Test Akhir Test

T-Test Akhir T-Test

[DataSet1]

Group Statistics

Kelompok Kelompok intervensi

Kelompok kontrol

Sikap

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Mean

Independent Samples Test

Equal variances assumed

Equal variances not assumed

Sikap

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

Lower Upper

95% Confidence Interval of the Difference

t-test for Equality of Means

Materi Pendidikan Seks

KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya (Depkes, 2001).

Suatu keadaan sejahtera fisik, mental, sosial secara utuh tidak semata-mata dalam suatu hal yang berkaitan dengan system reproduksi, fungsi dan prosesnya (WHO, ICPD 1994).

B. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Adapun faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

yaitu :

1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi. Faktor ini berhubungan dengan kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan mengenai perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil.

2. Faktor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktik tradisional yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan banyak anak banyak rezeki, dan informasi yang membingungkan anak dan remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi.

3. Faktor psikologis: keretakan orang tua akan memberikan dampak pada kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharganya wanita di mata pria yang membeli kebebasan dengan materi.

4. Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi, dan sebagainya.

Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa remaja ada tiga tahap, yaitu:

1. Masa remaja awal (10-12 Tahun)

a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.

b. Tampak dan merasa ingin bebas.

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak)

2. Masa remaja tengah (13-15 Tahun)

a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

b. Ada keinginan untuk berkencan atau keterkaitan pada lawan jenis.

c. Timbul perasaan cinta mendalam.

d. Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembangan.

e. Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

3. Masa remaja akhir (16-19 Tahun)

a. Menampakkan pengungkapan sebaya lebih selektif.

b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

d. Dapat mewujudkan perasaan cinta.

e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

D. Perubahan Fisik dan Masa Remaja

1. Tanda-tanda seks primer

a. Pada laki-laki Tanda seks primer adalah organ seks, pada laki-laki gonad atau testes

(terletak dalam skrotum). Pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu terjadi pertumbuhan yang pesat selama dua tahun, kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda organ-organ reproduksi pria matang lazimnya terjadi mimpi basah.

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11/12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata- rata 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid.

2. Tanda-tanda seks sekunder

a. Pada laki-laki

1) Rambut Rambut mencolok tumbuh pada masa remaja adalah rambut

kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes membesar dan penis mulai membesar.

2) Suara Seirama dengan timbulnya rambut pada kemaluan, maka terjadi

perubahan suara. Mula-mula agak serak, kemudian volumenya juga meningkat.

3) Benjolan di dada Pada usia remaja sekitar 12-14 tahun muncul berjolan kecil-kecil di

sekitar kelemjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan jumlahnya menurun.

b. Pada wanita

1) Rambut Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh pada halnya remaja

laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid.

2) Pinggul Pinggul pun menjadi berkembang membesar dan membulat. Hal ini

sebagai akibat membesar tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.

3) Payudara Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan

putting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih basar dan lebih bulat.

Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan psikologi pada remaja adalah:

1. Perubahan emosional

a. Pada laki-laki

1) Tertarik pada lawan jenis

2) Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian.

3) Kurang pertimbangan dan ingin mencoba-coba.

4) Mudah terpengaruh dan susah dikendalikan.

5) Cenderung tidak patuh pada orang tua dan lebih senang pergi bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah.

b. Pada Wanita

1) Tertarik pada lawan jenis

2) Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Biasanya terjadi sebelum menstrulasi.

3) Pemalu dan pemarah

2. Perubahan intelegensi Cenderung sama antara laki-laki dan wanita

a. Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan kritik.

b. Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba. Tetapi dari semua itu, proses perubahan kejiwaan tersebut

berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisiknya.

F. Masalah-masalah yang terjadi pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.

1. Perilaku seksual pada remaja

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku seksual

- Fisik - Proses belajar - IPTEK - Sosiokultural

b. Beberapa aktifitas seksual pada remaja - Masturbasi

Salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh para remaja. Masturbasi ini dilakukan sendiri-sendiri dan juga dilakukan secara mutual dengan teman sebaya sejenis kelamin, tetapi sebagian dari mereka juga melakukan masturbasi secara mutual dengan pacarnya.

- Percumuan, seks oral dan seks anal Pola perilaku ini tidak saja dilakukan oleh pasangan suami istri,

tetapi juga telah dilakukan oleh sebagian dari remaja. - Hubungan seksual

Faktor yang mempengaruhi: • Waktu atau saat mengalami pubertas

• Frekuensi pertemuan dengan pacarnya • Kontrol social kurang tepat yaitu terlalu ketat atau

terlalu longgar • Kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk

mendidik anak-anak untuk memasuki masa remaja dengan baik

• Kurangnya kontrol dari orang tua

2. Kehamilan remaja Salah satu risiko dari seks bebas pada remaja adalah terjadinya

kehamilan tidak diharapkan (KTD)

Ada dua hal yang dilakukan jka mengalami KTD yaitu:

a. Bila kehamilan dipertahankan - Risiko fisik Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam a. Bila kehamilan dipertahankan - Risiko fisik Kehamilan pada usia dini bisa menimbulkan kesulitan dalam

- Risiko sosial Salah satu risiko sosial adalah berhenti / putus sekolah atas

kemauan sendiri dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. - Risiko ekonomi

Merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi / anak membutuhkan biaya besar.

b. Bila kehamilan diakhiri - Risiko fisik Aborsi bisa menyebabkan perdarahan, komplikasi,

kemandulan. Aborsi yang dilakukan tidak aman bisa menyebabkan kematian.

- Risiko psikologi Pelaku aborsi seringkali mengalami perasaan-perasaan takut,

panik, tertekan, atau stress, trauma dan kesakitan. - Risiko sosial

Ketergantungan pada pasangan seringkali lebih besar karena perempuan merasa sudah tidak perawan, pernah mengalami KTD dan aborsi.

- Risiko ekonomi Biaya aborsi cukup tinggi. Bila terjadi komplikasi maka biaya

semakin tinggi.

3. Beberapa cara agar perilaku seksual pada remaja tidak mengalami permasalahan:

- Pendidikan seks secara terpadu perlu diberikan kepada orang

tua dan konselor - Perlu adanya perubahan pemahaman masyarakat terhadap seksualitas yaitu dari pemahaman yang kaku menjadi fleksibel - Kepedulian masyarakat terhadap seks yang aman dan sehat

perlu ditingkatkan.