakan oleh model penilaian modal-aset, teori portofolio, dan model pasar, pendekatan prediktif berawal dari evaluasi angka-angka dan teknik-teknik akuntansi atas dasar reaksi pasar modal. Bukti yang tersedia bagi riset berbasis pasar dalam akuntansi secara umum diklasifikasi dalam kategori sebagai berikut:
a. Studi-studi kandungan informasi Perhatian studi adalah pada kontribusi informasi marjinal dari sinyal akuntansi pada penentuan perilaku return sekuritas.
b. Perbedaan dalam teknik-teknik akuntansi diskresioner Perhatian studi adalah pada dampak perbedaan dan perubahan terhadap investor. .
c. Konsekuensi dari regulasi Perhatian studi adalah pada pengaruh regulasi akuntansi terhadap pasar.
d. Dampak terhadap bidang-bidang terkait Perhatian studi pada kontribusi riset akuntansi berbasis pasar terhadap akuntansi dan disiplin yang terkait. .
D. Pendekatan Positif
Bagi mereka yang mengadopsi paradigma positif antropologik/induktif, masalah pokoknya adalah
a. praktik akuntansi yang berjalan, dan
b. sikap manajemen terhadap praktik-praktik tersebut. Pendukung pandangan ini berargumen, secara umum, bahwa teknik tersebut dapat diturunkan dan dibenarkan atas dasar penggunaan mereka yang telah teruji atau bahwa manajemen memainkan peran sentral dalam menentukan teknik-teknik yang akan diimplementasikan.
1. Informasi-Ekonomika
Paradigma informasi/ekonomisa menarik pengetahuannya dari berbagai disiplin, termasuk:
a. Model teori keputusan (decision-theory model), menyajikan sebuah rerangka kerja bagi penentuan nilai sebuah perubahan dalam sebuah sistem informasi sebagai selisih antara hasil ekspektasian dari dua sistem alternatif.
b. Model teori sindikat (syndicate-theory model), meliputi perusahaan multiperson yang secara bersama-sama memilih seperangkat tindakan dalam sebuah aturan bersama untuk menghasilkan hasil yang tidak pasti.
c. Model evaluasi informasional pembuat keputusan (informational-evaluation-desicion-maker model), tetap mempertahankan karakteristik multiperson dan memasukan pemilik atau penilai informasi yang menyerahkan pilihan tindakan pada satu atau lebih agen.
d. Model teori tim (team-theory model), mencakup sebuah konteks multiperson dan sebuah aturan bersama sebagaimana pada teori sindikat. Individu diasumsikan akan bertindak untuk mementingkan diri mereka sendiri dengan menggunakan informasi yang tersedia hanya bagi mereka, dan tetap mempertahankan kemakmuran tim dalam pikiran mereka.
e. Model pernyataan permintaan (demand-relevation model), mirip dengan model teori tim dengan suatu isu tambahan tentang bagaimana mendorong agen untuk membuka rahasia informasi privat mereka secara jujur dan menggunakannya untuk memaksimunkan profit organisasi.
2. Paradigma Analitis-Agensi
Dua tipe paradigma mencirikan paradigma agensi, yaitu paradigma analitis atau prinsipal agen, yang pada dasarnya bersifat matematis, dan paradigma positif-agensi, yang pada dasarnya bersifat empiris. Terdapat ketegangan di antara kedua paradigma. Paradigma analitis-agensi berakar dari berbagai contoh yang disediakan oleh Coase yang merupakan makalah terkenal, yang pertama kali mengacu pada sifat perusahaan dan hubungan antara prinsipal dan agen.
3. Perataan Income/Hipotesis Manajemen Earnings
a. Sifat perataan income Perataan income dapat dipandang sebagai upaya yang secara sengaja dimaksudkan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecenderungan atau tingkat yang diinginkan.
b. Motivasi perataan Heyworth mengklaim bahwa motivasi dibalik perataan meliputi peningkatan hubungan dengan kreditor, investor dan karyawan, dan juga pengurangan siklus bisnis melalui proses psikologis.
c. Dimensi-dimensi perataan
Dimensi perataan pada dasarnya merupakan cara untuk mencapai perataan angka income.
4. Teori Akuntansi Positif
Tujuan utama pendekatan akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi pilihan standar oleh manajemen dengan menganalisis biaya dan manfaat ungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai individu dan alokasi sumber daya dalam perekonomian.
Dalam kenyataannya, cita-cita utama pendekatan positif adalah untuk mengembangkan hipotesis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dunia praktik akuntansi dan untuk menguji validitas hipotesis tersebut secara empiris:
a. untuk meningkatkan reliabilitas prediksi berdasarkan serangkaian angka akuntansi rataan yang diobservasi sepanjang tren yang dipandang terbaik atau normal oleh manajemen,
b. untuk mengurangi ketidakpastian yang diakibatkan oleh fluktuasi angka income secara umum dan pengurangan risiko sistematik secara khusus dengan mengurangi kovariansi return perusahaan dengan return pasar.
Masalah utama dalam teori positif adalah untuk menentukan bagaimana prosedur akuntansi mempengaruhi aliran kas dan, dengan demikian, utilitas manajemen, fungsi untuk memperoleh pencerahan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan manajer atas prosedur akuntansi. Resolusi terhadap masalah tersebut dipandu oleh asumsi teoritis sebagai berikut:
a. teori agensi mungkin telah memulai dengan menekankan pada kontrak sukarela yang muncul di antara berbagai pihak organisasional sebagai solusi yang efisien terhadap konflik-konflik kepentingan ini.
b. teori kos perjanjian (contracting cost theory) memandang peranan informasi akuntansi sebagai alat pemantauan dan pemaksaan kontrak-kontrak ini untuk mengurangi biaya keagenan dari konflik kepentingan tertentu.
5. Evaluasi Terhadap Pendekatan Positif
Pendekatan positif berusaha untuk menentukan berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi faktor-faktor rasional dalam bidang akuntansi. Secar mendasar pendekatan tersebut berusaha untuk menentukan sebuah teori yang menjelaskan fenomena observasian. Secara umum dibedakan dari pendekatan normatif, yang berusaha untuk menentukan sebuah teori yang menjelaskan “apa yang seharusnya” dan bukan “apa yang sesungguhnya”. Pendekatan positif tampak menghasilkan optimisme yang besar diantara para pendukungnya.
E. Status Paradigmatik Akuntansi
1. Evolusi atau Revolusi dalam Akuntansi
Kemajuan dalam akuntansi akan terjadi melalui akumulasi gagasan-gagasan atau evolusi. Pandangan seperti itu mensyaratkan penerimaan sebagian besar pendekatan yang diusulkan sebagai penyumbang potensial bagi sebuah teori akuntansi yang final, terpadu, atau komprehensif. Namun begitu, pandangan yang kuat dan lebih logis, adalah bahwa akuntansi seperti sebagian besar ilmu sosial dan ilmu alami, mencapai kemajuan melalui revolusi, bukan evolusi. Model revolusi kuhn berisi langkah-langkah berikut :
a. Sebuah sains pada setiap waktu didominasi oleh sebuah paradigma tertentu
b. Sains tersebut berjalan melalui sebuah periode akumulasi pengetahuan, dimanaselama itu para periset bekerja atas dasar dan mengembangkan paradigma yang dominan tersebut, selama periode ini, dikenal melalui sebuah sains normal
c. Anomali yang tidak dapat dijelaskan oleh paradigma yang mungkin muncul
d. Sebuah tahap kritis dicapai, dimulai dengan suatu pencarian bagi paradigma baru dan diakhiri dengan sebuah revolusi dan penendangan paradigma yang dominan trsebut oleh sebuah paradigma baru yang menguasai
2. Akuntansi: Sebuah Sains Multiparadigmatik
Akuntansi adalah sebuah sains multiparadigmatik, yang masing-masing bersaing untuk menguasai disiplin akuntansi. Sebuah pengujian terhadap literatur akuntansi yang ada memungkinkan kita untuk mengidentifikasi paradigma akuntansi berikut:
a. Paradigma antropologis, yang menspesifikasi praktik akuntansi sebagai domain akuntansi,
b. Paradigma perilaku pasar, yang menspesifikasi reaksi pasar modal sebagai domain akuntansi,
c. Paradigma peristiwa ekonomis, yang menspesifikasi prediksi peristiwa-peristiwa ekonomis sebagai domain akuntansi,
d. Paradigma proses keputusan, yang menspesifikasi teori keputusan dan proses keputusan individu sebagai domain akuntansi,
e. Paradigma income ideal, yang menspesifikasi pengukuran kinerja sebagai domain akuntansi,
f. Paradigma ekonomika informasi, yang menspesifikasi evaluasi informasi sebagai domain akuntansi,
g. Paradigma perilaku pengguna, yang menspesifikasi perilaku penerima informasi sebagai domain akuntansi.