59
menjalani kegiatan pengolahan sampah sesuai dengan standar teknis. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, dalam waktu 6 bulan kegiatan ini telah berjalan cukup
baik dan belum menghadapi hambatan yang cukup berarti. Permasalahan yang mungkin akan timbul adalah mengenai jalan akses yang selama ini menggunakan
lahan milik masyarakat dan belum dibebaskan. Harapannya pemerintah daerah segera dapat menyediakan sarana jalan akses menuju lokasi tempat pengelolaan
sampah terpadu 3R ini. Terdapat dua alternatif jalur jalan akses yang nantinya harus direncanakan, yaitu melalui jalur yang selama ini digunakan atau membuat
jalur jalan akses baru yang lebih pendek.
3.4 Timbulan dan Sumber Sampah
Berdasarkan laporan Bidang Kebersihan dan Keindahan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Serang, umumnya sumber sampah di Kota Serang dapat
dikelompokkan sebagai berikut: 1. Pemukiman, yang terdiri dari perumahan mewah, sedang , rendah dan kumuh.
2. Jalan umum, yang terdiri dari jalan protokol dan jalan lingkungan. 3. Wilayah komersial, yang terdiri dari pusat perbelanjaan, pertokoan,
perkantoran, hotel, rumah makan, dan lain-lain. 4. Pasar dan kios, yaitu wilayah kegiatan pasar beserta kios-kios di sekelilingnya.
5. Fasilitas umum, yaitu terminal bus dan angkutan umum, rumah sakit, sekolah dan lain-lain.
6. Kawasan perindustrian. 7. Kawasan pertanian dan perkebunan.
60
Timbulan sampah di wilayah Kota Serang sekitar 3.482 m3hari atau sekitar 2.13 literjiwa perhari. Timbulan sampah khusus wilayah perkotaan Serang
adalah 1.134,61 m
3
hari atau sekitar 32 dari jumlah timbulan sampah di wilayah Kota Serang Tabel III.1.
TABEL III.1 TIMBULAN SAMPAH DI WILAYAH KOTA SERANG
No. Sumber Sampah
Timbulan Sampah Keterangan
m
3
hari terhadap seluruh
timbulan sampah di wilayah Kota Serang
1. Rumah Tangga domestik 867,61 76.47
24,92 Timbulan
sampah dari daerah
industri tidak diperoleh
data 2.
Pasar 168 14,81
4,82 3.
Fasilitas Umum Terminal, Perkantoran, RS, dll
39 0,44 1,12
4. PerdaganganKomersial 30
0,64 0,86 5. Penyapuan
Jalan Raya
30 0,64
0,86
Jumlah 1.134,61
100 32,00
Sumber: Bidang Kebersihan dan Keindahan Kabupaten Serang, 2006.
3.5 Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah
Pewadahan sampah merupakan sarana tempat penampungan sampah pada setiap bangunan atau sumber sampah yang merupakan awal dari sistem
pengelolaan sampah. Pola pewadahan sampah di Kota Serang belum ada standarisasi, jenis pewadahan tergantung pada kemauan dan kemampuan
masyarakat. Untuk kawasan niaga, sampah hanya dikumpulkan di bahu jalan untuk diangkut oleh petugas penyapu jalan. Pewadahan yang ada di jalan protokol
berbentuk silinder yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. Untuk kawasan
61
pemukiman padat, bentuk pewadahan bervariasi mulai dari bak pasangan bata yang diletakkan di depan rumah, bis atau wadah sampah dari ban bekas karet,
sampai kantong plastik. Pewadahan tersebut berdasarkan pengamatan mempunyai kapasitas yang cukup untuk menampung sampah dari rumah, kecuali ada sampah
khusus seperti bekas tebangan pohon dari pekarangan.
Sumber: Observasi, 2008.
GAMBAR 3.6 PEWADAHAN DAN PENGUMPULAN SAMPAH DI KOTA SERANG
Sistem pengumpulan sampah merupakan operasi pengambilan sampah dari sumbernya dengan menggunakan gerobak sampah atau truk menuju tempat
TPS atau langsung dibuang ke TPA. Sistem pengumpulan sampah di Kota Serang pada kawasan pemukiman dilakukan oleh petugas RTRW dengan menggunakan
62
gerobak kapasitas 1 m
3
untuk selanjutnya dibawa ke TPS, sedangkan untuk masyarakat yang tinggal dekat TPS membuang secara langsung ke TPS. Namun
masih banyak masyarakat yang membuang sampah mereka pada sembarang tempat, baik pada lahan kosong ataupun pinggiran sungai.
Untuk sampah yang berasal dari perkantoran, pertokoan, penyapuan jalan protokol dan sebagian pemukiman yang terletak di pinggir jalan protokol, sistem
pengumpulan sampah dilayani oleh petugas langsung pada sumber sampahnya dengan menggunakan alat angkut truk yang berkapasitas 6 m
3
.
3.6 Tempat Penampungan Sementara