beverages, chemical and allied products, cement, electronic and office equipment, pharmaceutical, credit agencies other banks, hotel and travel services dan
holding and other investment companies masing-masing sebanyak 2 perusahaan atau dengan persentase 3; dan yang menjadi sampel paling sedikit dari sektor
tobacco manufacturers, paper and allied products, plastics and glass products, metal and allied products, photographic equipment, consumer goods dengan
masing-masing jumlah perusahaan yaitu sebanyak 1 perusahaan atau hanya 1 . Lain halnya seperti dalam BUMN yang menjadi sampel paling banyak adalah
sektor mining and mining service, pada BUMS ini dapat dilihat bahwa yang mempunyai kelengkapan data dalam laporan tahunannya adalah dari sektor real
estate and property dan banking. Data lengkap mengenai perusahaan sampel dapat dilihat pada lampiran A.
4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean dan standar deviasi dari masing-
maisng variabel penelitian. Data analisis yang digunakan sebagai sampel adalah data sekunder laporan tahunan mulai tahun 2006-2008. Dalam penelitian ini
dibedakan antara hasil statistik BUMN dan BUMS. Hasil analisis statistik deskriptif baik BUMN maupun BUMS dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4
berikut ini:
Tabel 4.3 Statistik Deskripsi Variabel Penelitian pada BUMN
Descriptive Statistics N
Mean Std. Deviation
CSP 33
11.97 .174
ROA 33
.095494 .1111120
ROE 33
.225373 .1720097
JA Rp triliun 33
67.3045 101.4775
KI 33
69.99 15.03
Valid N listwise
33
Sumber: output pengoalhan dengan data SPSS Menurut output tampilan spss di atas menunjukkan jumlah perusahaan
yang dijadikan sampel N pada BUMN yaitu 33 perusahaan. Jumlah 33 perusahaan didapat dari 11 perusahaan dikali dengan 3 tahun tahun 2006-2008
karena menggunakan balance pooled data. Pada variabel kinerja sosial perusahaancorporate social performance CSP yang diungkapkan melalui
pengukuran indeks menurut standar dari Michael Jantzi Research Associate MJRA mempunyai rata-rata nilai variabel CSP sebesar 11,97, menunjukkan
bahwa perusahaan sampel rata-rata yang menghasilkan kinerja sosial perusahaan melalui 7 dimensi yang ada dengan kriteria sebagai kekuatan utama dengan nilai
pengukuran 2. Standar deviasi sebesar 0,174, menunjukkan variasi yang terdapat dalam indeks. Besarnya indeks menunjukkan besarnya pengungkapan kinerja
sosial perusahaan. Pada variabel return on asset ROA, nilai rata-rata sebesar 0,095 dengan
standar deviasi sebesar 0,111, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam ROA. Angka 0,095 tersebut menunjukkan angka yang kecil karena simpangan
baku pada ROA lebih tinggi dari 0,095 yaitu 0,111, hal ini mengindikasikan bahwa kurangnya efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan besarnya asset
yang dimiliki untuk menciptakan laba yang mengakibatkan nilai ROA menjadi kecil.
Pada variabel return on equity ROE, nilai rata-rata sebesar 0,225 dengan standar deviasi sebesar 0,172, dapat diartikan adanya variasi yang terdapat dalam
ROE. Angka 0,225 tersebut menunjukkan angka yang relatif besar karena simpangan baku pada ROA lebih rendah dari 0,225 yaitu 0,172, hal ini
mengindikasikan bahwa efektivitas perusahaan memanfaatkan kontribusi pemilik yang ada untuk menciptakan laba adalah baik.
Pada variabel jumlah asset JA, nilai rata-rata sebesar Rp 67,30 triliun dengan standar deviasi sebesar Rp 101,47 triliun, dapat diartikan adanya variasi
yang terdapat dalam jumlah asset yang dihasilkan. Angka Rp 67,30 triliun tersebut menunjukkan angka yang kecil karena simpangan baku pada jumlah asset
lebih tinggi dari Rp 67,30 triliun yaitu Rp 101,47 triliun, hal ini mengindikasikan bahwa kurangnya efektivitas perusahaan dalam menjaga sejumlah asset yang
dimiliki untuk menciptakan laba yang mengakibatkan nilai dari jumlah asset menjadi kecil.
Pada variabel kepemilikan saham institusional KI, nilai rata-rata sebesar 69,99 dengan standar deviasi sebesar 15,03, dapat diartikan menunjukkan
adanya variasi yang terdapat dalam kepemilikan institusional. Angka 69,99
tersebut menunjukkan angka yang relatif besar karena simpangan baku pada kepemilikan institusional lebih tinggi dari 69,99 yaitu 15,03, hal ini
mengindikasikan bahwa kepemilikan institusional antara perusahaan memiliki proporsi kepemilikan yang berbeda. Data lengkap mengenai hasil statistik
deskriptif pada BUMN dapat dilihat pada lampiran B.
Tabel 4.4 Statistik Deskripsi Variabel Penelitian pada BUMS
Descriptive Statistics N
Mean Std. Deviation
CSP 240
10.32 2.000