89
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan dalam kinerja sosial pada BUMN dan BUMS serta hubungan antara kinerja sosial dan
kinerja keuangan perusahaan pada BUMN dan BUMS menggunakan variabel kontrol yaitu jumlah asset dan kepemilikan institusional dari perusahaan. Nilai
kinerja sosial perusahaancorporate social performance CSP ditentukan dengan menggunakan metode content analysis dari laporan tahunan perusahaan sampel.
Metode content analysis, yaitu metode penelitian yang menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat pendugaan atas suatu teks, Weber, 1992, dalam
Utomo, 1999. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interpretasi hasil analisis mengenai kinerja sosial perusahaan pada BUMN dan BUMS, maka
dihasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil output yang pertama mengenai praktik pengungkapan kinerja sosial
perusahaan antara BUMN dan BUMS yang menghasilkan nilai berbeda secara siginifikan. Alat analisis yang digunakan adalah dengan
menggunakan uji beda t-test independent sampel t- test. Walaupun kedua badan usaha memiliki banyak kesamaan dalam menjalankan kegiatan
usahanya namun ternyata dalam pengungkapan kinerja sosialnya berbeda.
Hal ini disebabkan karena pada BUMN, sektor-sektor perusahaan yang ada lebih banyak bersinggungan dengan lingkungan alam dan masyarakat
sekitar sehingga lebih besar tanggung jawab sosialnya yang diberikan dibandingkan pada BUMS.
2. Hasil output yang lain adalah bahwa dalam penelitian ditemukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kinerja sosial dan kinerja
keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak sejalan dengan teori legitimasi, teori stakeholder maupun kontijensi yang menyatakan
bahwa adanya hubungan yang positif antara kinerja sosial dan kinerja keuangan perusahaan seperti dalam literatur. Alat analisis yang digunakan
dalam pengujian hubungan ini yaitu menggunakan uji korelasi parsial dengan jumlah asset dan kepemilikan institusional sebagai variabel
kontrolnya.
5.2 Keterbatasan Penelitian