Kelompok Pemerintahan Kode Narasumber: P-5

142 persis jumlahnya. Jumlah yang tertera dalam laporan bukan merupakan jumlah yang sebenarnya karena ada TPS yang dibongkar seperti yang sudah saya sampaikan tadi, dan sampai sekarang belum ada pendataan terbaru tentang jumlah dan kondisi TPS. Sebaiknya TPS kedepan di Kota Serang harus diarahkan menjadi TPS terpadu, seperti yang telah ada di Sepang. TPS terpadu dengan kapasitas besar dan ada sistem pengolahan sampah yang dikelola oleh masyarakat, agar masyarakat juga ikut bertanggung jawab mengenai masalah sampah. Lahan yang dibutuhkan juga relatif luas, dan lahan ini harus dibeli oleh pemerintah. Di Serang ini masih banyak lahan kosong dan tidak produktif yang cocok untuk dijadikan lokasi TPS terpadu V-3 . Kalau kapasitas TPS besar, maka jumlahnya juga tidak perlu banyak, dan tidak seperti yang ada sekarang ini di Kota Serang. Konsep ini dulu sempat kita gulirkan tetapi tidak ada respon yang cukup baik, saya nggak tau kenapa bisa begitu. Mungkin para pengambil kebijakan masih belum menyadari pentingnya TPS terpadu. Harapannya TPS terpadu yang sudah ada ini dan baru terbangun dapat memberikan contoh terhadap sistem pengelolaan sampah yang baik sehingga dapat menjadi ispirasi bagi pengambil keputusan di Serang.

IV.5 Kelompok Pemerintahan Kode Narasumber: P-5

Nama Narasumber : Tafip JabaranKedudukan : Pelaksana pada Bidang Kebersihan dan Keindahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Serang Waktu Wawancara : Senin, 21 Juli 2008, 13.00 sd 14.30 WIB. Tempat Wawancara : Ruang Kerja Narasumber Keterangan : Narasumber mempunyai pengalaman praktis karena memiliki tugas dan kewenangan sebagai koordinator petugas kebersihan DPU di lapangan. Kondisi persampahan di Kota Serang tidak banyak berubah dari tahun ke tahun, hal ini terlihat dari rutinitas yang kita lalui hampir sama dengan tahun sebelumnya, begitu juga kondisi persampahan di Kota Serang walaupun terjadi peningkatan volume sampah, tetapi permasalahan persampahan masih tetap sama yaitu ketebatasan kemampuan kita dalam mengelola sampah dan kesadaran masyarakat yang rendah untuk tidak membuang sampah sembarangan. Sistem pengumpulan sampah umumnya dikelola oleh lingkungan setempat, kecuali untuk jalan protokol dan pasar yang langsung kita kelola. Sumber dana untuk pengumpulan dan pembuangan sampah yang dilakukan oleh lingkungan setempat RT atau RW berasal dari warganya. Repotnya, masih ada ----------------------------------------------------------------------- Wawancara 143 sebagian masyarakat kita yang tidak mau ikut dengan sistem ini, dengan alasan mau membuang sampah sendiri. Yang membuang sampah sendiri inilah yang biasanya menyebabkan serakan sampah di sembarang tempat. Saya tidak mengerti apakah karena iuran pengumpulan sampah yang dianggap membebaninya atau ada hal-hal lain. Seharusnya hal tersebut tidak terjadi, karena ini merupakan suatu konsekuensi tinggal di perkotaan yang sistem pengumpulan sampahnya dikelola secara bersama. TPS sebaiknya terletak di lokasi yang mudah diangkut oleh truk sampah, tetapi juga tidak terlalu jauh dari jalan utama yang merupakan jalur truk sampah karena bisa membuat waktu ritasi menjadi lebih lama V-2 . Jarak TPS yang paling jauh sebaiknya berdasarkan kemampuan petugas gerobak untuk mendorong gerobaknya. Berdasarkan pengalaman saya sebagai koordinator pasukan kuning, rata-rata kemampuan petugas untuk mendorong gerobaknya maksimal 1,5 km pulang pergi dalam waktu sehari. Jarak maksimal 1,5 km ini bisa dipakai sebagai acuan untuk batas maksimal pelayanan TPS V-1 . Kalau ini diterapkan maka jumlah TPS di Kota Serang tidak banyak seperti ini, karena jarak antar TPS bisa mencapai 3 km. Saya dulu pernah membantu dalam pengusulan TPS terpadu. Jumlah TPSnya tidak banyak, tetapi kapsitasnya yang besar, dan TPSnya pakai kontainer, sehingga banyak efisiensi yang dapat dilakukan baik waktu maupun biaya operasional. Usulan ini sampai sekarang belum ada perkembangannya. Lahan yang dibutuhkan untuk lokasi TPS sebaiknya relatif luas, karena kebutuhannya bukan buat TPSnya saja, tetapi harus ada lahan untuk manufer kendaraan atau truk sampah dan daerah buffer. Sebaiknya di lokasi TPS terbentuk kegiatan pengolahan sampah yang dikelola oleh masyarakat setempat. Ini sebenarnya menjadi peluang usaha dan sudah banyak contohnya, tetapi kebanyakan orang belum mau mencobanya. Kalau masalah memilih lahan di Serang ini sebenarnya relatif lebih mudah, karena masih banyak lahan-lahan kosong atau lahan yang tidak terlalu mahal V-3 . Permasalahannya adalah kemauan untuk pengadaan lahan tersebut.

IV.6 Kelompok Masyarakat Kode Narasumber: M-1