3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
3.3.1 Pengukuran Kinerja Sosial Perusahaan
Kinerja sosial adalah aktivitas-aktivitas perusahaan dalam melaksanakan suatu bentuk tanggung jawab sosial selain melakukan kegiatan operasional
perusahaan Zubaidah, 2003. Kinerja sosial diukur dan dihitung melalui content
analysis masing-masing perusahaan mengikuti pendekatan dari Kinder Lydenberg
Domini KLD, berdasarkan badan independen perusahaan Amerika Serikat dan oleh Michael Jantzi Research Associate MJRA, badan independen perusahaan di
Kanada. Kedua perusahaan ini mengukur beberapa dimensi dari CSP untuk mencapai suatu ukuran total CSP. Dimensi-dimensi ini mencakup masalah-
masalah masyarakat, keragaman di tempat kerja, hubungan dengan karyawan, kinerja lingkungan, isu-isu internasional, produk dan bisnis praktek, dan variabel
lain mengenai kompensasi, kerahasiaan, dan kepemilikan pada perusahaan lain. Baik informasi tanggung jawab sosial positif dan negatif telah
dikumpulkan melalui pemeriksaan CAR Corporate Annual Report, laporan sosial perusahaan, bersama dengan informasi yang diperoleh dari direktori pasar
modal, situs web Bursa Efek Indonesia, situs web lain dan berita elektronik lainnya dari perusahaan sampel. CSP untuk masing-masing perusahaan dinilai
pada skala -2 sampai 2 untuk setiap tingkatan. Tingkatan -2 untuk setiap dimensi yang menunjukkan perhatian utama, -1 menunjukkan perhatian penting, 0
menunjukkan perhatian dan kekuatan utama atau penting, +1 menunjukkan kekuatan penting dan 2 menunjukkan kekuatan utama. Nilai CSP yang berbeda
kemudian dihitung dengan menjumlahkan nilai dari masing-masing dimensi untuk setiap perusahaan. Pada tabel 3.3 disajikan laporan mengenai dimensi CSP dalam
penelitian.
Tabel 3.3 Laporan dimensi CSP
Dimensi Kekuatan
Perhatian Masalah Masyarakat
• Pemberian dermawan
• Pemberian
penginovasian •
Perikatankonsultasi masyarakat
• Kuat hubungan
pribumi •
Kurangnya konsultasiperikatan
• Pelanggaran
perjanjian •
lemah hubungan pribumi
Keragaman Kerja
• Program modal kerja
yang kuat •
Perempuan dalam dewan direksi
• Perempuan dalam
manajemen senior •
Manfaat bekerja keluarga
• Minoritas perjanjian
perempuan •
Kurangnya inisistif modal kerja
inisiatif •
Pertentangan modal kerja
Hubungan Karyawan •
Hubungan positif serikat pekerja
• Manfaat istimewa
• Kebijakan manajemen
kerja •
Pembagian keuntungan tunai
• Kepemilikan
keterlibatan karyawan •
Hubungan serikat pekerja yang buruk
• Masalah keselamatan
• Pengurangan kerja
• Manfaat yang tidak
cukup
Kinerja Lingkungan •
Kuatnya manajemen lingkungan hidup
• Perencanaan
lingkungan istimewa dan dampak penilaian
• Perhatian manajemen
lingkungan •
Kurangnya penilaian dampak perencanaan
lingkungan hidup
• Penggunaan sumber
daya yang ramah lingkungan
• Pengurangan dampak
lingkungan •
Manfaat produk dan jasa layanan
• Penggunaan sumber
daya yang tidak ramah lingkungan
• Catatan kepatuhan
yang buruk •
Emisipembuangan substansial
• Dampak negatif
operasi •
Dampak negatif produk
Internasional •
Hubungan masyarakat •
Hubungan Karyawan •
Lingkungan •
Praktek sourcing •
Hubungan masyarakat yang buruk
• Hubungan karyawan
yang buruk •
Kinerjamanajemen lingkungan yang
buruk •
Hak asasi manusia •
Myanmar •
Praktek sourcing Produk dan
Praktek Bisnis •
Manfaat produk dan jasa layanan
• Etika praktek bisnis
• Keselamatan
produk •
Pornografi •
Praktek pemasaran •
praktek bisnis ilegal Lain-lain
• Kompensasi terbatas
• Voting proksi rahasia
• Kepemilikan dalam
perusahaan •
Kompensasi berlebihan
• Struktur saham dual-
class •
Kepemilikan lain perusahaan
3.3.2 Pengukuran Kinerja Keuangan