TINJAUAN PUSTAKA Prof. Seri Bima Sembiring, MSc 4. Dr. Hamonangan Nainggolan, MSc

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Sereh Sereh merupakan salah satu jenis rumput-rumputan yang merupakan jenis tanaman tahunan yang membentuk rumpun tebal dengan tinggi sampai 2 meter. Nama ilmiahnya Cymbopogon Nardus. Tanaman ini hidup baik di daerah yang udaranya panas maupun basah, sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Cara berkembang biaknya dengan anak atau akarnya yang bertunas. Supaya daunnya tumbuh subur dan lebat, sebaiknya penanaman dilakukan dengan jarak sekitar 65 cm perbaris. Ada kemungkinan Malaysia dan Sri Langka merupakan tempat asal jenis tanaman ini. Sekarang jenis ini telah tersebar di daerah-daerah tropik lainnya dan ditanam untuk diambil minyaknya, terutama di negara-negara berkembang seperti Guatemala, Brazil, Hindia Barat, Indo Cina, Kongo, Republik Malagasy dan Tanzania. Dalam setahun 1 hektar tanah dapat menghasilkan rata-rata 30 ton daun sereh yang dapat disuling untuk diambil minyak serehnya sebanyak 45-80 kg. Tanaman ini mempunyai daun berwarna hijau muda, potongan sempit panjang, daun tunggal dan tidak lebar. Daunnya berbentuk pita yang semakin meruncing ke ujung, tepi daunnya kasar dan tajam. Tulang daun tanaman ini berbentuk sejajar. Tanaman ini dapat dipanen setelah berumur 4-8 bulan.Panen dapat dilakukan dengan cara memotong rumpun dekat tanah, setiap 3-4 bulan sampai tanaman berumur 5 tahun gambar 2.1 Hasil daun basah kira-kira 10 - 15 tonhatahun dengan kadar minyak 0,5 - 1,2 Soebardjo , 2010. Secara umum, sereh dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sereh dapur lemongrass dan sereh wangi sitronella. Keduanya memiliki aroma yang berbeda. Minyak sereh yang selama ini dikenal di Indonesia merupakan minyak sereh wangi citronella oil . Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Tanaman Sereh Wangi Saat ini, minyak sereh Jawa dianggap memiliki kualitas unggul dari berbagai Ceylon terdiri dari sitronelal 32 - 45, sitronelol 16, geraniol 11- 13, geranyl asetat 3 - 8, dan limonene 1 - 4. Sejak minyak sereh Ceylon memiliki kadar yang lebih rendah dari sitronelal hanya 5 - 15 dan sitronelol 6 - 8, meskipun isi geraniol di dalamnya lebih tinggi 18 - 20, minyak sereh jawa dapat dijadikan sumber turunan kimia yang lebih baik dari ceylon khususnya untuk digunakan dalam Industri parfum sebagai blok bangunan dasar wewangian. Ceylon memiliki komposisi yang relatif lebih tinggi dari monoterpen, borneol, camphene, citral, asam citronellic, dipentene, elemol, limonene 9 - 11, metil iso-eugenol 7 - 11 , dan nerol Agusta, 2000 .

2.1.1. Perkembangan Teknologi Pengolahan Minyak sereh

Minyak sereh dihasilkan melalui proses penyulingan, sebelum proses penyulingan biasanya dilakukan perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang akan disuling. Perlakuan tersebut dapat dengan beberapa cara yaitu dengan pengecilan ukuran pengeringan atau pelayuan dan fermentasi Ketaren,1985. Pengolahan minyak sereh dilakukan dengan proses destilasi. Proses destilasi adalah suatu proses perubahan minyak yang terikat di dalam jaringan parenchym cortex daun, batang dan tanaman sereh menjadi uap kemudian didinginkan sehingga berobah kembali menjadi zat cair Universitas Sumatera Utara yaitu minyak sereh. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen minyak sereh antara lain : Jenis tanaman, umur tanaman, waktu panen perubahan bentuk daun pengecilan ukuran daun dan teknik penyulingan untuk memperoleh minyak sereh yang memadai jumlahnya untuk diteliti Ketaren , 1985 .

2.1.2. Metode Penyulingan Destilasi

Bahan yang mengandung minyak atsiri dapat diperoleh dengan metode penyulingan Bradesi, dkk, 1997. Bahan untuk penyulingan biasanya diambil pada pagi hari secepat mungkin setelah embun menghilang Douglas, 1979. Ada tiga metode penyulingan yang digunakan dalam industri minyak atsiri, yaitu : 1. Penyulingan dengan air hydrodistillation 2. Penyulingan dengan air dan uap hydro and steam distillation 3. Penyulingan dengan uap langsung steam distillation Perbedaan antara destilasi uap langsung dengan hidrodestilasi adalah pada destilasi uap langsung tidak terjadi kontak langsung antara sampel dengan air, sedangkan hidrodestilasi sampelnya dicelupkan ke dalam air mendidih. Dalam setiap metode penyulingan bahan tumbuhan, baik dengan penyulingan uap, penyulingan air dan uap atau penyulingan air minyak atsiri hanya dapat diuapkan jika kontak langsung dengan uap panas. Minyak dalam jaringan tumbuhan mula-mula terekstraksi dari kelenjar tanaman dan selanjutnya terserap pada permukaan bahan melalui peristiwa osmosis Guenther, 1987.Lamanya penyulingan yang dilakukan pada setiap tumbuhan tidak sama satu dengan yang lain tergantung pada mudah atau tidaknya minyak atsiri tersebut menguap, dua sampai delapan jam tersebut secara maksimal. Metode penyulingan air banyak diterapkan di negara-negara berkembang karena alatnya yang cukup sederhana dan praktis. Beberapa bahan lebih baik disuling dengan penyulingan air, misalnya bunga mawar Bahan tersebut akan menggumpal jika disuling dengan uap, sehingga uap tidak dapat berpenetrasi kedalam bahan, uap hanya akan menguapkan minyak atsiri yang terdapat dipermukaan gumpalan. metode penyulingan Universitas Sumatera Utara ini juga mempunyai kelemahan, yaitu adanya penggunaan suhu yang tinggi Guenther,E. 1990 yang dapat mengakibatkan dekomposisi minyak hidrolisis ester, polimerisasi. Keuntungan dari metode ini antara lain adalah tidak menggunakan pelarut yang beracun, biaya murah, mampu mengisolasi senyawa termolabil tanpa diikuti denaturasi karena dilakukan pada temperatur rendah, juga kemungkinan untuk memperoleh produk baru dengan komposisi yang biasanya diperoleh dengan teknik destilasi. Namun demikian metode ini juga mempunyai kekurangan yaitu dalam hal penentuan kondisi untuk ekstraksi minyak atsiri dari tumbuhan tertentu seperti patchouli alkohol, patchoulen, kariofilen dan non patchoulenol yang berfungsi sebagai zat pengikat fiksatif Ketaren, 1985.Jenis minyak sereh bersifat fiksatif, oleh karena itu minyak sereh banyak digunakan oleh Industri parfum, sabun dan kosmetika atau obat-obatan bahkan juga sebagai pestisida dan zat aditif pada bahan bakar solar Manoi, 2007.

2.1.3. Kandungan Minyak Sereh Wangi

Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun komponen yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak sereh wangi. Kadar komponen kimia penyusun utama minyak sereh wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi. Menurut Surahadikusumah 1989 kandungan batang sereh wangi adalah 0,4 minyak atsiri dengan komponen utama sitronelol 66-85, Berdasarkan penelitian pada daun tanaman ini ditemukan minyak atsiri 1 dengan komponen utama sitronella, geranil 25–35 Kandungan dari sereh terutama minyak atsiri dengan komponen sitronelal 32- 45, geraniol 12-18, sitronelol 11-15, geranil asetat 3-8, sitronelil asetat 2-4, sitral,kavikol, eugenol, elemol, kadinol, kadinen, vanilin, limonen, kamfen. Terdapat sebelas komponen dari minyak sereh yang dapat diidentifikasi dengan analisis Kromatografi Gas dan Spektrometri massa. Komponen-komponen tersebut adalah α- pinen, limonen, linalool, sitronelal, sitronelol, geraniol, sitronelil asetat, ß-kariofilen, Universitas Sumatera Utara geranil asetat, d-kadinen dan elemol, dengan komponen utamanya adalah sitronelal Budi , 1992. Komponen-komponen lain yang penting adalah geraniol dan sitronelol yang mudah diisolasi sebagai campuran yang dikenal sebagai “rodinol” Sastrohamidjojo,2004. Komposisi minyak sereh wangi ada yang terdiri dari beberapa komponen, ada yang mempunyai 30 - 40 komponen, yang isinya antara, lain alkohol, hidrokarbon, ester, aldehid, keton, oxida, terpene dan sebagainya. Menurut Guenther 2006, komponen utama penyusun minyak sereh wangi adalah sebagai berikut :

1. sitronelal

Gambar 2.2. Struktur Sitronelal Rumus Molekul : C 10 H 16 Massa molar : 154,25 g mol O Kepadatan : 0,855 gcm Titik didih : 201-207°C 3 Sitronelal gambar 2.2 atau rhodinal atau 3,7-dimethyloct-6-en-1-al C 10 H 18 O adalah monoterpenoid, komponen utama dalam campuran senyawa kimia terpenoid yang memberikan minyak sereh wangi lemon yang khas. Sitronelal adalah mengisolasi utama dalam minyak suling dari tanaman Cymbopogon, beraroma lemon gusi, dan beraroma lemon teatree.Sitronelal memiliki sifat pengusir serangga. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kaji Eksperimental Emisi Gas BUang Motor Bakar Diesel dengan Menggunakan Variasi Campuran Bahan Bakar Biodiesel Minyak Kelapa dan Solar.

0 0 6

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BIODIESEL CPO SAWIT DAN SOLAR.

0 2 6

KAJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DENGAN BIODIESEL CPO, MINYAK JARAK DAN MINYAK KELAPA.

0 4 9

KAJI EKSPERIMENTAL PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BIODIESEL MINYAK JARAK ( JATROPHA CURCAS L) DENGAN SOLAR.

0 4 8

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR DIESEL MENGGUNAKAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BIODIESEL CPO SAWIT DENGAN SOLAR.

0 2 8

Kaji Eksperimental Perbandingan Prestasi Dan Emisi Gas Buang Motor Bakar Diesel Menggunakan Bahan Bakar Campuran Solar Dengan Biodiesel CPO, minyak Jarak Dan Minyak Kelapa.

0 0 6

Pengaruh Variasi Campuran Bahan Bakar Solar dan Waste Tire Oil terhadap Kepekatan Emisi Gas Buang Pada Mesin Diesel.

0 0 67

PENGARUH CAMPURAN BIODIESEL MINYAK RUMPUT LAUT GRACILARIA VERRUCOSA PADA BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN DIESEL -

0 0 49

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pemamfaatan Minyak Sereh Sebagai Zat Aditif Pada Blending Bahan Bakar Solar Dan Bio Diesel Untuk Penurunan Emisi Gas Buang Pada Kenderaan Bermotor

0 1 25

PEMAMFAATAN MINYAK SEREH SEBAGAI ZAT ADITIF PADA BLENDING BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIO DIESEL UNTUK PENURUNAN EMISI GAS BUANG PADA KENDERAAN BERMOTOR

0 0 17